Anda di halaman 1dari 4

Pembelajaran Konsep Arus Listrik Dengan Menggunakan Baterai Alami Sebagai Alternatif Energi

Ramah Lingkungan

Robithoh, S.Pd.

*Email : robithoh2015@gmail.com

Abstrak
Pembekalan Kecakapan hidup pada peserta didik adalah salah satu tujuan dari pembelajaran IPA di
kurikulum 2013. Dengan terbatasnya sumberdaya listrik di alam, maka perlu di kenalkan pada peserta didik
mengenai bahan alam yang mampu menghasilkan arus listrik dan ramah lingkungan
Bagaimana dan dari mana konsep baterai tersebut? Mungkin hanya sedikit yang tahu dan itupun dihapal dari
pelajaran bukan dipraktikkan.
Pembelajaran akan lebih bermakna dan memiliki nilai lebih jika peserta didik dibekali dengan kecakapan
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya. Di kelas IX materi listrik di ajarkan di
semester ganjil pada kompetensi dasar “menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya listrik,
sumber energi listrik termasuk sumber energi listrik alternatif, serta berbagai upaya menghemat energi
listrik”.
Dari materi pembelajaran sumber energi alternatif, kami mencoba untuk membuat baterai ramah lingkungan
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di masyarakat dan mudah mencarinya yaitu jeruk nipis,
belimbing wuluh dan jeruk lemon. Dari ketiga bahan tersebut ternyata yang memiliki daya hantar listrik
paling besar adalah jeruk lemon dan yang terendah adalah belimbing wuluh. Kami memilih alternatif sumber
energi jeruk nipis dengan pertimbangan banyak di lingkungan siswa dan mudah didapat serta lebih kuat
menghantarkan energi listrik dibanding blimbing wuluh. Kami tidak memilih jeruk lemon meskipun
memiliki daya hantar listrik cukup besar dengan alasan sulit di dapat dan harganya mahal.
Adapun Rumusan masalahnya adalah “Bagaimana Jeruk Nipis bisa menjadi Baterai yang bisa mengalirkan
arus listrik ?”
Dari kegiatan praktik yang kami lakukan dengan peserta didik di kelas IX mampu dan dapat disimpulkan
bahwa 5 jeruk nipis bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan yang dapat
menghantarkan arus listrik dan bisa digunakan untuk menyalakan lampu LED sehingga dapat mengurangi
limbah kobalt dan mercury yang terdapat pada baterai.Karena percobaan ini masih dalam lingkup yang kecil
alangkah baiknya di cobakan untuk lingkup yang besar untuk memberikan pengertian pada masyarakat
tentang baterai ramah lingkungan. Dan diuji juga pada jeruk nipis yang masih muda dan sudah matang.
Kata kunci: Energi Ramah Lingkungan, Baterai Alami
PENDAHULUAN
IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik
dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta,
konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya. Namun, IPA bukan hanya merupakan kumpulan
pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, melainkan 11 suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh
karena itu untuk mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah
serta menuntut sikap ilmiah.
Trianto (2011: 136-137) menyatakan pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
ilmiah, dan sikap ilmiah. Dalam sumber yang sama dinyatakan juga bahwa IPA adalah suatu kumpulan
teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
terbuka, jujur.
Pembelajaran IPA di kelas IX materi listrik di ajarkan di semester ganjil pada kompetensi dasar
“menerapkan konsep rangkaian listrik, energi dan daya listrik, sumber energi listrik termasuk sumber energi
listrik alternatif, serta berbagai upaya menghemat energi listrik”., salah satunya membahas sumber arus
listrik, dimana siswa ketika belajar materi ini melakukan praktikum dengan alat baterai sebangai sumber arus
listrik untuk menyalakan lampu. Tetapi baterai memiliki kelemahan ketika beda potensial sudah tidak ada
maka menjadi polutan ketika dibuang, yaitu koblt dan merkuri yang bisa mencemari tanah. Sehingga penulis
mencoba membelajarkan untuk mencoba memakai “Baterai alam” yang mudah di peroleh di lingkungan
siswa agar pembelajaran listrik ini lebih bermakna ramah lingkungan sehubungan dengan program adiwiyt di
sekilah kami
.

