Tubes Ergonomi Jadi Satu
Tubes Ergonomi Jadi Satu
Disusun Oleh :
Alfandy Kurniawan 2010312044
Nail Mustafa A 2010312048
Rafid Amarullah 2010312049
Adezahra Putri A 2010312050
Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, untuk melakukan pekerjaan tentunya manusia membutuhkan
alat yang dapat membantu menyelesaikan dalam pekerjaannya. Menurut
Kusdiah (2013) suatu rancangan produk baru seharusnya memperhatikan
ketiga aspek, yaitu ergonomi, efesiensi, dan multiguna. Namun, masih banyak
perusahaan yang memproduksi produk baru tanpa memerhatikan ketiga
aspek tersebut. Zaman modern yang sedang terjadi saat ini menawarkan
banyak hal dan peluang kepada seluruh manusia untuk berkembang dan
membuka potensinya masing-masing, begitu pula dengan wanita karir.
Semakin bertambahnya tahun, manusia dari berbagai kalangan pasti
membutuhkan pekerjaan, termasuk ibu hamil. Selama masa kehamilan,
tentunya ibu hamil akan merasakan berbagai proses dan perubahan terhadap
tubuhnya. Dari perubahan tersebut, tentunya akan membuat tubuh ibu hamil
merasa berbeda sehingga akan menimbulkan kesakitan atau keluhan,
diantaranya cepat merasakan pegal di bagian pantat dan leher, merasakan
sakit di punggung dan pinggang, dan merasakan kram di bagian kaki. Namun,
hal ini merupakan hal yang wajar untuk dirasakan bagi seorang ibu hamil
karena perubahan fisiknya. Inilah alasan mengapa ibu hamil seringkali
merasakan tidak nyaman dan mudah kelelahan, apalagi saat duduk di kursi
kerja yang tidak menerapkan prinsip ergonomi. Jika ibu hamil melakukan
pekerjaannya menggunakan kursi tanpa pertimbangan prinsip ergonomi,
maka keluhan tersebut akan terus dirasakan oleh ibu hamil sehingga dapat
membahayakan kesehatan fisik dan mental ibu dan janin.
Ergonomi adalah ilmu yang menserasikan peralatan, mesin, sistem,
organisasi dan lingkungan pada kemampuan dan batasan manusia sehingga
terbentuk kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien yang berguna
untuk meningkatkan tingkat efisiensi (E, Nurmianto. 2004). Ketika aspek
ergonomi tidak diterapkan seperti, kesalahan cara kerja, beban kerja yang
tidak sesuai, jam kerja tidak sesuai dan repetisi perkerjaan yang sama, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang membuat tubuh dan mental akan
mengalami perasaan lelah, bahkan membahayakan keselamatan pekerja.
Saat ibu hamil melakukan pekerjaan, tentunya harus dilengkapi
dengan kursi yang mampu memberikan kenyamanan sesuai dengan postur
tubuh ibu hamil agar tetap rileks walaupun bekerja sambil duduk. Terdapat
berbagai penelitian yang membicarakan tentang perancangan kursi dengan
prinsip ergonomi, khususnya kursi kerja untuk ibu hamil, namun belum
terdapat kursi yang efektif untuk dipakai ibu hamil. Kursi kerja yang nyaman
bagi ibu hamil tentu harus terdapat sandaran kaki, sandaran tangan,
sandaran punggung dan sandaran leher. Untuk menentukan desainnya,
harus berdasarkan perhitungan antropometri.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk
mendesain kursi kerja khusus untuk ibu hamil yang bertujuan untuk
mengurangi keluhan fisik yang dirasakan oleh ibu hamil yang menjadi
pengguna kursi kerja saat melakukan pekerjaan agar ibu hamil dapat
melakukan pekerjaannya lebih nyaman dan efisien, sehingga walaupun
sedang hamil produktivitas calon ibu tetap tinggi. Kursi kerja ini dirancang
dengan inovasi penambahan sandaran leher dan disesuaikan dengan postur
tubuh ibu hamil yang akan membuat ibu hamil merasa nyaman untuk duduk
di atas kursi kerja. Tentunya kursi kerja ini dirancang dengan konsep
ergonomi dan menggunakan ukuran berdasarkan antropometri sesuai dengan
ibu hamil.
