Karya Tulis
Karya Tulis
BEKONANG
Karya Tulis ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kelas XII
Tahun Pelajaran 2020/2021
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing dipertahankan di hadapan tim
penguji Karya Tulis SMA Veteran 1 Sukoharjo.
Pembimbing II,
Karya Tulis ini telah diuji dan disahkan oleh tim Penguji Karya SMA Veteran 1
Sukoharjo guna memenuhi Tugas Akhir kelas XII Tahun Pelajaran 2020/2021.
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala SMA Veteran 1 Sukoharjo
Sugiyarto, S.Ag.
NIP.--
MOTTO
Orang yang hebat bukanlah mereka yang selalu menang melainkan mereka
yang
mau bangkit dari keterpurukan.
Kemenangan terbesar bukan karena tidak pernah jatuh, namun karena bangkit
setiap kalijatuh.
Allah SWT tidak akan membebani seseorang, kecuali dengan
kesanggupannya, dapat imbalan dari yang dikerahkannya dan mendapat siksa
dari apa dikerjakannya.
PERSEMBAHAN
Sukoharjo,Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
B. LATAR BELAKANG
1
IRT tersebut mengaku sulit mendapatkan bahan baku kulit yang
dibutuhkannya.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kulit sapi merupakan salah satu bahan baku utama dalam industri
pembuatan sepatu, tas dan dompet serta jaket. Namun, ternyata selain
sebagai bahan baku utama pembuatan sepatu dan tas, kulit sapi juga mulai
diolah menjadi makanan ringan seperti kerupuk kulit atau biasa di sebut
dengan kikil.
Makanan kerecek, atau kerupuk kulit, atau kikil, merupakan
makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Sejak dahulu kala, jenis
makanan tersebut sudah dikenal baik di kalangan orang tua maupun anak-
anak. Di Sumatra Barat (Sumbar),
kerupuk ini dikenal dengan nama “Karupuk Jangek”. Di daerah ini
paling tidak terdapat belasan pengusaha kerupuk jangek, berskala kecil
maupun besar. Biasanya, mereka bergerak di rumah masing-masing, atau
mengembangkan usahanya dengan home industri, dengan mempekerjakan
keluarga sendiri, sebagai tenaga kerjanya. Hasilnya, tidak saja mereka
pasok untuk wilayah Sumbar, namun juga merambah ke pasaran luar
provinsi, bahkan hingga ke Ibu Kota Jakarta.
Namun, karena semakin meningkatnya permintaan masyarakat,
sedangkan keadaan perekonomian serba sulit serta pengusaha yang tak
mau rugi mendorong para penjual memanfaatkan situasi dengan
melakukan berbagai penyimpangan yang salah satunya yaitu dengan
mengolah kembali kulit sapi yang awalnya di pergunakan sebagai bahan
baku pembuatan sepatu atau tas maupun jaket menjadi bahan olahan
makanan ringan, khususnya kerupuk. Hal ini tentunya akan memberi
dampak terhadap kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk
yang berbahan baku limbah kulit pembuatan sepatu atau tas maupun jaket.
Pada dasarnya kulit sapi yang diolah untuk di jadikan kerupuk kulit
mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh. Namun ketika kerupuk kulit
tersebut di buat dari limbah kulit bahan dasar pembuatan sepatu atau tas
maupun jiket maka kandungan zat tersebut akan berkurang bahkan habis
pada saat pengolahan kulit berlangsung. Adapun zat yang terkandung
dalam kerupuk kulit sapi yang tidak berbahan baku limbah kulit bekas
pembuatan sepatu atau tas maupun jiket adalah sebagai berikut :
5
1. Protein
Berdasarkan penelitian pada kerupuk kulit yang telah lama beredar
dan di perdangangkan oleh masyarakat di peroleh kandungan protein pada
kerupuk kulit sebesar 82,91%, sebab kerupuk kulit adalah produk hewani
tanpa campuran sehingga kadar proteinnya tinggi.
2. Lemak
Kandungan lemak kerupuk mentah umumnya rendah, namun
kerupuk mentah tidak umum di makan langsung melainkan harus digoreng
terlebih dahulu baru layak di konsumsi . Setelah di goreng, kandungan
lemak meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan yang di
gunakan dalam pembuatan kerupuk tersebut dan cara menggoreng
(ditiriskan atau tidak); dengan demikian kerupuk goreng dapat merupakan
sumber konsumsi minyak dari hidangan secara tidak sengaja sehingga
menguntungkan bagi individu yang membutuhkannya, namun merugikan
bagi individu yang harus membatasi konsumsi minyak . Setelah di goreng,
kandungan lemak meningkat menjadi 20- 30 kali lipat tergantung pada
bahan dasar pembuatan kerupuk tersebut dan cara menggoreng kerupuk
tersebut (ditiriskan atau tidak); dengan demikian kerupuk goreng dapat
merupakan sumber konsumsi minyak yang secara tidak sengaja
menguntungkan bagi individu yang memebutuhkan konsumsi
lemak(minyak) tinggi, namun merugikan bagi individu yang harus
membatasi konsumsi lemak(minyak). Kadar lemak yang terkandung pada
kerupuk kulit mentah sebesar 3,84% per 100 g.
