Anda di halaman 1dari 22

PERANCANGAN KURSI KERJA ERGONOMIS UNTUK MEMPERMUDAH IBU

HAMIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

Disusun untuk memenuhi tugas besar


Mata Kuliah Ergonomi
Program Studi S-1 Teknik Industri

Disusun Oleh :
Alfandy Kurniawan 2010312044
Nail Mustafa A 2010312048
Rafid Amarullah 2010312049
Adezahra Putri A 2010312050

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta


Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri
Jakarta
2020
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat sehat dan nikmat waktu di masa penuh cobaan ini, sehingga kami masih
dapat beraktivitas dengan baik tanpa adanya gangguan. Dan atas kehendaknya-pula kami
dapat melaksanakan perancangan desain kursi kerja khusus bagi ibu hamil dalam rangka
memenuhi nilai mata kuliah Ergonomi pada semester II dengan aman dan lancar.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurfajriah, S.T., M.T. selaku dosen mata
kuliah Ergonomi karena telah membimbing kami dalam pembuatan rancangan kursi kerja
khusus ibu hamil. Laporan perancangan yang kami buat memang masih banyak sekali
kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf bila masih
terdapat banyak kekurangan di dalam laporan dan perancangan produk kami serta kami
berharap atas saran dan masukan yang membangun sehingga rancangan kami dapat menjadi
lebih baik untuk rancangan selanjutnya.

