Anda di halaman 1dari 4

Abstrak

Seperti halnya dengan penelitian pada disiplin ilmu lainnya, penelitian dalam ilmu
psikologi tidak akan pernah dapat lepas dari filsafat ilmu. Artikel ini mengkaji
landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis dalam penelitian Psikologi. Secara
ontologis, objek formalnya adalah jiwa yang dimanifestasikan dalam perilaku. Secara
epistemologis, penelitian psikologi berkembang pesat dengan pendekatan kuantitatif
sehingga psikologi menjadi ilmu terapan yang dapat memecahkan problema manusia
saat ini, seperti penggunaan alat tes bidang pendidikan, bidang kesehatan, hukum dan
lain-lain. Namun pengkuantifikasian manusia ini, menjadikan penelitian psikologi tidak
utuh dan dingin dalam memandang manusia. Sehingga lahirlah pendekatan kualitatif
untuk lebih memahami hakekat manusia. Sedangkan peranan filsafat ilmu dalam
penelitian psikologi adalah mendampingi pengguna hasil penelitian ilmu psikologi
secara kritis sehingga peneliti mampu menggunakannya untuk kesejahteraan umat
manusia. Pendekatan kuantitatif, dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, dapat
diintegrasikan dengan pendekatan kualitatif supaya lebih memahami manusia secara
utuh. Untuk mencapai kebenaran, peneliti hendaknya memiliki kejujuran sebagai etika
penelitian yang diintegrasikan ke dalam kepribadiannya.
Abstrak
Aliran hukum positivism melahirkan pemikiran yang menyatakan bahwa satu-satunya
hukum
merupakan undang-undang. Aliran positivisme mengedepankan undang-undang tertulis,
kaum
positivis hukum dengan tegas memisahkan hukum yang ada dengan hukum yang
seharusnya ada,
pemisahan antara wilayah kontemplatif dan wilayah empiris. Produk hukum seperti
Undang-Undang
Tentang Kekarantinaan Kesehatan ini merupakan bukti empiris yang selama ini telah
dilakukan kajian
empiris baik oleh pakar-pakar hukum dan pakar-pakar di bidang kesehatan. Adanya
pandemic
coronavirus diseas (Covid) 19 menjadikan produk undang-undang dalam UU
kekarantinaan kesehatan
menjadi penting. Kemampuan virus menyebar dengan cepat dan kemampuannya dalam
menimbulkan
dampak yang fatal bagi kesehatan menyebabkan karantina kesehatan harus segera
dilakukan. Penulis
ingin mengkaji permasalahan yang muncul yaitu tentang legal positivsme untuk
penerapan UU Nomor
6 Tahun 2018 serta dampak yang ditimbulkan jika asas tersebut tidak dilakukan di
tengah pandemic
Covid-19 ini. Dari hasil kajian, ditemukan bukti bahwa pemerintah belum menjalankan
amanat dalam
UU Kekarantinaan Kesehatan dengan tidak melakukan karantina wilayah secara ketat,
yang berakibat
meluasnya dampak yang ditimbulkan yaitu kasus positif bertambah banyak dan
kematian meningkat.
Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana prasarana dalam memenuhi Alat Pelindung
Diri (APD)
dan alat-alat medis (pemeriksaan penunjang) termasuk ketersediaan bed isolasi dan
ventilator yang
sangat terbatas. Pandemi ini juga mengakibatkan terhambatnya roda perekonomian
dengan banyaknya
sekotr-sektor yang mengalami kerugian. Pemerintah tidak mengupayakan adanya
karantina wilayah
dikarenakan mempertimbangkan faktor ekonomi serta kemungkinan adanya
kekhawatiran jika
pemerintah tidak mampu membiayai seluruh masyarakat yang terdampak jika nanti
karantina wilayah
benar-benar diberlakukan.
ABSTRAK
Penelitian seputar pandemik Covid-19 dari dunia medis sedang terus
berlangsung (L & Shindo, 2020). Penelitian tentang wabah ini juga dilakukan
dari perspektif sosial secara lebih luas (Long, 2020). Ada beberapa kebijakan
di berbagai sektor, antara lain kebijakan di bidang pendidikan, kebijakan di
bidang ekonomi, kebijakan di bidang kesehatan, dan kebijakan di bidang
sosial sebagai bidang yang terdampak dari adanya Covid-19. Tujuan makalah
ini adalah mengetahui nilai aksiologi kebijakan pencegahan covid-19. Nilai
aksiologis pada sector pendidikan adalah Untuk UN yang ditiadakan
memberikan manfaat bagi para siswa bahwa tidak hanya dengan patokan
angka mereka bisa lulus dari sekolahnya. Nilai aksiologis pada sector ekonomi
adalah Dengan adanya prioritas belanja pada APBN, pemerintah dapat
menghemat banyak dana dari anggaran yang tidak begitu penting untuk
dialokasikan langsung kepada rakyat yang membutuhkan. Nilai aksiologis
dibidang kesehatan adalah mengimpor alat-alat kesehatan,memberikan insentif
bagi tenaga kesehatan. Nilai aksiologis dibidang sosial adalah Toleransi dan
kepekaan soaial yang semakin terasah.
Katakunci: virus covid-19, nilai aksiologis, kebijakan pemerintah.

