Anda di halaman 1dari 6

Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

Anita Rahayu1, Rodiani2


1
Mahasiswa, Fakultas kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kandungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Diabetesmelitus gestasional (DMG) merupakan suatu gangguan toleransi karbohidrat yang terjadi pada saat kehamilan.
DMG terjadi saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian penderita kembali normal setelah melahirkan. Diabetes Melitus
Gestasional terjadi 7% pada kehamilan setiap tahunnya namun pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus,
prevalensi diabetes gestasional sebesar 5,1%. Diabetes mellitus gestasional menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
penyakit ini berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin. Makrosomia merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkanfetus ataubayi denganukuran lebihbesardariukuran normal yaitu beratbadan lahir lebihdari4000
gram.Insidens bayi makrosomia sekitar5% dari semua kelahiran. Faktor-faktor yang berhubungan dengan makrosomia
pada fetus antaranya obesitas,d iabetes melitus gestasional, dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus gestasional
(DMG) merupakan faktor risiko yang penting dalam perkembangan makrosomia fetus karena saat kehamailan terjadi
perubahan hormonal dan metabolik yang ditandai dengan peningkatan darikadar glukosa dalamdarah dan meningkatnya
hormon esterogen danhormonprogestin mengakibatkan keadaan jumlah atau fungsi insulin ibu hamil tidak optimal
sehingga terjadi resistensi terhadap efek insulin mengakibatkan kadar gula darah ibu hamil tinggi sehingga terjadilah
diabetes gestasional. Keadaan ini dapat berdampak pada janin yaitu menimbulkan hiperglikemik dalam lingkungan uterus
sehingga bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes mellitus gestasional ini berisiko tinggi untuk terkena makrosomia.

Kata kunci: Diabetes mellitus gestasional, kehamilan, makrosomia

Effect of Gestational Diabetes Mellitus toMacrosomia Birth Baby


Abstract
Gestational diabetes mellitus (GDM) is a disorder of carbohydrate tolerance that occurs during pregnancy. DMG came as 24
weeks gestation and most patients return to normal after delivery. Gestational Diabetes Mellitus occurs 7% of pregnancies
every year but in pregnant women with a family history of diabetes, gestational diabetes prevalence of 5.1%. Gestational
diabetes mellitus a public health problem because these diseases have a direct impact on the health of the mother and
fetus. Macrosomia is a term used to describe a fetus or baby with a size larger than the size of normal ie birth weight more
than 4000 grams. The incidence of macrosomia babies about 5% of all births. Factors associated with fetal macrosomia such
as obesity, diabetes mellitus, gestational and type 2 diabetes mellitus Gestational diabetes mellitus (GDM) is an important
risk factor in the development of fetal macrosomia because when kehamailan hormonal and metabolic changes
characterized by an increase in the levels glucose in the blood and increasing the hormones estrogen and progestin resulted
in a state of total / insulin function pregnant women are not optimal, causing resistance to the effects of insulin resulting in
maternal blood sugar levels high so that there gestational diabetes. This condition can affect the fetus which cause
hyperglycemic within the uterus so that babies born to mothers with gestational diabetes mellitus have a high risk of
developing macrosomia

Keywords: Gestational diabetes mellitus , pregnancy , macrosomia

Korespondensi: Anita Rahayu, alamat Wisma Putri Lumbok Seminung 1 Jln. Abdul Muis 14b Bandar Lampung, HP
082279765531, email anitarahayu999@yahoo.com

Pendahuluan terjadi 7% pada kehamilan setiap tahunnya.