1
Bagaimana dan dari mana konsep baterai tersebut? Mungkin hanya sedikit yang tahu dan itupun
dihapal dari pelajaran bukan dipraktikkan.
Dari materi pembelajaran sumber energi alternatif, kami mencoba untuk membuat baterai ramah
lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di masyarakat dan mudah mencarinya yaitu jeruk
nipis, belimbing wuluh dan jeruk lemon. Dari ketiga bahan tersebut ternyata yang memiliki daya hantar
listrik paling besar adalah jeruk lemon dan yang terendah adalah belimbing wuluh. Kami memilih alternatif
sumber energi jeruk nipis dengan pertimbangan banyak di lingkungan siswa dan mudah didapat serta lebih
kuat menghantarkan energi listrik dibanding blimbing wuluh. Kami tidak memilih jeruk lemon meskipun
memiliki daya hantar listrik cukup besar dengan alasan sulit di dapat dan harganya mahal.
Membuat baterai ramah lingkungan memiliki manfaat antara lain ;
1. Tidak menambah sampah kobalt yang terkandung dalam baterai sehingga resiko penumpukan
kobalt di tanah bisa diatasi
2. Mengurangi kandungan mercury yang terdapat pada baterai
3. Menanamkan karakter peduli lingkungan pada peserta didik
Adapun rumusan masalah pada penulisan artikel ini adalah “Bagaimana Jeruk Nipis bisa menjadi
Baterai yang bisa mengalirkan arus listrik ?” dengan tujuan siswa mengetahui jeruik nipis mampu
mengalirkan arus listrik. Batasan masalah pada penulisan artikel adalah baterai alam yng di maksud di
penulisan ini adalah jeruk nipis dengan pemikiran mudah di peroleh di lingkungan siswa dan harganya bisa
dijangkau. Arus listrik yang dihasilkan oleh baterai alam yang praktekkan oleh siswa hanya sampai mampu
menyalakan lampu LED bukan lampu, karena penulis hanya mengenalkan bahwa di alam tersedia bahan
yang bisa mengalirkan arus listrik.
METODE
Penulisan artikel ini bersifat deskriptif dan merupakan pengalaman pribadi penulis ketika melakukan
pembelajaran IPA di kelas IX tahun 2019/2020 SMPN 2 Bangil. Dengan percobaan menggunakan jeruk
nipis secara bertahap sampai mampu menyalakan 1 lampu LED.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber arus listrik searah atau DC yang sering digunakan untuk kegiatan Praktikum di SMP adalh
Baterai yang pertama kali dikenalkan adalah Elemen Volta, Konsep baterai pertama kali ditemukan oleh
Alexandro Volta (1745 – 1827), ia menemukan baterai dengan percobaan sangat sederhana yaitu dengan
memasukkan dua logam yang berbeda yaitu logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) ke dalam bejana yang diisi
larutan asam sulfat (H2SO4), dari situlah konsep listrik ditemukan.
Kemudian dibuatlah Elemen kering yang sering disebut Baterai dn pertama kali dibuat oleh
Leclance, dan bagian utama dari elemen kering adalah kutub positip dari bahan karbon ( C ), kutub negative
dari bahan seng ( Zn), sedngkn lrutn elektrolitny terbut dari ammonium klorida dn dispolator terbuat dari
mangan dioksida.dimana bahan dispolator inilah yang membuat baterai menjadi tahan lama.
Baterai alam yang penulis praktekkan adalah Jeruk Nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang
memiliki rasa pahit dan masam dengan kandungan kimia per 100 g jeruk nipis mengandung antara lain;
Asam sitrat, asam amino ( triptozan, lisin) minyak atsiri, damar, glokosida, asam sitrun, lemak 0,1 g, kalsium
40mg, fosfor 22 mg, besi 0,6 mg, belerang, vitamin B1 0,04 mg, vitamin C 27 mg, protein 0,8 gr dan air 86
gr. Dengan kandungan yang ada pada jeruk nipis ini diharapkan mampu menjadi elemen yang dapat
menghantarkan arus listrik walaupun kecil, seperti terlihat pada gambar;

Gambar 1. Rangkaian percobaan baterai alam


Kegiatan Pembelajaran pada kelas IX materi sumber arus listrik memerlukan:
A. ALAT DAN BAHAN
1. 6 buah jeruk nipis
2. 8 buah penjepit buaya ( aligator)
3. Cutter
4. 1 buah Lampu LED 3,3
5. Kabel
6. 6 buah Uang logam yang dari tembaga ( bisa diganti dengan lempeng tembaga )
7. 6 buah Paku payung
B. CARA KERJA :
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Tusuk jeruk dengan paku payung ( 1 paku 1 jeruk) sebagai kutub negatip ( - ) dan uang logam
tembaga sebagai kutub positip ( + ) masukkan ke dalam belahan jeruk
3. Paku payung pada jeruk yang satu dihubungkan dengan uang logam tembaga pada jeruk yang lain
melalui kabel kecil atau kabel langsung di tusukkan kedalam jeruk
4. Hubungkan dengan lampu LED
5. Perhatikan sambungan antar kabel jika lampu belum menyala
Awal pembelajaran, siswa di beri petunjuk untuk merangkai seperti pada gambar berikut;

Gambar 2: rangkaian listrik tertutup dengan menggunakan baterai alam


Hasil yang diperoleh siswa ketika praktikum adalah pertama menggunakan

Gambar 3 : Setiap Kelompok Mengecek Peda Potensial Dengan Menggunakan Volt Meter
Diperoleh data bahwa dengan menggunakan 6 jeruk nipis baru mampu menyalakan lampu
LED seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 3: Saat Baterai Alam Mampu Menyalakan Lampu LED
PENUTUP
Dari kegiatan praktik dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis bisa digunakan sebagai sumber energi
alternatif ramah lingkungan yang dapat menghantarkan arus listrik dan bisa digunakan untuk menyalakan
lampu LED sehingga dapat mengurangi limbah kobalt dan mercury yang terdapat pada baterai
Karena percobaan ini masih dalam lingkup yang kecil alangkah baiknya di cobakan untuk
lingkup yang besar untuk memberikan pengertian pada masyarakat tentang baterai ramah lingkungan. dan
diuji juga pada jeruk nipis yang masih muda dan sudah matang

DAFTAR RUJUKAN
BNSP. 2007. Standar Isi. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=183#:~:text=Jeruk%20nipis%20mengandung%20unsur
%2Dunsur,kalsium%2C%20fosfor%2C%20besi%2C%20belerang

Anda mungkin juga menyukai