ABSTRAK1
Sebagai sebuah dasar dari ilmu pengetahuan, maka penting kiranya filsafat
ilmu dijadikan sebagai pisau kajian untuk membahas permasalahan aktual
yang sedang terjadi. Yakni penyebaran Virus Covid – 19 sehingga dapat
dipahami Covid -19 ini dalam perspektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi
yang selanjutnya dapat ditemukan langkah – langkah yang tepat dalam
menyelesaikannya. Dalam penulisan ini menggunakan metode conceptual
approach untuk menganalisa terkait permasalahan aktual yang terjadi. Yang
kemudian dapat diketahui hakikat Covid – 19 bahwasnya virus ini merupakan
virus pre-simtomatik, sehingga Pemerintah perlu untuk mengimplementasikan
Undang- Undang Karantina Kesehatan secara disiplin. Dipandang secara
epistemologi membuat tata kehidupan kemanusiaan masyarakat Indonesia
berubah, yang berakibat pada perspktif kebutuhan akan tekhnologi meningkat,
sehingga Pemerintah perlu untuk mesupport tekhnologi daring. serta aksiologi
dari munculnya Covid – 19 yang sejak kemunculannya menciptakan fenomena
baru bagaimana kepanikan menghantui masyarakat, sehingga sisi spiritualitas
religuisitas berperan untuk meredamnya dan kemudian menjadikan tanggung
jawab dibebankan kepada semua elemen masyarakat bukan sebatas
Pemerintah saja.
Kata Kunci: Covid – 19, Filsafat ilmu, Ontologi, Episemologi, Aksiologi