Diabetes melitus gestasional (DMG) Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga
adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat diabetes melitus, prevalensi diabetes
yang terjadi atau diketahui pertama kali pada gestasional sebesar 5,1%.3 Diabetes mellitus
saat kehamilan sedang berlangsung.1 Keadaan gestasional menjadi masalah kesehatan
ini biasa terjadi pada saat 24 minggu usia masyarakat sebab penyakit ini berdampak
kehamilan dan sebagian penderita akan langsung pada kesehatan ibu dan janin.4
kembali normal pada setelah melahirkan. 2 Insidens bayi makrosomia sekitar 5 %
Menurut American Diabetes Association dari semua kelahiran.5 Istilah makrosomia
(ADA) tahun 2000, diabetes melitus gestasional digunakan untuk menggambarkan fetus atau

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 17


Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

bayi yang dengan ukuran yang lebih besar dari ke 28 masa kehamilan. Walaupun diabetes
ukuran normal. Berat badan lahir lebih dari pada masa kehamilan termasuk salah satu
4000 gram merupakan patokan yang sering faktor risiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini
digunakan dalam mendefinisikan adalah kondisi sementara dimana kadar gula
6
makrosomia. Semua bayi dengan berat darah akan kembali normal setelah
badan 4000 gram atau lebih tanpa memandang melahirkan.12Ibu hamil yang menderita
umur kehamilan dianggap sebagai diabetes gestasional mempunyai risiko tinggi
7
makrosomia. mengalami diabetes melitus gestasional lagi
Beberapa faktor risiko yang pada kehamilan berikutnya.6Diabetes melitus
berhubungan dengan makrosomia fetus gestasional dapat terjadi pada ibu yang hamil
antaranya obesitas, diabetes melitus di atas usia 30 tahun, perempuan dengan
gestasional dan diabetes melitus tipe 2, orang obesitas (IMT >30), perempuan dengan riwayat
tua berbadan besar, kehamilan lewat waktu, diabetes melitus pada orang tua atau riwayat
dan multiparitas. Diabetes melitus gestasional diabetes melitus gestasional pada kehamilan
(DMG) pada ibu merupakan faktor risiko yang sebelumnya dan melahirkan bayi dengan berat
penting dalam perkembangan makrosomia lahir >4000 gram dan adanya glukosuria.11
fetus.6-8 Diabetes melitus gestasional dapat
Dampak yang ditimbulkan oleh ibu merupakan kelainan genetik dengan cara
penderita diabetes melitus gestasional adalah insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam
ibu berisiko tinggi terjadi penambahan berat sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
badan berlebih, terjadinya preklamsia, konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam
eklamsia, bedah sesar, dan komplikasi kehamilan menimbulkan banyak kesulitan.
kardiovaskuler hingga kematian ibu. Setelah Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
persalinan terjadi, maka penderita berisiko perubahan metabolik dan hormonal pada
berlanjut terkena diabetes tipe 2 atau terjadi penderita. Beberapa hormon tertentu
diabetes gestasional yang berulang pada masa mengalami peningkatan jumlah, misalnya
yang akan dating, sedangkan bayi yang lahir hormon kortisol, estrogen, dan human
dari ibu yang mengalami diabetes gestasional placental lactogen (HPL). Peningkatan jumlah
berisiko tinggi untuk terkena makrosomia.9 semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin
Isi dalam mengatur kadar gula darah. Kondisi ini
Diabetes melitus (DM) merupakan menyebabkan suatu kondisi yang kebal
sekelompok kelainan kadar glukosa dalam terhadap insulin yang disebut sebagai resisten
darah atau hiperglikemia. Kemampuan tubuh insulin. Sehingga menimbulkan dampak
pada orang dengan diabetes untuk bereaksi peningkatan kadar glukosa pada ibu hamil.13
terhadap insulin dapat menurunatau pankreas Pada diabetes melitus gestasional, selain
dapat menghentikan sama sekali produksi perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan
insulin.10 Diabetes melitus dengan kehamilan terjadi suatu keadaan di mana fungsi insulin
(diabetes melitus gestational/DMG) adalah menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kehamilan normal yang disertai dengan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal insulin, akibatnyakandungan glukosa dalam
mempertahankan euglycemia). Pada golongan plasma ibu bertambah, kadar gula darah tinggi,
ini, kondisi diabetes dialami sementara selama tetapi kadar insulin tetap tinggi. Melalui difusi
masa kehamilan, artinya kondisi diabetes atau terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana
intoleransi glukosa pertama kali didapati sirkulasi janin juga ikut terjadi kandungan
selama masa kehamilan, biasanya pada glukosa abnormal.12
trimester kedua atau ketiga. Peningkatan tingkat serum metabolit
Kriteria diabetes gestasional bila pada ibu yang mengalami diabetes
gangguan toleransi glukosa yang terjadi (misalnyaglukosa, asam lemak bebas, senyawa
sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu keton dalam tubuh, trigliserida, dan asam-
setelah persalinan. Dianggap diabetes melitus asam amino) akan memicu peningkatan
(bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa transfer nutrien pada janin yang pada
menetap setelah persalinan.11 Diabetes gilirannya akan menimbulkan hiperglikemik
gestasional terjadi pada minggu ke 24 sampai dalam lingkungan uterus sehingga dapat

