Anda di halaman 1dari 2

MAZA PERSIAPAN (ADVENT) DALAM MERAYAKN tak terkalahkan yaitu Dewa Sol Invictus.

Seperti yang
NATAL dikatakan oleh Abineneo dalam bukunya pemberitaan
Firman pada hari-hari Raya Gerejani, “gereja mau
Adalah suatu kenyataan bahwa banyak gereja dan menguasai pesta kafir itu dengan marayakan hari
Persekutuan Kristen tidak mengerti dan tidak tahu kejadian (Kelahiran-Natal) pada hari yang sama. dan
dengan saat-saat penantian (minggu-minggu memproklamasikan Kristus sebagai terang baru dan satu
advent) satunya matahari kebenaran, yang dinubuatkan oleh Nabi
Maleakhi (bagimu akan terbit surya kebenaran. Maleakhi
Pembacaan Alkitab : Maleakhi 4:1-6 4:2)” Kristus adalah terang yang sesungguhnya yang tidak
dapat digantikan oleh siapapun. Oleh sebab itu tanggal 25
Desember bukan tanggal kelahiran Yesus sesungguhnya,
Natal merupakan hari raya yang berasal dari kolaborasi melainkan strategi politis disamping sebagai pembinaan
dua-tiga tradisi yang berbeda, Roma, Mesir, dan Galilea. umat Kristen pada masa itu dari pengaruh tradisi kafir.
Sebagai peristiwa inkarnasi Allah menjadi Manusia, dalam Sejak tahum 336, Natal telah dirayakan oleh Gereja Roma
hal ini, Natal adalah hati raya lahirnya Yesus Kristus, sang pada tanggal 25 Desember. Tetapi, awalnya perayan itu
Juru Selamat Manusia ke dalam dunia. tanpa masa persiapan (Advent). Baru pada akhir ke-6,
Gereja-gereja di Indonesia dalam merayakan Natal Gereja Roma mengadopsi dan melakukan adven seperti
cenderung mengikuti tradisi Gereja-Gereja Reformasi yang dilakukan Gereja Spanyol dan Gereja Galilea. Masa
atau Gereja Barat yang juga mengikuti tradisi Gereja persiapan Advent dilakukan selama 4 minggu. Minggu
Roma. Gereja Roma merayakan Natal pada tanggal 25 advent pertama dimulai pada 4 hari minggu sebelum
Desember sejak tahun 336 dengan maksud untuk tanggal 25 Desember dan mengakhirinya pada tanggal 29
menggantikan perayaan hari kelahiran Sang Surya yang Desember. Makna advent dalam liturgy Natal adalah
masa Penantian Kedatangan Tuhan kedua kali dan berdisiplin dengannya, adalah baik jika Natal baru
mempersiapkan Natal (Kisah Kelahiran Yesus). Kedua hari dirayakan setelah tanggal 25 desember. Jangan dulu
raya tersebut mengandung arti eskatologis. menyanyikan “Malam Kudus” dan “Kesukaan Bagi Dunia”.
Sebaliknya advent tetap dirayakan sebagai advent yakni
Setiap tahun orang Kristen di Indonesia merayakan Natal,
masa pegenangan (akan kelahiran- Nya) dan pengharapan
bahkan sebelum tanggal 25 Desember sudah banyak
akan kedatanggan-Nya kembali. Kedua hal ini dilakukan
gereja dan persekutuan Kristen merayakan Natal. Tapi
dengan kesabaran dan ketabahan oleh gereja dalam masa
sangat disayangkan mereka tidak mengerti apa yang
penantianNya (advent) “oleh sebab itu agar advent tidak
dilakukannya. Lilin-lilin advent telah dinyalakan empat
kehilangan maknanya maka sebaiknya perayaan Natal
minggu sebelum tanggal 25 desember. Tetapi mereka
tidak dirayakan sebelum tanggal 24 Desember malam dan
memperingati hari Natal (kelahiran) justru pada masa
25 Desember.
advent. Hal ini menunjukan bahwa penyalaan lilin advent
hanya menjadi suatu tradisi; suatu symbol tanpa arti. Oleh sebab itu agar masa advent tidak menjadi perayaan
tradisi Gereja yang tidak ada artinya, sehingga kurang
Adalah suatu kenyataan bahwa banyak gereja dan
dihargai dan dilupakaan. Hal ini perlu digumulkan kembali
persekutuan Kristen tidak mengerti dan tidak tahan
oleh komunitas Kristen (Gereja dan persekutuan) di
dengan saat-saat penantian (minggu-minggu advent),
dalam merayakan Natal akan lebih menyentuh hati kita,
sehingga banyak gereja yang merayakn Natal pada waktu
bila perayaan ini sungguh-sungguh kita persiapkan.
advent. Hal ini menunjukan banyak gereja yang kurang
(karter)
menghargai advent sebagai saat penantian dan persiapan
Natal sehingga mereka dengan sesuka hati menetapkan
dan mereyakan natal sebelum tanggal 25 desember.
Menurut Rachman dalam bukunya Hari Raya Liturgi,
“Dalam rangka meningkatkan spiritualitas gereja dan

Anda mungkin juga menyukai