A. Pengertian
Hipertensi Sistolik Terisolasi ( HST ) didefinisikan sebagai Tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dengan tekanan darah diastolik ≤90 mmHg. Kenaikan tekanan darah sistolik dan
penurunan tekanan darah diastolik umumnya terjadi diatas usia 60 tahun. Hal ini sejalan
dengan berkurangnya elastisitas pembuluh darah besar ( aorta ) dan proses aterosklerosis.
HST dijumpai pada sekitar 60 – 75 % dari kasus hipertensi pada usia lanjut dengan
peningkatan risiko 2 – 4 kali lipat untuk terjadinya infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri,
gangguan fungsi ginjal, stroke, dan mortalitas kardiovaskular.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg ( Joint National Commite
on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure VII/ JNC-VII,
2003).
B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Hipertensi Essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya ( 90%).
2. Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid atau (hiperteroid), penyakit kelenjar
adrenal (Hiperaldosteronisme) dan lain-lain.
Menurut JNC –VII (2003) Hipertensi diklasifikasikan sesuai terters pada table berikut:
Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
pre Hipertensi 120 – 139 atau 80 - 89
Hipertensi tingkat I 140 – 159 atau 90 -99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 atau ≥ 100
Hipertensi Sistolik
≥ 140 dan < 90
terisolasi
C. FAKTOR RISIKO
Factor risiko hipertensi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
Factor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat dirubah, antara lain:
umur, jenis kelaim dan genetic.
a. Umur
Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi.Dengan bertambahnya umur, resiko
terkena hipertensi menjadi lebih besar.Menurut Riskesdas 2007 pada kelompok
umur > 55 tahun prevalensi hipertensi mencapai > 50%. Pada usia lanjut,
hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik.
Kejadian ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi. Pria mempunyai risiko sekitar
2,3 kali lebih banyak mengalami peningkattan tekanan darah sistolik dibandingkan
dengan perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cendrung
meningkatkan tekanan darah. Namun, setelah memasuki menopause, prevalensi
hipertensi pada perempuan meningkat. Bahkan setelah usia 60 tahun, hipertensi
pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pria, akibat factor hormonal.
Menurut Riskesdas 2007, prevalensi hipertensi pada perempuan sedikit lebih
tinggi disbanding pria.
c. Keturunan (genetic)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (factor keturunan) juga
meningkatkan risiko hipertensi, terutama hipertensi primer (esensial). Tentunya
factor lingkungan lain ikut berperan. Factor genetic juga berkaitan dengan
metabolism pengaturan garam dan renin membrane sel. Menurut Davidson bila
kedua orangtuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun keanak-
anaknya, dan bila salah satu orangtuanya yang menderita hipertensi maka sekitar
30% akan turun keanak-anaknya.
2) Faktor risiko yang dapat dirubah
Factor risiko yang diakibatkan perilaku tidak kesehatan dari penderita hipertensi antara lain
merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebihan, kurang aktivitas fisik, berat
badan berlebihan/ kegemukan, konsumsi alkohol, dyslipidemia dan stress:
a. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentasi abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam
indeks masa tubuh (Body Mass Index) yaitu perbandingan anatara berat badan
dan tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan dan stamler,1991). Berat badan
dan indeks massa tubuh (IMT) berkolerasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.Akan
tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar.Risiko relative untuk
menderita hipertensi pada orang- orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight)
Nilai IMT dihitung menurut rumus:
B erat badan (kg)
IMT =
tinggi badan ( m ) x tinggi badan(m)
b. Merokok
Zat – zat kimia beracun seperti nikotin dan korban monoksida yang diisap melalui
rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darh
arteri, zat tersebut mengakibatkan proses antereosklerosis dan tekanan darah
tinggi. Pada studi otopsi, dibuktikan adanya kaitan erat antara lain kebiasaan
merekok dengan proses antereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok
juga meningkatkan denyut jantung, sehingga kebutuhan oksigen otot-otot jantung
bertambah. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi akan meningkat resiko
kerusakan pembuluh darah arteri.
c. Aktifitas Fisik
Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan bermanfaat
bagi penderita hipertensi ringan.Dengan melakukan olahraga aerobic yang teratur
tekanan darah dapat turun, meskipun berat badan belum turun.
d. Konsumsi Garam Berlebihan
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan diluar
agar tidak dikeluarkan, sehingga meningkatkan volume tekanan darah.Pada
sekitar 60% hipertensi primer (esensial) terjadi respon penurunan tekanan darah
dengan mengurangi asupan darah. Pada masyrakat yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rerata yang rendah, sedangkan pada
masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan rerata lebih tinggi.
e. Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
trigleserida, kolesterol LDL, dan penurunan kadar kolestrol HDL dalam darah.
Kolestrol merupakan factor paling dalam terjadinya ateroclerosis, yang kemudian
mengakibatkan peningkatan tekanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan
darah meingkat.Untuk jelasnya dapat dilihat table dibah ini.
E. CARA PENCEGAHAN
1. Diet secara teratur
2. Olahraga sacara teratur
3. Menghentikan kebiasaan merokok
4. Mengurangi minum kopi
5. Menjaga kestabilan berat badan
6. Menghindari stress
7. Periksa kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat.
F. DIET HIERTENSI
1. Makanan yang harus dihindari/dikurangi:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium
c. Makanan dan minuman dalam kaleng
d. Makanan yang diawetkan
e. Sumber protein hewani yang tinggi kolesterol
f. Bumbu-bumbu yang mengandung natrium
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol
2. Makanan yang dianjurkan
a. Makanan pokok
b. Sayuran
c. Buah-buahan
Jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka,
melon, sawo, mangga.
d. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe,tahu) serta polong-polongan.
e. Unggas, ikan, putih telur.
f. Daging merah, kuning telur.
G. Senam hipertensi
a. Gerakan Pemanasan
Tekuk kepalake samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan
sisi lain
Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.
b. Gerakan Inti
searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari
hentakan
Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar bahu.
mengatur napas.
Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki yang
kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10 hitungan lalu ganti
Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua
sisi bergantian
Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan yang
searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut yang
c. Pendinginan
Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
REFERENSI
Armstrong,Sue.1991.Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan.Jakarta:Arcan