KIMIA FISIKA II
Oleh :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
1. Pendaftaran
Setiap mahasiswa yang akan melakukan praktikum Kimia Fisika harus mendaftarkan diri
di Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas
2. Petunjuk Percobaan
Untuk setiap percobaan disediakan petunjuk percobaan yang akan diberikan kepada yang
bersangkutan pada awal praktikum. Praktikan harus melengkapi pengetahuan dasar
percobaan tersebut dari bahan kuliah dan literatur yang berhubungan.
3. Asistensi
Setiap mahasiswa yang akan melakukan praktikum kimia fisika wajib mengikuti asistensi
praktikum yang diberikan oleh staf dosen/asisten. Apabila praktikan tidak mengikuti
asistensi maka dianggap batal untuk mengikuti praktikum
4. Absensi
Praktikan diwajibkan mengisi daftar hadir 10 menit sebelum praktikum via web I-Learning
dan zoom meeting. Terlambat 10 menit tanpa alasan yang tepat atau tidak mengisi daftar
absen maka tidak dapat melakukan praktikum online.
5. Praktikum
Proses praktikum di berikan secara online dalam bentuk video via web I-learning dan
zoom meeting selama ± 2 jam, pelaksanaan praktikum dan diskusi akan di pandu oleh
asisten dan data-data hasil praktikum akan diberikan secara online.
Praktikum dilengkapi dengan asistensi per praktikan diawal praktikum dan asistensi akhir
di akhir praktikum oleh asisten.
6. Penilaian
Setiap objek praktikum diberikan rubrik penilaian, dan praktikan akan diberi nilai sesuai
dengan standar yang telah ditentukan
7. Laporan praktikum
Laporan praktikum dikumpul secara online, yaitu laporan awal dan laporan akhir
praktikum dan ditulis dengan tulisan tangan yang dikirim dengan format pdf. Untuk kurva
dan regresi menggunakan excel sesuai dengan aturan praktikum
8. Ujian Praktikum
Ujian praktikum dilaksanakan setelah praktikan melengkapi semua persyaratan untuk
ujian akhir praktikum yaitu memenuhi absen mengikuti praktikum 99 %, nilai asistensi
praktikum diatas 65 dan membuat laporan semua objek praktikum
Ujian praktikum dilaksanakan secara online via web I-learning dan tidak ada ujian susulan
praktikum.
1
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
OBJEK I. DISTRIBUSI
I. TUJUAN
1. Menentukan konstanta distribusi dari suatu zat terlarut yang larut dalam dua pelarut yang
saling tidak larut
2. Menentukan derajat disosiasi dari zat terlarut dalam suatu pelarut
a2n
Ka =
a1
Dimana : K = tetapan distribusi
a1 dan a2 masing-masing zat aktif terlarut dalam pelarut 1 dan 2
n = perbandingan berat n molekul zat terlarut dalam pelarut 1 dan berat molekul zat terlarut
dalam pelarut 2.
n selalu berubah dengan perubahan konsentrasi
Hubungan akan berlaku meskipun konsentrasi zat terlarut berubah. Prinsip ini dinyatakan oleh
Nernst dalam distribusi yang menyatakan bahwa “Apabila suatu komponen zat terlarut
terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka perbandingan konsentrasi
pada saat kesetimbangan pada temperatur tertentu merupakan suatu konstanta yang dinamakan
dengan konstanta distribusi”.
Untuk mempermudah dalam percobaan, aktifitas diganti dengan konsentrasi sehingga
persamaan diatas menjadi :
C2n
Kc = n
C1
(dalam hal ini Kc akan berubah bila koefesien aktifitas berubah karena perubahan konsentrasi).
Bila harga C1 dan C2 dihitung dari dua harga konsentrasi zat pelarut maka harga Kc dapat dihitung
dengan menjelaskan dua persamaan dengan dua bilangan tidak diketahui.
