Anda di halaman 1dari 29

Bab 6

Bedah Periradicular

Tujuan

Bab ini bertujuan untuk memberikan pembaca panduan tentang pemilihan kasus
dan pendekatan langkah demi langkah untuk Teknik kontemporer yang digunakan
dalam bedah periradicular.

Hasil

Setelah membaca bab ini, pembaca akan mengetahui Teknik kontemporer yang
digunakan dalam bedah periradicular

Pengantar

“Bedah periradicular” adalah istilah kontemporer yang digunakan untuk


menggambarkan intervensi bedah yang tujuannya adalah untuk mengelola
penyakit yang berhubungan dengan infeksi apical endodontic dan ekstraradikuler.
Penyakit dapat muncul di portal pintu keluar dan terus ke akar pada foramen
apical, kanal lateral, atau bahkan perforasi iatrogenic. Kasus juga dapat
melibatkan periodonsium atau bersamaan dengan lesi periodontal. Jadi istilah
“apicectomy”, yang secara sederhana menyiratkan pengangkatan ujung akar,
dianggap sebagai penyederhanaan yang berlebihan untuk apa yang mungkin
secara teknis menantang operasi yang melibatkan jaringan keras dan lunak
periodontal dan periapical. Istilah “orthograde” mengacu pada terapi saluran akar
konvensional dan “retrograde” menyiratkan pendekatan bedah untuk penyakit
periapical.

Dalam lima tahun terakhir, perubahan signifikan telah terjadi dalam


teknik, armamentarium dan bahan yang membuat bedah periradicular menjadi
modalitas pengobatan yang lebih mudah diprediksi. Seringnya koeksistensi
periapical dan infeksi periodontal dan prinsip-prinsip umum yang mendasari
pendekatan pembedahan untuk mengelola infeksi ekstraradikuler memerlukan
bedah periodontal untuk mengetahui dan kompeten dalam bedah periradiculer.

Perawatan Orthograde atau Bedah Periradicular

Mengingat dasar mikroba penyakit endodontic, upaya pengobatan ( non bedah


atau bedah ) harus bertujuan untuk memberantas infeksi ini dimanapun itu.
Karena infeksi paling sering terjadi dalam saluran akar, endodontic orthograde
normalnya strategi yang tepat dan harus selalu dilakukan dalam cintih yang
pertama. Ketika kanal yang terinfeksi dirawat dengan pembedahan, restorasi
ujung akar hanya akan menututpi infeksi tersebut dan cenderung gagal perawatan
melalui kebocoran bakteri (Gbr 6-1a-c)
Gbr 6-1a Kegagalan perawatan bedah endodontic. Terdapat radiolusen periapical
yang besar, reseksi akar tidak lengkap dan pengisian ujung akar amalgam.
Pengisian ujung akar tidak bersambung dengan pengisian akar

Gbr 6-1b Kegagalan perawatan bedah. Upaya kedua pada bedah periradicular,
meskipun secara teknis meningkat, telah gagal mengatasi patologi apical.
Gbr 6-1c Perawatan Orthograde dan penyembuhan selanjutnya. Eksplorasi
menyeluruh mengungkapkan kanal kedua yang tidak diobati (umumnya di gigi
insisivus bawah). Mengenai prinsip dasar endodontic akan memberikan
penyembuhan yang dapat diprediksi dalam banyak kasus.

Instrumentasi dan irigasi endodontic orthograde tidak selalu dapat membuat kanal
bebas dari bakteri karena kompleksitas system anatomi sifat biofilm mikroba yang
kuat. Dalalm beberapa kasus, biofilm apical pada permukaan eksternal akar dan
infeksi ekstraradikuler telah ditunjukkan (Gbr 6-2). Ini jelas tidak bias mendapat
perawatan saluran akar orthograde. Oleh karena itu, keputusan penting untuk
periodontis adalah apakah pengisian akar orthograde yang ada dapat ditingkatkan
sebelum mengadopsi pendekatan bedah.
Gbr 6-2 Biofilm yang baik terdapat pada permukaan eksternal apeks akar
insisivus depan. Ini bebas daari poket periodontal.

