Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT

BAB 3
SIFAT TERMAL ZAT PADAT

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III ( TIGA )


 LILY IDA FITRININGSIH ( E1Q 011 025 )
 NURQOMARIAH ( E1Q 011 032 )
 ZAENUL FANANI ( E1Q 011 046 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM

2014
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “SIFAT TERMAL ZAT PADAT”, suatu
materi perkuliahan dalam kuliah zat padat.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah zat padat di program Pendidikan
Fisika lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Mataram.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam


penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 20 Mei 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................1

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar isi..............................................................................................................................3

BAB I: Pendahuluan

Latar belakang....................................................................................................................4

Rumusan masalah................................................................................................................4

Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II: Pembahasan

Kapasitas panas......................................................................................................................5

Panas Spesifik........................................................................................................................6

Model Klasik.........................................................................................................................6

Model Einstein.......................................................................................................................8

Model Debye.........................................................................................................................10

Kelebihan dan Kelemahan Model Panas Jenis Zat Padat......................................................20

Soal dan Jawaban...................................................................................................................22

BAB III: Penutup

Kesimpulan..........................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................28
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejumlah energi bisa ditambahkan ke dalam material melalui pemanasan, medan


listrik , medan magnet, bahkan gelombang cahaya seperti pada peristiwa photo listrik yang
telah kita kenal. Tanggapan npadatan terhadap macam – macam tambahan energi tersebut
tentulah berbeda. Pada penambahan energi melalui pemanasan misalnya, tanggapan padatan
termanifestasikan mulai dari kenaikan temperatur sampai pada emisi thermal tergantung dari
besar energi yang masuk. Pada peristiwa photolistrik tanggapan tersebut termanifestasikan
sebagai emisi elektron dari permukaan metal tergantung dari frekuensi cahaya yang kita
berikan, yang tidak lain adalah besar energi yang sampai ke permukaan metal.

Dalam mempelajari sifat non listrik material, kita akan mulai dengan sifat thermal,
yaitu tanggapan material terhadap penambahan energi secara thermal ( pemanasan ). Dalam
padatan, terdapat dua kemungkinan penyimpanan energi thermal : yang pertama adalah
penyimpanan dalam bentuk vibrasi atom / ion disekitar posisi keseimbangannya, dan yang
kedua berupa energi kinetik yang dikandung oleh elektron – bebas. Ditinjau secara
makroskopis, jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang ada dalam
padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi
pada atom – atom dan elektron bebas menentukan sifat – sifat thermal padatan. Sifat – sifat
thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik yang terdiri dari panas
jenis zat model Klasik, model Einstein, model Debye.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan panas jenis zat padat menurut model klasik ?
2. Apakah yang dimaksud dengan panas jenis zat menurut model Einstein?
3. Apakah yang dimaksud dengan Panas jenis Zat menurut model Debye ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori panas jenis zat?
C. Tujuan
1. Menjelaskan panas jenis zat padat menurut model klasik
2. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Einstein
3. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Debye
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori panas jenis
zat

BAB II
PEMBAHASAN
Dua bentuk utama energi panas dalam padatan adalah vibrasi atom sekitar posisi
kesembiangannya dan energi kinetik elektron bebas. Oleh karena itu sifat-sifat thermal
padatan yang penting seperti kapasitas panas, pemuaian, dan konduktivitas thermal,
tergantung dari perubahan-perubahan energi atom dan elektron bebas. Kenaikan kapasitas
panas terkait dengan kemampuan phonon dan elektron untuk meningkatkan energinya.
Prinsip eksklusi membatasi kebebasan elektron untuk menaikkan energinya karena
kenaikan energi tergantung ketersediaan tingkat energi yang masih kosong. Hanya elektron
di sekitar tingkat energi Fermi yang memiliki akses ke tingkat energi yang lebih tinggi,
sehingga kontribusi elektron pada kapasitas panas secara relatif tidaklah besar.

1. Kapasitas panas

Kapasitas panas ( heat capacity ) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan temperatur padatan sebesar satu derajat K ( kapasitas panas persatuan
massa per derajat K atau kapasitas panas per mole per derajat K.

