Rekayasa Trafik
05
FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRO W141700037 Muhammad Hafizd Ibnu Hajar,ST.M.Sc.
Abstract Kompetensi
Titik gandeng adalah semua kontak Mahasiswa/i dapat mengerti dan
yang dikerjakan bersamaan secara menjelaskan pengertian teknis pada
paralel yang digunakan untuk trafik telepon seperti titik gandeng dan
meneruskan sambungan-sambungan switching.
pada tempat gandeng. Bila setiap
saluran pada berkas keluar dapat
dicapai oleh setiap saluran pada
berkas masuk, maka berkas tersebut
disebut berkas sempurna. Bila hanya
sebagian dari berkas keluar yang
dapat dicapai oleh saluran-saluran
masuk, maka berkas tersebut
dinamakan berkas tak sempurna atau
berkas terbatas.
‘19 Rekayasa Trafik Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1 http://www.mercubuana.ac.id
Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST.M.Sc
Pembahasan
Titik Gandeng
• Semua kontak yang dikerjakan bersamaan secara paralel yang digunakan untuk
meneruskan sambungan-sambungan pada tempat gandeng
• Dalam instalasi penyambungan dilakukan oleh elemen gandeng g.
Dari gambar dapat dilihat bahwa setiap saluran pada berkas keluar 1, 2, 3, 4, dan 5
dapat dicapai oleh setiap saluran masuk.
Berkas Terbatas
Bila hanya sebagian dari berkas keluar yang dapat dicapai oleh saluran-saluran masuk,
maka berkas tersebut dinamakan berkas tak sempurna atau berkas terbatas. Contoh
ilustrasi berkas terbatas:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa berkas masuk I hanya bisa mencapai saluran 1,
2, 3, 4, dan 5. Sementara berkas masuk II hanya bisa mencapai saluran 3, 4, 5, 6, dan 7.
‘19 Rekayasa Trafik Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 http://www.mercubuana.ac.id
Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST.M.Sc
Sistem Penyambungan
Sebelum kita bahas sistem penyambungan, ada baiknya kita mengenali dulu beberapa
definisi yang sering digunakan dalam setiap uraian. Beberapa definisi itu adalah sebagai
berikut.
Availability (accessibility), atau dalam bahasa Indonesia, ketersediaan yang dalam hal ini
saluran, adalah jumlah saluran keluaran (outlet) dalam satu jaringan switching yang dapat
dilewati satu masukan (inlet).
Busy hour atau jam-sibuk, adalah perioda waktu 60 menit yang tak terputus dimana trafik
mencapai maksimum.
Crosspoint atau titik hubung, adalah setiap sambungan dalam jaringan switching yang
diberikan sebagai jalur sinyal dari inlet ke outlet. Satu crosspoint terdiri dari sat u set kontak
elektromekanik ataupun semikonduktor yang disimbolkan dengan tanda kali (cross).
Full availability, adalah satu kondisi penyaluran bila setiap inlet dapat mencapai setiap outlet
bebas yang sesuai dengan jalur yang dipilih.
Holding time atau waktu pendudukan, adalah total durasi satu pendudukan jalur. Terdapat
beberapa kategori holding time, yaitu, setting-up, waktu pembicaraan, dsb.
Inlet atau jalur masukan, adalah jalur masukan satu jaringan switching yang tersambung ke
jalur pelanggan langsung, atau jalur masukan untuk setiap grup switching.
Outlet atau jalur keluaran, adalah jalur keluaran satu jaringan switching.
Traffic volume, adalah jumlah holding time dari beberapa durasi waktu-pendudukan.
Traffic-offered, adalah jumlah rata-rata panggilan yang terjadi dalam waktu rata-rata holding
time. Di Amerika Serikat dikenal dengan istilah ‘offered load’ atau ‘carried load’.
Single-stage switching
Misalnya seperti ditunjukkan pada Gbr-1, inlet-1 berhubungan dengan outlet-5, dimana
crosspoint yang aktif ditandai dengan tanda bulatan. Pada single-stage switching ini setiap
oulet berhubungan dengan inlet dengan nomor yang sama, karena jalur ke pelanggan
memang hanya satu pair. Tetapi dalam hal ini karena tidak mungkin inlet dan outlet
bernomor sama terjadi jalur lingkar tertutup (loop), maka crosspoint bersangkutan tidak dapat
‘19 Rekayasa Trafik Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 http://www.mercubuana.ac.id
Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST.M.Sc
diaktifkan atau tidak perlu ada.
Dengan demikian pada sistem ini tidak diperlukan crosspoint sesuai jumlah inlet dan
outletnya atau dalam contoh ini adalah 10x10, melainkan minimal berkurang 10 crosspoint.