Seleksi Kasus

Indikasi untuk Bedah Periradicular

 Jika perawatan orthograde tidak memungkinkan


 Kesalahan iatrogenic, mis, perforasi, memerlukan pendekatan pembedahan
 Ketika perawatan ulang dengan pendekatan orthograde gagal
 Jika alas an kegagalan ekstraradikuler dicurigai:
 Infeksi
 Kista
 Reaksi benda asing
 Dimana biaya dan kenyamanan pasien menghalangi pembongkaran
restorasi yang ada
 Ketika bedah endodontic sebelumnya telah gagal karena tidak adekuat.

Kontraindikasi untuk bedah periodontal


Seperti halnya prosedur bedah yang lain, ada kontraindikasi absolut terhadap
bedah periradicular. Ini telah dibahas di bab-bab sebelumnya.

Rencana Perawatan Restorative Holistic

Ketika mempertimbangkan bedah periradicular, beberapa pertimbangan umum


harus mencakup:
 Stabilitas dan prognosis dari gigi geligi
 Adanya penyakit periodontal yang tidak dirawat atau tidak stabil
 Menggunakan gigi tiruan pada gigi tersebut, tanpa mempertimbangkan
kesehatan periodontal

Penilaian spesifik gigi

 Restorasi gigi
 Kualitas restorasi yang ada
 Kesehatan periodontal local
 Mahkota: rasio akar
 Kualitas perawatan endodontic
 Apakah gigi berfungsi
 Angulasi gigi

Kontraindikasi Daerah spesifik Pembedahan

 Akses
 Pentingnya kedekatan dengan struktur anatomi
 Sinus maksilari
 Bundle neurovascular, mis nervus mentalis
 Ketebalan tulang
Pilihan Perawatan Alternatif dan Kemungkinannya

 Tidak ada perawatan


 Perawatan ulang dengan pendekatan orthograde
 Pencabutan dan penggantian dengan gigi tiruan, bridge dan implant
 Pencabutan dan ruang yang dibutuhkan dapat diterima

Factor terkait Operator


 Pengalaman operator
 Tersedianya waktu
 Tingkat kesulitan kasus
 Aksesibilitaas layanan spesialis endodontic

Faktor terkait pasien


 Harga
 Harapan yang tidak realistis
 Masalah perilaku yang dapat membahayakan operasi atau perawatan pasca
operasi.

Persiapan sebelum pembedahan


Ketika bedah periradicular dinilai sebagai modalitas perawatan yang paling tepat,
akan lebih mudah untuk mempertimbangkan manajemen dalam beberapa fase:

 Perawatan endodontic sebelum pembedahan


 Informed consent untuk pembedahan
 Kemoterapi antimikroba
 Analgesia
Endodontik sebelum pembedahan
Perawatan endodontic orthograde pra-bedah memainkan peran penting dalam
memaksimalkan keberhasilan bedah periradicular. Karena sebagian besar penyakit
endodontic berhubungan dengan infeksi saluran akar, dan pengurangan bakteri
melalui pembersihan kemomekanikal saluran akar mempengaruhi keberhasilan
atau keperluan untuk intervensi bedah di masa akan datang, keberhasilan
perawatan orthograde dapat membuat operasi tidak diperlukan.
Penempatan semen MTA (Mineral Trioxide Agregate) orthograde pada
ujung akar dapat sangat menyederhanakan manajemen bedah akar selanjutnya.
Teknik ini akan didiskusikan dengan pengisian ujung ajar.

