Kualitas Air
Kualitas Air
Hasria Alang
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
STKIP-PI Makassar
(hasriaalam@gmail.com)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada bulan Desember 2013 yang bertujuan untuk mengetahui nilai
MPN bakteri Coliform dan mendeteksi keberadaan Escherichia coli pada air galon yang telah
disimpan beberapa hari serta mengetahui kualitas air galon yang digunakan masyarakat di
Kecamatan Rappocini, Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kualitatif.
Pengambilan Sampel air galon dilakukan setelah penyimpanan empat hari. Pengujian sampel
meliputi empat tahapan yaitu melalui uji penduga menggunakan medium LB dan di lanjutkan ke
uji penegasan menggunakan medium BGLB dan kemudian uji kesempurnaan menggunakan
medium EMBA, dari uji kesempurnaan di lanjutkan ke uji pewarnaan gram. Hasil penelitian
setelah uji penduga dan penegas memperlihatkan nilai MPN untuk kelurahan Buakana 1100/100
ml, Kelurahan Tidung 43/100 ml dan kelurahan Rappocini 11/100 ml. Setelah uji kesempurnan
hanya kelurahan Tidung yang tidak ditemukan adanya E.coli yang mencemari air galon tersebut.
Kualitas air galon pada kelurahan Rappocini dan Kelurahan Tidung sangat bagus karena pada
kelurahan Rappocini dan Kelurahan Tidung termasuk dalam golongan kelas A sementara untuk
kelurahan Buakana kualitasnya sangat jelek karena termasuk dalam golongan kelas D.
Kata kunci: Coliform, medium pertumbuhan, Air galon, MPN.
Pendahuluan
Parameter wajib penentuan kualitas air demikian masih ada keraguan masyarakat
minum secara mikrobiologi adalah total mengenai kualitas air galon ini, terutama
bakteri Coliform dan Escherichia coli soal higienitas dan sanitasi serta perizinan
dilakukan dengan Most Probable Number Menurut Kepala Dinas Kesehatan
Test (Depkes, 2011). Jika di dalam 100 ml Pemerintah Kota Pekanbaru, Rini Hermiati
sampel air didapatkan sel bakteri Coliform mengatakan air minum depot isi ulang hanya
memungkinkan terjadinya diare dan bertahan sehari sehingga satu hari harus
gangguan pencernaan lain (Suriawiria, U, habis satu galon tersebut. Jika tidak habis
2008) dalam satu hari, maka air tersebut harus
Perkembangan zaman dan teknologi direbus kembali. Hal ini dikarenakan air
telah mempengaruhi pola pikir manusia tersebut hanya bertahan satu hari. Air isi
yang selalu menuju kepraktisan sehingga ulang menurutnya berdasarkan riset yang
hampir semua kalangan masyarakat lebih dilakukan mengandung bakteri E. coli yang
memilih mengkonsumsi air kemasan.. berkembang saat air bertahan dua hari.
Konsumen memiliki berbagai alasan untuk Apabila tetap diminum dalam waktu dua
membeli air minum kemasan, misalnya rasa, hari maka akan menimbulkan rasa pusing
kenyamanan, dan gaya hidup, namun, bagi dan diare (Anonim, 2014), sedangkan
sebagian besar konsumen, keamanan dan Hapsari (2004) menyatakan bahwa tidak ada
manfaat kesehatan menjadi bahan pengaruh terhadap lama penyimpanan
pertimbangan yang penting (Widyastuti, terhadap mutu mikrobiologi
dkk; 2011) Menurut pengakuan dari beberapa
Air kemasan yang sekarang lebih warga Kecamatan Rappocini bahwa,
popular adalah air galon. Karena air galon masyarakat di Kecamatan Rappocini lebih
lebih praktis dan bahkan lebih murah jika banyak menggunakan air galon karena
dibandingkan dengan mengonsumsi air penggunaanya lebih praktis. Air galon yang
minum yang direbus dulu (Anonim, 2014). digunakan kadang tersimpan lama dalam
Namun dibalik murahnya harga air beberapa hari bahkan berminggu-minggu
galon ternyata menyimpan banyak resiko. sehingga sebagian dari masyarakat
Air galon sebetulnya telah diproses dan Kecamatan Rappocini sering terkena
diolah sehingga dapat langsung diminum penyakit diare khususnya pada anak-anak
tanpa pengolahan lebih lanjut. Namun karena air galon yang tersimpan lama akan
Hasria Alang : Analisis Coliform Kualitas Air Galon Berdasarkan Lama Penyimpanannya | 45
terkontaminasi oleh bakteri yang disebabkan tukar galon untuk mencegah kontaminasi
oleh pengawet (zat adiktif) pada air yang bakteri dalam air minum mereka.
