Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI


Kamis, 12.50-14.30

Di Susun Oleh :
Kelompok 9
Sarah Amelia (1824090203)
Annisa Zulfa Fadhilah (1824090205)
Niken Hartanti (1824090206)
Syaharani Syahla Azzura (1824090214)
Rini Puspa Arum (1824090216)
Sabila Umami (1824090220)
Citra Pusparani (1824090223)

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI


FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
Game “Pelatihan Kepemimpinan”

1. Kubus Sempurna (The Perfect Square)


Game palatihan kepemimpinan ini memiliki manfaat yang cukup banyak bagi
peningkatan kualitas diri seseorang. Yaitu dapat meningkatkan skill kepemimpinan,
meningkatkan kemampuan komunikasi, membangun kepercayaan antar anggota tim atau
kelompok, serta memberikan gambaran terhadap hal yang baik dan buruk yang mungkin
dapat dilakukan. Jumlah peserta yang dapat mengikuti game pelatihan kepemimpinan ini
adalah sekitar 5 sampai 20 orang dengan selang waktu kurang lebih 30 menit.
Cara bermain game pelatihan kepemimpinan ini yaitu semua peserta diharuskan berdiri
dalam sebuah lingkaran dengan memgang seutas tali. Lalu seluruh peserta menutup mata
mereka dengan kain dan meletakkan tali tersebut ke lantai. Setiap peserta harus mundur
beberapa langkah. Lalu mintalah seluruh peserta untuk maju dan membetuk sebuah
kubus. Namun tanpa bersuara. Murni mengandalkan feeling serta jiwa kepemimpinan
terhadap diri sendiri.

2. Telur Jatuh (The Egg Drop)


Game pelatihan kepemimpinan selanjutnya adalah the egg drop games, atau permainan
telur terjatuh. Permainan ini memiliki manfaat yang baik untuk mengembangkan jiwa
kepemimpina yang ada dalam diri kita. Selain itu dengan melakukan permainan pelatihan
kepemimpinan ini kita juga dapat melatih kemampuan kerjasama antar tim serta
bertindak secara tepat dan cepat. Banyaknya orang yang dapat bermain dalam games ini
adalah sekitar 3-5 orang dan dibuat kelompok-kelompok kecil. Waktu yang dibutuhkan
untuk permainan ini sekitar 1 jam atau lebih. Media yang dibutuhkan dapat berupa benda-
benda yang ada disekitar kita atau alat-alat kantor.
Cara bermainnya ialah semua orang yang telah terbagi dalam kelompoknya masing-
masing harus diberi sebuah telur mentah. Kemudian letakkan semua alat-alat dalam satu
tumpukan wadah. Tugasnya adalah setiap anggota kelompok bertugas untuk membuat
sebuah alat yang dapat melindungi telur ketika dijatuhkan. Waktu yang dibutuhkan hanya
berkisar 15 menit. Alat-alat yang dipakai dapat menggunakan selotip, pensil, sedotan dan
apa saja yang dapat digunakan sebagai pelindung telur. Setelah waktu habis, maka telur
akan dijatuhkan dan lihat apakah telur-telur mereka tetap utuh atau pecah kedalam
wadah.

3. Perburuan Barang (Scavenger Hunt)


Game pelatihan kepemimpinan selanjutnya ialah perburuan barang atau disebut juga
dengan scavenger hunt. Game pelatihan kepemimpinan ini sangat mudah untuk dilakukan
karena menggunakan barang-barang yang ada disekitar kita. Seperti pulpen dan kertas,
waktu yang digunakan untuk memecahkan game pelatihan kepemimpinan ini berkisar
lebih dari 1 jam. Terdiri dari dua grup kecil yang masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Manfaat game ini dapat melatih jiwa kepemimpinan serta kreatifitas anggota kelompok
dalam memecahkan masalah.
Cara bermainnya pun cukup mudah. Yaitu membuat sebuah tugas unik dalam secarik
kertas. Misalnya berselfie dengan orang yang tidak dikenal. Mengambil gambar sebuah
bangunan, dan lain sebagainya. Dengan clue atau petunjuk yang telah ditentukan
sebelumnya. Permainan ini cukup seru dan menarik untuk dicoba.
Game “Team Building”

