Sifat Termal Zat Panas
Sifat Termal Zat Panas
BAB 3
SIFAT TERMAL ZAT PADAT
DI SUSUN OLEH :
2014
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “SIFAT TERMAL ZAT PADAT”, suatu
materi perkuliahan dalam kuliah zat padat.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah zat padat di program Pendidikan
Fisika lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Mataram.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar isi..............................................................................................................................3
BAB I: Pendahuluan
Latar belakang....................................................................................................................4
Rumusan masalah................................................................................................................4
Tujuan..................................................................................................................................4
Kapasitas panas......................................................................................................................5
Panas Spesifik........................................................................................................................6
Model Klasik.........................................................................................................................6
Model Einstein.......................................................................................................................8
Model Debye.........................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................28
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari sifat non listrik material, kita akan mulai dengan sifat thermal,
yaitu tanggapan material terhadap penambahan energi secara thermal ( pemanasan ). Dalam
padatan, terdapat dua kemungkinan penyimpanan energi thermal : yang pertama adalah
penyimpanan dalam bentuk vibrasi atom / ion disekitar posisi keseimbangannya, dan yang
kedua berupa energi kinetik yang dikandung oleh elektron – bebas. Ditinjau secara
makroskopis, jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang ada dalam
padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi
pada atom – atom dan elektron bebas menentukan sifat – sifat thermal padatan. Sifat – sifat
thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik yang terdiri dari panas
jenis zat model Klasik, model Einstein, model Debye.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan panas jenis zat padat menurut model klasik ?
2. Apakah yang dimaksud dengan panas jenis zat menurut model Einstein?
3. Apakah yang dimaksud dengan Panas jenis Zat menurut model Debye ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori panas jenis zat?
C. Tujuan
1. Menjelaskan panas jenis zat padat menurut model klasik
2. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Einstein
3. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Debye
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori panas jenis
zat
BAB II
PEMBAHASAN
Dua bentuk utama energi panas dalam padatan adalah vibrasi atom sekitar posisi
kesembiangannya dan energi kinetik elektron bebas. Oleh karena itu sifat-sifat thermal
padatan yang penting seperti kapasitas panas, pemuaian, dan konduktivitas thermal,
tergantung dari perubahan-perubahan energi atom dan elektron bebas. Kenaikan kapasitas
panas terkait dengan kemampuan phonon dan elektron untuk meningkatkan energinya.
Prinsip eksklusi membatasi kebebasan elektron untuk menaikkan energinya karena
kenaikan energi tergantung ketersediaan tingkat energi yang masih kosong. Hanya elektron
di sekitar tingkat energi Fermi yang memiliki akses ke tingkat energi yang lebih tinggi,
sehingga kontribusi elektron pada kapasitas panas secara relatif tidaklah besar.
1. Kapasitas panas
Kapasitas panas ( heat capacity ) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan temperatur padatan sebesar satu derajat K ( kapasitas panas persatuan
massa per derajat K atau kapasitas panas per mole per derajat K.
Dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas
b. Kapasitas panas pada tekanan konstan dengan relasi
2. Panas Spesifik
Panas spesifik ( specific heat ) adalah kapasitas panas persatuan massa per
derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat
K. Untuk membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar
( ) , maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil ( ).
A. MODEL KLASIK
Menurut hukum Dulong-Petit (1820), panas spesifik padatan unsur adalah
hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole K. Boltzmann kemudian
menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong Petit dapat ditelusuri melalui
pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang
bervibrasi. Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas. Dalam teori
kinetik gas, molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik
rata-rata per derajat kebebasan adalah sehingga energi kinetik rata-rata dalam
Jarak antar-molekul pada gas adalah besar sehingga bagi gas kita menganggap
bahwa tenaga yang ada pada molekulnya terdiri hanya dari tenaga kinetis dan tenaga
potensialnya telah kita abaikan. Letak molekul pada zat padat adalah jauh lebih
berdekatan satu dan lainnya daripada gas, sehingga tenaga potensial antar-molekul tak
dapat diabaikan begitu saja. Sesuai dengan getaran harmonis atom dalam molekul
maka, pada molekul yang berdekatan letaknya, kita mengharapkan adanya getaran
(osilasi) harmonis dari molekul dalam zat. Dan besar tenaga potensial ini adalah sarna
dengan tenaga kinetis.
Menurut teori klasik, panas jenis zat padat ialah konstan. Pada teori klasik:
U = 3NkT
Ternyata panas jenis zat hanya konstan pada suhu tinggi dan pada suhu
mendekati nol Cv semakin kecil, malah nilainya nol pada suhu nol mutlak. Hasil ini
adalah sesuai dengan hukum Dulong dan Petit mengenai panas-jenis zat murni. Tetapi
ternyata bahwa hubungan ini hanyalah baik bagi temperatur tinggi. Kita mengetahui
bahwa logam mengandung banyak elektron bebas yang bergerak dan ini berarti
bahwa elektron bebas juga mempunyai tenaga kinetis. Oleh sebab itu tenaga kinetis
bertambah dan sebagai akibatnya panas-jenis menurut teori kinetis harus bertambah
pula. Tetapi dalam kenyataannya pergerakan elektron ini praktis tidak berpengaruh
apa-apa. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat memberikan keterangan sehingga teori
klasik, dalam hal ini, juga tidak memuaskan.
