Anda di halaman 1dari 13

Suluah, Vol. 20, No.

2, Desember 2017

TRADISI LISAN PASAMBAHAN KEMATIAN :


SUATU KAJIAN NILAI
Ernatip

Abstract
Pasambahan or oral tradition in funeral is proved to be a custom maintained by
Minangkabau community to this day. Pasambahan constitutes as an early stage of funeral
procession where at the end of ceremony, the speaker’s passage conveys traditional
custom that is to be heard by organizers of the corpse and attendants. The purpose of
this paper is to reveal the content and values contained in Pasambahan procession.
The object of the study is the community of Nagari Pauh IX, Kuranji Subdistrict, Padang
City. This paper is qualitative and presentation uses a hermeneutic approach. Data
collecting technique is done by interview technique and participant observation. The
findings of the study show that the values contained in Pasambahan procession text
contains customary, religious, manners, aesthetic, social and symbolic values.
Keywords: Oral tradition, Pasambahan procession, death and values

Pendahuluan nyanyian dan dapat berbentuk pantun, cerita


Pasambahan kematian merupakan rakyat, nasehat, balada atau lagu tetapi tidak
tradisi lisan masyarakat Minangkabau, yang dibukukan (rizkyatika.blogspot.com, diakses
sampai hari ini terus menerus 30 Juni 2016 dalam Widana, : 2016).
mendokumentasikan nilai-nilai budaya lokal Bagi orang Minangkabau pasambahan
masyarakat Minangkabau. Tradisi lisan lahir adalah pidato yang lazim berlangsung
sebagai ekpresi dinamika masyarakat yang diacara perjamuan maupun penobatan
memiliki nilai-nilai moral, norma, etika dan pen ghulu. Pidato pasambahan lebih
karakter kolokalan. Nilai-nilai itu menjadi cenderung sebagai media untuk saling
identitas masyarakat dan menjadi suluh memperagakan kemahiran berbicara pihak
dalam interaksinya baik secara internal pangkalan dan pihak tamu, yang saling
komunitasnya maupun eksternal. Tradisi bersahutan dengan suatu cara yang khas
lisan itu sudah teruji memberikan kearifan sekali (Navis 1984:253). Sebagaimana
yang dapat dijadikan dasar pijakan suatu lazimnya pasambahan disampaikan dalam
komunitas untuk melangkah dengan pijakan bah asa daerah ragam adat. Dalam
yang kokoh, jelas dan terhindar dari penyampaiannya dilakukan oleh 2 orang atau
kegamangan (Embram :2016). Tradisi lisan lebih dengan sebutan yan g berbeda.
adalah bagian dari kearifan lokal dalam hal Pasambahan kematian diawali oleh rang
budaya lisan yang mengandung pesan atau sumando (pihak yang berduka) dan dibalas
kesaksian dan disampaikan secara turun oleh ninik mamak (pih ak pelayat).
temurun dari satu generasi ke genrasi Sedangkan kematian adalah suatu peristiwa
berikutn ya. Pesan dan kesaksian itu yang terjadi pada seseorang baik karena ada
disampaikan melalui ucapan, pidato, sebab (sakit, kecelakaan dan sebagainya)

31
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

maupun dengan tiba-tiba (mendadak), di Nagari Pauh IX. Pada masa kini kelompok
(Ernatip : 2005). masyarakat tersebut wilayahnya secara
Setiap masyarakat memiliki administrasi termasuk dalam wilayah Kota
kebudayannya masing-masing. salahsatunya Padan g Propinsi Sumatera Barat.
masyarakat Minangkabau yang berada di Pasambahan adalah salahsatu rangkaian
Kota Padang memiliki kekayaan seni dan upacara kematian yang dilaksanakan
budaya. Kekayaan seni dan budaya itu sebelum penyelenggaraan jenazah. Intinya
diteruskan secara turun temurun dari pasambahan itu adalah membagi adat untuk
generasi ke generasi sampai saat ini. penyelenggara jenazah yang dikenal dengan
salahsatu kekayaan seni dan budaya itu istilah mamacah adat. Sebelum adat
adalah pasambahan dalam upacara kematian. dibagikan diawali dengan tuturan adat yang
Upacara kematian merupakan salahsatu disampaikan oleh rang sumando sebagai
upacara daur hidup yang lazim dilakukan wakil pihak yang berduka. Adapun adat yang
oleh masyarakat Minangkabau. Pelaksanaan dibagi itu adalah berupa kain baragi dan
upacara tersebut berlangsung dalam suasana tembala, diterima oleh orang yang telah
duka tetapi penuh khidmat. Para pelayat diatur menurut adat yang berlaku. Setelah
datang tanpa diundan g seperti bunyi adat diterima barulah dimulai
mamangan adat kaba baiak bahimbauan, penyelenggaraan jenazah yakni memandikan
kaba buruak bahambauan. Artinya bahwa dan seterusnya.
kabar baik (seperti perhelatan/kenduri dan Pasambahan pada upacara kematian
sejenisnya) datangnya karena dipanggie/ masyarakat Nagari Pauh IX di Kota Padang,
diun dang, tetapi kabar buruk (seperti sesuai dengan teori Arnold Van gennep
meninggal dunia) datangnya spontan tanpa (1988:207 dalam Evadila : 2016), terdapat
diundang. tiga fase: sparasi, transisi, dan inkorporasi.
Pelaksanaan pasambahan memang Pada pasambahan kematian fase tersebut
sedikit menyita waktu tetapi dibalik itu dapat diuraikan melalui ran gkaian
tersirat nilai-nilai yang dipertahankan oleh pelaksanaan yaitu pembukaan, isi dan
masyarakat. Menurut Adriansyah (2001 penutup. Setiap fase memiliki nilainya
dalam Arfinal : 2014), manusia pada awalnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan
mempunyai kebebasan, namun ketika dia pendapat Hamidy (2010:11), mengatakan
mulai bergaul dengan masyarakat, bahwa kegiatan tradisi adalah kegiatan
kebebasannya mengalami benturan dengan pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-
kebebasan manusia-manusia dan makhluk nilai dari satu generasi kepada generasi
lain. Untuk itu dia, terus terikat dengan berikutnya. Nilai yan g diwariskan
konpensasi, kosmik, bahwa bagaimana ia masyarakat pendukung tradisi tersebut
harus berhubungan dengan orang lain, dianggap baik dan relevan dengan kebutuhan
dengan alam, dengan dirinya sendiri maupun kelompok dari masa kemasa. Nilai-nilai itu
dengan Tuhannya. Maka muncullah tata melekat dan terus hidup sepanjang waktu dan
aturan, norma atau nilai-nilai yang menjadi menjadi budaya lokal masyarakat yang
kesepakatan universal yang harus ditaati. bersangkutan.
Berkaitan dengan ini, pasambahan kematian Masyarakat Minangkabau khususnya
memuat n ilai-nilai yang ditaati oleh yang termasuk dalam hukum adat Nagari
masyarakat pendukungnya. Pauh IX Kota Padang terus melestarikan
Tradisi pasambahan dalam upacara tradisi pasambahan kematian karena
kematian yang masih melakukannya adalah memberi kontribusi baik dari segi
kelompok masyarakat kesatuan hukum adat mempertahankan adat istiadat. Menyikapi