1. All Aboard (Semua Di Atas Kapal)


Bagaimana memasukkan belasan orang kedalam suatu kotak yang ukurannya mungkin
tidak lebih dari 50×50 cm? Pasti akan sangat berdesakan. Namun disitulah letak
keseruannya. Anda bisa membuat kelompok dengan anggota 7-10 orang. Selanjutnya,
anda membuat suatu “kapal” yang bisa terbuat dari papan kayu atau anda bisa
menandainya di lantai dengan lakban. Pastikan bahwa tiap kelompok dapat memasukkan
tiap anggotanya kedalam “kapal” tersebut dengan menginjak ke dalam areanya dan tidak
boleh menyentuh area selain “kapal”. Pemenangnya adalah kelompok yang paling lama
bertahan di dalam “kapal” dengan area yang semakin mengecil.
Nilai Moral: Mendorong komunikasi, pemecahan masalah (problem solving), dan
berpikir kritis.

2. The Human Knot (Kaitan Manusia)


Inti permainan ini adalah bagaimana mengurai kaitan tangan-tangan manusia yang
semrawut menjadi melingkar dan tanpa ada gandengan tangan yang terlepas. Permainan
ini bisa diikuti oleh 8-20 orang. Tiap individu diharuskan berdiri melingkar dalam
kelompoknya dan memegang tangan rekannya yang berdiri diseberangnya. Memegang
tangan rekan pun juga tidak boleh sembarangan. Tangan kanan peserta harus memegang
tangan kanan rekannya yang ada di seberangnya dan tangan kirinya harus memegang
tangan rekannya yang lain (kecuali rekan yang di samping dan seberangnya). Pemenang
permainan ini tentunya adalah kelompok yang paling cepat mengurai kaitan
tangan.Sekilas terlihat ribet, namun jika anda memainkannya bersama tim akan terasa
sangat menyenangkan.
Nilai moral: Komunikasi dan pemecahan masalah (problem solving).
3. Round Tables (Meja-Meja Bundar)
Melakukan tugas yang berbeda di tiap meja yang berbeda pula. Permainan ini
membutuhkan ketangkasan pemimpin dan tim dalam menyelesaikan misi dengan
beberapa tahapan. Anda bisa menggunakan empat meja bundar untuk tiap tim. Peserta
diminta untuk menyelesaikan tugas yang berbeda-beda pada tiap meja. Seorang
pemimpin yang dipilih pada tiap tim hanya bisa berkomunikasi dan memberikan tugas
kepada anggota timnya saja. Pemenang permainan ini adalah tim yang paling cepat
menyelesaikan rangkaian tugas yang diberikan.
Nilai moral: Kepemimpinan (leadership) dan kemampuan mendelegasikan tugas.

4. Menulis Dengan Benang


Ikat beberapa benang atau tali pada spidol, dari area tutup pen hingga ke ujung belakang
pen. Setiap akhiran benang/tali dipegang oleh satu orang anggota tim, kemudian seluruh
anggota akan bergerak menyebar ke segala arah. Tujuannya adalah untuk menulis sebuah
kata pada secarik kertas dengan membuat para anggota tim bersama-sama mengendalikan
tarik-ulur benang/tali tersebut. Namun anggota tim tidak diijinkan untuk berbicara satu
dengan yang lain. Tim dengan hasil tulisan terbaik atau yang tercepat dalam
menyelesaikan kata yang dapat dibaca lah yang menjadi pemenang.
Manfaat: Penyelesaian masalah dengan kreatif, komunikasi.

5. Office Trivia
Susun beberapa kuisioner untuk menguji pengetahuan tim Anda akan berbagai topik di
kantor, seperti pertanyaan-pertanyaan pribadi umum mengenai para anggota tim,
contohnya jumlah saudara, mode transportasi, hobi, makanan favorit, barang yang
memiliki arti khusus bagi mereka; hindari topik-topik yang berhubungan dengan
pekerjaan. Lakukan aktivitas ini setiap bulan, 3 bulan, atau 6 bulan sekali. Hal ini akan
mendukung para anggota tim untuk saling mengenal satu sama lain dan pada saat yang
sama menambah pengetahuan akan masing-masing anggota tim tanpa harus merasa
canggung.
Manfaat: team-bonding, ice breaking