tidak berfungsi lagi mencegah dan
Bahan Dan Metode
menghambat fermentasi dan pengasaman
pada air misalnya Asam benzoat, Natrium Sampel dalam penelitian ini adalah air galon
benzoat dan Kalium benzoat. dari 3 Kelurahan yang sudah di tetapkan
Deteksi adanya bakteri pada air yang diambil pada hari keempat
minum dalam kemasan galon menurut Asih penyimpanan. Semua alat yang digunakan
Rahayu Dosen Fakultas Kedokteran disterilkan dalam oven sedangakan bahan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya disterilkan dalam Autocklave. Pengujian
mengatakan 24 sampel air yang diambil dari bakteriologis sampel menggunakan tabung
setiap galon telah diidentifikasi sebagai fermentasi seri 3. Cara pengujian meliputi
mengandung beberapa bakteri dengan uji penduga menggunakan medium LB
jumlah indikator TPC 1-22 CFU (Colony (Lactosa Broth), uji penegas menggunakan
Forming Units) / ml. TPC (Total Plate medium BGLB (Brillian green laktosa
Count) jumlah sampel keseluruhan broth), uji kesempurnaan menggunakan
menunjukkan bahwa jumlah bakteri medium EMBA (Eosin methylen blue agar),
cenderung meningkat setelah disimpan dan gram pewarnaan untuk membedakan
dalam dispenser air untuk jangka waktu bakteri gram positif dan gram negatif.
tertentu, yaitu hari kedua mencapai 2-98 Penentuan jumlah bakteri Coliform dan E.
CFU / ml, dan setelah hari keempat Coli dilakukan dengan metode MPN sesuai
mencapai 3-166 CFU / ml. Peningkatan prosedur Waluyo (2009). Tabung LB yang
jumlah bakteri sebagai air yang disimpan di menunjukkan hasil positif berupa kekeruhan
dispenser, mungkin disebabkan oleh dan gelembung gas dalam tabung durham,
reproduksi bakteri yang awalnya selanjutnya diambil 1 ose dan diinkubasi
terkontaminasi air minum. Jika tidak, pada tabung yang berisi media Brilliant
peningkatan jumlah TPC mungkin juga Green Lactose Broth (BGLB) dan tabung
disebabkan oleh bakteri dalam air dispenser durham. Coliform ditentukan dengan
sendiri. Disarankan bagi konsumen untuk inkubasi dilakukan pada suhu 37oC selama 2
membersihkan dispenser air sebelum mereka x 24 jam. Selanjutnya jumlah tabung yang
positif berupa kekeruhan dan gelembung gas
46 | Volume 2 Nomor 1 Desember 2014
dalam tabung durham dihitung dan dengan kilap logam dan bintik biru
dicocokkan dengan tabel perhitungan MPN. kehijauan. Koloni yang tumbuh pada
Masing-masing biakan positif pada uji medium EMBA selanjutnya dilakukan
konfirmasi bakteri coliform, diambil satu pewarnaan gram untuk melihat bentuk serta
sengkelit dan diinokulasikan pada media warna yang terbentuk. Warna merah
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), dan menandakangram negative sedangkan warna
diinkubasipada suhu 370C selama 24 jam. ungu menunjukkan gram positif
Pertumbuhan E.coli ditandai dengan Hasil Dan Pembahasan
pertumbuhan koloni yang berwarna hijau
Telah dilakukan penelitian terhadap sampel air galon penyimpanan hari keempat untuk 3
kelurahan yang ada di kecamatan Rappocini
Hasil penelitian
a. Kelurahan Rappocini
1. Indeks MPN coliform pada Kelurahan Rappocini di Kecamatan Rappocini.
Hasil positif dari uji penduga gram dan diamati dibawah mikroskop,
dilanjutkan dengan uji penegas yang ketiga kelurahan memperlihatkan warna
menggunakan medium BGLB (Brillian merah dan berbentuk batang yang
green laktosa broth) yang mengandung menandakan ditemukannya bakteri Coliform
laktosa dan garam empedu yang sehingga Pada tahun 2002, Departemen
mendorong bakteri-bakteri Coliform untuk kesehatan RI telah menetapkan kriteria
tumbuh secara optimal. Selain itu, media kualitas air secara mikrobiologis, melalui
BGLB juga dapat menghambat pertumbuhan keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun
bakteri gram positif dan menggiatkan 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan
pertumbuhan bakteri Coliform. Hasil positif mengandung bakteri Coliform dan
ditandai adanya gelembung dan adanya Escherichia coli.