Pada sistem ini, bila sudah terdapat crosspoint yang aktif, maka crosspoint yang lain dalam
baris dan kolom yang bersangkutan tidak dapat diaktifkan. Pada contoh yang dibahas, baris
dan kolom tersebut masing-masing adalah Baris-1 dan Kolom-5.
Sistem single-stage switching ini biasanya tidak ekonomis karena berkaitan dengan
jumlah crosspoint yang diperlukan, yaitu sebanding dengan perkalian inlet dan outlet-nya.
Biasanya sistem single-stage hanya digunakan untuk jumlah pelanggan skala kecil, yaitu
dengan nomor hanya dua digit atau hanya 100 inlet saja, seperti misalnya yang diterapkan
pada satu perkantoran tertentu dalam satu gedung.
Gbr-2 berikut ini menunjukkan analogi sistem penyambungan selektor yang telah
dibahas pada Modul-2, dimana input pelanggan-1 sampai 10 merupakan input sistem matrix,
sementara sepuluh terminal masing-masing selektor (yang dimultiple) adalah analogi dengan
output matrix.
Karena sistem single-stage switching dinilai tidak ekonomis berkaitan dengan jumlah
crosspoint yang digunakan, dimana memang komponen pembiayaan terbesar adalah
sebanding dengan jumlah jalur. Sementara jumlah jalur menentukan jumlah crosspoint. Biaya
ini dapat dikurangi dengan mengganti bentuk matrix sederhana tersebut dengan beberapa
matrix secara bertahap yang dikenal dengan sebutan sistem multistage switching.
Gbr-3 menunjukkan satu bentuk sistem 3-stage switching yang melayani 1000 jalur
satu sentral telepon; untuk penyederhanaan, grup crosspoint tidak diperlihatkan. Setiap
pelanggan dihubungkan ke inlet grup crosspoint pada A-stage dan akhirnya ke outlet grup
crosspoint pada C-stage.
Pada sistem 3-stage yang dicontohkan ini, grup switch-A mengkonsentrasikan 100 jalur
kanal voice ke 10 jalur, sehingga terdapat kemungkinan terjadi blocking atau tidak
memperoleh jalur bebas ke grup switch-B. Blocking berarti tidak ada jalur bebas karena
semua jalur outlet switch-A diduduki (occupied) atau jalur tidak segera diberikan seperti pada
sistem waiting list. Tetapi dalam hal ini dapat direkayasa sistem multistage yang tidak
mengalami blocking, yang akan dibahas pada uraian berikutnya.
Coba kita bandingkan angka ini apabila digunakan sistem single-stage yang akan berjumlah
1 juta crosspoint yang merupakan perkalian dari 1000 x 1000. Sistem multistage ini dikenal
juga sebagai sistem ‘step-by-step’.
Di depan dalam uraian single-stage switching dikatakan bahwa, bila terdapat satu cross-
point diaktifkan yang berarti satu jalur telah diduduki, maka crosspoint lain dalam baris dan
kolom bersangkutan tidak lagi dapat diaktifkan. Ini berarti saluran tersebut telah diduduki dan
terkunci, yaitu satu inlet telah mendapatkan jalur ke outlet yang dikehendaki tanpa ada inlet
lain yang dapat mengakses outlet tersebut.
Sistem ‘pendudukan dan penguncian’ ini telah diterapkan pada beberapa jenis saluran
‘19 Rekayasa Trafik Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 http://www.mercubuana.ac.id
Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST.M.Sc
multiple, baik pada sistem selektor elektromekanik maupun crosspoint semikonduktor. Gbr-2
diatas menunjukkan satu sistem selektor elektromekanik yang terdiri dari beberapa selektor
(inlet) dengan outlet yang disatukan atau disebut sebagai multiple. Selektor-selektor tersebut
tersusun dalam satu rak (selector bank) seperti ditunjukkan pada Gbr-4. Sementara bentuk
fisik satu selektor elektromekanik ditunjukkan pada Gbr-5.
Disini terdapat 4 jalur juga, yaitu; a, b, c, dan d. Jalur a dan b adalah jalur voice, sedang jalur
c dan d adalah jalur kontrol. Pada Gbr-7 dilukiskan dua crosspoint yang berdekatan.