B. Tujuan
Dari latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan solusi agar ibu hamil tidak mudah merasa lelah dan pegal
terutama pada bagian leher, kaki dan punggung ketika bersender di kursi
pada saat bekerja dari rumah maupun dari kantor. Dengan perancangan
produk khusus kursi kerja ibu hamil ergonomis ini, diharapkan dapat
memudahkan dan membantu ibu hamil dalam bekerja agar merasa rileks dan
nyaman sehingga tidak mengganggu kesehatan baik ibu maupun bayi yang
sedang dikandung.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang menserasikan peralatan, mesin, sistem,
organisasi dan lingkungan pada kemampuan dan batasan manusia sehingga
terbentuk kondisi kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien yang berguna
untuk meningkatkan tingkat efisiensi (E, Nurmianto. 2004). Ketika aspek
ergonomi tidak diterapkan seperti, kesalahan cara kerja, beban kerja yang
tidak sesuai, jam kerja tidak sesuai dan repetisi perkerjaan yang sama, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan yang membuat tubuh dan mental akan
mengalami perasaan lelah, bahkan membahayakan keselamatan pekerja.
Istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949. Ergonomi disebut juga
sebagai “Human Factor”. Ergonomi digunakan oleh berbagai macam ahli atau
professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti : ahli anatomi,
arsitektur, perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan,
psikologi dan teknik ergonomi.
Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama
yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Sasaran dari
penerapan ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik pada sektor modern
maupun tradisional. Penerapan ergonomi dalam bentuk pengaturan sikap
kerja, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tetap menggunakan salah
satu syarat bagi efisien dan produktivitas kerja yang tinggi.
B. Antropometri
“Antropometri” berasal dari kata “Antro” yang artinya manusia, dan
“Metri” yang artinya ukuran. Sehingga, “Antropometri” adalah ilmu tentang
hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran
tubuh) dengan desain alat – alat yang digunakan manusia (Wignjosoebroto,
1995). Secara umum antropometri dinyatakan sebagai satu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat untuk produk yang
dirancang/ digunakan oleh manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia
diantaranya usia, jenis kelamin, suku bangsa (etnis), ras, dan pekerjaan
(Wignjosoebroto, 1995). Pada faktor usia, Ukuran tubuh manusia akan
berkembang dari saat lahir sampai berumur 20–25 tahun dan mulai menurut
setelah usia 35–40 tahun. Pada faktor jenis kelamin, kebanyakan ukuran
tubuh pria lebih besar dari pada wanita kecuali pada bagian pinggul dan
pantat. Faktor suku bangsa (etnis) dan ras, manusia yang berbeda etnis dan
ras mempunyai ukuran perbedaan dimensi tubuh yang sangat signifikan.
Faktor pekerjaan, aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan
ukuran tubuh manusia. Pemain basket profesional biasanya lebih tinggi dari
orang biasa.
Ada beberapa aplikasi ilmu antropometri yang dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain perancangan area kerja (work station),
perancangan peralatan mesin, perancangan produk, dan juga
perancangan lingkungan kerja.
D. Dimensi Tubuh
E. Kelelahan Kerja
Faktor lainnya adalah kelelahan kerja, menurut Suma’mur (1989)
kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan
dalam bekerja. Kelelahan juga bisa diartikan sebagai menurunnya efisiensi,
performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk
terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Munculnya kelelahan kerja
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, terdapat 5 (lima) kelompok penyebab
kelelahan antara lain, keadaan monoton, beban dan lamanya pekerjaan baik
fisik maupun mental, keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan,
dan kebisingan, keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau
konflik, penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi. Cara mengukur kelelahan
kerja diukur dengan dua cara yaitu dengan cara subjektif ataupun objektif.
Pengukuran secara subjektif adalah dengan menggunakan kuisioner
kelelahan. Untuk mengukur kelelahan secara objektif menggunakan
pengukuran peningkatan denyut nadi kerja (PDNK) yang diekpresikan dalam
bentuk persentase dan dihitung dengan rumus.
BAB. 3 METODE PENELITIAN
- Sampel
Sampel adalah sebagian porsi dari populasi yang kemudian menjadi
perwakilan dari populasi yang diteliti (Nawawi, 2005). Sampel yang akan
digunakan adalah ibu hamil dengan umur kandungan 4 – 9 bulan.
A. Data Antropometri
Data antropometri ini terdiri dari beberapa dimensi tubuh ibu hamil, dari
data inilah yang akan digunakan sebagai acuan atau dasar untuk ukuran
rancangan kursi kerja ibu hamil. Data antropometri yang diambil disesuaikan
dengan kebutuhan dalam perancangan kursi kerja ibu hamil sebanyak 30
responden yang didapatkan dari dua jurnal. Data yang digunakan berupa data
antropometri delapan dimensi tubuh ibu hamil, antara lain Tinggi Duduk
Tegak (TDT), Lebar Bahu (LB), Tinggi Popliteal (TPO), Pantat Popliteal
(PPO), Lebar Pinggul (LP), Pantat ke Lutut (PKL), Tinggi Siku Duduk (TSD)
dan Panjang Lengan Bawah (PLB).