Bekasi, 20 januari 2018

Penyusun

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, untuk melakukan pekerjaan tentunya manusia membutuhkan
alat yang dapat membantu menyelesaikan dalam pekerjaannya. Menurut
Kusdiah (2013) suatu rancangan produk baru seharusnya memperhatikan
ketiga aspek, yaitu ergonomi, efesiensi, dan multiguna. Namun, masih banyak
perusahaan yang memproduksi produk baru tanpa memerhatikan ketiga
aspek tersebut. Zaman modern yang sedang terjadi saat ini menawarkan
banyak hal dan peluang kepada seluruh manusia untuk berkembang dan
membuka potensinya masing-masing, begitu pula dengan wanita karir.
Semakin bertambahnya tahun, manusia dari berbagai kalangan pasti
membutuhkan pekerjaan, termasuk ibu hamil. Selama masa kehamilan,
tentunya ibu hamil akan merasakan berbagai proses dan perubahan terhadap
tubuhnya. Dari perubahan tersebut, tentunya akan membuat tubuh ibu hamil
merasa berbeda sehingga akan menimbulkan kesakitan atau keluhan,
diantaranya cepat merasakan pegal di bagian pantat dan leher, merasakan
sakit di punggung dan pinggang, dan merasakan kram di bagian kaki. Namun,
hal ini merupakan hal yang wajar untuk dirasakan bagi seorang ibu hamil
karena perubahan fisiknya. Inilah alasan mengapa ibu hamil seringkali
merasakan tidak nyaman dan mudah kelelahan, apalagi saat duduk di kursi
kerja yang tidak menerapkan prinsip ergonomi. Jika ibu hamil melakukan
pekerjaannya menggunakan kursi tanpa pertimbangan prinsip ergonomi,
maka keluhan tersebut akan terus dirasakan oleh ibu hamil sehingga dapat
membahayakan kesehatan fisik dan mental ibu dan janin.
Ergonomi adalah ilmu yang menserasikan peralatan, mesin, sistem,
organisasi dan lingkungan pada kemampuan dan batasan manusia sehingga
terbentuk kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien yang berguna
untuk meningkatkan tingkat efisiensi (E, Nurmianto. 2004). Ketika aspek
ergonomi tidak diterapkan seperti, kesalahan cara kerja, beban kerja yang
tidak sesuai, jam kerja tidak sesuai dan repetisi perkerjaan yang sama, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang membuat tubuh dan mental akan
mengalami perasaan lelah, bahkan membahayakan keselamatan pekerja.
Saat ibu hamil melakukan pekerjaan, tentunya harus dilengkapi
dengan kursi yang mampu memberikan kenyamanan sesuai dengan postur
tubuh ibu hamil agar tetap rileks walaupun bekerja sambil duduk. Terdapat
berbagai penelitian yang membicarakan tentang perancangan kursi dengan
prinsip ergonomi, khususnya kursi kerja untuk ibu hamil, namun belum
terdapat kursi yang efektif untuk dipakai ibu hamil. Kursi kerja yang nyaman
bagi ibu hamil tentu harus terdapat sandaran kaki, sandaran tangan,
sandaran punggung dan sandaran leher. Untuk menentukan desainnya,
harus berdasarkan perhitungan antropometri.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk
mendesain kursi kerja khusus untuk ibu hamil yang bertujuan untuk
mengurangi keluhan fisik yang dirasakan oleh ibu hamil yang menjadi
pengguna kursi kerja saat melakukan pekerjaan agar ibu hamil dapat
melakukan pekerjaannya lebih nyaman dan efisien, sehingga walaupun
sedang hamil produktivitas calon ibu tetap tinggi. Kursi kerja ini dirancang
dengan inovasi penambahan sandaran leher dan disesuaikan dengan postur
tubuh ibu hamil yang akan membuat ibu hamil merasa nyaman untuk duduk
di atas kursi kerja. Tentunya kursi kerja ini dirancang dengan konsep
ergonomi dan menggunakan ukuran berdasarkan antropometri sesuai dengan
ibu hamil.
B. Tujuan
Dari latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan solusi agar ibu hamil tidak mudah merasa lelah dan pegal
terutama pada bagian leher, kaki dan punggung ketika bersender di kursi
pada saat bekerja dari rumah maupun dari kantor. Dengan perancangan
produk khusus kursi kerja ibu hamil ergonomis ini, diharapkan dapat
memudahkan dan membantu ibu hamil dalam bekerja agar merasa rileks dan
nyaman sehingga tidak mengganggu kesehatan baik ibu maupun bayi yang
sedang dikandung.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang menserasikan peralatan, mesin, sistem,
organisasi dan lingkungan pada kemampuan dan batasan manusia sehingga
terbentuk kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien yang berguna
untuk meningkatkan tingkat efisiensi (E, Nurmianto. 2004). Ketika aspek
ergonomi tidak diterapkan seperti, kesalahan cara kerja, beban kerja yang
tidak sesuai, jam kerja tidak sesuai dan repetisi perkerjaan yang sama, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang membuat tubuh dan mental akan
mengalami perasaan lelah, bahkan membahayakan keselamatan pekerja.
Istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949. Ergonomi disebut juga
sebagai “Human Factor”. Ergonomi digunakan oleh berbagai macam ahli atau
professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti : ahli anatomi,
arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan,
psikologi dan teknik ergonomi.
Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama
yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Sasaran dari
penerapan ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik pada sektor modern
maupun tradisional. Penerapan ergonomi dalam bentuk pengaturan sikap
kerja, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tetap menggunakan salah
satu syarat bagi efisien dan produktivitas kerja yang tinggi.

B. Antropometri
“Antropometri” berasal dari kata “Antro” yang artinya manusia, dan
“Metri” yang artinya ukuran. Sehingga, “Antropometri” adalah ilmu tentang
hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran
tubuh) dengan desain alat – alat yang digunakan manusia (Wignjosoebroto,
1995). Secara umum antropometri dinyatakan sebagai satu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat untuk produk yang
dirancang/ digunakan oleh manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia
diantaranya usia, jenis kelamin, suku bangsa (etnis), ras, dan pekerjaan
(Wignjosoebroto, 1995). Pada faktor usia, Ukuran tubuh manusia akan
berkembang dari saat lahir sampai berumur 20–25 tahun dan mulai menurut
setelah usia 35–40 tahun. Pada faktor jenis kelamin, kebanyakan ukuran
tubuh pria lebih besar dari pada wanita kecuali pada bagian pinggul dan
pantat. Faktor suku bangsa (etnis) dan ras, manusia yang berbeda etnis dan
ras mempunyai ukuran perbedaan dimensi tubuh yang sangat signifikan.
Faktor pekerjaan, aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan
ukuran tubuh manusia. Pemain basket profesional biasanya lebih tinggi dari
orang biasa.
Ada beberapa aplikasi ilmu antropometri yang dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain perancangan area kerja (work station),
perancangan peralatan mesin, perancangan produk, dan juga
perancangan lingkungan kerja.