32
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

hal tersebut di atas penulis tertarik untuk yang dilapas oleh manusia. Ujaran yang
menelusuri lebih dalam keberadaan teks dilapaskan itu tidak semuanya bisa dituliskan
pasambahan kematian yang sampai saat ini menjadi teks seperti bunyi irama, nada dan
masih dituturkan oleh masyarakat sejenisnya. Meskipun demikian dari teks
pendukungnya. Sedangkan yang menjadi tersebut sudah dapat diinterpretasikan isi
permasalahan dalam tulisan ini adalah apa yang terkandung di dalamnya.
yang terkandung di dalam teks pasambahan
kematian? Hasil dan Pembahasan
Secara umum tulisan ini bertujuan Padang adalah ibu kota Propin si
untuk mendokumentasikan teks pasambahan Sumatera Barat, Secara administrasi wilayah
kematian. Sedangkan secara khusus tulisan tersebut terdiri dari 11 kecamatan. Dua
ini hendak mengungkapkan nilai-nilai yang kecamatan yakni kecamatan Kuranji dan
terkandung pada teks pasambahan. Kecamatan Pauh disebut dengan masyarakat
Manfaatnya agar nilai itu dapat membantu kesatuan hukum adat Nagari Pauh XIV.
program pemerintah dalam upaya Menurut sejarah nya pada tah un 1980
menciptakan suasana kondusif dalam kesatuan adat masyarakat Nagari Pauh XIV
kehidupan rumah tangga - bermasyarakat - terpecah menjadi dua karena wilayahnya
bernegara. Menciptakan hubungan yang secara administrasi terpecah menjadi dua
harmonis antar warga masyarakat dan yakni Kecamatan Kuranji dan Kecamatan
berperilaku sesuai dengan adat istiadat. Pauh. Kesatuan hukum adat Kecamatan
Tulisan ini bersifat kualitatif, Kuranji dikenal dengan masyarakat Nagari
penyajiannya menggunakan pendekatan Pauh IX dan Kecamatan Pauh dengan nama
hermeneutik. Menurut Palmer (2005: 14 masyarakat Nagari Pauh V. Meskipun
dalam Endaswara :2009:151) kata wilayahnya terpecah dua, tradisi lisan
hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari pasambahan kematian hingga kini masih
kata kerja hermeneuin yang berarti dilakukan. Pada tulisan ini data diperoleh
menafsirkan. Pendekatan ini adalah sebuah dari teks pasambahan kematian yang
alat untuk menentukan keberadaan kata-kata dilakukan oleh masyarakat Nagari Pauh IX.
atau kon sep tertentu dalam teks atau Masyarakat Nagari Pauh IX terhimpun
sederetan teks. Peneliti mengkuantifikasikan, dalam 5 suku yakni suku Caniago, Koto,
menganalisis dan membuat kesimpulan Jambak, Melayu dan Tanjung. Suku yang ada
tentang pesan yang terkandung di dalam teks. hanya 5 tetapi penghulunya 9 orang hal ini
Teks itu perlu diinterpretasikan agar terjadi karena adanya pemekaran suku. Suku
dapat diketahui makna yang tersirat di Koto menjadi 2 yakni Koto nan baduo dan
dalamnya. Menurut Ninuk Kleden (1998) Koto nan batujuah. Suku Jambak menjadi 2
Interpretasi makna dapat dilakukan secara yakni Jambak nan baduo dan Jambak nan
bebas tetapi tetap harus didukung oleh batujuah. Suku Tanjung pecahannya suku
metode yang dapat dibenarkan. Langkah Sikumbang dan suku Melayu pecahannya
yang ditempuh adalah pengalihan dari suku Guci. Masing-masing suku mempunyai
bentuk tradisi lisan ke wacana tulis (teks). penghulu sebagai pemimpin/orang yang
Konsep wacana (discourse) tidak dapat dituakan dalam suku tersebut.
dilepaskan dari teori bahasa. Oleh sebab itu
lebih awal dibicarakan hubungan antara 1. Pasambahan Dibawah Payuang
wacana dan bahasa. Setelah itu akan dibahas Upacara kematian merupakan salahsatu
peralihan wacana lisan ke bentuk tulisan. upacara daur hidup yang masih dilakukan
Bahasa adalah alat komunikasi berupa ujaran oleh masyarakat Minangkabau hingga saat