B. MODEL EINSTEIN
Mengikuti Planck, Einstein berasumsi suatu zat padat dapat digambarkan
seperti osilator harmonis yang nilainya hanya bisa diskret, .
Menurut Einstein “ Atom – Atom Kristal dianggap bergetar satu sama lain
disekitar titik setimbangnya secara bebas” . Getaran atomnya dianggap harmonik
sederhana yang bebas sehingga mempunyai frekuensi sama
sehingga didalam zat padat terdapat sejumlah N atom maka ia akan mempunyai 3N
osilator harmonik yang bergetar bebas dengan frekuensi .
[ ]
dimana R adalah konstanta universal Gas
Bila maka
[ ]
( )
( )
( )
( )
( )
Jika maka :
hE
E
kb
( )
( )
( )
E
( )
( )
E
( )
( )
E
( )
( )
C. MODEL DEBYE
Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon
karena perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis.
Spektrum frekuensi Debye yang sering disebut spektrum phonon. Phonon adalah
kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energy
elektromagnetik.
- Namun bentuk integral tersebut harus memiliki batas integrasi, yaitu ujung bawah
dan atas spectrum frekuensi
- Batas bawah spectrum frekuensi adalah =0 sedangkan batas atas ditentukan
sedemikian sehingga banyaknya mode harus sama dengan banyaknya derajat
kebebasan atom diseluruh bahan yaitu 3NA
- Atom-atom dianggap sebagai osilator harmonis yang tak bebas
- Gerakan atom-atom dipengaruhi oleh atom tetangga
Energi Total
k
Dimana ( ) Volume sel primitive kubus dengan sisi L sehingga
Contoh
Sehingga limit dari integral diatas didapat : ωD
Dimana
Misalkan
Bila didefinisikan
Dan
Sehingga
1. Kapasitas Panas Untuk Temperatur Tinggi
Jadi
Jadi model Debye : untuk suhu tinggi
Integral parsial
Misalkan
Maka
Dimana
Dan
Maka
Hukum T3 Debye
atau
Model klasik tidak dapat menjelaskan ( Dulong dan Petit ) panas jenis
untuk unsur – unsur ringan seprti Boron, Berilium, Carbon, Silikon.
b. MODEL EINSTEIN
Kelebihan
Model Einstein dapat menjelaskan panas jenis dimana atom-atom
dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh
oleh osilator lain di sekitarnya
Kekurangan
Jika pada suhu rendah sebanding dengan dan jelas ini tidak cocok
dengan hasil eksperimen, dimana sebanding dengan . Sehingga model ini
gagal menjelaskan pada suhu rendah.
SOAL
1. Jelaskan secara singkat masing – masing teori panas jenis zat model klasik, model
Einstein!
2. Jelaskan dan tuliskan persamaan tentang capasitas panas jenis (Cv) phonon pada
temperatur rendah dan temperatur tinggi menurut model Debye !
3. Jelaskan anggapan yang dipakai untuk model Debye !
4. Pada keadaan suhu rendah, diketahui temperatur Debye untuk logam tembaga adalah
340K Hitunglah kapasitas panas phonon pada suhu 4 K dan 27 C !
5. Tentukan rapat keadaan model Debye!
JAWABAN
1. MODEL TEORI KLASIK
Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai
osilator harmonik. Satu getaran atom identik dengan sebuah osilator harmonik.
MODEL EINSTEIN
Dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang
bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya
2. Kapasitas Panas Untuk Temperatur Tinggi
Integral parsial
Misalkan
Maka
Dimana
Dan
Maka
= 340K
Ditanya: cv =…?
Jawab:
a. Untuk T1=4K
( )
( )
b. Untuk T2=27oC=300K
( )
( )
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa teori panas jenis
terdiri dari 3 yaitu model klasik, model einstein, dan model debye. Model teori
klasik. Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang
sebagai osilator harmonik. Satu getaran atom identik dengan sebuah osilator
harmonik. Model einstein dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-
osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya.
Model Debye menjelaskan bahwa atom – atom dianggap sebagai osilator
harmonis yang tak bebas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC
oQFjAA&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F23082406%2F1126204007%2Fname
%2Fbahan%2Bppt%2Bpunya%2BAde%2BKAPASITAS%2BKALOR%2BMODEL%2BEINSTEIN%2BDAN%2
BDEBYE.doc&ei=OPl9U7L3NcezrAeUiYGwDw&usg=AFQjCNEuTZrPQG3TcZeGnzu1Nc308kPyXw&bvm
=bv.67229260,d.bmk
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CD
AQFjAB&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPMIPA%2FJUR._PEND._FISIKA%2F19580
6081987031
YUYU_RACHMAT_TAYUBI%2FMATER_ZAT_PADAT%2FBAB_V p.pdf&ei=OPl9U7L3NcezrAeUiYGwD
w&usg=AFQjCNHMGcuFOmWVd8DwMqmR9OM0O7EGZg&bvm=bv.67229260,d.bmk
http://alfredbudiono.blogspot.com/2011/06/einsten-dan-debye.html