C. Konsep Perancangan atau Desain Produk


Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi
desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui
transaksi jual-beli) dan fungsional. Untuk menilai suatu hasil akhir dari produk
sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada tiga unsur yang
mendasari, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Desain yang baik berarti
mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran dan filosofi
mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan
kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai,
dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa
saran atau rekomendasi yang diberikan yaitu (Wignjosoebroto, 1995) yang
pertama adalah menetapkan anggota tubuh yang mana yang amati dan akan
difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. Kemudian tentukan
dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut. Dalam Hal
ini yang harus diperhatikan juga adalah apakah harus menggunakan data
structural body dimension atau functional dimension. Kemudian tentukan
populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target
utama pemakai rancangan produk tersebut. Tetapkan prinsip ukuran yang
harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang
ekstrem, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.
Pilihlah presentase populasi yang harus diikuti misalnya 90-th, 95-th, 99-th
atau dinilai persentil lain yang dikehendaki. Setiap dimensi tubuh yang sudah
diidentifikasi selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data
antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor
kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran
akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator.

D. Dimensi Tubuh

No. Dimensi Tubuh Definisi


1. Tinggi Tubuh Jarak vertikal dari lantai ke bagian paling
atas kepala.
2. Tinggi Mata Jarak vertikal dari lantai ke bagian luar sudut
mata kanan.
3. Tinggi Bahu Jarak vertikal dari lantai ke bagian atas bahu
kanan (acromion) atau ujung tulang bahu
kanan.
4. Tinggi Siku Jarak vertikal dari lantai ke titik terbawah di
sudut siku bagian kanan.
5. Tinggi Pinggul Jarak vertikal dari lantai ke bagian pinggul
kanan.
6. Tinggi Tulang Jarak vertikal dari lantai ke bagian tulang
Ruas ruas atau buku jari tangan
kanan (metacarpals).
7. Tinggi Ujung Jari Jarak vertikal dari lantai ke ujung jari tengah
tangan kanan (dactylion)
8. Tinggi Dalam Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian
Posisi Duduk paling atas kepala
9. Tinggi Mata Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian luar
Dalam Posisi sudut mata kanan
Duduk
10. Tinggi Bahu Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian atas
Dalam Posisi bahu kanan.
Duduk
11. Tinggi Siku Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian
Dalam Posisi bawah lengan bawah tangan kanan.
Duduk
12. Tebal Paha Jarak vertikal dari alas duduk ke bagian
paling atas dari paha kanan
13. Panjang Lutut Jarak horizontal dari bagian belakang pantat
(pinggul) ke bagian depan lulut kaki kanan.
14. Panjang Popliteal Jarak horizontal dari bagian belakang pantat
(pinggul) ke bagian belakang lutut kanan.
15. Tinggi Lutut Jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut
kanan
16. Tinggi Popliteal Jarak vertikal dari lantai ke
sudut popliteal yang terletak di bawah paha,
tepat di bagian belakang lutut kaki kanan.
17. Lebar Sisi Bahu Jarak horizontal antara sisi paling luar bahu
kiri dan sisi paling luar bahu kanan
18. Lebar Bahu Jarak horizontal antara bahu atas kanan dan
Bagian Atas bahu atas kiri
19. Lebar Pinggul Jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri
dan sisi luar pinggul kanan.