33
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

ini. Pelaksanaan upacara kematian sejak air baraso, tembala dan uang recehan. Di
dahulu hingga saat ini telah banyak samping peralatan itulah pasampahan
mengalami perubahan. Perubahan itu terlihat disampaikan, sedangkan pelayat berada
pada penyelenggaraan jenazah. Meskipun disekitarnya. Penuturan pasambahan itu
demikian masih ada kelompok masyarakat dilakukan oleh 2 pihak yakni tuan rumah/
yang masih mempertahankannya. Setiap keluarga yang berduka (rang sumando) dan
daerah mempun yai tradisi dalam pihak pelayat (ninik mamak). Pada saat
penyelenggaraan jenazah seperti yang berlangsungnya pasambahan hingga selesai
berlaku pada masyarakat Nagari Pauh IX para pelayat mengikutinya dengan penuh
Kota Padang. Tradisi kematian yang masih khidmat. Isi pasambah an itu dapat
dilaksanakannya adalah melakukan dikelompokan atas 3 bagian yakni bagian
pasambahan sebelum pelaksanaan pembuka, isi dan penutup.
penyelenggaraan jenazah. Pasambahan (1) Bagian pembuka diawali dengan ucapan
adalah menyampaikan sesuatu yang Assalamualaikum Warohmatullahi
dituturkan menggunakan bahasa ragam adat Wabarokatuh. Setelah itu dilanjutkan dengan
oleh penutur yang ditentukan menurut adat mengucapkan sambah/penghormatan kepada
yang berlaku. Pelaksanaan pasambahan semua pelayat. Mengaturkan sambah seraya
diacara kematian disebut dengan menyebut satu persatu berdasarkan status
pasambahan dibawah payuang. sosial dalam masyarakat misalnya untuk
Sesuai menurut adat yang berlaku penghulu di panggil sambah mak datuak,
bahwa pasambahan dibawah payuang sambah ninik mamak, anak beranak, ipar
dilakukan bila yang meninggal dunia itu besan, induak bako pasuandan, badunsanak
orang yang telah memakai adat. Maksudnya basudaro, bakaum bakaluarga sarato urang
memakai adat adalah telah menikah, limo suku. Menyapa seperti ini sudah
sedangkan untuk anak-anak/remaja tidak ditentukan menurut adat yang berlaku dan
dilakukan pasambahan dibawah payuang. tidak boleh ditinggalkan. Selanjutnya
Pasambahan dibawah payuang dilaksanakan penutur menyampaikan hal ikhwal tentang
di halaman rumah yang disertai dengan dirinya yang menyampaikan sambah dan
peralatan adat. Peralatan adat itu adalah tingkat pengetahuannya tentang adat istiadat
payung yang terkemban g dibawahnya yang masih sedikit. Sambahnya adalah:
terdapat bantal, gareta, carano, kain baragi, (2) Bagian isi pasambahan adalah

Bahasa Daerah Terjemahan

Kain plakat baragi tigo Kain pelakat bercorak tiga


Disasa mako diampaikan Dicuci maka dijemurkan
Taampai tali dibarando Terjemur tali diberanda
Lah sapakat pulo kami sagalo rang Sudah sepakat pula kami segala orang
sumando semando
Sambah iyo ambo manyampaikan Sembah saya yang menyampaikan
Manyampaikan adat pusako Menyampaikan adat pusako
Adat salingka nagari Adat selingkar nagari
Pusako turun tamurun Pusako turun temurun
Adat pusako patah tumbuah hilang Adat pusako patah tumbuh hilang
baganti, sako pakai mamakai berganti, sako pakai memakai

34
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

baganti, sako pakai mamakai berganti, pakai memakai


Jajak nan indak namuah hilang Jejajk yang tidak bisa hilang
Sampai kini ado juo Sampai kini masih ada
Usang diperbarui, lapuak dipajang juo Usang diperbaharui, lapuk dipajang
\ juga
Antah sapek anta balanak dibungkuih Entah sapek entah belanak dibungkus
dalam anduak dalam handuk
Antah dapek antah indak kato lamo indak Entah dapat entah tidak kata sudah
basabuik lama tidak diucapkan
Dari japun hendak kajapun Dari japun hendak ke japun
Tibo dilurah mati tagak Tiba dilurah mati tegak
Ampun baribu kali ampun Ampun beribu kali ampun
Ambo manyambah sadang tagak Saya menyembah sedang berdiri
Anak urang ka indragiri Anak orang ke Indragiri
Singgah malam di batipuah Singgah bermalam di Batipuah
Sungguah pun ambo sadang badiri Sungguh pun saya sedang berdiri
Lah samo jo duduak basimpuah Umpama sama dengan duduk
bersimpuh
Ramo-ramo ditangah sawah Ramo-ramo ditengah sawah
Dicabuik urek dicampakan Dicabut urek dibuangkan
Antah kadapek antah indak Entah dapat entah tidak
Kok gawang usah digalakan Kalau salah jangan diketawakan
Tinggilah gonjong balai-balai Tinggilah gonjong balai-balai
Tampek basanda mande rubiah Tempat bersandar mandeh rubiah
Lapeh balam nan batungkek Lepas balam yang bertongkat
Tabangnyo masuak samak Terbangnya masuk semak
Jirak sabatang urang antaan Jirak sebatang orang antarkan
Ambo urang jolong pandai Saya orang baru pandai
Alun mangaji tinggi jo randah Belum Belajar tinggi dan rendah
Alun maukuo panjang jo singkek Belum mengukur panjang dan singkat
Disuruah pulo dek ninik mamak Disuruh pula oleh ninik mamak
Bana nan indak dapek ambo ilakan Ini tidak dapat saya elakan
................ ................................

