Anda di halaman 1dari 2

LINGKUNGAN-A8/SAYUKA/XII/2023

(Merayakan)

Adven
Arti Merayakan Masa Adven Istilah “Adven” berasal dari kata bahasa Latin “adventus” yang
artinya “kedatangan dengan semarak.” Sejak Minggu keempat sebelum 25 Desember sampai
tanggal tersebut, Gereja memperingati dan mengenangkan bahwa Tuhan akan datang lagi.
Memperingati dan mengenangkan suatu misteri iman dalam perayaan liturgis tak pernah
merupakan soal ingatan semata-mata, karena peristiwaperistiwa penyelamatan yang diperingati
itu selalu masih menyangkut kita sekarang ini. Pada saat misteri itu dirayakan, para peserta
perayaan dilibatkan dalam peristiwa penyelamatan yang dikenangkan. Maka pada saat itu juga
mereka mengalami penyelamatan. Jadi, dalam suatu perayaan liturgis, orang menghayati
peristiwanya tidak hanya dalam pikiran tetapi juga dalam kenyataan.
Peristiwa-peristiwa penyelamatan yang diperingati dalam perayaan liturgis misalnya peristiwa
kelahiran Yesus, peristiwa pembaptisan-Nya di sungai Yordan, peristiwa Perjamuan Malam
Terakhir, peristiwa wafat-Nya di kayu Allah bersedia membuat intisari peristiwa itu terjadi sekali
lagi di dalam diri orang-orang yang merayakannya secara liturgis. “Pada waktu itu” peristiwanya
telah membawa rahmat bagi setiap orang yang mengalaminya. Rahmat yang sama kini diberikan
oleh Tuhan kepada setiap orang yang mengenangkannya dalam perayaan liturgis.
Dengan demikian, kita sekarang mengalami perjumpaan dengan Allah itu, perjumpaan yang
sama dengan yang tempo dulu dialami oleh orang yang pernah ikut serta dengan hati yang
terbuka. Kita malah mengalami lebih banyak tentangnya daripada seseorang yang “pada waktu
itu” menghadirinya tanpa melibatkan diri, misalnya seseorang yang kebetulan lewat di tempat
Yohanes Pembaptis sedang berkhotbah tetapi tidak berhenti untuk mendengarkannya. Kalau
begitu, hal “merayakan Masa Adven” berarti mengalami sungguh-sungguh kerinduan akan
kedatangan Allah, serta bertobat, berbalik kepadaNya. Orang yang merayakan Adven menghayati
bagaimana Tuhan semakin lama semakin dekat dengan kita di dalam kegelapan kita. Karena itu,
LINGKUNGAN-A8/SAYUKA/XII/2023

banyak bacaan pada Masa Adven diambil dari kitab-kitab para Nabi. Ada tiga tokoh besar yang
paling ditonjolkan dalam liturgi Masa Adven, yaitu Nabi Yesaya, Yohanes Pembaptis, dan Bunda
Maria.

Karangan Bunga & Lilin Adven


Gereja-gereja yang meminimalkan penggunaan bunga altar pada masa
Adven lebih cenderung menampilkan karangan bunga Adven
(Korona) bersama dengan empat lilin. Setiap lilin mewakili salah satu
dari empat hari Minggu, dengan hari Minggu pertama termasuk lilin
pertama yang menyala dan seterusnya. Warna lilin biasanya ungu dan
merah muda. Lilin pertama, kedua dan keempat biasanya berwarna
ungu. Lilin Gaudete, berwarna merah muda, melambangkan
kegembiraan.
Apa pun organisasinya, bunga di sekitar area altar biasanya diminimalkan sehingga tidak menjadi
fokus, sehingga jemaat dapat menyadari pentingnya setiap pesan Minggu Advent. Lebih detail
bagaimana pelaksanaan hiasan bunga altar ini diatur sedemikian rupa oleh gereja keuskupan atau
paroki setempat.
Alih-alih karangan bunga yang digantung secara vertikal, seperti yang mungkin dilakukan
dengan dekorasi Natal di rumah, karangan bunga Natal Adven diletakkan secara horizontal di
permukaan sebagai cincin yang mengelilingi empat lilin. Karangan bunga berbentuk cincin tidak
memiliki awal atau akhir, melambangkan kehidupan abadi. Berbagai bentuk tanaman hijau di
dalam karangan bunga juga melambangkan sifat-sifat yang berbeda, seperti kekuatan dan
kemenangan dari penderitaan. Buah pinus yang menghiasi karangan bunga adalah simbol
kehidupan dan kebangkitan. Selamat Memasuki masa Adven dan mempersiapkan hati dengan
baik sebagai “palungan” yang nantinya layak sebagai tempat lahirnya Yesus.

Sie Katekese Lingk A8 - St Helena, Sayuka

Anda mungkin juga menyukai