20. Tebal Dada Jarak horizontal dari bagian belakang tubuh
ke bagian dada untuk subyek laki-laki atau
ke bagian buah dada untuk subyek wanita.
21. Tebal Perut Jarak horizontal dari bagian belakang tubuh
ke bagian yang paling menonjol di bagian
perut.
22. Panjang Lengan Jarak vertikal dari bagian bawah lengan
Atas bawah kanan ke bagian atas bahu kanan.
23. Panjang Lengan Jarak horizontal dari lengan bawah diukur
Bawah dari bagian belakang siku kanan ke bagian
ujung dari jari tengah.
24. Panjang Rentang Jarak dari bagian atas bahu
Tangan ke kanan (acromion) ke ujung jari tengah
Depan tangan kanan dengan siku dan pergelangan
tangan kanan lurus.
25. Panjang Bahu- Jarak dari bagian atas bahu
Genggaman kanan (acromion) ke pusat batang silinder
Tangan ke yang digenggam oleh tangan kanan, dengan
Depan siku dan pergelangan tangan lurus
26. Panjang Kepala Jarak horizontal dari bagian paling depan
dahi (bagian tengah antara dua alis) ke
bagian tengah kepala
27. Lebar Kepala Jarak horizontal dari sisi kepala bagian kiri
ke sisi kepala bagian kanan, tepat di atas
telinga.
28. Panjang Tangan Jarak dari lipatan pergelangan tangan ke
ujung jari tengah tangan kanan dengan
posisi tangan dan seluruh jari lurus dan
terbuka.
29. Lebar Tangan Jarak antara kedua sisi luar empat buku jari
tangan kanan yang diposisikan lurus dan
rapat.
30. Panjang Kaki Jarak horizontal dari bagian belakang kaki
(tumit) ke bagian paling ujung dari jari kaki
kanan.
31. Lebar Kaki Jarak antara kedua sisi paling luar kaki.
32. Panjang Jarak maksimum ujung jari tengah tangan
Rentangan kanan ke ujung jari tengah tangan kiri.
Tangan ke
Samping
33. Panjang Jarak yang diukur dari ujung siku tangan
Rentangan Siku kanan ke ujung siku tangan kiri.
34. Tinggi Jarak vertikal dari lantai ke pusat batang
Genggaman silinder (centre of a cylindrical rod) yang
Tangan ke Atas digenggam oleh telapak tangan kanan.
dalam Posisi
Berdiri
35. Tinggi Jarak vertikal dari alas duduk ke pusat
Genggaman batang silinder.
Tangan ke Atas
dalam Posisi
Duduk
36. Panjang Jarak yang diukur dari bagian belakang
Genggaman bahu kanan (tulang belikat) ke pusat batang
Tangan ke silinder  yang digenggam oleh telapak
Depan tangan kanan.

E. Kelelahan Kerja
Faktor lainnya adalah kelelahan kerja, menurut Suma’mur (1989)
kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan
dalam bekerja. Kelelahan juga bisa diartikan sebagai menurunnya efisiensi,
performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk
terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Munculnya kelelahan kerja
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, terdapat 5 (lima) kelompok penyebab
kelelahan antara lain, keadaan monoton, beban dan lamanya pekerjaan baik
fisik maupun mental, keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan,
dan kebisingan, keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau
konflik, penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. Cara mengukur kelelahan
kerja diukur dengan dua cara yaitu dengan cara subjektif ataupun objektif.
Pengukuran secara subjektif adalah dengan menggunakan kuisioner
kelelahan. Untuk mengukur kelelahan secara objektif menggunakan
pengukuran peningkatan denyut nadi kerja (PDNK) yang diekpresikan dalam
bentuk persentase dan dihitung dengan rumus.
BAB. 3 METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel


- Populasi
Populasi memiliki arti keseluruhan obyek penelitian yang diteliti dan dapat
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan – tumbuhan, gejala – gejala, benda
– benda, nilai tes atau alat yang menjadi sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 2005). Populasi
yang dipakai dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang sedang bekerja.