menyampaikan hal ikhwal tentang si mayat


(almarhum). Sebagaimana yang lazim terjadi
bahwa meninggalnya seseorang itu ada yang
karena sudah lama sakit dan ada yang secara
men dadak. Oleh sebab itu tuturan
pasambahannya pun berbeda pula. Bunyi
Pasambahan tentang almarhum yang
sebelum meninggal mengalami sakit yakni”

35
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

Bahasa Daerah Terjemahan

Banto tumbuah ditapi parik Banto tumbuh di tepi parit


Gulinggang tumbuah ditapi tabek Galinggang tumbuh di tepi kolam
Padi barumpuik ditangah sawah Padi berumput di tengah sawah
Tabaring dek sakik Terbaring karena sakit
Sakik dicarikan ubek, malam ditunggui Sakit dicarikan obat, malam ditunggui
Sakik dek sabab, aja ditangan Allah Sakit karena sebab, ajal ditangan Allah
Raminyo jalan banda buek Ramainya jalan badar buat
Rami manjua jo mambali Ramai menjual dan membeli
Mandaki jalan ka bukik Mendaki jalan ke bukit
Manurun jalan ka muaro Menurun jalan ke muaro
Jalan anak urang ka pai pairo Jalan anak orang menuju pairo
Babagai-bagai urang mambao ubek Berbagai-bagai orang membawa obat
Macam-macam bunyi tawa Bermacam-macam bunyi tawa (mantra)
Makin ditawa naik biso Makin ditawa semakin naik bisa
Sakik batambah laruik juo Sakit berambah parah juga
Banto gadang sudah urang ampaikan Banto gadang sudah orang jemurkan
Ayam bakukuok sanjo rayo Ayam berkokok senja raya
Gadang sudah bilang lah sampai Gadang sudah bilangan sampai
Arwah lah pulang ka nan punyo Arwah sudah pulang kepada yang empunya
Indak dapeklah sakandak padi Tidak dapat sekehendak padi
Sakambalah dalam perahu Sakambala dalam perahu
Nan padi padi juo Yang padi, padi juga
Banang nan panjang kito karek Benang yang panjang kita potong
Indak dapek sakandak hati Tidak dapat sekehendak hati
Kandak Allah nan balaku Kehendak Allah yang berlaku
Nan wajib pado kito Yang wajib kepada kita
Pokok kamano kito barubek Walau kemana pun kita berobat
Tinggilah bukik nan singgolang Tinggilah bukit singgolang
Tampek batanam jaguang gerai Tempat bertanam jagung gerai
Kok dek malang samo malang Kalau malang sama malang
Alang ka ibo hati bacarai Alangkah hiba hati akan bercerai
Kapasa anak urang lai Ke pasar anak orang alai
Mambali daun ruku-ruku Membeli daun ruku-ruku
Di dunia kito bacarai Di dunia kita akan bercerai
Diakhirat kito batamu Di akhirat kita akan bertemu
Tinggilah gunuang talang Tinggilah gunung talang
Nan ranah-ranah kampuang nak rang Yang ranah-ranah kampung anak orang
salayo selayo
Didunia iduik badagang Di dunia hidup berdagang
Diakhirat kampuang nan sabananyo Di akhirat kampung yang sebenarnya
Galinggang ditangah ladang Gelinggang ditengah ladang
Dicabuik dikarek-karek Dicabut dipotong-potong
Bolai sabatang dipaduo Bolai sebatang dibagi dua
Tak guno dirantang panjang Tidak guna direntang panjang
Elok dipinta dipasingkek Elok dipintal dipersingkat
Diambiak sajo sakadar paguno Diambil sekedar yang berguna

36
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

Bunyi pasambahan tentang almarhum yang


meninggal dunia secara mendadak/ tiba-tiba
adalah:

