Anda di halaman 1dari 6

YAYASAN ANUGERAH HUSADA BALI INDONESIA

INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI


Jl. Tantular Barat No. 9 Renon Denpasar – Bali 80114 , Telp. (0361) 474 7770 Kode PT: 082007
e: ; w :
WORKSHEET MK KIMIA MEDISINAL “ANTIBIOTIKA”

NAMA KELOMPOK IV A1A FARMASI KLINIS

1.
)

PERTANYAAN DISKUSI
1. Jelaskan penggolongan antibiotika berdasarkan struktur kimianya!
2. Jelaskan mekanisme kerja antibiotika beta-laktam!
3. Lihat gambar struktur penisilin dibawah ini!

a. Tandai bagian yang merupakan lead structure dan memiliki aktivitas


farmakologis sebagai aktibakteri! Kaitkan alasan penandaannya dan hubungkan
dengan mekanisme kerja dari penisilin!
b. Bagian mana yang merupakan rantai samping dan dilakukan modifikasi pada
struktur tersebut!
c. Jelaskan alasan modifikasi rantai samping dari penisilin! Dan struktur apa yang
ditambahkan untuk melakukan modifikasi tersebut!
4. Apakah perbedaan cephalosporin generasi 1,2,3 dan 4 berdasarkan spektrum/aktivitas
antibakterinya, kemampuan menembus CSF, waktu paruh dan inaktivasi akibat β-
laktamase!
5. Lihat gambar struktur cephalosporin disamping!
a. Tandai bagian yang merupakan lead structure dan memiliki aktivitas farmakologis
sebagai aktibakteri! Kaitkan alasan penandaannya dan hubungkan dengan mekanisme
kerja dari cephalosporin!
b. Bagian mana yang merupakan rantai samping dan dilakukan modifikasi pada struktur
tersebut!
c. Jelaskan alasan modifikasi rantai samping dari cephalosporin! Dan struktur apa yang
ditambahkan untuk melakukan modifikasi tersebut!
Jawaban Pertanyaan Diskusi

1. Antibiotik berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi 10 kelompok yaitu :


a. Antibiotika β-laktam  antibiotika yang strukturnya mengandung cincin beta laktam. Antibiotik
beta laktam dibagi menjadi 3 kelompok yaitu turunan penicilin, sefalosporin dan β-laktam nonklasik.
b. Turunan amfenikol  antibiotika yang terdiri dari kloramfenikol dan senyawa sintetik analognya.
Turunan amfenikol merupakan senyawa bakteriostatik dengan spektrum luas bersifat mudah larut
dalam lemak sehingga mampu menembus dinding bakteri.
c. Turunan tetrasiklin  turunan tetrasiklin didapatkan dari hasil isolasi kultur Streptomyces sp dan
kemudian dikembangkan secara semisintetik. Turunan tetrasiklin oktahidronaftasen yang dibentuk
oleh gabungan 4 buah cincin. Sterekimianya sangat kompleks karena mempunyai 5 atau 6 pusat atom
C asimetrik. Tetrasiklin bersifat amfoter karena mengandung gugus-gugus yang bersifat asam, seperti
gugus hidroksil, dan basa seperti gugus dimetilamino.
d. Turunan aminoglikosida  antibiotika dengan struktur kimia yang bervariasi, mengandung basa
deoksistreptamin atau streptidin dan gula amino 3-aminoglukosa, 6-aminoglukosa, 2,6-
diaminoglukosa, garosamin, D-glukosamin, L-N-metilglukosamin, neosamin dan purpurosamin.
Turunan aminoglikosida pada umumnya merupakan senyawa bakterisid yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif- dan gram positif serta efektif terhadap mikrobakteri.
e. Antibiotika makrolida  pada umumnya dihasilkan oleh Streptomyces sp dan memiliki 5 bagian
struktur yang karakteristik yaitu cincin lakton yang besar (biasanya mengandung 12-17 atom), gugus
keton, satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton, gugus netrak
yang terhubung dengan gula amino atau pada cincin lakton, gugus dimetilamino pada residu gula yang
menyebabkan sifat basis dari senyawa dan memungkinkan untuk dibuat bentuk garamnya.
f. Antibiotika polipeptida  mempunyai struktur sangat kompleks mengandung polipeptida yang
biasanya membentuk suatu siklik. Sumber utama turunan ini adalah Bacillus sp dan Streptomyces sp.
g. Turunan linkosamida  antibiotik yang mengandung sulfur, dikarakterisasi oleh 4-alkil asam
pipekolat atau asama higrat yang terikat pada alkil 6-amino-α-tiooktopiranosida melalui sambungan
amida.
h. Antibiotika polien  antibiotika polien diproduksi oleh Streptomyces sp dikarakterisasi oleh adanya
cincin besar yang mengandung lakton dan ikatan rangkap terkonjugasi. Antibiotik ini tidak memiliki
aktivitas antibakteri atau antiriketsia tetapi aktif terhadap jamur dan yeast.
i. Turunan ansamisin  Umumnya dihasilkan oleh Streptomyces sp dikarakteristikan oleh adanya
struktur siklik yang mengandung gugus aromatik dan jembatan makrosiklik alifatik panjang yang
dinamakan ansa, diantara posisi dua inti aromatik yang tidak saling berdekatan. Biasanya turunan
anamisin bersifat toksik namun ada satu yang digunakan dalam klinik yaitu rifampicin.
j. Turunan antrasiklin  turunan antrasiklin merupakan antibiotik turunan antrasiklinon, pada
umumnya tetrasiklik dan dihasilkan oleh Streptomyces sp. Mengandung gula pada konfigutasi L yang
terikat pada gugus 7-hidroksil antrakslinon melalui ikatan glikosidik. Antrasiklinon merupakan
aglikon yang mengandung kromofor antarkuinon dalam rangka hidrokarbon yang linier mirip
tetrasiklik.