Abstrak
Tujuan kajian epistimologis dalam pengaruh sistem pendidikan pesantren terhadap
pembelajaran menulis novel jenjang MA (Madrasah Aliyah) pascapandemi Covid-
19 adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pendikan pondok
pesantren terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya materi menulis
novel pascapandemi Covid-19. Sebagai cabang ilmu filsafat, epistemologi
bermaksud mengkaji dan mencoba menemukan ciri-ciri umum dan hakiki dari
pengetahuan manusia. Epistemologi juga bermaksud secara kritis mengkaji
pengandaian-pengandaian dan syarat-syarat logis yang mendasari dimungkinkannya
pengetahuan serta objektivitasnya. Penulisan novel dipengaruhi oleh unsur intrinsik
dan ekstrinsik, namun yang lebih mendominasi ialah unsur eskstrinsiknya, hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya penulis yang mengangkat tema sesuai
dengan pengalaman dan apa yang dirasakannya. Pandemi Covid-19 membuat
Kemendikbud memberlakukan kurikulum dalam kondisi khusus, sehingga ada
beberapa kebijakan pendidikan yang berbeda pascapademi. Kajian ini akan
membahas sejauh mana pengaruh sistem pendidikan pondok pesantren terhadap
pembelajaran menulis novel pascapandemi Covid-19. Teknik pengumpulan data
adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap kritis manusia di masa
pandemi covid-19 dalam perspektif filsafat pendidikan. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kegelisahan
manusia di masa pandemi covid-19 dan bagaimana sikap kritis manusia dalam
menghadapi pandemi covid-19 dilihat dari perspektif filsafat pendidikan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
kegelisahan manusia di masa pandemi covid-19 dan bagaimana sikap kritis
manusia dalam menghadapi pandemi covid-19 dilihat dari perspektif filsafat
pendidikan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, sikap kritis
manusia dalam menghadapi pandemi covid-19 membutuhkan wawasan dan
pemikiran kritis. Pemikiran kritis ini penting dalam mencari solusi pencegahan
Covid-19 dan mengatasi kesulitan hidup. Kedua, filsafat pendidikan
mendorong manusia untuk mencintai hidup. Mencintai hidup penting di
tengah-tengah kesulitan dan ketertindasan hidup oleh karena pandemi covid-
19.
Kata kunci: covid-19, manusia, filsafat pendidikan, sikap kritis
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengelaborasi sejumlah pemikiran dan konsep
yang meyakini pentingnya pembelajaran berbasis online yang sangat tepat
diterapkan di setiap perguruan tinggi untuk menjawab tantangan zaman di era
industri 4.0 dan di tengah-tengah perkembangan zaman. Pandemi covid19.
Pembelajaran berbasis online merupakan salah satu cara mewujudkan
pembelajaran mandiri yang berprinsip. Pembelajaran terbuka, pembelajaran
mandiri, pembelajaran menyeluruh, menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi serta pembelajaran online juga harus menjaga kualitas
pembelajaran meski dengan segala keterbatasan. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi pustaka dengan mengumpulkan literatur (materi
materi) dari buku, jurnal, dan sumber lain yang berkaitan dengan pembelajaran
online. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Strategi Manajemen Prodi
Filsafat Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja dalam meningkatkan kualitas
Pembelajaran Online Pasca Covid 19 adalah a) Mewujudkan pembelajaran
mandiri melalui pembelajaran berbasis online b) Pembelajaran online ideal,
dan c. ) Pembelajaran online dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada
Program Studi Filsafat Hindu Mpu Kuturan Singaraja STAHN.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis e-learning dalam
pembelajaran evolusi mahasiswa pendidikan biologi selama pandemi covid-
19. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research). Sumber
data berasal dari jurnal nasional dan internasional bereputasi, buku dan sumber
relevan lainnya. Teknik pengumpulan data dengan menelusuri jurnal dan buku
yang berkaitan dengan kemampuan metakognitif mahasiswa. Hasil penelitian
ini disimpulkan bahwa pembelajaran e-learning selama Covid-19 berjalan
dengan efektif dalam pembelajaran evolusi dan memberikan kemudahan
kepada mahasiswa dalam memahami materi pelajaran.
ABSTRAK
Tulisan ini mengulas buku yang berjudul The Virus of Ideology
dengan mencoba memahami hubungan apa yang telah dipaparkan
penulis terkait peristiwa Pandemi Covid-19 dari perspektif ideologi dan
filsafat sosial. Tulisan ini mencoba memberikan deskripsi awal tentang
berbagai bentuk kehidupan alami yang telah terjadi di bumi, baik
bencana alam maupun epidemi yang telah terjadi.
Dalam presentasinya, ia menegaskan bahwa semua hal yang
terjadi hanya ditanggapi oleh manusia sebagai bencana yang telah
berlalu walaupun telah memakan banyak harta, benda, dan
kehidupan. Manusia yang sombong ditemukan oleh teknologi baru
merasa lebih siap untuk menghadapi hal serupa namuni di era
pandemi covid-19 ternyata semua tidak bisa berbuat banyak. Era yang
telah mengglobal dibutuhkan untuk bekerja bersama tidak hanya di
satu negara tetapi juga di antara negara-negara di dunia.
Hal ini mematahkan anggapan banyak orang atau negara
yang kepercayaan ideologisnya sering digunakan sebagai perisai
fanatik atau senjata ampuh untuk mengatasi semua tantangan bangsa
mereka, yang tampaknya dihancurkan oleh virus yang tidak
bersenjata. Ini mengingatkan kita bahwa manusia benar-benar perlu
mengenali pembebasan dalam bentuk dunia kematian untuk
mengekspresikan kembali pemikiran mereka untuk mengingat tentang
asal usul manusia dan ke mana mereka akan kembali.

Anda mungkin juga menyukai