Jalur inlet-0 dapat mencapai outlet-0 karena bekerjanya rele pada crosspoint-0
bersangkutan. Rele tersebut bekerja karena adanya tegangan marking vertikal nol volt yang
diberikan pada jalur d0, sementara pada jalur c’0 diberikan tegangan negatif. Dengan kondisi
pemberian tegangan tersebut, arus mengalir dari d0 melalui dioda dan c’0. Rele bekerja dan
tiga kontaknya menutup. Dua kontak pada jalur a0 dan b0 yang merupakan jalur sinyal voice,
sedang kontak ketiga pada jalur rele yang kemudian akan membuat rele tetap bekerja karena
mendapat tegangan positif dari jalur c0 walaupun tegangan marking vertikal tidak lagi
diberikan pada jalur d0. Proses pelepasan pendudukan jalur dilakukan dengan memberikan
tegangan horizontal ke jalur c’0 yang sama besar dengan tegangan pada jalur c0.
Dengan tersambungnya tegangan positif dari jalur c0, maka tegangan pada jalur c’0
(setelah rele) menjadi sama dengan nol, sehingga bila dilakukan pengetesan jalur outlet-0
oleh inlet-1, yaitu dengan pemberian tegangan marking nol volt pada jalur d1, maka rele
crosspoint-1 tidak akan bekerja. Ini berarti bahwa, jalur inlet-1 tidak dapat menggunakan
jalur outlet-0 lagi karena telah diduduki dan dikunci oleh jalur inlet-0.
Penggambaran pada diagram, satu matriks crosspoint seperti Gbr-1, dinyatakan dengan
simbol seperti yang dilukiskan pada Gbr-8, yaitu sebuah matriks yang mempunyai inlet
delapan (0~7) dan outlet sebanyak empat (0~3), Gbr. 5 -8(a). Dalam penggambarannya,
crosspoint dapat dilukiskan sebagai diagram simbol Gbr. 5 -8(b) yang dapat menghadap ke
atas maupun ke bawah.
0 8 4
Outlet
3
atau
0 7
8 4
Inlet
(a) (b)
Sekarang perhatikan satu matrix crosspoint Gbr-9, yaitu crosspoint ukuran 4x8 dimana
terdapat tiga crosspoint yang diaktifkan yang ditunjukkan lebih rinci pada Gbr-9(b). Dengan
kondisi tersebut, maka input-1 akan keluar pada output-A, sementara input-2 dan 3 masing-
masing akan sampai pada output-C dan B.
1
2
(a) (b)
Jadi pada satu matrix, bila satu crosspoint diaktifkan (ditandai dengan lingkaran/
lingkaran hitam), maka input yang bersangkutan mendapatkan jalan atau sambungan ke
output yang langsung berkaitan (intersection). Seperti contoh matrix pada Gbr-9(a), maka
input-0 langsung disambungkan ke output-0 yang kalau dilukiskan pada Gbr-9(a), maka
arahnya ke bawah. Keadaan itu juga dilukiskan pada Gbr-9(b), yaitu jalan bebas diberikan
oleh satu dioda yang di’on’kan oleh tegangan marker menuju ke output-A. Jadi input-1 dalam
hal ini tidak akan mengalir sepanjang horizontal bar input-1 bersangkutan.
Masih pada Gbr-9(a), ditunjukkan bahwa, crosspoint-4 dan 5 pada bar-0 tidak ada. Ini
berarti bahwa input-0 tidak dapat mencapai output-4 atau 5. Sementara pada vertical bar
output-0 terdapat dua crosspoint yang tidak ada yang berarti bahwa, bagi input-1 dan 2 tidak
tersedia jalan bebas mencapai output-0.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
2
dengan penjelasan matrix Gbr-9 di atas. Disamping itu, dapat juga matrix 16x4 tersebut
merupakan 4 matrix ukuran 4x4 yang dioperasikan secara paralel. Matrix pertama adalah
yang mempunyai input 0~3, matrix kedua mempunyai input 4~7, matrix ketiga mempunyai
input 8~11, sedang matrix keempat mempunyai input 12~15. Pada matrix pertama misalnya,
input 0~3 hanya dapat mengakses output-0 dan 3 saja, sementara untuk output-1 dan 2 tidak
dapat diaksesnya karena crosspoint-nya tidak dilengkapi komponen penyambung (blank).
Seperti diuraikan di atas satu matrix pada teknologi Tahun 1960an berbentuk sistem
selektor elektromekanik yang tersusun dalam rak yang disebut sebagai selector-bank atau
dalam struktur crossbar seperti ditunjukkan pada Gbr-11. Dengan kemajuan teknologi, maka
sistem matrix tidak lagi menggunakan susunan selektor, melainkan sudah menggunakan
komponen semikonduktor sejak Tahun 1970an. Dan pada era 1990an, maka matrix sudah
dikemas dalam bentuk IC (integrated circuit).