Apa itu etika? Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan moral (akhlak); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak; nilai tentang nilai benar dan salah, yang ada di golongan atau masyarakat.
Hubungan etika dengan mahasiswa sangat erat kaitannya, karena dengan etika
mampu mengendalikan mahasiswa-mahasiswa dapat melakukan hal-hal yang
mampu merugikan banyak pihak. Contohnya, etika mampu mengendalikan siswa
berdemostrasi sehingga tidak melakukan tindakan anarkis.
Etika itu penting, kata orang yang tahu tata karma. Kalau hidupmu tanpa etika,
memang kau mau tak dihargai orang lain pula? Hargailah orang lain sebelum kau
ingin dihargai. Sekarang ini sepertinya sedang tren untuk bertindak sesuka hati
tanpa memikirkan orang lain. Hidupku, aturanku. Apa benar begitu? Lantas,
dengan alasan yang sama bertindak semau diri, tak peduli lagi dengan adab dan
etika. Kalau dibalas dengan perlakuan yang sama, pasti marah. Bukankah
memang hal lumrah setiap orang hanya ingin dihargai oleh yang lainnya?
Tidak apa-apa kok hidup dengan aturanmu sendiri, tapi jangan lupakan bahwa
orang lain pun punya aturannya sendiri pada hidupnya juga. Kita hanya cukup
menghormati sebagaimana kita ingin diperlakukan sama. Sebenarnya tidak sulit,
tapi entah kenapa masih banyak yang enggan untuk melakukannya. Apalagi untuk
orang yang lebih tua dari kita, semacam dosen dan sebagainya, etika itu harga
mati. Jangan mau untuk berkompromi apapun alasannya.
Dan juga mahasiswa harus mengerti nilai dari demokrasi. Nilai demokratis disini
diartikan lebih mengerucut kepada sudut pandang mahasiswa yaitu mengatur
kehidupan kampus dan juga kehidupan sekitar bahkan negara dengan cara
berdaulat. Sikap ini tentunya sangat perlu dimiliki setiap lapisan masyarakat,
terutama mahasiswa sebagai salah satu pilar penting negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan negara Demokrasi, maka untuk
mewujudkannya diperlukan sikap demokratis.
Jangan mau jadi generasi muda yang ngeselin. Tren itu tidak selalu baik untukmu,
setiap waktunya akan ada tren baru yang terus bermunculan. Jangan menelannya
mentah-mentah, pilah yang bisa membuat hidupmu menuju ke arah yang lebih
baik. Karena dengan etika yang baik itulah bisa membantumu melangkah kemana
tujuan terbaikmu.
Mungkin bagimu terdengar sederhana, tapi siapa sangka bahwa etika-lah yang
bisa menjadi pengingat orang lain tentang dirimu. Orang lain akan mengingatmu
dengan etika yang kamu gunakan padanya. Jadi, jangan lupakan etika yang
diajarkan padamu. Karena etika mencerminkan kepribadianmu. Untuk hari ini,
besok, dan berikutnya.
STRUKTUR DEKANAT
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selamat siang, kak.
Sebelumnya mohon maaf karena mengganggu waktu kakak. Saya Donna Kusuma
dari program studi Psikologi angkatan 2020, ingin mengonfirmasikan bahwa saya
tidak bisa mengikuti kegiatan PKKMB secara daring dikarenakan ada urusan
darurat. Dan saya siap menerima konsekuensi dalam bentuk apapun.
Terima kasih kak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
MAHASISWA DAN ERA ADAPTASI KEBIASAAN BARU COVID 19
Serangan pandemi covid-19 ini luar biasa ganas, menjadikan rumah sakit seolah
seperti medan perang yang sangat berbahaya. Dokter, perawat, dan tenaga medis
profesional saja banyak yang terinfeksi dalam tugas hingga gugur. Apalagi
mahasiswa yang masih dalam proses belajar, akan sangat riskan jika dipaksakan
ikut melayani dan berinteraksi langsung dengan pasien covid-19 di RS. Risiko
tertular di rumah sakit sangat besar. Sebagai gambaran, di Italia lebih dari 16.000
petugas kesehatan yang dites terbukti positif covid-19, dan sudah lebih dari 110
dokter meninggal setelah tertular, meski sudah mengenakan APD lengkap. Italia
menempati rangking tertinggi di Eropa untuk jumlah kasus positif dan korban
meninggal.
Dokter yang statusnya penyembuh saja tertular, apalagi mahasiswa. Maka, untuk
pencegahan risiko penularan ini, yang paling aman ialah perkuliahan diliburkan
saja. Jangan mengajak mahasiswa ke garis depan medan perang melawan covid-
19. Apalagi situasi sekarang juga berbeda dengan pandemi fl u Spanyol 1918,
yang saat itu benar-benar darurat krisis dokter dan tenaga medis. Dengan begitu,
mahasiswa bisa difungsikan sebagai tenaga medis cadangan. Sekarang jumlah
dokter dan tenaga medis sudah jauh meningkat. Begitulah argumen yang menolak
pelibatan mahasiswa dalam penanganan langsung pasien covid-19 di RS. Belum
lagi muncul pertanyaan, apakah etis menyuruh mahasiswa untuk berhadapan
langsung dengan jenis penyakit baru yang sangat ganas dan belum kita ketahui
karakter dan efeknya secara utuh? Risiko ini dipandang sangat membahayakan
bagi karier dan masa depan calon dokter di masa depan. Sebagian besar fakultas
kedokteran di Italia tidak mengizinkan mahasiswa kedokteran untuk bekerja di
bangsal RS meskipun situasinya kekurangan dokter dan tenaga medis ketika
pasien covid-19 sedang membanjir.
Langkah awal yaitu menjadi warga yang kreatif dan pemimpin. Mahasiswa dapat
berkesempatan melakukan tindakan pencegahan dari virus tersebut terhadap diri
sendiri, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya dengan tetap dirumah saja
dan keluar apabila memang adanya kepentingan yang mendesak. Karena kaum
intelektual seharusnya dapat memberi contoh yang baik.
Selain itu, mahasiswa dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun langsung
menjadi relawan satgas Covid-19. Mahasiswa dapat pula menjadi relawan dengan
menyalurkan bantuan logistik makanan bergizi, vitamin, masker dan lain
sebagainya. Dengan begitu segala elemen yang ada saling bahu-membahu untuk
menyudahi penyebaran Covid-19.