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 18


Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

merubah pertumbuhan dan komposisi tubuh untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
janin.14 dibandingkan ibu yang belum pernah
Kemudian pada trimester kedua melahirkan bayi makrosomia.Keturunan
kehamilan, pankreas janin dengan ibu diabetes makrosomia dengan kehamilan diabetes
mellitus gestasional akan beradaptasi dengan mellitus gestasional ditandai dengan tingkat
hiperglikemik dalam lingkungan uterus dengan pertumbuhan yang tinggi dari jaringan-jaringan
meningkatkan produksi insulin, yang khusus yang sensitif insulin termasuk lemak,
mengakibatkan hiperinsulinemia pada janin. jantung, dan liver subkutan.15
Titik kulminasi dari peristiwa metabolik yang Pertumbuhan jaringan otak tidak ikut
terjadi di dalam uterus ini akan mengakibatkan terpengaruh, sehingga bayi¬bayi makrosomia
hipoglikemia, polisitemia, hiperbilirubinemia, dari ibu diabetes akan mengembangkan lipatan
komplikasi gawat nafas (respiratory distress kulit tubuh bagian atas yang lebih tebal
syndrome), dan pertumbuhan fetus yang dibandingkan dengan bayi-bayi non-diabetes
beratnya berlebihan atau makrosomia. 11 yang memiliki berat tubuh lahir dan panjang
Makrosomia atau bayi besar adalah tubuh lahir yang sama. Dampak dari pola-pola
berat badan lahir bayi melebihi dari 4000 pertumbuhan ini dapat dikenali saat lahir
gram.Makrosomia disebut juga dengangiant dengan adanya lingkar perut yang relatif lebih
baby.Semua neonatus dengan berat badan besar dan naiknya rasio lingkar perut terhadap
4000 gram atau lebih tanpa memandang usia lingkar kepala bayi makrosomia turunan.
kehamilan dianggap sebagai makrosomia.6 Fetopathi diabetes klasik merupakan bayi baru
Bayi makrosomia memiliki karakteristik lahir makrosomia, montok, pletoris (wajah
yang berbeda dari bayi normal. tomat) dan seperti ubi, atau wajah
Adapunkarakteristik dari bayi makrosomia menggembung.15
antara lain 1) mempunyai wajah berubi Beberapa penelitian menunjukkan
(menggembung),pletoris (wajah tomat);2) bahwa berat bayi baru lahir dipengaruhi oleh
badan montok dan bengkak;3)kulit berbagai faktor maternal, seperti halnya
kemerahan;4)lemak tubuh banyak; dan 5) konstitusional fetal, metabolik, dan
plasentadan tali pusat lebih besar dari rata- genetik.Meskipun intoleransi glukosa
rata.15 gestasional dan diabetes melitus gestasional
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan faktor yang menjadi penyebab
makrosomia dipengaruhi oleh berbagai faktor, utama kelahiran bayi makrosomia.Faktor-
diantaranya lingkungan uterin ibu hamil, faktor maternal lain seperti obesitas maternal,
berfungsinya plasenta, dan ketersediaan mempengaruhi berat bayi baru lahir. Faktor
asupan nutrisi pada ibu dan janin.Saat awal risiko lain yang menyebabkan terjadinya
masa kehamilan, insulin dan faktor-faktor makrosomia antara lain kadar gula darah yang
perkembangan insulin merupakan penentu meningkat selama kehamilan, jenis kelamin
utama pertumbuhan janin dan perkembangan laki-laki, riwayat persalinan bayi makrosomia,
organ janin. Produksi insulin pada janin yang meningkatnya usia kehamilan, dan merokok. 15
dimulai antara 8-10 minggu masa kehamilan, Ibu dengan bayi makrosomia secara
sangat ditentukan oleh tingkat glukosa ibu, signifikan mempunyai berat tubuh yang lebih
yang sekitar 80% disalurkan kepada janin berat (berdasarkan berat kehamilan), IMT yang
melalui membran plasenta.15 lebih tinggi, menunjukkan adanya peningkatan
Ibu dengan keturunan diabetes melitus berat badan yang lebih berat selama indeks
gestasional yang memiliki kontrol glikemik yang kehamilan, dan secara signifikan lebih tinggi
buruk secara terus menerus akan terpapar dibandingkan ibu dengan bayi non-
terhadap glukosa dan insulin dengan kadar makrosomia.15
tinggi pada rahim yang dapat mempercepat Trauma cedera bayi baru lahir yang
pertumbuhan janin. Pertumbuhan janin-janin berhubungan dengan makrosomia adalah
makrosomia di dalam rahim cenderung distosia bahu, fraktur klavikular, cedera pleksus
semakin cepat (setelah 38 minggu), sedangkan brakialis, menurunnya skor apgar selama 5
pertumbuhan janin non-makrosomia lebih menit, interval persalinan yang lama, dan
bersifat linier selama masa kehamilan.15 adanya kebutuhan penanganan gawat darurat
Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bagi bayi-bayi makrosomia.15
bayi makrosomia,berisiko 5-10 kali lebih tinggi