Informed Consent
Informed consent untuk bedah periradicular, seperti halnya untuk prosedur
pembedahan lainnya, perlu menyertakan penilaian resiko dan manfaat yang
seimbang Bersama dengan opsi perawatan lain dan kemungkinannya.
Hasil yang paling buruk dari bedah periradicular adalah kegagalan yang
mengharuskan pencabutan gigi pada akhirnya. Studi terbaru menunjukkan bahwa
37 % dan 91 % kasus dapat diharapkan sembuh. Namun, 80-94% dari gigi yang
dirawat dalam studi ini tetap dalam fungsi bebas gejala, bahkan jika penyembuhan
belum lengkap. Untuk beberapa pasien, ini mungkin merupakan hasil yang
berhasil. Resiko meninggalkan jaringan jaringan yang berpotensi terinfeksi harus
dinilai dengan jelas berdasarkan kasus per kasus. Ini tidak disarankan pada pasien
tertentu, misalnya mereka yang menderita penyakit jantung rematik. Tingkat
keberhasilan studi implant yang tinggi, khususnya, layak disebutkan. Angka
“keberhasilan” ini paling sering diukur dengan ketahanan implant. Ini mungkin
termasuk implant dengan kerusakan tulang dan kerusakan peri-implant atau
restorasi yang dianggap tidak estetik. Jika seseorang megaplikasikan kriteria
ketahanan yang sama terhadap perawatan bedah endodontic, keberhasilan dapat
dibandingkan dengan, dan tentu lebih murah daripada terapi implant.
Resiko resesi gingiva juga patut mendapat perhatian khusus. Seringkali
bedah periradicular melibatkan jaringan didaerah estetik dan dilakukan disekitar
mahkota gigi. Resesi selanjutnya dapat menyebabkan paparan margin mahkota
yang tidak estetik. Ini sangat penting dimana pasien memiliki garis senyum yang
tinggi. Sementara desain flap kontemporer akan meminimalkan resiko ini (lihat
nanti), ini harus didiskusikan dengan pasien sebagai bagian dari proses informed
consent.

Analgesia dan kemoterapi antimikroba telah didiskusikan di Bab 1.

Fase Pembedahan

 Analgesia
 Desain flap, insisi, refleksi dan retraksi
 Identifikasi ujung akar, osteotomy dan kuretase
 Reseksi ujung akar
 Control crypt
 Preparasi ujung akar
 Obturasi ujung akar
 Penutupan

Analgesia

Pengantaran agen haemostasis dengan anastetik local layak disebut sebagai alat
bantu untuk bedah periradicular. Penggunaan agen dengan level vasoconstrictor
yang tinggi (e.g. 1:50.000 ephinephrine) untuk infiltrasi local akan membantu
menyediakan bidang bedah kering dengan perdarahan minimal (6-3)
Gbr 6-3 bidang bedah kering dengan 2 % lidocaine, 1:50.000 infiltrasi
epinephrine mengoptimalkan manajemen ujung akarm

 Ini sangat penting untuk manajemen ujung akar dimana perdarahan dapat
mengaburkan penglihatan dan membahayakan kualitas dan keberhasilan
pengisian akar retrograde. (Gbr 6-4)

Gbr 6-4 perdarahan berlebihan mengaburkan visualisasi ujung akar dan


menghambat manajemen retrograde berikutnya.

Desain Flap

sejumlah desain flap telah dideskripsikan untuk flap periradicular yang


melonjak perlu memberikan akses tanoa membahayakan ke puncak, akses ke
apex (dan permukaan akar yang mana yang sesuai) dari gigi atau gigi geligi
target, dan pengelupasan tulang dan lesi periradicular dengan tekanan
minimum.

Factor local berikut harus dipertimbangkan ketika merancang flap :


 Sejumlah gigi
 Panjang dan ketajaman akar
 Karakteristic dan dimensi patologi apapun
 Asesmen dan attached jaringan free.
 Adanya poket periodontal
 Perlekatan otot dan tingginya vestibulum
 Lokasi dan struktur anatomi yang penting
 Sejumlah tulang
 Adanya crown, veneer

Pada dasarnya, desain flap untuk bedah periradicular dapat diklasifikasikan


sebagai:
 Marginal – insisi intrasulcular dengan satu atau dua insisi yang
meringankan
 submarginal
 ochseinben – Luebke flap
 semilunar
 desain hybrid – flap ringan papilla

insisi marginal adalah desain yang paling umum untuk bedah periradicular yang
menyediakan akses yang tidak parallel ke permukaan akar. Flap sebaiknya
termasuk paling tidak satu gigi mesial dan distal ke gigi target (Gbr 6-5).
Gbr 6-5 gigi mesial dan distal ke gigi target sebaiknya termasuk di dalam flap
untuk memberikan akses adekuat. Insisi ringan di dua sisi flap di tempatkan secara
distal dimana kurang resiko tidak estetik dari gangguan penyembuhan.