- Sampel
Sampel adalah sebagian porsi dari populasi yang kemudian menjadi
perwakilan dari populasi yang diteliti (Nawawi, 2005). Sampel yang akan
digunakan adalah ibu hamil dengan umur kandungan 4 – 9 bulan.

B. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui studi pustaka. Data dikumpulkan dan diperoleh dari studi literatur,
referensi dan data lainnya yang mendukung dan berhubungan dengan pokok
permasalahan yang dibahas dalam penyusunan laporan penelitian ini,
sehingga data yang diperoleh pada saat penelitian bersifat ilmiah.
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu sumber data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari kajian beberapa jurnal baik nasional
maupun internasional dan data pendukung lainnya yang berasal website dan
lain sebagainya terkait penelitian terdahulu yang mendukung. Data – data
yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode
antropometri.

C. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini, data dianalisis dari kumpulan data antropometri
yang digunakan untuk merancang desain kursi kerja ergonomis untuk Ibu
hamil. Data dimensi tubuh ibu hamil yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan dari usia kehamilan 4 – 9 bulan.
Terdapat delapan dimensi tubuh yang digunakan pada penelitian ini,
diantaranya Tinggi Duduk Tegak (TDT) digunakan untuk menentukan tinggi
desain kursi dan lengkungan yang tepat pada sandaran kursi, lebih tepatnya
lekukan ditaruh pada bagian lumbar dari tulang belakang (punggung bagian
bawah), sehingga kursi akan terasa lebih nyaman. Lebar Pinggul (LP)
digunakan sebagai acuan ukuran alas kursi dan dudukan lengan agar tidak
terlalu luas ataupun sempit pada bagian pinggul ibu hamil, dalam masa
kehamilan sang ibu menghasilkan banyak sekali hormon – hormon kehamilan
seperti estrogen yang berfungsi untuk menjaga rahim dan janin, namun
hormon tersebut memiliki efek samping yaitu membantu pembentukan lemak
pada tubuh yang dapat memperbesar pinggul. Pantat ke Lutut (PKL)
digunakan untuk acuan ukuran alas kursi dan penempatan sandaran kaki
yang berfungsi agar peredaran darah pada kaki ibu hamil berjalan lancar dan
dapat mengurangi pembengkakan yang terjadi pada telapak kaki ibu hamil.
Tinggi Popliteal (TPO) digunakan dengan tujuan untuk ukuran desain
tinggi kursi dan tinggi alas sandaran kaki kursi agar peredaran darah pada ibu
hamil lancar, sedangkan Pantat Popliteal (PPO) digunakan sebagai acuan
ukuran panjang alas kursi dan ibu hamil memiliki ukuran yang cukup besar
yang disebabkan tubuh menyiapkan diri untuk melahirkan anak. Dimensi
Tinggi Siku Duduk (TSD) digunakan sebagai acuan desain ukuran tinggi
pegangan kursi yang berfungsi meringankan beban pada pundak ketika
menaruh tangan di pegangan kursi, dan relaksasi ini cukup penting untuk
relaksasi pundak ibu hamil yang membawa beban lebih pada perut bawah,
dan Panjang Lengan Bawah (PLB) untuk panjang pegangan tangan, dimensi
tubuh TPO, PPO, TSD dan PLB dipilih karena biasanya digunakan pada
rancangan kursi tunggu pada umumnya.
BAB 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. Data Antropometri
Data antropometri ini terdiri dari beberapa dimensi tubuh ibu hamil, dari
data inilah yang akan digunakan sebagai acuan atau dasar untuk ukuran
rancangan kursi kerja ibu hamil. Data antropometri yang diambil disesuaikan
dengan kebutuhan dalam perancangan kursi kerja ibu hamil sebanyak 30
responden yang didapatkan dari dua jurnal. Data yang digunakan berupa data
antropometri delapan dimensi tubuh ibu hamil, antara lain Tinggi Duduk
Tegak (TDT), Lebar Bahu (LB), Tinggi Popliteal (TPO), Pantat Popliteal
(PPO), Lebar Pinggul (LP), Pantat ke Lutut (PKL), Tinggi Siku Duduk (TSD)
dan Panjang Lengan Bawah (PLB).