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 19


Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

Distosia bahu yang terjadi pada bayi makrosomia dengan mengobservasi keadaan
makrosomia merupakan suatu komplikasi dari umum dan vital sign serta memeriksa kadar
persalinan, yang mempengaruhi sekitar 10-15% glukosa darah sewaktu pada umur 3 jam; 10)
persalinan vaginal bayi yang beratnya lebih dari memantau tanda gejala komplikasi yang
4500 gram ketika lahir. Distosia bahu diketahui mungkin terjadi; dan 11) memberikan terapi
ketika bahu bayi sulit dikeluarkan melalui sesuai komplikasi yang dialami oleh
persalinan vaginal standar yang disebabkan bayi.16Makrosomia yang tidak ditangani secara
karena gerakan bahu anterior janin tersangkut adekuat berisiko menimbulkan beberapa
pada simfisis pubis ibu.15 komplikasi seperti hipoglikemia, hipokalsemia,
Fraktur klavikula dan cedera pleksus hiperbilirubinemia.16
brakhialis merupakan kejadian yang jarang Hipoglikemia adalah kadar gula darah
terjadi, meskipun demikian, cedera tersebut <45 mg/dl pada bayi kurang bulan atau cukup
merupakan akibat dari kehamilan diabetes bulan dan dapat disertai gejala (simptomatis)
melitus gestasional dan persalinan atau tanpa gejala (asimptomatis).Kira-kira 20-
makrosomia. Jika distosia bahu tidak 50% bayi dengan ibu diabetes melitus
disebabkan karena traksi dari kepala janin, mengalami hipoglikemia pada 24 jam pertama
maka manuver khusus persalinan dapat setelah lahir, biasanya pada bayi makrosomia
dilakukan dengan bantuan ahli agar dapat dengan kelainan vaskular, hipoglikemia
melepaskan bahu anterior di belakang supra biasanya terjadi setelah 6-12 jam setelah lahir,
simfisis. Jika manuver tersebut tidak berhasil, karena hiperinsulinemia dancadangan glikogen
maka klavikula atau humerus harus dipatahkan yang kurang. Penatalaksanaan untuk
untuk memudahkan persalinan bayi tersebut. hipoglikemia adalah dengan ditandai terlebih
Meskipun sebagian besar patahan klavikula dahulu oleh glukosa darah kurang dari 25
dapat dipulihkan tanpa disertai sekuel yang mg/dl maka berikan glukosa 10 % 2 mL/kg
signifikan ketika fraktur-fraktur tersebut secara intravena, bolus pelan dalam 5 menit,
diisolasi dari cedera signifikan lainnya, fraktur jika jalur IV tidak dapat terpasang
tersebut terkadang dapat menyebabkan dengancepat, berikan larutan glukosa melalui
kerusakan pada sistem pleksus brakhialis pipa lambung dengan dosis yang sama, berikan