Flap dengan dua insisi vertical (Gbr 6-6) meminimalkan tekanan jaringan.

Gbr 6-6 Dua insisi vertical memungkinkan akses ke satu atau beberapa gigi.
Selain itu, desain ini meminimalkan tekanan jaringan, kelelahan operator dan
memaksimalkan akses.
Desain flap dengan satu insisi dapat memberikan akses operasi yang memadai
jika akarnya pendek. Ini memiliki keuntungan memberikan penutupan yang lebih
mudah ketika operasi selesai.

Indikasi untuk desain flap submarginal terbatas. Penggunaan flap


semilunar sekarang dianggap ketinggalan zaman karena aksesnya bisa buruk
karena sulit untuk memprediksi ukuran lesi dari radiograf. Oleh karena itu, lesi
dapat meluas dauh dari insisi. Ketika insisi melintasi daerah lesi, ini menciptakan
resiko masuknya puing-puing dan bakteri ke daerah bedah, sehingga menghambat
penyembuhan. Sebagai prinsip umum, margin flap sebaiknya diganti pada tulang
yang sehat. Selain itu, penyembuhan flap semilunar sering menghasilkan bekas
luka yang tidak estetik (Gbr 6-7).

Gbr 6-7 bekas luka semilunar yang tidak estetik yang ditinggalkan oleh operasi
periradicular yang gagal. Kasus ini memerlukan perawatan ulang bedah.

Flap Ochsenbein-Luebke telah dideskripsikan sebagai insisi scalloped


submarginal dengan insisi vertical (Gbr 6-8). Flap ini dirancang untuk
meminimalkan resesi gingiva dan untuk memfasilitasi pembersihan gigi yang
nyaman setelah operasi. Insisi harus dibuat pada gingiva yang melekat dan tidak
melibatkan sulkus gingiva. Karenanya kasus harus dipilih dengan hati-hati karena
membutuhkan ikatan yang luas dari gingiva yang melekat. Flap ini memberikan
akses yang lebih terbatas daripada insisi marginal dan tidak sesuai jika ada poket
periodontal.

Gbr 6-8 Ochsenbein-Luebke flap 48 jam setelah pembedahan.

Flap sparing papilla, flap marginal hybrid dan submarginal, memiliki desain yang
menyediakan akses yang baik tetapi meminimalkan resesi papilla (Gbr 6-9).

Gbr 6-9 Flap sparing papilla melibat. kan insisi intrasulcular yang meluangkan
interdental papilla. Ini dibiarkan ditempat ketika flap dinaikkan (preservasi
papilla).

Insisi
Bedah periradicular modern adalah paling baik dilakukan menggunakan
pendekatan microsurgical. Sedapat mungkin, penggunaan pembesar lup
memberikan detail lebih baik dari bidang bedah. Kebutuhan untuk melihat bidang
lebih luas seringkali membatasi penggunaan mikroskop untuk manajemen ujung
akar. Blade microsurgical mengizinkan diseksi anatomi yang presisi dari papilla
dan sekitar margin servikal. Akan tetaapi, Standar blade nomor 15 masih bernilai
untuk insisi vertical. Insisi sebaiknyaturun ke tulang untuk flap mucoperiosteal
full thickness.
Insisi vertical sebaiknya ditempatkan diantara eminensia akar. Jaringan di
sini lebih tebal dan lebih mudah untuk di tangani, kurang beresiko mengelupas
dan nekrosis flap. Mungkin ada dehiscence atau fenestrasi di tulang di atas
eminensia akar, terutama disekitar caninus atas. Jika flap margin melintasi
kerusakan ini, ada peningkatan resiko resesi pasca operasi.

Refleksi

Elevator tajam membuat menaikkan flap lebih mudah diprediksi dan


meminimalkan penghancuran jaringan marginal. Seringkali dimana ada saluran
sinus lama, flap akan ditambatkan dan diseksi tajam local mungkin diperlukan
(Gambar 6-10).

Gbr 6-10 Diseksi flap yang tertambat


Identifikasi Ujung Akar dan Kuretase

Dimana terdapat lesi besar, mengidentifikasi ujung akar biasanya mudah. Probe
tajam dapat digunakan untuk mengkonfirmasi lokasi lesi atau menusuk lempeng
bertulang tipis diatasnya (Gbr 6-11).