Tabel 4.1 Data Antropometri

NO TDT LB TPO PPO LP PKL TSD PLB


1 72 30 40 39 53 43 29 21
2 79 39 40 46 48 55 22 22
3 74 35 41 35 47 50 27 29
4 90 41 49 36 46 63 29 30
5 85 52 39 35 39 39 23 28
6 85 52 39 35 39 39 23 28
7 75 64 45 41 39 55 20 25
8 81 43 42 39 48 53 25 23
9 66 30 31 40 38 37 29 32
10 75 35 46 41 55 47 21 22
11 72 36 41 39 53 56 29 21
12 75 36 44 41 55 40 21 22
13 81 43 45 41 37 53 23 32
14 70 30 32 35 49 38 24 32
15 67 35 34 44 37 47 24 29
16 74 39 34 42 47 53 27 29
17 80 41 40 44 36 56 26 25
18 80 41 41 44 36 53 26 25
19 72 36 41 39 53 56 29 21
20 81 37 37 36 46 53 24 21
21 80 24 40 44 36 52 26 25
22 69 39 34 40 49 44 24 32
23 94 42 44 41 40 37 26 32
24 79 35 37 36 37 54 29 25
25 85 50 43 39 47 54 24 29
26 76 46 37 38 51 48 25 31
27 94 42 38 44 37 37 25 30
28 80 41 37 37 47 56 24 23
29 84 38 36 43 55 56 21 25
30 73 39 48 40 45 48 21 30

B. Perhitungan Persentil
Dari data antropometri diatas, kemudian dilanjutkan dengan
menghitung persentil untuk menentukan perancangan kursi yang pas dengan
dimensi tubuh ibu hamil. Ukuran persentil yang digunakan pada penelitian ini
adalah 5-th untuk ukuran persentil kecil, 50-th untuk ukuran persentil rata-rata
dan 95-th untuk ukuran persentil besar.

1. Persentil Tinggi Duduk Tegak (TDT)


A. Rata-rata (x́)
n =30

∑ Xi 2348
i=1 = = 78,27
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ()


n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,16

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 78,27 – 1,64(7,16)
= 78,27 – 11,74
= 66,53 cm
Persentil 50th = X́
= 78,27 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 78,27 + 1,64(7,16)
= 78,27 + 11,74
= 90,01 cm

2. Persentil Lebar Bahu (LB)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 1191
i=1 = = 39,7
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ()


n=30

=
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,76
C. Persentil
Persentil 5th = X́ – 1,64 SD
= 39,7 – 1,64(7,76)
= 39,7 – 12,72
= 26,98 cm
Persentil 50th = X́
= 39,7 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 39,7 + 1,64(7,76)
= 39,7 + 12,72
= 52,42 cm

3. Persentil Tinggi Popliteal (TPO)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 1195
i=1 = = 39,83
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 4,51

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 39,83 – 1,64(4,51)
= 39,83 – 7,39
= 32,31 cm
Persentil 50th = X́
= 39,83 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 39,83 + 1,64(4,51)
= 39,83 + 7,39
= 47,09 cm

4. Persentil Pantat Popliteal (PPO)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 1194
i=1 = = 39,8
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 3,21

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 39,8 – 1,64(3,21)
= 39,8 – 5,26
= 34,54 cm
Persentil 50th = X́
= 39,8 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 39,8 + 1,64(3,21)
= 39,8 + 5,26
= 45,06 cm

5. Persentil Lebar Pinggul (LP)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 1345
i=1 = = 44,83
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 6,63

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 44,83 – 1,64(6,63)
= 44,83 – 10,87
= 33,96 cm
Persentil 50th = X́
= 44,83 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 44,83 + 1,64(6,63)
= 44,83 + 10,87
= 55,7 cm