perubahan warna. Kualitas air bersih apabila ditinjau
Hasil positif dari uji penegas berdasarkan kandungan bakterinya menurut
kemudian dilanjutkan dengan uji lengkap SK. Dirjen PPM dan PLP
yang menggunakan medium EMBA (Eosin No.I/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK
methylen blue agar) yang mengandung PKA Tahun 2000/2001, dapat di bedakan
laktosa yang berfungsi untuk memilah kedalam 5 kategori sebagai berikut (Pitojo
mikroba. Mikroba yang mampu dan Purwanto, 2003) :
memfermentasikan laktosa menghasilkan 1) Air bersih kelas A kategori baik
koloni yang ditandai dengan adanya mengandung total Coliform < dari 50
perubahan warna hijau metalik atau 2) Air bersih kelas B kategori kurang
keemasan, serta perubahan aroma, dan baik mengandung Coliform 51 - 100
perubahan permukaan koloni menjadi lebih 3) Air bersih kelas C kategori buruk
berlendir. Dari hasil penelitian kami, setelah mengandung Coliform 101 - 1000
uji kesempurnan hanya kelurahan Tidung 4) Air bersih kelas D kategori amat
yang tidak ditemukan adanya E.coli yang buruk mengandung Coliform 1001 –
mencemari air galon tersebut 2400
Hasil uji lengkap dilanjutkan dengan 5) Air bersih kelas E kategori sangat
pewarnaan gram. Fiksasi dilakukan terlebih amat buruk mengandung Coliform >
dahulu yaitu melewatkan glass objek di atas 2400
api bunsen. Setelah dilakukan pewarnaan
Hasria Alang : Analisis Coliform Kualitas Air Galon Berdasarkan Lama Penyimpanannya | 49
Berdasarkan hasil pengamatan Sehingga air galon isi ulang pada Kelurahan
penulis, perbedaan konsentrasi bakteri Buakana mudah terkontaminasi bakteri
Coliform di Kelurahan Rappocini, Coliform yaitu bakteri E. Coli yang berasal
Kelurahan Tidung, dan Kelurahan Buakana dari feses manusia atau feses hewan yang
disebabkan karena faktor tempat usaha yaitu pencemarannya bisa melalui angin dan lalat.
kondisi depot dan keberadaan depot, faktor Selain itu pada saat pengisian ulang, galon
peralatan yang digunakan serta faktor yang akan diisi ulang tidak dicuci bersih,
sumber air baku yang akan diproses menjadi pengemasannya kurang baik, menggunakan
air minum. Pada Kelurahan Rappocini galon yang tidak layak pakai lagi dan
keberadaan depotnya tidak terlalu jauh dari konsumen yang membeli air galon tidak
perumahan warga tempatnya belum strategis membersihkan galon dengan tissu sebelum
sehingga masih bisa terkontaminasi oleh dipasang pada dispenser
bakteri Coliform. Bakteri ini bisa perumahan warga, tetapi tempatnya
terkontaminasi pada saat pengemasan atau tidak strategis karena berada dipinggir jalan
juga pada saat pencucian galon kurang sehingga mudah terkontaminasi bakteri
bersih, atau pada saat pengisian. Pada Coliform melalui debu akibat polusi udara.
Kelurahan Tidung depotnya agak jauh dari Begitupun pada Kelurahan Tidung memiliki
pemukiman warga sehingga airnya tidak indeks MPN rendah dan jauh lebih baik dan
cepat terkontaminasi bakteri Coliform. layak untuk dikonsumsi dibandingkan air
Sedangkan pada Kelurahan Buakana galon yang ada pada Kelurahan Buakana
depotnya ditengah-tengah pemukiman walaupun sudah tersimpan lama. Indeks
warga sehingga air galon pada Kelurahan MPNnya 43 koloni dalam 100 ml sampel,
Buakana lebih banyak mengandung bakteri disebabkan karena depotnya agak jauh dari
Coliform dan juga Indeks MPNnya pemukiman warga akan tetapi depotnya
ditemukan lebih tinggi dari Kelurahan berada di pinggir jalan besar sehingga
Ini disebabkan karena beberapa mudah terkontaminasi bakteri Coliform
faktor, seperti faktor tempat usaha yaitu melalui debu akibat polusi udara.
depotnya berada ditengah-tengah Kesimpulan
pemukiman warga yang memiliki sanitasi 1. Nilai MPN bakteri coliform yang di
rendah akibat kepadatan penduduk yang temukan pada sampel Kelurahan
mayoritas rumah-rumah kost-kostan. Buakana yaitu 1100/100 ml sampel,
50 | Volume 2 Nomor 1 Desember 2014
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Air Minum dalam Kemasan,
Standar Nasional Indonesia, SNI
01-3553-2006, Badan Standar
Nasional.