Konsep mengenai kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara , yaitu :

a. Kapasitas panas pada volume konstan , dengan relasi

Dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas
b. Kapasitas panas pada tekanan konstan dengan relasi

Dengan H adalah entalpi. pengertian entalpi dimunculkan dalam


thermodinamika karena sesungguhnya adalah amat sulit meningkatkan kandungan
energi internal pada tekanan konstan. Jika kita masukkan energi panas ke sepotong
logam, sesungguhnya energi yang kita masukkan tidak hanya meningkatkan energi
internal melainkan juga untuk melakukan kerja pada waktu pemuaian terjadi.
Pemuaian adalah perubahan volume, dan pada waktu volume berubah dibutuhkan
energi sebesar perubahan volume kali tekanan udara luar dan energi yang diperlukan
ini diambil dari energi yang kita masukkan. Oleh karena itu didefinisikan enthalpi
guna mempermudah analisis, yaitu :

Dengan P adalah tekanan dan V adalah Volume. Relasi diatas memberikan :

Karena pada tekanan konstan . Jika perubahan volume juga bisa

diabaikan maka | , dimana kapasitas panas pada volume konstan.

2. Panas Spesifik

Panas spesifik ( specific heat ) adalah kapasitas panas persatuan massa per
derajat K, yang juga sering dinyatakan sebagai kapasitas panas per mole per derajat
K. Untuk membedakan dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar
( ) , maka panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil ( ).

A. MODEL KLASIK
Menurut hukum Dulong-Petit (1820), panas spesifik padatan unsur adalah
hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mole K. Boltzmann kemudian
menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong Petit dapat ditelusuri melalui
pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang
bervibrasi. Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas. Dalam teori
kinetik gas, molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik
rata-rata per derajat kebebasan adalah sehingga energi kinetik rata-rata dalam

tiga dimensi adalah . Energi per mol adalah

Yang merupakan energi internal gas ideal.


Dalam padatan, atom-atom saling terikat sehingga selain energi kinetik
terdapat pula energi potensial sehingga energi rata-rata per derajat kebebasan bukan

melainkan . Energi per mole padatan menjadi

Panas spesifik pada volume konstan

Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum


Dulong-Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun
beberapa unsur memiliki panas spesifik pada temperatur kamar yang lebih
rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada temperatur yang
sangat rendah panas spesifik semua unsur menuju nol.

Jarak antar-molekul pada gas adalah besar sehingga bagi gas kita menganggap
bahwa tenaga yang ada pada molekulnya terdiri hanya dari tenaga kinetis dan tenaga
potensialnya telah kita abaikan. Letak molekul pada zat padat adalah jauh lebih
berdekatan satu dan lainnya daripada gas, sehingga tenaga potensial antar-molekul tak
dapat diabaikan begitu saja. Sesuai dengan getaran harmonis atom dalam molekul
maka, pada molekul yang berdekatan letaknya, kita mengharapkan adanya getaran
(osilasi) harmonis dari molekul dalam zat. Dan besar tenaga potensial ini adalah sarna
dengan tenaga kinetis.
Menurut teori klasik, panas jenis zat padat ialah konstan. Pada teori klasik:
U = 3NkT

sehingga panas jenis zat

Ternyata panas jenis zat hanya konstan pada suhu tinggi dan pada suhu
mendekati nol Cv semakin kecil, malah nilainya nol pada suhu nol mutlak. Hasil ini
adalah sesuai dengan hukum Dulong dan Petit mengenai panas-jenis zat murni. Tetapi
ternyata bahwa hubungan ini hanyalah baik bagi temperatur tinggi. Kita mengetahui
bahwa logam mengandung banyak elektron bebas yang bergerak dan ini berarti
bahwa elektron bebas juga mempunyai tenaga kinetis. Oleh sebab itu tenaga kinetis
bertambah dan sebagai akibatnya panas-jenis menurut teori kinetis harus bertambah
pula. Tetapi dalam kenyataannya pergerakan elektron ini praktis tidak berpengaruh
apa-apa. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat memberikan keterangan sehingga teori
klasik, dalam hal ini, juga tidak memuaskan.

B. MODEL EINSTEIN
Mengikuti Planck, Einstein berasumsi suatu zat padat dapat digambarkan
seperti osilator harmonis yang nilainya hanya bisa diskret, .
Menurut Einstein “ Atom – Atom Kristal dianggap bergetar satu sama lain
disekitar titik setimbangnya secara bebas” . Getaran atomnya dianggap harmonik
sederhana yang bebas sehingga mempunyai frekuensi sama

sehingga didalam zat padat terdapat sejumlah N atom maka ia akan mempunyai 3N
osilator harmonik yang bergetar bebas dengan frekuensi .