2
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
B. Bahan
- Asam asetat - Air (bebas CO2)
- CCl4 - Eter - Indikator pp
C. Prosedur Kerja
1. Pipetlah 25 mL larutan asam asetat dengan konsentrasi 1 ; 0,5 ; 0,25 N dan masing-masing
masukkan ke dalam corong pisah
2. Pipetlah 25 mL CCl4 dan masukkan kedalam tiap corong pisah
3. Tutup dan kocok baik-baik selama 1 – 2 menit dan diamkan selama 20-30 menit agar terjadi
keseimbangan (jika suhu kamar tidak konstan gunakan thermostat). Catat suhu
keseimbangan
4. Setelah itu ambillah lapisan CCl4 dengan membuka kran bawah dan masukkan kedalam
tabung reaksi (tidak seluruhnya)
5. Pipetlah 20 mL larutan CCl4 dengan pipet 10 mL dan masukkan kedalam erlemeyer dan
tambahkan 50 mL air dan titrasi dengan standar NaOH 0,1N dengan indikator pp.
6. Pipetlah 10 mL lapisan air langsung dari corong pisah dan masukkan kedalam erlemeyer
untuk dititrasi dengan standar NaOH 0,1 N
7. Pekerjaan diatas dilakukan untuk tiap-tiap corong pemisah, catat konsentrasi asam asetat
dalam lapisan CCl4 dan air pada tiap corong pisah.
8. Percobaan diatas dapat diulangi tetapi CCl4 diganti dengan eter. Disini eter merupakan
lapisan bagian atas. Untuk kedua lapisan pemipetan dilakukan dengan pipet 10mL dan
dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1N
IV. TUGAS
1. Hitung konsentrasi dalam lapisan air dan dalam lapisan organik dan cantumkan dalam suatu
tabel
2. Hitung harga Kc dan n dari data-data 1N ; 0,5 N asam asetat
3. Juga hitung harga tersebut dari data-data 0,5 N dan 0,25 N (untuk perhitungan data 2 dan 3,
dan pakailah air sebagai pelarut kedua)
4. Berdasarkan konsentrasi yang tinggi asam asetat sedikit berdisosiasi dan pengenceran
menyebabkan disosiasi asam asetat pada 2 dan 3 mengalami asosiasi disosiasi dan hitung
derajat asosiasi disosiasinya.
3
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
OBJEK II.
PENENTUAN TETAPAN KESETIMBANGAN ASAM LEMAH SECARA
KONDUKTOMETRI
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan nilai Ka asam lemah.
2. Mempelajari daya hantar listrik larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
= ……………………………………………………………………………(2)
o
α = derajat disosiasi
Λ = hantaran ekivalen larutan pada kondisi tertentu
Λo= hantaran ekivalen larutan pada pengenceran tak berhingga
c2 K c
K= atau =
o ( o − ) o ( o − )
........………….(3)
1 c
atau K =
o ( o − )
1 cΛ
Nilai K diperoleh dari kurva ver sus
Λ Λ o (Λ o − Λ)
x
cΛ
x
Λ o (Λ o − Λ)
x α tg α = K
1
Λ
4
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
B. Bahan
- Asam asetat dengan berbagai konsentrasi - KCl 0,1 N
C. Prosedur Kerja
1. Cuci sel hantaran dengan aquadest dan ukur hantarannya, cuci lagi sampai didapat nilai
hantaran aquadest tersebut tetap
2. Bilas sel hantaran dengan larutan KCl 0,1 N dan tentukan nilai hantaran tersebut.
3. Tentukan suhu larutan KCl 0,1 N tersebut dan baca harga hantaran jenisnya dalam tabel yang
nilainya sudah tertentu untuk berbagai temperatur
4. Buatlah larutan asam asetat dengan berbagai variasi konsentrasi dengan jalan pengenceran
5. Tentukan hantaran larutan tersebut dengan konduktometer dengan teliti
6. Bacalah data beberapa tabel antara konsentrasi larutan dengan nilai konsentrasinya
7. Tentukan nilai Ka dengan grafik
IV. PERTANYAAN
1. Jelaskan tentang hantaran jenis dan hantaran ekivalen, apa satuannya
2. Apa gunanya mengukur hantaran larutan KCl 0,1 N
3. Apa yang dimaksud dengan bilangan transport dan mobilitas ion
4. Apa beda disosiasi dengan ionisasi
5. Pada pengukuran hantaran jenis elektrolit lemah perlu dikoreksi terhadap hantaran jenis air,
jelaskan
6. Turunkan persamaan penentuan Ka untuk elektrolit 1-2 dengan pengukuran hantaran
5
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
OBJEK III.