Bahasa Daerah Terjemahan


Siluju jolong badaun Silaju pertama berdaun
Baladang urang nak koto tuo Berladang orang anak koto tuo
Kok mujuo bataun-taun Jika mujur bertahun-tahun
Kok malang sakijok mato Jika malang sekejap mata
Sikuju ka junjuang sirih Sikuju untuk junjuangan sirih
Bilang-bilang bai batonggak Bilang-bilang diberi bertonggak
Daun manjulai masuak padi Daun menjulai masuk padi
Mujuo tak dapek diraih Mujur tidak dapat diraih
Malang tak dapek ditolak Malang tidak dapat ditolak
Lah sampai pulo ajo baliau ko kini Sudah sampai pula ajal beliau ini
Pihak dek tantang baliau nangko Pihak diri beliau ini
Lanh panjang langkah lah singkek umuo Sudah panjang langkah sudah singkat
umur
Lah pulang karamatullah Sudah pulang kerahmatullah
Lah dulu dari kito salangkah Sudah dahulu dari kita selangkah
Indak dapek sakandak padi Tidak dapat sekehendak padi
Sakam balah dalam perahu Sakam balah dalam perahu
Indak dapek sakandak hati Tidak dapat sekehendak hati
Kandak allah juo nan balaku Kehendak Allah juga yang berlaku
Bungo nango dalam kambuik Bunga nanga dalam kibang/bakul
Palupuoh ambiak ka sasak Pelupuh ambil untuk sasak
Jati rang ambiak kapangalan Jati orang ambil untuk panjuluk
Sabab nan punyo datang manjapuik Sebab yang punya datang menjemput
Pitaruah bana dek allah nan nyo mintak Amanatnya Allah yang dia mintak
Iyo sadatiak tak dapek manjanjian Sedetik saja tidak dapat menjanjikan

(3) Bagian penutup pasambahan adalah


menyampaikan adat yang berlaku terhadap
si mayat, untuk memulai penyelenggaraan
jenazah. Bunyi pasambahannya adalah:

Bahasa Daerah Terjemahan

Bapo kini tantang baliau nan Bagaimana kini tentang beliau yang
maninggako meninggal ini
Lah singkek umuo baliau Sudah pendek umur beliau
Lah panjang langkah baliau Sudaah panjang langkah beliau
Lah daulu pulo baliau dari kito Sudah dahulu pula beliau dari kita
Lah pulang karohmatulloh pado hari iko Sudah pulang kerahmatullah pada hari ini
Mako baradaik bapusako pulo rang si Maka beradat berpusaka pula orang tuan
37
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

Mako baradaik bapusako pulo rang si Maka beradat berpusaka pula orang tuan
pangka rumah
Dalam suku koto tigo buah paruik Dalam suku koto tigo buah paruik
Adaik ko duo pakaro, partamo adaik Adat ada dua perkara pertama adat usalli
usalli
Kaduo adaik buatan Kedua adat buatan
Adaik usalli tabagai ampek, dimandikan, Adat usalli terbagi empat : dimandikan,
dikapani, disembahyangkan dan dikapani, sishalatkan dan di kuburkan
dikuburkan
Fardu khifayah hukumnyo kito basamo Fardhu khifayah hukumnya bagi kita
bersama
Adaik buatan tabagi anam, paluak, Adat buatan terbagi enam: paluak, sanda,
sanda, kalang kaki, mandi kapalo, talakin kalang kaki, mandi kapalo, talakin, tolong
tolong aie adat rang limo suku aie adat orang lima suku
Hasil sagalo dek nan pangka Hasil segala oleh yang pangkal
Adaik nan ambo sambahkan Adat yang saya sembahkan
Tarimolah dek ninik mamak Terimalah oleh ninik mamak
Sarato rang limo suku Serta orang lima suku
Sambah mak datuak, ninik mamak serta Sembah datuk (penghulu), ninik mamak
orang lima suku serta orang lima suku
Assalamualaikum Warohmatullahi Assalamualaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh Wabarokatuh

Pasambahan itu dijawab oleh ninik


mamak sebagai orang yang menerima adat
tersebut. Bunyi pasambahannya adalah:

Bahasa Daerah Terjemahan

Assalamualaikum Warohmatullahi Assalamualaikum Warohmatullahi


Wabarokatuh Wabarokatuh
Sambah mak datuak, sambah ninik Sembah mamak datuk, ninik mamak, orang
mamak, sambah rang sumando sarato sumando serta orang lima suku
rang limo suku
Sapanjang sambah rang sumando tadi Sepanjang sembah orang sumando tadi
Lah mupaun dek hati kami Sudah paham di hati kami
Dek alua manantang bana Karena alur menentang benar
Dek luruih tujuan kato Karena lurus tujuan kata
Indak dapek kami indakan Tidak dapat kami tidakkan
Pokok habih cupak taampeh Modal habis takaran terhempas
Gantang indak namuah tagak lai Takaran tidak mau berdiri lagi
Samantang pun baitu Sungguh pun begitu
Puji samba rang sumando tadi tu Puji sembah orang sumando tadi
Lah sarumpuk sarampaknyo Sudah dipapar panjang
Lah supakaik pulo kami ninik mamak Sudah sepakat pula kami ninik mamak
manarimonyo menerimanya
38
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

manarimonyo menerimanya
Sarato jo urang limo suku Bersama dengan orang lima suku
Sambah mak datuak, sambah ninik Sembah datuk (penghulu), ninik mamak,
mamak, sambah rang sumando sarato orang sumando serta orang lima suku
rang limo suku
Assalamualaikum Warohmatullahi Assalamualaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh Wabarokatuh