6. Persentil Pantat ke Lutut (PKL)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 1472
i=1 = = 49,06
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,33

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 49,06 – 1,64(7,33)
= 49,06 – 12,02
= 37,04 cm
Persentil 50th = X́
= 49,06 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 49,06 + 1,64(7,33)
= 49,06 + 12,02
= 61,08 cm

7. Persentil Tinggi Siku Duduk (TSD)


A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 746
i=1 = = 24,86
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 2,77

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 24,86 – 1,64(2,77)
= 24,86 – 4,54
= 20,32 cm
Persentil 50th = X́
= 24,86 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 24,86 + 1,64(2,77)
= 24,86 + 4,54
= 29,4 cm
8. Persentil Panjang Lengan Bawah (PLB)
A. Rata-rata ( x́ )
n =30

∑ Xi 799
i=1 = = 26,63
X́ = 30
n

B. Standar Deviasi ( )
n=30

=

C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 3,97

Persentil 5th = X́ – 1,64 SD


= 26,63 – 1,64(3,97)
= 26,63 – 6,51
= 20,12 cm
Persentil 50th = X́
= 26,63 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 26,63 + 1,64(3,97)
= 26,63 + 6,51
= 33,14 cm
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Persentil

Dimensi Persentil 5th Persentil 50th Persentil 95th


TDT 66,53 78,27 90,01
LB 26,98 39,7 52,42
TPO 32,31 39,83 47,09
PPO 34,54 39,8 45,06
LP 33,96 44,83 55,7
PKL 37,04 49,06 61,08
TSD 20,32 24,86 29,4
PLB 20,12 26,63 33,14

Berdasarkan tabel perhitungan persentil diatas, dapat diketahui bahwa:

 Tinggi Duduk Tegak (TDT) untuk populasi orang kurus menggunakan


persentil 5th = 66,53cm, Tinggi Duduk Tegak untuk populasi orang tidak
kurus dan tidak gemuk menggunakan persentil 50 th = 78,27 cm, dan
lebar pinggul untuk populasi orang gemuk menggunakan persentil 95 th
= 90,01 cm.
 Lebar Bahu (LB) untuk populasi orang kurus menggunakan persentil
5th = 26,98 cm, Lebar Bahu untuk populasi orang yang tidak kurus dan
tidak tinggi menggunakan persentil 50 th = 39,7 cm, dan Lebar Bahu
untuk populasi orang gemuk menggunakan persentil 95 th = 52,42 cm.
 Tinggi Popliteal (TPO) untuk populasi orang pendek menggunakan
persentil 5th = 32,31 cm, Tinggi Popliteal untuk populasi orang tidak
pendek dan tidak tinggi menggunakan persentil 50 th = 39,83 cm, dan
Tinggi Popliteal untuk populasi orang tinggi menggunakan persentil
95th = 47,09 cm.
 Pantat Popliteal (PPO) untuk populasi orang kurus menggunakan
persentil 5th = 34,54 cm, Pantat Popliteal untuk populasi orang tidak
kurus dan tidak gemuk menggunakan persentil 50 th = 39,8 cm, dan
Pantat Popliteal untuk populasi orang gemuk menggunakan persentil
95th = 45,06 cm.
 Lebar Pinggul (LP) untuk populasi orang kurus menggunakan persentil
5th = 33,96 cm, Lebar Pinggul untuk populasi orang tidak kurus dan
tidak gemuk menggunakan persentil 50 th = 44,83 cm, dan Lebar
Pinggul untuk populasi orang gemuk menggunakan persentil 95 th =
55,7 cm.
 Pantat Ke Lutut (PKL) untuk populasi orang pendek menggunakan
persentil 5th = 37,04 cm, Pantat ke Lutut untuk populasi orang tidak
pendek dan tidak tinggi menggunakan persentil 50 th = 49,06 cm, dan
Pantat ke Lutut untuk populasi orang tinggimenggunakan persentil 95 th
= 61,08 cm.
 Tinggi Siku Duduk (TSD) untuk populasi orang pendek menggunakan
persentil 5th = 20,32 cm, Tinggi Siku Duduk untuk populasi orang tidak
pendek dan tidak tinggi menggunakan persentil 50 th = 24,86 cm, dan
Tinggi Siku Duduk untuk populasi orang tinggi menggunakan persentil
95th = 29,4 cm.
 Panjang Lengan Bawah (PLB) untuk populasi orang pendek
menggunakan persentil 5th = 20,12 cm, Panjang Lengan Bawah untuk
populasi orang tidak pendek dan tidak tinggi menggunakan persentil
50th = 26,63 cm ,dan Panjang Lengan Bawah untuk populasi orang
tinggi menggunakan persentil 95th = 33,14 cm.

