Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zighri Fahroni Triputro

NRP : 1910211049
Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Maret 2021

TUGAS KULIAH PROGRAM KEPEMIMPINAN


Dr. dr. H. Taufiq Fedrik Pasiak, M.Kes, M.Pd.I
1. Kepemimpinan transaksional dan transformasional
a. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan Transaksional mendasarkan pada asumsi bahwa kepemimpinan
merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan para pengikutnya. Pemimpin dan para
pengikutnya merupakan pihak-pihak yang independen yang masing-masing mempunyai tujuan,
kebutuhan dan kepentingan sendiri. Sering tujuan, kebutuhan dan kepentingan tersebut saling
bertentangan sehingga mengarah ke situasi konflik. Misalnya, di perusahaan sering tujuan
pemimpin perusahaan dan tujuan karyawan bertentangan sehingga terjadi peerselisihan
industrial.
Dalam teori kepemimpinan ini hubungan antara pemimpin dan para pengikutnya
merupakan hubungan transaksi yang sering didahului dengan negosiasi tawar menawar. Jika
para pengikut memberikan sesuatu atau melakukan sesuatu untuk pemimpinnya, pemimpin
juga akan memberikan sesuatu kepada para pengikutnya. Jadi seperti ikan lumba-lumba di
Ancol yang akan meloncat jika pelatihnya memberikan ikan. Jika pelatihnya tidak memberikan
ikan, lumba-lumba tidak akan meloncat.
Selanjutnya, Bass (1990) dan Yukl (1998) mengemukakan bahwa hubungan pemimpin
transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni:.
1) pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelasakan apa yang akan
mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan;
2) pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan imbalan; dan
3) pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama kepentingan tersebut
sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan.

Burns mendefinisikan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang memotivasi


bawahan atau pengikut dengan minat-minat pribadinya. Kepemimpinan transaksional juga
melibatkan nilai-nilai akan tetapi nilai-nilai itu relevan sebatas proses pertukaran (exchange
process), tidak langsung menyentuh substansi perubahan yang dikehendaki. Kudisch,
mengemukakan kepemimpinan transaksional dapat digambarkan sebagai :

a. Mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya.
b. Intervensi yang dilakukan sebagai proses organisasional untuk mengendalikan dan
memperbaiki kesalahan.
c. Reaksi atas tidak tercapainya standar yang telah ditentukan.

Kepemimpinan transaksional menurut Metcalfe (2000) pemimpin transaksional harus memiliki


informasi yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus
memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya. Pada
hubungan transaksional, pemimpin menjanjikan dan memberikan penghargaan kepada
bawahannya yang berkinerja baik, serta mengancam dan mendisiplinkan bawahannya yang
berkinerja buruk.
Bernard M. Bass mengemukakan kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan di
mana pemimpin menentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat
mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu karyawan agar memperoleh
kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Jadi kepemimpinan transaksional merupakan sebuah kepemimpinan dimana seorang
pemimpin mendorong bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan
penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.

b. Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang
melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai
kepemimpinan yang membutuhkan suatu tindakan untuk memotivasi para bawahan agar
bersedia bekerja demi sasaran-sasaran "tingkat tinggi" yang dianggap melampaui
kepentingan pribadinya pada saat itu (Bass, 1985 dalam Locke, 1997). Sedangkan Burns
menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional yaitu kepemimpinan yang
menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan
tanggung jawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Menurut Popper dan Zakkai
(1994)
kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang proaktif. Proaktif
memiliki
arti bahwa pemimpin melihat kondisi saat ini sebagai batu loncatan untuk pencapaian tujuan
di masa depan. Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang
karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai
tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk
menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan
pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Contoh model kepemimpinan transformasional seperti Ridwan Kamil adalah salah satu
contohpemimpin yang menggunakan kepemimpinan transformasional karena beliau adalah
individuyang inovatif dan bisa merangsang serta mengispirasikan pengikutnya, baik untuk
mencapai sesuatu yang tidak biasa dan, dalam prosesnya, mengembangkan kapasitas
kepemimpinannya sendiri. Beliau pun memberdayakan para pengikut dengan cara
menselaraskan tujuan yanglebih besar individual para pengikut, pemimpin, kelompok, dan
organisasi

Anda mungkin juga menyukai