dengan kemungkinan terjadinya suatu Erb’s infus glukosa 10% sesuai kebutuhan. Periksa
palsy permanen.Erb's palsy (Erb-Duchenne kadar glukosa darah satu jam setelah bolus
palsy) adalah kelainan yang terjadi pada glukosa.Jika kadar glukosa darah masih kurang
pleksus brakhialis bayi baru lahir dengan dari 25 mg/dl, ulangi bolus glukosa dan
adanya kelemahan otot-otot daerah anggota lanjutkan pemberian infus. Jika kadar glukosa
gerak atas (area C5-C6) yang tampak pada darah 25–45 mg/dl, lanjutkan infus dan ulangi
kelemahan otot bahu, lengan atas, dan lengan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 3 jam
bawah sedangkan tangan berfungsi normal. sampai kadar glukosa mencapai 45 mg/dl atau
Erb’spalsy adalah kelumpuhan pada satu lebih. Apabila kadar glukosa darah 45 mg/dl
ekstremitas atas yang disebabkankarena lesi atau lebih dalam 2 kali pemeriksaan berturut–
pada pleksus brakhialis. Salah satu penyebab turut, lakukan pemeriksaan tiap 12 jam
lesi pleksus brakhialis adalah proses sebanyak 2 kali pemeriksaan. Ibu dianjurkan
kelahiran.Cedera pleksus brakhialis juga dapat untuk menyusui.Apabila kemampuan minum
disebabkan karena persalinan yangsulit, bayi meningkat, turunkan pemberian cairan
maladaptasi intrauterin, atau pengeluaran infus secara bertahap.Glukosa darah 25–45
dengan tenaga ibu mengedan dengan cara mg/dl tanpa tanda hipoglikemia, anjurkan ibu
dipaksakan.15 untuk menyusui, pantau tanda hipoglikemia,
Penatalaksanaan pada bayi makrosomia danperiksa kadar glukosa darah dalam 3 jam
antara lain: 1) menjaga kehangatan; 2) atau sebelum pemberian minum berikutnya.
membersihkan jalan nafas; 3) memotong tali Ketika glukosa darah tetap rendah dibawah
pusat dan perawatan tali pusat; 4) melakukan kadar yang dapat diterima dan pemberian ASI
inisiasi menyusui dini;5) membersihkan badan secara langsung tidak berhasil atau tidak
bayi dengan kapas baby oil; 6) memberikan mencukupi untuk meningkatkan kadar glukosa
obat mata; 7) memberikan injeksi vitamin K; 8) darah maka diperlukan susu formula.16
membungkus bayi dengan kain hangat; 9) Hipokalsemia yang didefinisikan sebagai
mengkaji keadaan kesehatan pada bayi dengan konsentrasi kalsium serum yang <8

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 20


Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

mg/dl,adalah salah satu gangguan metabolik Penatalaksanaanya dimulaisejak bayi mulai