C. Desain Produk
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ibu hamil seringkali mengalami
ketidaknyamanan pada bagian pantat dan leher, merasakan sakit di
punggung dan pinggang, dan merasakan kram di bagian kaki. Hal ini dapat
diminimalisir dengan mendesain kursi kerja ergonomis berdasarkan data
antropometri tubuh ibu hamil berikut, Tinggi Duduk Tegak (TDT), Lebar Bahu
(LB), Tinggi Popliteal (TPO), Pantat Popliteal (PPO), Lebar Pinggul (LP),
Pantat Ke Lutut (PKL), Tinggi Siku Duduk (TSD), Panjang Lengan Bawah
(PLB).
Maka dengan adanya perancangan kursi kerja khusus untuk Ibu Hamil
terjadi penurunan tingkat ketidaknyamanan pada leher, punggung, pinggul,
pantat, dan siku Ibu hamil pada saat duduk di kursi kerja, sehingga dapat
meminimalisir kelelahan pada Ibu hamil pada saat bekerja.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan, diperlukan sampel yang lebih luas
karena, setiap daerah memiliki keunikan fisiknya masing-masing dan ras juga
mempengaruhi fisik suatu manusia, maka akan lebih baik lagi jika didapatkan
data yang lebih luas agar desain kursi dapat digunakan diseluruh pelosok
bumi.
lebih baik lagi jika Ibu Hamil yang sedang bekerja agar memperhatikan
posisi duduk dan kursi kerja pada saat bekerja dan Ibu Hamil disarankan
untuk melakukan peregangan di sela-sela waktu bekerja agar tubuh tidak
pegal dan kaku, karena ini akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan
dan kelelahan yang akan berdampak pada produktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, R. (2019). Perancangan dan Pengembangan Kursi Ibu Hamil Dengan
Metode Reverse Engineering, Naskah Publikasi.
Kusdiah, Y. (2013). Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dalam
Redesain Kursi Gambar, ILTEK, 8(15), 1082-1085.
Putri, T. A., Ramadhan, M. N., & Ma’arij, A. M. (2018). Perancangan Kursi Kerja
Menggunakan Pendekatan Antropometri sebagai Solusi Keterbatasan Ibu
Hamil dalam Bekerja.
Prasetyo, E., & Suwandi, A. (2011). Rancangan Kursi Operator SPBU yang
Ergonomis dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri.
Andhini, V. (2018). Hubungan Antropometri dengan Kursi Kerja di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Mojokerto. The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health, 7(2), 200-209.
Kristianto, A., & Saputra, D. A. (2011). Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 10(2).
Kurniawati, R. D., Adi, P., & Widiasih, W. (2017). Perancangan Produk Rak Untuk
Loyang Roti Ergonomis di Rehan Bakery Cabang Semampir Surabaya.
Sokhibi, A. (2017). Perancangan Kursi Ergonomis Untuk Memperbaiki Posisi Kerja
pada Proses Packaging Jenang Kudus. Jurnal Rekayasa Sistem Industri,
3(1).
Kinanti, N. P. (2018). Rancangan Kursi Tunggu Ergonomis Untuk Ibu Hamil dengan
Metode Kansei Engineering.

Anda mungkin juga menyukai