Selesai pasambahan ninik mamak khususnya sebagai penghormatan terakhir


membagikan adat tersebut. Orang yang terhadap almarhum. Jenazah dilepas secara
menerima adat segera melakukan tugasnya bersama-sama oleh kaum kerabat dan
yakni pen yelenggaraan jenazah yakni masyarakat sekitarnya. Kaum kerabat
memandikan jenazah. Sedangkan pelayat menurut adat adalah berdasarkan hubungan
lainnya menunggu hingga jenazah siap untuk tali darah/sedarah dan berhubungan tali adat.
di shalatkan dan dimakamkan. Secara Kaum kerabat tali darah darah adalah
bersama-sama jenazah di shalatkan dan hubungan antara mereka yang berasal dari
diantar ketempat peristirahatan terakhir satu keturunan menurut garis ibu, yaitu
(kuburan). mereka yang menurut pepatah disebut orang-
orang yang sehulu semuara ( Amir : 1999 :
2. Nilai-Nilai dalam Pasambahan 61).
Menurut Rohmat Mulyana (2004:8 Mereka itu adalah saudara kandung
dalam Evadila : 2016), nilai dapat dimaknai seibu sebapak sampai sen en ek dan
sebagai harga. Namun ketika kata tersebut keatasnya. Sedangkan yang bertali adat
sudah dihubungkan dengan suatu obyek atau adalah dari hubungan perkawinan sampai
persepsi dari sudut pandang tertentu nilai semua yang ada dalam daerah/nagari yang
memiliki tafsiran yang bermacam-macam. bersangkutan. Di hari kematian itu para kaum
Perbedaan tafsiran tentang harga suatu nilai kerabat hadir begitu juga penghulu, ninik
lahir bukan han ya disebabkan oleh mamak dan perangkat nagari lainnya.
perbedaan minat manusia terhadap hal yang Pasambahan dihantarkan kepada ninik
materiah atau terhadap kajian-kajian ilmiah, mamak sebagai orang yang membagikan
tetapi lebih dari itu, nilai perlu adat. Ini menandakan bahwa yang meninggal
diartikulasikan untuk menyadari dan dunia itu adalah orang yang beradat. Oleh
memanfaatkan makna-makna kehidupan. sebab itu hadir penghulu, ninik mamak
Adapun nili-nilai yang terkandung dalam sebagai orang yang dituakan dalam kaum
pelaksanaan pasambahan kematian adalah yang bersangkutan. Kehadiran mereka turut
nilai adat, agama, sopan santun, estetika, serta menyelenggarakan jenazah hingga
sosial, simbolik. Berikut ini diuraikan satu mengantarkannya ke pemakaman.
persatu nilai-nilai tersebut yakni: Peralatan pasambah an dibawah
1. Nilai Adat payuang terdiri dari carano sebagai simbol
Pelaksanaan pasambahan dibawah kebesaran penghulu, artinya bahwa pada
payuang pada acara kematian merupakan waktu itu penghulu hadir. Setiap acara yang
aturan adat yang telah disepakati semenjak diadakan secara adat tetap mengetengahkan
masa dahulu. Pasambahan merupakan carano sebagai kebesaran pengh ulu.
legitimasi adat masyarakat Minangkabau Mengetengahkan carano termasuk adat nan
umumnya, masyarakat Nagari Pauh IX sabana adat yaitu aturan pokok dan falsafat
yang mendasari keh idupan oran g

39
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

Minangkabau. Berlaku secara turun temurun dan talakin oleh paruik rang tuo. Jika
tanpa terpengaruh oleh tempat, waktu dan almarhum dari paruik palito maka mandi
keadaan. Sebagai kiasan dalam kata adat nan kapalo oleh rang basako, sanda oleh paruik
indak lakang dek paneh, indak lapuak dek penghulu dan talakin oleh paruik rang tuao.
hujan, paliang-paliang balumuik dek Jika almarhum dari paruik rang tuo maka
cindawan. Selain carano adalah aie baraso mandi kapalo oleh paruik palito, sanda oleh
(istilah untuk menyebutkan berupa uang paruik penghulu dan talakin oleh paruik
yang diletakan dalam piring) juga merupakan rang basako dan bila almarhum dari paruik
adat penghulu yang harus diisi. Ketika adat rang basako maka mandi kapalo oleh paruik
dibagikan oleh ninik mamak maka penghulu palito, sanda oleh paruik penghulu dan
juga menerima adat berupa aie baraso, talakin oleh paruik rang tuo. Tetapi untuk
sesuai dengan bunyi pepatah “adat diisi paluak dilakukan oleh pihak bako almarhum
limbago dituang”. dan kalang kaki dilakukan oleh pihak anak
Kaum kerabat juga menerima adat yaitu dan anak pisang, ini berlaku untuk semua
kain baragi sebanyak 5 helai, masing- jenazah yang telah memakai adat.
masingnya mempunyai istilah yakni : talakin, Selain petugas pen yelen ggaraan
mandi kapalo, sanda, paluak, kalang kaki. jenazah, di dalam pasambahan ada semacam
Orang yang menerima adat ini tugasnya ketentuan sapaan yang digunakan. Sehingga
memandikan jenazah. Talakin tugasnya baik rang sumando (yang menyampaikan
mengawasi hingga membacakan doa setelah sembah) mau pun penghulu (yang menerima
pemakaman. Mandi kapalo sebagai sembah) menggunakan sapaan yang sama.
pemimpin memandikan jenazah tugasnya Sapaan itu adalah sapaan secara adat, tidak
menyiramkan air limau sambil membacakan dipanggil nama seperti mak datuk, ninik
doa dan mensucikan bagian kepala hingga mamak, rang sumando, rang limo suku.
leher. Sanda tugasnya mensucikan bagian Penggunaan sapaan ini menandakan bahwa
dada. Paluak mensucikan bagian pinggang nilai-nilai adat itu hidup dimasyarakat. Nilai
- lutut dan kalang kaki tugasnya mensucikan adat ini hanya berlaku bagi masyarakat
bagian lutut - ujung kaki. Selain itu orang daerah setempat. Tetapi bagi pendatang yang
sekampung/senagari juga menerima adat berada di derah tersebut tidak ada
yang disebut dengan istilah tolong aie. pasambahan, kecuali telah men gaku/
Mereka ini menerima tembala sebanyak 5 malakok bamamak pada salahsatu suku di
buah (sesuai dengan jumlah suku yang ada sana. Artinya bahwa yang bersangkutan
di nagari tersebut) tugasnya menyiramkan air sudah menjadi anggota salahsatu suku yang
saat jenazah dimandikan. ada.
Pembagian kelompok yang
2. Nilai Agama
memandikan jenazah itu sesuai dengan
Agama yang dian ut oleh oran g
kelompok asal usul (paruik) almarhum
Minangkabau adalah agama Islam. Ajaran
terutama untuk hal mandi kapalo, sanda dan
agama diimplementasikan dalam kehidupan
talakin. Penentuan ini berdasarkan paruik
sehari-hari. salahsatunya adalah ucapan
karena setiap suku terdiri dari 4 paruik yakni
Assalamualaikum Warohmatullahi
paruik penghulu (pemimpin), paruik palito
Wabarokatuh. Ucapan ini tidak mengenal
(ahli agama/imam), paruik rang tuo (ahli
batas ruang, waktu dan suasana kapan saja
bidang adat istiadat) dan paruik rang basako
bisa diucapkan. Ucapan ini merupakan
(cerdik pandai). Misalnya almarhum dari
bagian dari doa yang senantiasa diucapakan
paruik penghulu maka mandi kapalo oleh
oleh umat Islam baik dalam suasana duka
paruik palito, sanda oleh paruik rang basako