B. Perhitungan Persentil
Dari data antropometri diatas, kemudian dilanjutkan dengan
menghitung persentil untuk menentukan perancangan kursi yang pas dengan
dimensi tubuh ibu hamil. Ukuran persentil yang digunakan pada penelitian ini
adalah 5-th untuk ukuran persentil kecil, 50-th untuk ukuran persentil rata-rata
dan 95-th untuk ukuran persentil besar.
∑ Xi 2348
i=1 = = 78,27
X́ = 30
n
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,16
∑ Xi 1191
i=1 = = 39,7
X́ = 30
n
=
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,76
C. Persentil
Persentil 5th = X́ – 1,64 SD
= 39,7 – 1,64(7,76)
= 39,7 – 12,72
= 26,98 cm
Persentil 50th = X́
= 39,7 cm
Persentil 95th = X́ + 1,64 SD
= 39,7 + 1,64(7,76)
= 39,7 + 12,72
= 52,42 cm
∑ Xi 1195
i=1 = = 39,83
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 4,51
∑ Xi 1194
i=1 = = 39,8
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 3,21
∑ Xi 1345
i=1 = = 44,83
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 6,63
∑ Xi 1472
i=1 = = 49,06
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 7,33
∑ Xi 746
i=1 = = 24,86
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 2,77
∑ Xi 799
i=1 = = 26,63
X́ = 30
n
B. Standar Deviasi ( )
n=30
=
C. Persentil
√ ∑ ( xi− x́ )2
i=1
n−1
=√ ¿ ¿ ¿
= 3,97
C. Desain Produk
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ibu hamil seringkali mengalami
ketidaknyamanan pada bagian pantat dan leher, merasakan sakit di
punggung dan pinggang, dan merasakan kram di bagian kaki. Hal ini dapat
diminimalisir dengan mendesain kursi kerja ergonomis berdasarkan data
antropometri tubuh ibu hamil berikut, Tinggi Duduk Tegak (TDT), Lebar Bahu
(LB), Tinggi Popliteal (TPO), Pantat Popliteal (PPO), Lebar Pinggul (LP),
Pantat Ke Lutut (PKL), Tinggi Siku Duduk (TSD), Panjang Lengan Bawah
(PLB).
Maka dengan adanya perancangan kursi kerja khusus untuk Ibu Hamil
terjadi penurunan tingkat ketidaknyamanan pada leher, punggung, pinggul,
pantat, dan siku Ibu hamil pada saat duduk di kursi kerja, sehingga dapat
meminimalisir kelelahan pada Ibu hamil pada saat bekerja.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan, diperlukan sampel yang lebih luas
karena, setiap daerah memiliki keunikan fisiknya masing-masing dan ras juga
mempengaruhi fisik suatu manusia, maka akan lebih baik lagi jika didapatkan
data yang lebih luas agar desain kursi dapat digunakan diseluruh pelosok
bumi.
lebih baik lagi jika Ibu Hamil yang sedang bekerja agar memperhatikan
posisi duduk dan kursi kerja pada saat bekerja dan Ibu Hamil disarankan
untuk melakukan peregangan di sela-sela waktu bekerja agar tubuh tidak
pegal dan kaku, karena ini akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan
dan kelelahan yang akan berdampak pada produktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, R. (2019). Perancangan dan Pengembangan Kursi Ibu Hamil Dengan
Metode Reverse Engineering, Naskah Publikasi.
Kusdiah, Y. (2013). Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dalam
Redesain Kursi Gambar, ILTEK, 8(15), 1082-1085.
Putri, T. A., Ramadhan, M. N., & Ma’arij, A. M. (2018). Perancangan Kursi Kerja
Menggunakan Pendekatan Antropometri sebagai Solusi Keterbatasan Ibu
Hamil dalam Bekerja.
Prasetyo, E., & Suwandi, A. (2011). Rancangan Kursi Operator SPBU yang
Ergonomis dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri.
Andhini, V. (2018). Hubungan Antropometri dengan Kursi Kerja di Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Mojokerto. The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health, 7(2), 200-209.
Kristianto, A., & Saputra, D. A. (2011). Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 10(2).
Kurniawati, R. D., Adi, P., & Widiasih, W. (2017). Perancangan Produk Rak Untuk
Loyang Roti Ergonomis di Rehan Bakery Cabang Semampir Surabaya.
Sokhibi, A. (2017). Perancangan Kursi Ergonomis Untuk Memperbaiki Posisi Kerja
pada Proses Packaging Jenang Kudus. Jurnal Rekayasa Sistem Industri,
3(1).
Kinanti, N. P. (2018). Rancangan Kursi Tunggu Ergonomis Untuk Ibu Hamil dengan
Metode Kansei Engineering.