6. Letakkan diri di posisi orang lain (In another person’s shoes)


Kosongkan seluruh atau sebagian jadwal kerja seorang pegawai dan minta ia untuk duduk
dengan pegawai dari suatu divisi berbeda, sebaiknya dengan seseorang yang terkait
dengannya dalam hal alur kerja (work flow). Jelaskan kepada si pegawai pertama work
flow dalam rutinitas sehari-hari divisi tersebut, serta tantangan yang mereka hadapi.
Tujuannya adalah untuk membuat pegawai tersebut lebih memahami cara kerja dan tugas
divisi yang dikunjunginya.
Manfaat: Menumbuhkan rasa empati, pengertian dan apresiasi

7. Gambar Tanpa Suara (Silent Drawing)


Setiap anggota tim secara bergiliran mengambil sebuah kartu dari dalam toples.
Kemudian ia harus menggambarkan apa yang tertera pada kartu yang dipilih. Tingkat
kesulitan dapat diatur berdasarkan apakah anggota yang bertugas menggambar
diperbolehkan untuk menggunakan suara atau memberikan petunjuk kata yang tidak
secara langsung membocorkan jawabannya.
Manfaat: Menumbuhkan rasa pengertian, kebersamaan

8. Good Riddance
Buatlah kesepakatan dari para anggota tim bahwa berbuat kesalahan adalah hal yang
wajar. Setiap orang memiliki kekurangan masing-masing dan hal tersebut dapat
diperbaiki. Mintalah setiap anggota tim untuk menuliskan salah satu kekurangan mereka
pada secarik kertas, tunjukkan kepada anggota-anggota lainnya, dan mintalah saran
tentang cara memperbaiki kekurangan tersebut. Metode korektif ini dapat dilakukan
sepanjang jam kantor dengan adanya pengingat lembut dari para kolega, dan tetapkan
durasi waktu di mana kekurangan atau kesalahan tersebut harus diperbaiki.
Manfaat: Kerendahan hati, pengembangan diri, rasa empati.
9. Secret Santa
Tuliskan nama seluruh anggota tim pada beberapa kertas berbeda dan masukkan ke
dalam toples. Minta setiap anggota tim untuk mengambil sebuah nama dan merahasiakan
nama yang didapatnya. Masing-masing anggota harus bersikap baik kepada anggota yang
namanya ia pilih untuk jangka waktu tertentu, misalnya: satu minggu, dua minggu, satu
bulan, dsb. Tetapkan suatu lokasi yang tidak sering diakses oleh para anggota untuk
meletakkan hadiah bagi ‘pasangan’ mereka, dan sebuah toples untuk meletakkan pujian.
Manfaat: Faktor kebahagiaan di tempat kerja, bentuk apresiasi.

10. Back-to-back drawing


Bagi tim menjadi pasangan, dengan masing-masing anggota duduk berpunggungan
dengan pasangannya. Satu anggota akan diperlihatkan sebuah gambar, yang kemudian
harus ia deskripsikan menggunakan bentuk, tampilan, dan warna tanpa menyebutkan
nama bendanya. Anggota lainnya akan menggambar suatu benda sesuai deskripsi sang
pasangan.
Manfaat: Penekanan pada komunikasi verbal, kemampuan mendengarkan, dan daya
nalar.
Ice Breaking Game

1. Perkenalan “Siapa Dia?”

Petunjuk:

 Minta semua peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran


 Minta seorang peserta untuk memperkenalkan nama dan satu hal lain mengenai dirinya
dalam bentuk satu kalimat pendek ( tidak boleh lebih dari 6 kata ), misal: Nama saya
Retno, fasilitator P2KP. Nama saya Rachman, Kader Komunitas
 Mintalah peserta kedua untuk mengulang kalimat peserta pertama, baru kemudian
memperkenalkan dirinya sendiri, misal : teman saya Retno, fasilitator, saya Mika, guru
sekolah
 Peserta ketiga harus mengulang kalimat 2 peserta sebelumnya sebelum memperkenalkan
diri, demikian seterusnya sampai seluruh peserta memperoleh gilirannya.
 Apabila peserta tidak dapat mengingat nama dan apa yang dikatakan 2 peserta lainnya,
maka ia harus menanyakan langsung pada yang bersangkutan : ‘siapa nama anda?’ atau
‘siapa nama anda dan apa yang anda katakan tadi ?’