40
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

maupun gembira. Demikian halnya di rendah sebagai bentuk penghormatan.


suasana berduka para pelayat datan g Bertutur sapa pada suasana berduka
men gucapkan Assalamualaikum sedikit berbeda, lebih tertib, berbicara
Warohmatullahi Wabarokatuh. Pelayat yang dengan nada suara rendah. Pembicaraan
datang langsung mendekati jenazah sambil diupayakan tidak menimbulkan suasana
membacakan doa dan baru mencari posisi gembira sehingga tertawa keras. Hal ini akan
masin g-masing sambil menunggu mengun dang perhatian oran g dan
penyelenggaraan jenazah. Begitu juga menimbulkan fitnah antar pelayat. Selain
sebelum dan sesudah pasambahan diucapkan bertutur, duduk dan berdiri pun harus dijaga
Assalamualaikum Warohmatullahi jangan sampai janggal dilihat orang banyak.
Wabarokatuh oleh penutur.
4. Nilai Estetika
Ketika memandikan jenazah juga
Nilai estetika/keindahan yang terdapat
dibacakan doa oleh orang siak. Setelah
pada teks pasambahan kematian yaitu
jenazah dikapani lalu di shalatkan bersama-
terletak pada penuturuan pasambahan.
sama di masjid/mushalla maupun di rumah
Pasambahan itu adalah melantunkan larik-
duka. Mengantarkan jenazah kepemakaman
larik yang tersusun baik. Larik-larik itu
juga dilakukan secara bersama-sama sebagai
bernuansakan adat yang diambil dari alam
penghormatan terakhir. Setelah tanah
sekitarnya. Larik-larik itu mengandung
ditimbun dibacakan lagi doa “talakin” yang
keindahan pada saat dituturkan. Pada
dipimpin oleh orang siak. Aktivitas seperti
tahapan ini sekaligus dibagikan adat yang
itu men cerminkan bahwa masyarakat
lazim berlaku diacara kematian. Larik-larik
pendukung tradisi tersebut menjalankan
yang dituturkan itu meliputi segala hal
ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-
ikhwal yang berkaitan dengan penutur,
hari. Nilai-nilai agama seperti ini berlaku
almarhum, penyelenggara jenazah dan
untuk semua masyarakat, kecuali bila yang
masyarakat sekitarn ya. Dalam
meninggal dunia itu tidak ditemukan
penyampaiannya penutur menggunakan
jenazahnya.
cara-cara yang wajar, gayanya sendiri
3. Nilai Sopan Santun sehingga tuturannya enak didengar dan tidak
Sopan santun dalam pergaulan sehari- membosankan. Kemah iran pen utur
hari sangat diperlukan baik sopan santun menggunakan pilihan kata yang tepat
dalam bertutur, bertegur sapa, berpakaian memudahkan para pelayat memahami isi
dan lainnya. Perilaku yang baik adalah pasambahan tersebut.
perilaku yang selalu mengutamakan
5. Nilai Sosial
kesopanan dalam hal apapun. Demikian juga
Nilai sosial yang tercermin pada
dalam hal suasana berduka seperti kematian.
pasambahan kematian itu adalah
Pelayat datang dengan pakaian yang sopan,
kebersamaan antar kaum kerabat dan
menutup aurat sesuai dengan ajaran agama
masyarakat sekitarnya. Kebersamaan itu
Islam. Ketika menyampaikan pasambahan
telah diatur secara adat dan dituturkan pada
penutur menyapa para palayat dengan
saat pasambahan. Tuturannya Adaik buatan
sebutan adat sehin gga tidak ada satu
taba gi anam, paluak, sanda, kalang kaki,
kelompok pun yang tertinggal yakni :
mandi kapalo, talakin, tolong aie adat rang
sambah mak datuak, ninik mamak, anak
limo suku. Tuturan ini menggambarkan
beranak, ipar besan, induak bako
bahwa penyelenggaraan jenazah dilakukan
pasuandan sarato urang limo suku.
secara bersama-sama oleh kaum kerabat dan
Penuturannya dengan nada/suara yang
masyarakat. Selain itu kebersamaan juga