Gbr 6-11 probe mengkonfirmasi lokasi lesi tulang

Dimana ada kehilangan plat tulang bukal, sering ada akses yang cukup untuk
menghilangkan jaringan granulasi dan memvisualisasikan ujung akar. Jika hal ini
tidak memungkinkan, ostektomi pada plat bukal dengan alat genggam dan duri
dapat dilakukan. Ini harus cukup besar untuk memungkinkan pengangkatan lesi
dan pemeriksaan ujung akar. Jaringan granulasi harus dikeluarkan dari crypt
tulang dengan ekskavator dan kuret yang tajam. Suatu usaha harus dilakukan
untuk menghilangkan semua jaringan granulasi karena infeksi ekstraradikuler
adalah kemungkinan penyebab kegagalan pengobatan awal. Karena jaringan
granulasi mudah berdarah, pengangkatan akan membantu mempertahankan
daerah bedah kering dan dengan demikian meningkatkan visibilitas. Namun,
pengangkatan jaringan granulasi tidak harus dengan mengorbankan struktur yang
sensitive secara anatomis.

Reseksi Ujung Akar

Ujung akar gigi biasanya harus direseksi. Tidaklah mungkin membuat sepertiga
apical saluran akar bebas dari bakteri, kecuali yang paling sederhana dari kasus
endodontic. Selain itu, saluran akar apical sering mengandung delta, fins, dan
anastomoses dimana terdapat lebih dari satu saluran. Disarankan agar 3mm
dikeluarkan dari apeks karena alasan ini. Jika ada resorpsi yang luas dari puncak
atau ujung akar sebelumnya telah direseksi, operator harus melakukan penilaian
karena reseksi lebih lanjut dapat meninggalkan gigi dengan jaringan yang rentan.
Reseksi ujung akar harus dilakukan dengan fisur dari tungsten carbide bergalur
(Gbr 6-12). Ini meninggalkan ujung akar yang halus.

Gbr 6-12 turbin bedah berkecepatan tinggi dengan ventilasi 45’ dengan duri bilah
tungsten carbide bergalur digunakan untuk reseksi ujung akar.
Disarankan bahwa sudut reseksi akar harus dilakukan sedekat mungkin dengan
sumbu Panjang akar. Ini akan memastikan semua aksesori anatomi saluran
termasuk dalam reseksi (Gbr 6-13). Reseksi horizontal juga memastikan bahwa
tubulus dentinalis minimum terpapar sehingga kebocoran berkurang (Gbr 6-14).

Gbr 6-13 reseksi horizontal memastikan semua anatomi aksesori dikelola dengan
kehilangan struktur gigi yang minimal.

Gbr 6-14 reseksi oblique memperlihatkan lebih banyak tubulus dentin dan
berpotensi kebocoran.
Sulit menilai keberhasilan reseksi akar dalam beberapa kasus. Apresiasi visual dan
taktil dari perbedaan antara tulang dan dentin sangat membantu disini. Indicator
metilen blue daoat digunakan untuk menandai ligamentum periodontal disekitar
akar (Gbr 6-15).
Gbr 6-15 ligamentum periodontal di stain dengan metilen blue

Control Crypt
Ketika ujung akar telah direseksi, control hati-hati dari crypt akan memberikan
hemostasis dan meningkatkan visibilitas dan control kelembaban untuk pengisian
ujung akar. Penggunaan kapas yang diresapi epinephrine atau “Racellets” sangat
berguna diaplikasikan dengan tekanan didasar crypt (Gbr 6-16).

Gbr 6-16 Racellets digunakan untuk mengemas dasar crypt tulang.

Sisa crypt dapat dikemas dengan bantalan Telfa, yang memiliki keuntungan bebas
serat ( Gbr 6-17)
Gbr 6-17 bantalan Telfa membantu hemostasis pada crypt

Ketika preparasi ujung akar dilakukan, bantalan dapat diangkat meninggalkan


Racellet didasar crypt untuk mempertahankan haemostasis. Ujung akar dapat
diperiksa dengan micromotor yang drancang khusus (Gbr 6-18). Inspeksi ini dapat
menemukan satu kanal atau banyak kanal dengan anastomosis. Preparasi ujung
akar harus membahas semua anatomi aksesori yang ada. Seringkali menggunakan
mikroskop sangat membantu untuk mendeteksi dan menyiapkan mikroanatomi
tersebut.