PROSES ADSORBSI ISOTERM LARUTAN
I. TUJUAN
Mempelajari secara kuantitatif sifat-sifat adsorbsi sifat zat terlarut dalam larutan permukaan
karbon aktif.
II. TEORI PERCOBAAN
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan sesuatu zat baik berupa gas ataupun zat cair pada
permukaan adsorben. Dalam industri penerapan prinsip adsorpsi ini banyak kita jumpai, misalnya
bahan-bahan pengotor dan material berwarna yang terdapat didalam gula dan produk-produk
organik lainnya dibersihkan dengan menggunakan arang atau adsorben lainnya. Masker gas
mengandung adosrben yang digunakan untuk menyerap gas-gas beracun yang berbahaya bagi
sipemakai. Beberapa mineral alam seperti zeolit dan lempung baik yang belum maupun yang
sudah dimodifikasi dapat digunakan pula sebagai adsorben.
Adsorpsi terjadi pada permukaan padatan sebagai akibat gaya-gaya valensi atau gaya-gaya
atraktif lainnya dari atom-atom atau molekul-molekul pada permukaan padatan. Apabila kita tinjau
sebuah atom atau molekul didalam padatan, maka atom atau molekul tersebut menerima gaya
tarik yang seimbang dari atom-atom atau molekul-molekul sekitarnya. Untuk atom atau molekul
pada permukaan padatan gaya tarik yang dialami tidak sama kesegala arah, sehingga sebagai
kompensasinya atom-atom atau molekul-molekul tersebut bersifat adsorpsi terhadap adsorbat.
6
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
kontak dengan larutan maka jumlah zat yang teradsorbsi akan bertambah naik secara bertahap
sampai suatu keadaan kesetimbangan tercapai.
Beberapa persamaan matematis telah dikembangkan untuk mempelajari data adsorbsi. Dua
persamaan yang umum digunakan untuk mempelajari adsorbsi larutan pada adsorben adalah
persamaan Freundlich dan Langmuir. Pada persamaan adsorpsi isoterm Freundlich pengaruh
konsentrasi larutan terhadap adsorbsi dapat dinyatakan sbb :
x/m = k.cn
dimana : x = berat adsorbat
m = berat adsorben
c = konsentrasi adsorbat pada saat kesetimbangan tercapai/konsentrasi adsorbat yang ada
dalam larutan
n,k = tetapan empiris
x/m
(mg/g
)
C(mol/L)
Log x/m
Tg α = n
Log k
Log C (mol/L)
Gambar 4. Kurva Log (x/m) versus log C
Dari persamaan tersebut nilai n dan k dapat ditentukan, nilai n ditentukan dari gradien persamaan
2 sedangkan nilai k dari intersepnya.
- Slope n adalah indikator dari besar energi dan macam-macam energi yang berhubungan
dengan proses adsorpsi.
7
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
x c c 1 c
= = +
m (1 + .c) x/m
Jika adsorbsi melibatkan proses penyerapan lapis tunggal (Monolayer) maka kurva c/(x/m) lawan
c akan berupa garis liner. Dari kurva tersebut β/α dapat ditentukan dari gradiennya sedangkan
nilai 1/α ditentukan dari intersepnya.
Seperti pada teori Freundlich, teori adsorbsi Langmuir hanya berlaku untuk larutan dengan
konsentrasi rendah (larutan encer).
