Anda di halaman 1dari 1

TUGAS TUTORIAL 1 HUKUM INTERNASIONAL 1

Nama : Alfin Dwi Novemyanto Semester : 4 (Empat)


NIM : 030992257 UPBJJ : UT Surakarta
Program Studi : Ilmu Hukum

DINAMIKA POSISI INDONESIA TERHADAP HUKUM INTERNASIONAL

Indonesia adalah negara yang memperoleh kemerdekaannya dan pejajahan Belanda dengan
perjuangan pahit. Bagi Indonesia, secara historis hukum internasional adalah pro establishement
yang memberi legitimasi bagi negara penjajah untuk terus menjajah negara jajahannya. Hukum
internasional menjadi sangat tidak bersahabat bagi Indonesia. Itulah sebabnya, hukum internasional
menjadi asing bagi sistem Indonesia dan menjadi elemen yang cenderung baru dalam arsitektur
hukum Indonesia. Indonesia memiliki sikap yang selektif terhadap hukum internasional, yakni yang
bermanfaat bagi perjuangannya dan menolak norma yang merugikannya. Resistensi Indonesia
terhadap hukum internasional memuncak pada waktu munculnya ancaman strategis yang
diakibatkan oleh hukum laut yang berlaku pada saat itu. Pada rezim orde baru, sikap terhadap
hukum internasional cenderung “bersahabat” karena kiblat politik luar negeri-nya sangat bersahabat
dengan dunia Barat. Pada era reformasi hukum internasional belum memperoleh perhatian yang
memadai dan bahkan tidak melahirkan sama sekali aturan konstitusi tentang hukum internasional
serta disiplin hukum ini tidak terlalu populer dalam keseharian masyarakat dan tidak terlalu menarik
minat publik Indonesia.
Indonesia menuju ke arah sistem demokrasi penuh. Dalam suatu negara demokrasi, prinsip
rule of law/Rechtsstaat, yang bercirikan legalitas, kepastian hukum dan equality adalah bagian yang
tidak terpisahkan yang harus memperjelas tentang status perjanjian dalam sistem hukum
nasionalnya. Perjanjian internasional akan menciptakan hak dan kewajiban terhadap individu, maka
validitasnya dalam hukum nasional harus jelas secara konstitutional dan tidak didasarkan pada suatu
diskresi semata. Rezim hukum yang jelas mengatur status perjanjian dalam hukum nasional adalah
conditio sine quo non untuk suatu sistem negara demokrasi. Proses transisi demokrasi di Indonesia
mensyaratkan rezim hukum yang jelas tentang hukum internasional.
Hubungan hukum nasional dan hukum internasional khususnya perjanjian internasional
telah menjadi agenda publik. Perjanjian internasional yang dibuat oleh Indonesia meningkat baik
dari segi kualitas maupun kuantitias. Perjanjian yang dibuat mulai mengatur hak dan kepentingan
individual seperti HAM, lingkungan hidup dan perdagangan sehingga melahirkan pertanyaan
tentang bagaimana penerapaknya dalam hukum nasional. Dari perspektif internasional, Indonesia
tentunya dituntut untuk memenuhi kewajiban internasionalnya yang lahir dari setiap perjanjian
internasional yang mengikatnya.
Semua presiden yang memerintah sampai saat ini secara konsisten menetapkan politik luar
negeri yang berorientasi pada peningkatkan peran Indonesia di fora internasional, menciptakan
perdamaian, pemulihan citra Indonesia di mata dunia, dan mendorong terciptanya tata ekonomi
dunia yang lebih baik pada tingka regional maupun internasional serta mendukung pembangunan
nasional. Sebagai pihak dalam perjanjian internasional Indonesia terikat pada prinsip pacta sunt
servanda, suatu prinsip fundamental dalam hukum perjanjian internasional bahwa para pihak harus
melaksanakan perjanjian dengan itikad baik. Indonesia telah menjadi pihak pada berbagai perjanjian
internasional yang menyediakan mekanisme pentaatan dimaksud seperti Konvensi-konvensi HAM
yang diperlengkapi dengan mekanisme monitoring.

Sumber :
Damos Dumoli Agusman . Jurnal Opinio Juris. Indonesia dan Hukum internasional : Dinamika Posisi Indonesia terhadap
Hukum Internasional. Vol 15. Januari-April 2014.

Anda mungkin juga menyukai