Maka Kapasitas Panas :

[ ]
dimana R adalah konstanta universal Gas

 Model Einstein untuk Temperatur Tinggi ( T )


jadi kapasitas panas phonon untuk temperatur tinggi menurut model Einstein adalah

( sesuai dengan eksperimen Dulong dan Petit )

 Model Einstein Untuk Temperatur Rendah ( T )

Bila maka

[ ]

( )
( )

( )

( )

( )

Sehingga untuk suhu rendah adalah


Dimana adalah konstanta Boltzman ( 1,381 X 10-23 Joule / K )

Jika   maka :
hE
E
kb

( )

( )
( )

E
( )
( )

E
( )
( )

E
( )
( )

Gambar Variasi Temperatur dari untuk 1 mol intan

C. MODEL DEBYE
Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon
karena perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis.
Spektrum frekuensi Debye yang sering disebut spektrum phonon. Phonon adalah
kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energy
elektromagnetik.

Hanya elektron di sekitar energi Fermi yang terpengaruh oleh kenaikan


temperatur dan elektron-elektron inilah yang bisa berkontribusi pada panas spesifik.
Pada temperatur tinggi, elektron menerima energi thermal sekitar kBT dan
berpindah pada tingkat energi yang lebih tinggi jika tingkat energi yang lebih tinggi
kosong. Energi elektron pada tingkat Fermi, EF, rata-rata mengalami kenaikan energi
menjadi (EF + kBT) yang kemungkinan besar akan berhenti pada posisi tingkat
energi yang lebih rendah dari itu.

Distribusi pengisian tingkat energi pada T> 0K

Berikut beberapa point penting terkait dengan model Debye:

- Atom pada model Einstein diasumsikan berosilasi bebas, sedangkan pada


kenyataan, atom-atom saling berinteraksi sehingga osilasi satu atom akan
mempengaruhi atom lainnya
- Gerak yang ditinjau adalah gerak kekisi secara keseluruhan, bukan gerak atom secara
individu, seingga ditinjau mode kekisi kolektif
- Contoh umum dari mode kolektif ini adalah gelombang suara pada bahan
- Debye mengasumsikan bahwa mode kekisi menyerupai sifat gelombang suara yang
memiliki relasi disperse:
- Nilai pada model Einstein adalah tunggal, yaitu . Sedangkan pada model debye
nilai bervariasi dari 0 hingga nilai maksimum
- Total energy getaran seluruh kekisi adalah ∫ ( ) ( ) dengan g( ) adalah
rapat keadaan (density of states)
- Energy rerata dinyatakan oleh

- Namun bentuk integral tersebut harus memiliki batas integrasi, yaitu ujung bawah
dan atas spectrum frekuensi
- Batas bawah spectrum frekuensi adalah =0 sedangkan batas atas ditentukan
sedemikian sehingga banyaknya mode harus sama dengan banyaknya derajat
kebebasan atom diseluruh bahan yaitu 3NA
- Atom-atom dianggap sebagai osilator harmonis yang tak bebas
- Gerakan atom-atom dipengaruhi oleh atom tetangga

 Model Debye Untuk Rapat Keadaan (Density Of State) D (W) Didefinisikan:


Jumlah Keadaan (Dn) Tiap Rentang Energi (Dw)

Energi Total

Rapat Keadaan dalam 3 dimensi

k
Dimana ( ) Volume sel primitive kubus dengan sisi L sehingga

Contoh
Sehingga limit dari integral diatas didapat : ωD

Dimana
Misalkan
Bila didefinisikan

Dan

Sehingga
1. Kapasitas Panas Untuk Temperatur Tinggi

Untuk daerah integrasi dengan 

Jadi
Jadi model Debye : untuk suhu tinggi

2. Kapasitas Panas Untuk Temperatu Rendah

Integral parsial

Misalkan

Maka
Dimana

Dan

Dengan fungsi Zeta Reaman

Maka

Hukum T3 Debye
atau

Perbandingan fungsi Einstein dan Debye berdasarkan grafik :


D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PANAS JENIS ZAT PADAT
a. MODEL KLASIK
 Kelebihan
Model klasik dapat menunjukkan panas jenis pada suhu kamar dan suhu yang
lebih besar adalah
 Kekurangan

Kita mengetahui bahwa logam mengandung banyak elektron bebas yang


bergerak dan ini berarti bahwa elektron bebas juga mempunyai tenaga kinetis.
Oleh sebab itu tenaga kinetis bertambah dan sebagai akibatnya panas-jenis
menurut teori kinetis harus bertambah pula. Tetapi dalam kenyataannya
pergerakan elektron ini praktis tidak berpengaruh apa-apa. Dalam hal ini teori
klasik tidak dapat memberikan keterangan sehingga teori klasik, dalam hal ini,
juga tidak memuaskan.