8
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
3. Ambil dari setiap larutan asam asetat diatas (poin1 ) sebanyak 25 mL kemudian masukkan
kedalam erlemeyer. Tambahkan pula larutan itu 1 gram karbon aktif dan kemudian kocok
atau aduk dengan pengaduk magnet beberapa saat selanjutnya tutup dengan kertas saring
dan biarkan selama 30 menit
4. Campuran – campuran diatas kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring,
pisahkan filtratnya ambil masing-masing 10 mL kemudian dititrasi dengan larutan standar 0,
5 M NaOH. Proses titrasi dilakukan dua kali untuk setiap larutan. Konsentrasi asam asetat
sisa yang ada dalam larutan diketahui dari hasil titrasi rata-rata.
Perbedaan jumlah NaOH yang diperlukan untuk titrasi sebelum dan sesudah adsorbsi adalah
sama dengan jumlah asam asetat yang diadsorbsi (X1)
X1 = [(25/10)(a1.b1)MNaOH.BM asam asetat/1000mgram]
Secara umum dapat ditulis, jumlah asam asetat yang diadsorbsi (Xi) adalah
X1 = [(25/10)(ai.bi)MNaOH.BM asam asetat/1000mgram]
Dengan I = 1,2,3,4,5
Konsentrasi kesetimbangan c dari asam asetat adalah konsentrasi asam asetat akhir setelah
diadsorbsi. Dari data yang diperoleh selanjutnya dibuat kurva-kurva sebagai berikut :
Kurva x/m lawan c. kurva log (x/m) lawan log c dan c/(x/m) lawan c
9
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
OBJEK IV
PERSAMAAN NERNST
I. TUJUAN
1. Menyusun dan mengukur GGL sel elektrik (atau sel elektrokimia).
2. Menguji persamaan Nernst.
RT a c a d
tersebut adalah sbb : Esel = E sel −
o
ln
nF a Aa a Bb
aAa aBb...adalah aktivitas yang dipangkatkan dengan koefesien reaksi
F = Konstanta Faraday
N = Jumlah elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks
Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang lebih tinggi, aktivitas dapat diganti
dengan konsentrasi. Pada percobaan ini akan dicoba untuk menguji persamaan Nernst.
10
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
IV. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi sel dan bentuk umum persamaan Nernst untuk sel tersebut
2. Sebutkan alasan kenapa lebih baik menggunakan Ag/Ag + bila dibandingkan dengan Zn/Zn+?
11
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
OBJEK V.
ELEKTROLISIS UNTUK MENENTUKAN BILANGAN AVOGADRO
I. TUJUAN
1. Menentukan bilangan Avogadro (No)
2. Mempraktekan konsep bilangan Avogadro (No)
C. Prosedur Kerja
1. Bersihkan elektroda tembaga dengan ampelas
2. Salah satu elektroda dipakai sebagai anoda. Timbang elektroda tersebut pada neraca analitik
3. Kedua elektroda tembaga dimasukkan kedalam 80 mL larutan A dan rangkaian listrik disusun
seperti pada gambar berikut :
12
Penuntun Praktikum Kimia Fisika II
termometer
Gelas
piala
Elektroda
tembaga
Sumber
DC
A amperme
ter
panas
saklar
4. Gelas piala dipanaskan sampai suhu mencapai 80°C dan suhu dijaga supaya tetap
5. Ketika suhu sudah tetap 80°C, aliran listrik dihubungkan dan dialirkan melalui larutan A. pada
saat yang sama mulailah mencatat waktu dengan stopwatch. Arus listrik harus dijaga agar
selalu tetap selama percobaan yaitu 1,5 A (dapat dibaca ampermeter). Aliran ini sering
berubah-ubah selama percobaan.
6. Sesudah 10 menit aliran listrik dimatikan, anoda dibersihkan dengan air kemudian dikeringkan
dengan kertas tisu
7. Timbanglah anoda sekali lagi
D. PERHITUNGAN
IV. PERTANYAAN
1. Apakah nama endapan merah jingga yang terbentuk selama proses elektrolisis ini ?
2. Apakah boleh larutan diganti dengan larutan CuSO4?
3. Kenapa lempengan Cu harus diampelas terlebih dahulu?
13