41
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

terlihat pada saat pasambahan, menshalatkan yang sudah meninggal pun masih beradat.
dan mengantarkan kepusara. Pasambahan Setelah melakukan kajian ini diketahui
sebagai awal penyelenggaraan jenazah, bahwa kebersamaan masyarakat tidak hanya
terlihat masyarakat sudah ramai ditempat terlihat dalam suasana suka melainkan ketika
duka. Secara bersama-sama mereka berduka pun mereka bersama-sama.
mengikuti setiap rangkaian acara sampai Keterikatan atau hubungan antar anggota
almarhum dimakamkan. Penyelenggaraan masyarakat terlihat jelas pada saat
jenazah memang telah diatur menurut adat penyelenggaraan jenazah. Ketika itu tidak
tetapi bukan berarti yang lainnya tidak boleh ada terlihat perbedaan berdasarkan status
ikut serta. Melainkan semuanya boleh ikut sosial yang belaku adalah aturan adat.
asalkan dapat menjaga aib keluarga yang Setelah melakukan kajian tentang
sedang berduka. tradisi lisan pasambahan kematian, ternyata
di dalam tuturan pasambah an itu
6. Nilai Simbolik
diungkapkan adat yang berlaku untuk
Nilai simbolik terdapat pada benda-
almarhun seperti talakin, mandi kapalo,
benda atau perlengkapan pasambahan.
sanda, paluak, kalang kaki dan tolong aie.
Peralatan itu adalah: payung, bantal, carano,
Dibalik itu terkandung pula nilai-nilai
gareta, kain baragi, aie baraso, tembala dan
kebaikan yang dapat diteladani. Nilai-niiai
uang recehan. Peralatan itu merupakan
itu adalah nilai adat yang diwarisi turun
simbol yang masing-masingnya mempunyai
temurun. Kemudian juga ada nilai agama
makna. Payung sebagai simbol adat, bantal
yang merupakan pondasi utama yang harus
peralatan yang digunakan oleh manusia di
dilaksanakan oleh setiap manusia. Selain itu
saat tidur, carano simbol kebesaran
juga ada nilai sopan santun, estetika/
penghulu. Gareta adalah air limau untuk
keindahan, sosial dan nilai simbolik,
mandi mayat, penyiram papan liang lahat dan
kesemua nilai-nilai ini memberikan kebaikan
penyiram tanah setelah ditimbun. Kain
kepada semua orang.
baragi simbol dari penyelenggara jenazah
menurut adat. Aie Baraso simbol adat yang
diterima penghulu pada saat ada kematian.
Daftar Pustaka
Tembala simbol orang dalam satu daerah/
nagari yang turut menyelenggarakan jenazah Arfinal, 2014, Nilai-Nilai Kemanusiaan Yang
menurut adat. Terkandung Dalam Upacara Pasambahan
Kematian di Kecamatan Kuranji Kota
Penutup Padang- Sumatera Barat, Padang, Suluah
Pasambahan kematian ternyata ada Media Komun ikasi Kesejarah an,
Kemasyarakatan , Kebu dayaan, BPNB
dalam masyarakat Minangkabau yakni
Padang Volume 14 No. 18.
masyarakat Nagari Pauh IX Kecamatan
Kuranji Kota Padang. Upacara ini termasuk Embram Esther, 2016, Pend idikan Karakter
adat yang harus dilakukan sebelum Melalui Tradisi Papua, Denpasar Bali
penyelenggaraa jenazah. Melihat kenyataan Pustaka Larasan,
itu dapat simpulkan bahwa pasambahan tidak Ernatip dkk, 2005, Pasambahan dalam Upacara
saja dilakukan diacara perhelatan, melainkan Kematian di Kecamatan Kuranji Kota
diacara kematian pun ada pasambahan yang Padang, Padang, CV. Faura Abadi
disebut dengan istilah pasambahan dibawah Evadila, : 2016, Nilai-Nilai dalam tradisi Ayun
payuang. Ini menandakan bahwa adat tidak Budak Pada Upacara Aqiqah Suku Melayu
hanya untuk orang yang masih hidup tetapi Di Desa Koto Raja Kecamatan Siak Kecil

42
Suluah, Vol. 20, No. 2, Desember 2017

Kabup aten Bengkalis Propinsi Riau,


Denpasar Bali Pustaka Larasan,
Endaswara Suwandi: 2009: Metodologi
Penelitian Folklore, Konsep, teori dan
Aplikasi, Yogyakarta. Medpress
Hamidy, UU, 20 11, Jagad Melayu Dalam
Lintasan Budaya Di Riau , Pekan Baru,
Bilik Kreatif Press
M.S. Amir: 1999, Adat Minangkabau Pola dan
Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta, PT.
Mutiara Sumber Widya
MPSS Pudentia, 1998, Metodologi Kajian
Trad isi Lisa n, Jakarta, Yayasan Obor
Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi
Lisan
Navis. AA. 1986, Alam Takambang Jadi Guru
Adat dan kebudayaan Minangkabau,
Jakarta, PT Pustaka Grafitipers,
Widana Ketut Gusti I, 2016, Trad isi Lisan
Nyatua seb agai media Pend idikan
Karakter, Denpasar Bali, Pustaka Larasan
Syamsarul, 2012, Kamus Bahasa Minangkabau-
Indonesia, Padang, Balai bahasa Padang.

43

Anda mungkin juga menyukai