Gbr 6-18 micromiror dan inspeksi ujung akar


Preparasi ujung akar
Teknik untuk preparasi ujung akar telah berubah secara signifikan dalam beberapa
tahun terakhir. Penggunaan instrument ultrasonic telah merevolusi manajemen
ujung akar. Ultrasonic tip telah dirancang untuk memungkinkan akses yang
mudah untuk preparasi ujung akar sepanjang axis saluran akar. Ini tidak dapat
dicapai dengan handpiece dan round bur karena ukuran kepala dari handpiece
( bahkan dengan kepala handpiece mikro) menghalangi tercapainya angulasi.
( Gbr 6-19, 6-20 ).

Gbr 6-19 ukuran relative handpiece ultrasonic, handpiece microhead dan


tradisional handpiece
Gbr 6-20 ukuran handpiece tradisional membuat sulitnya angulasi sumbu Panjang
dan preparasi ujung akar. Hal ini dapat menyebabkan perforasi yang tidak
disengaja yang sangat sulit dideteksi.

Tip retropreparasi ultrasonic tersedia dalam berbagai ukuran dan angulasi dan
digunakan dengan air irigasi untuk pendingin. Diamond coated tip akan dengan
cepat menyiapkan saluran (Gbr 6-21), ujung tip panjangnya 3 mm; ini dianggap
batas minimum untuk pengisian ujung akar untuk meminimalkan kebocoran.

Gbr 6-21 preparasi ujung akar ultrasonic

Preparasi ultrasonic akan melunakkan gutta percha apical yang kemudian diangkat
dengan aspirasi. Setiap sisa gutta percha apical dapat disatukan secara koronal
dengan micropacker (Gbr 6-22). Ujung akar dapat dikeringkan dengan titik-titik
kertas sebagai preparasi untuk restorasi ujung akar.
Gbr 6-22 kondensasi koronal dari gutta percha apical.

Restorasi Ujung Akar

Banyak bahan telah dideskripsikan untuk restorasi ujung akar, amalgam sekarang
sudah keetinggalan zaman. Bahan ini tidak kompatibel dengan jaringan, dan
produk yang rusak dapat menyebabkan tato (argyria) dari jaringan mulut. Bahan-
bahan berikut ini direkomendasikan untuk pengisian ujung akar kontemporer :

 super EBA ( ethoxybenzoic acid)


 IRM ( intermediate restorative material)
 MTA (mineral trioxide aggregate)

Dua bahan sebelumnya adalah resin zinc oxide dan semen eugenol. Ini memiliki
sifat penanganan yang baik dan berguna dimana akses atau control kelembaban
sulit. Gulungan halus dicampur dan bahan diaplikasikan dengan instrument plastic
datar dan diposisikan dengan burnisher bulat. Selanjutnya, micropacker berguna
untuk kondensasi koronal (Gbr 6-23).
Gbr 6-23 teknik penempatan IRM atau EBA. Menempatkan cotton pellet pada
dasar kavitas selama preparasi dan pengisian akan mencegah debris jatuh kedasar
crypt

MTA adalah bahan yang semakin popular dalam perawatan endodontic dan bedah
periradicular (Gbr 6-24). Sangat kompatibel dengan jaringan dan toleran terhadap
kelembaban; memang reaksi pengaturannya membutuhkan adanya uap air.
Namun, itu sulit untuk ditangani, mahal, teknik yang sensitive, dan ditempatkan
dengan pembawa MTA yang dirancang khusus (Gbr 6-25, 6-26)
Gbr 6-24 konstituen MTA (75% semen Portland, 20% bismuth oksida, 5%
kalsium sulfat). Kalsium sulfat meningkatkan karakteristik penanganan dan
bismuth sulfat memberikan radioopasitas.