utama pada bayi dari ibu diabetes.Pasien kurang kadar bilirubinnya harus dipantau
asimptomatik cukup diberikanterapi oral dengan teliti kalau perlu beri terapi sinar atau
dengan menambahkan Ca glukonas 10% dalam transfusi tukar darah dengan cara:1)
susu formula hingga kadar kalsium dalam mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara
serum normal. Bila terdapat gejala seperti membungkus bayi menggunakan selimut bayi
letargi, susah minum, muntah, dan yang dihangatkan terlebih dahulu;2)
distensiabdominal,berikan bolus pelan menidurkan bayi dalam inkubator. Perawatan
Caglukonas 10% 20mL/kgBB selama 5 bayi dalam inkubator seperti ini merupakan
menit,lanjutkan pemberian infus Ca glukonas metode merawat bayi dengan dimasukkan ke
40mL/kgBB/hari. Kemudian, berikan terapi oral dalam alat yang berfungsi membantu
berupapenambahan Ca glukonas 10% ke dalam terciptanya suhu lingkungan yang cukup
susuformula selama beberapa hari. Apabila dengan suhu normal;3) memberikan substrat
pasien kejang, maka berikan fenobarbital 15– yang kurang untuk transfortasi atau konyugasi,
30mg/kgBB perinfus sebagai antikonvulsan. contohnya ialah pemberian albumin untuk
Tetap berikan terapi untuk memperbaiki mengikat bilirubin yang bebas. Albumin dapat
kondisi hipokalsemia, karena kejang akan diganti dengan plasma dengan dosisi 15-20
kembali terjadi jika kondisi hipokalsemia tidak mg/kgBB.16
diperbaiki. Kebanyakan kasus hipokalsemia
dapat teratasi dalam waktu 48–72 Ringkasan
jam.Hipokalsemia yang disebabkan Diabetes melitus dengan kehamilan
olehhipoparatiroidisme, membutuhkan (diabetes melitus gestational/DMG) adalah
lanjutanterapi dengan vitamin D dan garam kehamilan normal yang disertai dengan
kalsium.Lamanya waktu terapi tergantung peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal
pada jenis hipoparatiroidismenya, yaitu mempertahankan euglycemia).Kondisi diabetes
transien, berlangsung beberapa minggu sampai seperti ini biasa di alami sementara oleh ibu
beberapa bulanataupermanen. Angka hamil selama masa kehamilan.Diabetes melitus
mortalitas pada bayi yang mengalami gestasional pada saat kehamilan terjadi karena
hipokalsemia lebih besar dibandingkan dengan perubahan hormonal dan metabolik.
bayi tanpa hipokalsemia.16 Perubahan metabolik ini ditandai dengan
Polisitemia adalah hematokrit yang peningkatan dari kadar glukosa dalam darah
sangat tinggi (65% atau lebih) dan akibat pemenuhan kebutuhan energi untuk ibu
menyebabkan hiperviskositas sehingga dan janin. Perubahan hormonal ini ditandai
menimbulkan gejala-gejala terkait dengan dengan meningkatnya hormon esterogen dan
stasis vaskular, hipoperfusi, dan iskemia. hormon progestin.Peningkatan hormon
Penatalaksanaanya adalah dengan dicoba estrogen dan hormon progestin ini
penambahan pemberian minum sebanyak 20- mengakibatkan keadaan jumlah atau fungsi
40 mL/kgBB/hari, disamping itu juga pantau Hb insulin ibu hamil tidak optimal sehingga terjadi
darah tiap 6-12 jam tanpa gejala.Bila dengan perubahan kinetika insulin dan resistensi
gejala seperti gangguan nafas jantung atau terhadap efek insulin. Efek dari resistensi
kelainan neurologik harus dilakukan transfusi insulin ini mengakibatkan kadar gula darah ibu
tukar parsial dengan plasma beku segar.16 hamil tinggi sehingga terjadilah diabetes
Hiperbilirubin adalah naiknya kadar gestasional. Keadaan ini dapat berdampak
bilirubin serum melebihi normal. Presentasinya pada janin, sebab kadar gula darah ibu akan
pada neonatus terdiri dari hiperbilirubin tidak mempengaruhi gula darah janin sehingga gula
terkonjugasi (indirek) dan terkonjugasi darah janin juga meningkat dan pada gilirannya
(direk).Gejala paling relevan dan paling mudah akan menimbulkan hiperglikemik dalam
diidentifikasi adalah kulit selaput lendir lingkungan uterus sehingga dapat merubah
menjadi kuning.Ikterus bila bilirubin serum pertumbuhan dan komposisi tubuh
>5mg/dL.Hiperbilirubin adalah pewarnaan janin.Dampaknya bayi yang lahir dari ibu yang
kuning dikulit, konjungtiva, dan mukosa yang mengalami diabetes melitus gestasional ini
terjadi karena meningkatnya kadar berisiko tinggi untuk terkena makrosomia.
bilirubindalam darah. Klinis ikterus tampak bila Makrosomia menggambarkan fetus atau
kadar bilirubin dalam serum >5 mg/dL. bayi dengan ukuran yang lebih besar dari