2. Menghangatkan suasana “Badai Berhembus (The Great Wind Blows)”


Strategi ini merupakan icebreaker yang dibuat cepat yang membuat para peserrta latihan
bergerak tertawa. Strategi tersebut merupakan cara membangun team yang baik dan
menjadikan para peserta lebih mengenal satu sama lain.
Petunjuk :
 Aturlah kursi – kursi ke dalam sebuah lingkaran. Mintalah peserta untuk duduk di
kursi yang telah disediakan.
 Jelaskan kepada peserta aturan permainan, untuk putaran pertama pemandu akan
bertindak sebagai angin.
 Pemandu sebagai angin akan mengatakan ‘ angin berhembus kepada yang
memakai – misal : kacamata’ ( apabila ada beberapa peserta memakai kacamata).
 Peserta yang memakai kacamata harus berpindah tempat duduk, pemadu sebagai
angin ikut berebut kursi.
 Akan ada satu orang peserta yang tadi berebut kursi, tidak kebagian tempat
duduk. Orang inilah yang menggantikan pemandu sebagai angin.
 Lakukan putaran kedua, dan seterusnya. Setiap putaran yang bertindak sebagai
angin harus mengatakan ‘ angin berhembus kepada yang (sesuai dengan
karakteristik peserta, misal : baju biru, sepatu hitam, dsb)

3. Kerjasama Tim “Sepatu Lapangan”


Permainan ini bermanfaat untuk mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah
Tim setiap orang akan belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-
masing pendapat secara cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa
yang terbaik menurut kelompok.
Langkah – langkah:
 Bagilah peserta ke dalam kelompok – kelompok kecil (5 – 6 orang), 1 orang akan
menjadi pembicara kelaompok.
 Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang
cocok untuk bekerja di ‘lapangan’ dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan
(waktunya sekitar 5 menit)
 Mintalah pembicara kelompok untuk mengingat pendapat yang berbeda dan
pendapat yang sama dari setiap orang di kelompoknya masing-masing.
 Mintalah pembicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus
memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat orang – orang
tersebut mengenai topik diskusi di atas.
 Setelah semua kelompok selesai, kemudian diskusikan: Apakah pembicara telah
menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat? Apa yang
dikurangi? Apa yang ditambah? Apa yang tidak tepat.
4. Kerjasama Tim “Kompak”
Permainan ini bermanfaat untuk menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja
dalam Tim.
Langkah – Langkah:
 Jelaskan kepada peserta aturan permainan ini
 Bagilah peserta ke dalam 5 – 6 kelompok, yang penting satu kelompok terdiri dari
6 orang.
 Mintalah masing – masing kelompok untuk membuat lingkaran dan satu orang
anggota dari masing-masing kelompok untuk berdiri di tengah – tengah
kelompoknya.
 Katakanlah bahwa permainan ini untuk mnguji kita, apakah di antara teman-
teman dalam kelompok itu saling percaya kepada TIM KERJA KITA. Yang
berdiri di tengah harus menutup matanya, dengan ditutup kain, kemudian
menjatuhkan diri secara bebas kea rah mana saja.
 Sementara itu teman-teman dalam kelompoknya melingkar dan harus
bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di tengah tadi, karena permainan
ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika yang di tenagh menjatuhkan diri
kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab untuk menahan dan
melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan minta siapa
yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran.