Model klasik tidak dapat menjelaskan ( Dulong dan Petit ) panas jenis
untuk unsur – unsur ringan seprti Boron, Berilium, Carbon, Silikon.

b. MODEL EINSTEIN
 Kelebihan
Model Einstein dapat menjelaskan panas jenis dimana atom-atom
dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh
oleh osilator lain di sekitarnya
 Kekurangan

Jika pada suhu rendah sebanding dengan dan jelas ini tidak cocok
dengan hasil eksperimen, dimana sebanding dengan . Sehingga model ini
gagal menjelaskan pada suhu rendah.

Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar secara terisolasi


dari atom disekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena
gerakan atom akan saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya.
c. MODEL DEBYE
 Kelebihan
Perhitungan lebih sederhana dengan menganggap padatan sebagai
medium merata yang bervibrasi dan mengambil pendekatan pada vibrasi
atom sebagai spectrum-gelombang-berdiri sepanjang kristal.
 Kekurangan
Fungsi Debye tidak dapat diintegrasi secara analitis

SOAL
1. Jelaskan secara singkat masing – masing teori panas jenis zat model klasik, model
Einstein!
2. Jelaskan dan tuliskan persamaan tentang capasitas panas jenis (Cv) phonon pada
temperatur rendah dan temperatur tinggi menurut model Debye !
3. Jelaskan anggapan yang dipakai untuk model Debye !
4. Pada keadaan suhu rendah, diketahui temperatur Debye untuk logam tembaga adalah
340K Hitunglah kapasitas panas phonon pada suhu 4 K dan 27 C !
5. Tentukan rapat keadaan model Debye!

JAWABAN
1. MODEL TEORI KLASIK
Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai
osilator harmonik. Satu getaran atom identik dengan sebuah osilator harmonik.
MODEL EINSTEIN
Dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-osilator bebas yang
bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya
2. Kapasitas Panas Untuk Temperatur Tinggi

Untuk daerah integrasi dengan 


Jadi

Jadi model Debye : untuk suhu tinggi

Kapasitas Panas Untuk Temperatu Rendah

Integral parsial

Misalkan
Maka

Dimana

Dan

Dengan fungsi Zeta Reaman

Maka

3. Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon karena


perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis. Spektrum
frekuensi Debye yang sering disebut spektrum phonon. Phonon adalah kuantum
energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energy
elektromagnetik.

Hanya elektron di sekitar energi Fermi yang terpengaruh oleh kenaikan


temperatur dan elektron-elektron inilah yang bisa berkontribusi pada panas spesifik.
Pada temperatur tinggi, elektron menerima energi thermal sekitar kBT dan
berpindah pada tingkat energi yang lebih tinggi jika tingkat energi yang lebih tinggi
kosong. Energi elektron pada tingkat Fermi, EF, rata-rata mengalami kenaikan energi
menjadi (EF + kBT) yang kemungkinan besar akan berhenti pada posisi tingkat
energi yang lebih rendah dari itu.

4. Diketahui: T1=4K ; T2=27oC

= 340K
Ditanya: cv =…?

Jawab:

a. Untuk T1=4K

( )

( )

b. Untuk T2=27oC=300K

( )

( )

5. Menentukan rapat keadaan model Debye


Didefinisikan: Jumlah Keadaan (Dn) Tiap Rentang Energi (Dw)
Energi Total

Rapat Keadaan dalam 3 dimensi

Dimana ( ) Volume sel primitive kubus dengan sisi L sehingga


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa teori panas jenis
terdiri dari 3 yaitu model klasik, model einstein, dan model debye. Model teori
klasik. Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang
sebagai osilator harmonik. Satu getaran atom identik dengan sebuah osilator
harmonik. Model einstein dalam model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator-
osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya.
Model Debye menjelaskan bahwa atom – atom dianggap sebagai osilator
harmonis yang tak bebas.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC
oQFjAA&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F23082406%2F1126204007%2Fname
%2Fbahan%2Bppt%2Bpunya%2BAde%2BKAPASITAS%2BKALOR%2BMODEL%2BEINSTEIN%2BDAN%2
BDEBYE.doc&ei=OPl9U7L3NcezrAeUiYGwDw&usg=AFQjCNEuTZrPQG3TcZeGnzu1Nc308kPyXw&bvm
=bv.67229260,d.bmk

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CD
AQFjAB&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPMIPA%2FJUR._PEND._FISIKA%2F19580
6081987031

YUYU_RACHMAT_TAYUBI%2FMATER_ZAT_PADAT%2FBAB_V p.pdf&ei=OPl9U7L3NcezrAeUiYGwD
w&usg=AFQjCNHMGcuFOmWVd8DwMqmR9OM0O7EGZg&bvm=bv.67229260,d.bmk

http://alfredbudiono.blogspot.com/2011/06/einsten-dan-debye.html

Anda mungkin juga menyukai