3. Mineral
Kadar mineral yang terkandung dalam kerupuk kulit hanya sebesar
0,04% . Mineral ini umumnya terdiri dari kalsium, fosfor, besi dan mineral
lainnya yang berasal dari bahan dasar kerupuk tersebut.
kepada janin dan dampak negatif lainnya. Yang paling mengerikan apabila
bakteri Salmonella atau biasa dikenal Escherichia coli (E Coli) masuk ke
tubuh manusia. Akibat yang ditimbulkan bila terinfeksi bakteri ini adalah
peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya dinding usus.
Bakteri Salmonella sangat berbahaya, jika masuk ke tubuh
penderita melalui makanan atau minuman yang tercemar bakteri ini,
implikasinya adalah peradangan pada saluran pencernaan sampai rusaknya
dinding usus. Karena bakteri ini dapat hidup normal di usus halus.
Salmonella bisa berkembang biak dan akhirnya menginfeksi usus. Akibat
lainnya bisa sakit perut dan typus. Dampak lainnya yang tak kalah
mengerikan akibat bakteri Salmonella, penderita akan mengalami diare,
sari makanan yang masuk dalam tubuh tidak dapat terserap dengan baik
sehingga penderita akan tampak lemah dan kurus. Racun yang dihasilkan
oleh bakteri Salmonella menyebabkan kerusakan otak, organ reproduksi
wanita bahkan yang sedang hamilpun dapat mengalami keguguran. Sekian
banyak ancaman dari bahaya makanan daging limbah ini, diharapkan
masyarakat semakin sadar akan pentingnya nilai hidup bersih dan sehat.
Adanya kulit sapi yang sudah diberi obat kimia dimasak lagi lalu
dijual untuk dikonsumsi konsumen. Jadi, banyak perusahaan kulit yang
tujuan awalnya memproduksi bahan-bahan untuk produk tas dan lainnya
yang berbahan baku kulit sapi yang telah diberi zat kimia. Sisanya,
dimasak lagi untuk dijual sebagai produk bahan makanan. Latar belakang
dari munculnya kerupuk dari bahan limbah kulit sapi adalah karena
perekonomian serba sulit dan pengusaha tak mau rugi. Daripada dibuang,
sisa-sisa kulit yang tadinya akan dibuat bahan baku, misalnya produk tas,
dimanfaatkan lagi. Padahal karsinogennya tinggi sekali. Adapun proses
kulit sapi hingga siap menjadi bahan baku kulit untuk produk tas dan
lainnya, yakni kulit sapi diberi garam agar awet lalu dicelup di
penyamakan kulit yang mengandung bahan kimia tinggi. Nah, jika ada sisa
lembaran yang tidak terpakai, tak jarang digunakan lagi dengan cara
dicelup lalu dicuci dan dikembangkan lagi menjadi kikil yang siap
dikonsumsi.
9
1. Bahan :
Kulit sapi 1 kg
Bawang putih ¼ ons
Garam ½ ons
Gula ¼ ons
Air kapur secukupnya
2. Proses Pembuatan :
Rendam kulit sapi/kerbau dalam air kapur selama 48 jam, lalu keroklah
(hilangkan) bulu-bulunya dengan pisau. Kulit yang sudah bersih lalu
dijemur dengan membentangkannya (lihat gambar). Bila sudah kering
potonglah kulit dengan gunting besar dengan ukuran 3 cm × 5 cm atau
sesuai selera. Ingat, potongan juga mempengaruhi penampilan kerupuk
yang akan berpengaruh pada daya tarik konsumen.
Haluskan bawang putih, garam, dan gula. Lalu rebuslah potongan kulit
dan tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi. Biarkan sampai kulit
masak (tandanya kulit tampak transparan). Angkat dan tiriskan, lalu jemur
sampai kering.
Kerupuk rambak mentah siap digoreng. Penggorengan tahap pertama
dilakukan di atas api kecil (minyak jangan sampai mendidih/bergejolak)
hingga kerupuk agak mekar lalu angkat dan tiriskan.
Penggorengan tahap kedua dilakukan di atas api besar sehingga minyak
goreng mendidih/bergejolak. Penggorengan di atas api besar ini untuk
menghasilkan kerupuk yang matang dan mekarnya optimal.
Setelah mekar dan matang, angkat lalu tiriskan. Setelah dingin, kerupuk
rambak siap dikemas dan siap dipasarkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Diharapkan agar para konsumen lebih teliti dan lebih selektif pada saat
memilih jajanan untuk dikonsumsi. Hendaknya mereka tidak
hanya memperhatikan harga tetapi juga mempertimbangkan mutu dari
makanan tersebut.
2. Bagi pemerintah kabupaten Batang hendaknya memeberikan modal
tambahan berupa pinjaman lunak kepada para pengusaha rumahan agar
tidak terjadi kebangkrutan dan mengurangi tidak pengangguran di kota
tercinta ini.
10
DAFTAR PUSTAKA