5. Komunikasi “Broken T”
Permainan ini bermanfaat untuk mengajak peserta memahami perbedaan antara
komunikasi satu arah dan komunikasi partisipatif, serta menyadarkan peserta akan
pentingnya prinsip kesetaraan dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
Langkah – langkah:
 Siapkan pecahan huruf T (lihat irisan hurup T dalam gambar) sebanyak setengah
dari jumlah peserta; kertas karton yang bisa berdiri – apabila tidak ada karton bisa
diganti dengan koran dan tali rapia – (berfungsi sebagai pembatas) sebanyak
hurup T.
 Siapkan gambar hurup T, sesuai dengan irisan tadi (T dalam gambar), sebanyak
pecahan hurup T (simpan masing – masing dalam amplop)
 Mintalah peserta untuk berpasangan, masing – masing pasangan yang satu
berperan sebagai Bos dan yang seorang lagi berperan sebagai atasan.
 Selanjutnya atasan Bos dan bawahan, masing-masing duduk berhadapan dengan
dibatasi oleh karton atau kertas koran yang digantung dengan tali rapia.
 Beritahu peserta bahwa permainan ini akan dibagi ke dalam beberapa babak.
 Setiap peserta yang berperan sebagai Bos akan mendapatkan gambar hurup T
yang ada dalam amplop, sedangkan bawahan akan mendapatkan pecahan hurup T.
 Babak pertama, Bos harus memberi perintah kepada bawahan untuk menyusun
hurup T, bawahan tidak boleh bertanya, atasan tidak boleh memperlihatkan
gambar kepada bawahan.
 Apabila babak pertama telah selesai, babak kedua lakukan dengan perintah yang
sama tetapi dalam hal ini bawahan boleh bertanya. (pembatas masih tetap dipakai
dan gambar tetap tidak boleh diperlihatkan).
 Babak ketiga, bawahan boleh bertanya dan pembatas boleh dihilangkan.
 Diskusikan pengalaman bermain ‘Broken T’ tadi: Apakah ada yang berhasil?
Mengapa terjadi demikian? Bagaimana perasaan bawahan dan pendapatnya
tentang Bos? Bagaimana pendapat Bos tentang bawahannya?
 Simpulkan bersama peserta dengan mengaitkan efektifitas komunikasi yang setara
dan partsisipatif.

6. Partisipasi “Menghitung Mundur”


Dalam pendampingan terhadap kelompok belajar di tengah masyarakat, kita sudah biasa
menganggap bahwa masyarakat hanyalah penerima informasi, dan bukan pemberi atau
sumber informasi. Mengubah kebiasaan atau cara pendang yang sudah lama kita miliki,
merupakan hal sulit. Kita biasanya selalu menggunakan kacamata kita. Kita
menggunakan bahasa, symbol, gambar, informasi dan teknologi yang berasal dari
‘kebudayaan’ kita. Kita tidak memperhatikan apa kesulitan yang dialami masyarakat
untuk menerima hal – hla yang tidak biasa bagi mereka. Sebenarnya, program yang kita
kembangkan perlu dinilai menurut kacamata masyarakat, berdasarkan apa yang mereka
butuhkan, dengan cara yang mudah diterima mereka.
Langkah – langkah:
 Minta peserta untuk berdiri mambentuk suatu lingkaran. Setiap peserta
menghitung secara bergiliran mulai dari 1 sampai 50 (atau sejumlah peserta)
 Pada saat menghitung, minta peserta memenuhi peraturan: setiap angka ‘tujuh’
atau ‘kelipatan tujuh’, angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk
tangan.
 Apabila ada peserta yang salah melaksanakan tugasnya, maka permainan dimulai
dari awal.
 Sesudah 3 – 4 ronde, permainan tahap 1 selesai
 Permainan tahap – 2 dimulai dengan cara yang sama seperti di atas, tetapi
hitungannya dimulai dari angka 50 mundur terus sampai dengan angka 1.
Peraturan yang diterapkan juga sama, yaitu setiap angka ‘tujuh’ atau angka
‘kelipatan tujuh’, angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk
tangan.
 Setelah 3-4 ronde, permainan selesai.
 Minta peserta untuk mendiskusikan: (1) Manakah yang lebih baik banyak terjadi
kesalahan, cara 1 atau cara 2? (2) Mengapa demikian? (3) Kira-kira, apa
hubungannya permainan ini dengan cara kerja kita dalam kelompok belajar atau
di tengah – tengah kehidupan masyarakat kita (apakah mudah mengganti
kebiasaan pendekatan dari atas dengan yang dari bawah)?
DAFTAR PUSTAKA
https://pelatihansdm.co.id/game-pelatihan-kepemimpinan/
https://magnaqm.com/project-management-articles/3-permainan-team-building-ini-dapat-
meningkatkan-kualitas-tim-anda/
https://www.jobstreet.co.id/id/cms/employer/30-kegiatan-team-building-yang-menyenangkan-
dan-terjangkau-untuk-membangun-sebuah-perusahaan-yang-sukses/
https:/www.sribd.com/document/40674972/Metode-Metode-Permainan-Untuk-Ice-Breaking

Anda mungkin juga menyukai