2. Mekanisme kerja β-laktam  serangan nukleofil dari gugus hidroksil serin enzim transpeptidase pada
karbonil karbon cincin β-laktam yang bermuatan positif, sehingga terjadi penghambatan biosintesis
peptidoglikan. Akibatnya dinding sel bakteri menjadi lemah karena tekanan turgor dari dalam sehingga
dinding sel akan pecah atau lisis sehingga bakteri mengalami kematian.

3.

Rantai
samping
(b)

Lead structure (a)

a. Cincin beta laktam yang memiliki aktivitas antibakteri. Cincin beta laktam pada penicilin memiliki
struktur yang sama dengan gugus ujung D-analin-D-analnin dari bagian peptapetida unit peptidoglikan
nasen sehingga dapat menghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara mengikat enzim melalui
ikatan kovalen sehingga mencegah terjadi pembentukan dinding sel.
b. Bagian acyl side chain merupakan rantai samping. Pada gugus meruah (bulky) dapat ditambahkan gugus
lain.
c. Dimodifikasi :
- Penicilin tahan asam  karena stabilitas penicilin terhadap asam lambung dimana dapat
menghidrolisis rantai samping amida dan membuka cincin beta-laktam sehingga penicilin menjadi
tidak aktif.  pengatasannya dengan adanya gugus penarik elektron, O dan N pada posisi Cα (contoh
: gugus fenoksi yang terikat pada rantai amida). Gugus tersebut dapat mencegah penataulangan
penicilin menjadi asam penilat yang terjadi dalam suasana asam.
- Penicilin tahan β-laktamase  β-laktamase dapat membuka cincin β-laktam sehingga penicilin
menjadi tidak aktif pengatasannya dengan adanya gugus meruah (bulky) pada rantai samping (mis :
cincin aromatik yang pada kedudukan orto mengandung gugus halogen atau metoksi). Efek halangan
ruang gugus meruah dapat mempengaruhi pengikatan enzim β-laktamase pada cincin β-laktam dan
menyebabkan perubahan konformasi sehingga enzim kehilangan aktivitas.

4. Perbedaan sefalosporin 1,2,3,4


Spektrum/Aktivitas Kemampuan Waktu Paruh Inaktivasi Akibat
Antibakterinya Menembus Csf, β- Laktamase
Sefalosporin 1 Spektrum sempit Rendah Relatif pendek Tahan terhadap β-
laktamase luar sel
oleh S. Aureus
tetapi tidak tahan
terhadap Gram
negatif
Sefalosporin 2 Spektrum sempit, Lebih baik dari Relatif pendek Tahan terhadap β-
namun secara umum generasi pertama laktamase
turunan ini lebih
aktif terhadap
bakteri Gram-negatif
enterik.
Sefalosporin 3 Spektrum Sama dengan Relatif pendek Lebih tahan
antibakterinya ebih generasi ke 2 terhadap β-
luas dibandingkan laktamase
generasi I dan 2
Sefalosporin 4 Spektrum Sama dengan Relatif pendek Lebih tahan
antibakterinya lebih generasi ke 2 terhadap β-
luas dibandingkan laktamase
generasi 1,2, dan 3

5. Rantai samping

Lead compound

a. Cincin beta laktam pada cefalosporin memiliki aktivitas antibakteri. Cincin beta laktam pada
cefalosporin memiliki struktur yang sama dengan gugus ujung D-analin-D-analnin dari bagian
peptapetida unit peptidoglikan nasen sehingga dapat menghambat kerja enzim transpeptidase dengan
cara mengikat enzim melalui ikatan kovalen sehingga mencegah terjadi pembentukan dinding sel.
b. Bagian R-side chain dan R2-side chain merupakan rantai samping. Pada bagian gugus meruah yang
diberikan tambahan gugus.
c. Pada C-3 untuk mendapatkan sifat fisika dan kimia yang dihendaki, sedangkan pada C-7 untuk
mengubah spektrum aktivitas.
- Modifikasi C-3  meningkatkan resosnansi enamin sehingga kereaktifan cincin β- laktam
terhadap sisi aktif pada substrat D-analin-D-analnin dalam biosintesis peptidoglikan meningkat
sehingga aktivitas antibakteri meningkat.
- Modifikasi C-7  seperti sefamisin, penambahan gugus metoksi pada posisi 7 dapat
meningkatkan ketahanan senyawa terhadap serangan β-laktamase.

Penggantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O  menunjukan spektrum
antibakteri yang lebih luas (contoh : oksasefamisin atau oksasefem)

Anda mungkin juga menyukai