Gbr 6-25 pembawa MTA

Gbr 6-26 Penempatan MTA

Penempatan orthograde dari MTA dimana operasi direncanakan meniadakan


keperluan preparasi ujung akar dan pengisian (Gbr 6-27a-c). material harus berada
pada ketebalan 6 mm untuk mengizinkan 3 mm reseksi ujung akar dan 3 mm
pelindung apical.
Gbr 6-27a radiografi gigi anterior non-vital. Gigi ini tidak merespon perawatan
kalsium hidrokside jangka Panjang. Apical plug 6 mm ditempatkan di gigi seri
sentralis dan perawatan orthograde dilakukan pada gigi seri lateral kiri atas.

Gbr 6-27b gigi ini gagal merespon perawatan endodontic orthograde dan
pembedahan dianggap perlu. Ujung akar gigi seri tengah kiri atas hanya direseksi
sedangkan gigi UL2 memiliki reseksi ujung akar, preparasi ujung akar dan
pengisian retrograde dengan MTA. Perhatikan reseksi akar yang hampir
horizontal dan bentuk karakteristik preparasi rongga ujung akar ultrasonic pada
gigi seri lateral kiri atas.
Gbr 6-27c review pada 11 bulan mengungkapkan respon penyembuhan yang
baik. Penting untuk dicatat bahwa kasus-kasus seperti ini, dengan melalui dan
melalui kehilangan tulang bucopalatal, biasanya tidak akan memiliki pengisian
tulang yang lengkap. Ini digambarkan sebagai bekas luka apical dan berbeda dari
lesi residual periapical.

Penutupan

Ketika tambalan ujung akar telah ditempatkan, kavitas sebaiknya dibersihkan


dengan hati-hati dari bahan pengisi saluran akar yang berlebih dan setiap cotton
pellet diangkat dari dasar crypt. Kavitas harus dibilas dengan salin steril. Jika
MTA telah ditempatkan, ini harus dilindungi dengan instrument plastic datar
selama irigasi karena itu sudah diset perlahan-lahan lebih dari 24 jam dan dapat
secara tidak disengaja dicuci.

Radiografi idealnya harus diekspos sebelum penutupan flap untuk menilai


kelengkapan, sudut reseksi akar dan kualitas pengisian ujung akar. Pada tahap ini
dapat direvisi secara sederhana. Flap akan secara normal ditutup dengan bahan
jahitan sintetis berdiameter halus.
Manajemen pasca bedah

 Control nyeri
 kebersihan mulut
 pengangkatan jahitan
 tindak lanjut

andalan utama pasca bedah telah dirinci dalam bab 1.

Karena penyembuhan adalah hal utama yang diharapkan dalam bedah


periradicular. Jahitan dapat dilepas paling cepat dua hari setelah operasi. Pasien
harus ditindaklanjuti pada enam bulan awalnya, dan kemudian setiap tahun
sesudahnya. Penilaian radiografi dan klinis penyembuhan harus didokumentasikan
pada interval recall. Tinjauan radiografi telah disarankan hingga empat tahun
setelah operasi, karena beberapa kasus mungkin lambat untuk sembuh.

Bedah periradicular modern memberikan hasil pengobatan yang dapat


diprediksi dimana pemilihan kasus tepat dan teknik bedah sangat teliti.

Poin Penting

 selalu pertimbangkan dengan hati-hati kualitas pengisian akar orthograde


sebelum mempertimbangkan pendekatan bedah untuk terapi.
 Endodontic orthograde yang baik sangat penting untuk keberhasilan bedah
periradicular.
 Pertimbangkan desain flap dengan cermat dan memperhitungkan masalah
estetika dan poket.
 Pastikan dasar flap lebih luas daripada aspek koronal untuk suplai darah
yang baik.
 Ulangi insisi jika perlu untuk memastikan ketinggian flap mucoperiosteal
yang tebal
 Pastikan insisi vertical tidak lebih dari “dead space”
 Gunakan reseksi horizontal ujung akar.
 Gunakan preparasi ujung akar ultrasonic
 Control kelembaban dan hemostasis sangat penting untuk visualisasi ujung
akar.
 Gunakan mikroskop atau lup untuk memaksimalkan visualisasi ujung akar
 Hilangkan 3mm apex jika memungkinkan
 Gunakan bahan restorative kontemporer untuk menutup ujung akar.

Anda mungkin juga menyukai