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 21


Anita Rahayu dan Rodiani | Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi Makrosomia

ukuran normal yaitu berat badan lahir lebih dr. kariadi periode tahun 2010.
dari 4000 gram.Beberapa faktor risiko yang Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas
berhubungan dengan makrosomia fetus Diponegoro;2011.
antaranya obesitas, diabetes melitus 6. Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL,
gestasional, dan diabetes melitus tipe 2. Ibu Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
hamil dengan riwayat melahirkan bayi obstetric. Edisi ke-23. New York: McGraw-
makrosomia akan berisiko 5-10 kali lebih tinggi Hill; 2010.
untuk kembali melahirkan bayi makrosomia 7. Trisnasiwi A, Trisnawati Y, Sumarni.
dibandingkan dengan ibu yang belum pernah Pengetahuanibu hamil tentang
melahirkan bayi makrosomia. makrosomia dengan pola nutrisi selama
hamiltahun2011. Bidan Prada JIlmiah
Simpulan Kebidanan. 2012;3(2):11-4.
Terdapat hubungan antara kadar gula 8. Wintry Y. Hubungan pengetahuandan
darah pada pasien diabetes melitus gestasional sikap ibu hamil tentang bayi makrosomia
dengan bayi makrosomia. Keadaan ini biasa di klinik bersalin niar jalan balai desa
terjadi pada saat 24 minggu usia kehamilan kecamatan medan patumbak tahun 2011
dan kembali normal setelah [skripsi]. Medan:
melahirkan.Diabetes dalam kehamilan ini UniversitasSumateraUtara; 2011.
menimbulkan banyak kesulitan yang akan 9. Perkins MJ, Julia PD MD, Shubhada MJ
menyebabkan perubahan-perubahan MD. Perspectives in gestational diabetes
metabolik serta hormonal pada penderitanya, mellitus: a review of screening, diagnosis,
yaitu ibu hamil. Beberapa hormon tertentu and treatment. J Clinical Diabetes.
yang mengalami peningkatan jumlah saat 2007;25(2):57-62.
hamil ternyata mempunyai pengaruh terhadap 10. Bare BG, Smeltzer SC.Buku ajar
fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC;
dimana kondisi ini menyebabkan resisten 2001.
insulin. 11. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, Reksodiputro AH,
Daftar Pustaka et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
1. PERKENI. Konsensus pengelolaan diabetes Jakarta: FKUI; 2006.
melitus di Indonesia. Jakarta: 12. ManuabaIAC, Manuaba IBGF, Manuaba
Perkumpulan Endokrionologi Indonesia; IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:
2015. EGC; 2007.
2. Depkes RI. Pedoman pengendalian 13. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta :
diabetes melitus dan penyakit metabolik. EGC; 2005.
Jakarta : Direktorat Pengendalian Penyakit 14. Aadara KM, Ivana PR, Zeljkom M. Diabetes
Tidak Menular dan Dirjen Pengendalian and pregnancy. Diabetologia Croatia.
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2002; 2(3-1):31-3.
2008. 15. Tanya T. Neonatal morbidity among
3. Maryunani, Anik NS. Buku saku diabetes macrosomic infants in the james bay cree
pada kehamilan. Jakarta: Trans Info population of northern quebec
Media; 2008. [thesis].Montreal: School of Dietetics and
4. OsgoodND, Roland FD, Winfried KG. The Human Nutrition McGill University; 2001.
inter-and intragenerational impact of 16. Tasripin MW.Asuhan kebidanan bayi baru
gestasional diabetes on the epidemic of lahir makrosomia di perinatologi rsud
type 2 diabetes.American J of Public pandan arang boyolali.Surakarta:Fakultas
Health. 2011;101(1):173-9. Kedokteran Universitas Sebelas
5. Sativa G. Pengaruh indeks massa tubuh Maret;2015.
pada wanita saat persalinan terhadap
keluaran maternal dan perinatal di rsup

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 22

Anda mungkin juga menyukai