Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MATERI MODUL 6

KB 1 PENELITIAN TINDAKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
z

NAJDAENI
219020495011
z
PENERAPAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK
MENGURANGI
PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS IX
DI SMA Negeri 9 Gowa

A. Latar Belakang
Secara teoritis manusia tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase perkembangan. Setiap proses perkembangan itu
memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakan antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. Sebagaimana pula masa
remaja adalah masa penuh problem-problem sebagai akibat masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Dalam menghadapi masa peralihan itu remaja mempunyai kemampuan yang
berbeda. Sebagian dari mereka mampu menghadapi masa peralihan itu akan tetapi ada pula tidak mampu menghadapi masa-masa yang
penuh dengan tantangan itu. Salah satu faktor ketidakmampuan itu adalah karena ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosinya yang
sangat peka, Menurut Santrock (Dalam Fitrianisa, 2018) masa remaja dianggap sebagai masa yang sulit secara emosional. Segolongan
orang menganggap remaja sebagai sekelompok individu yang sering melakukan pelanggaran, menyusahkan orang tua maupun orang lain
disekitarnya. Rumini & Sundari (Dalam Fitrianisa, 2018) Pada masa itulah remaja melakukan berbagai bentuk tingkah laku yang terkadang
merisaukan masyarakat umum. Bentuk tindakan kekerasan itu terjadi hampir di seluruh dunia dan seluruh masyarakat dengan tingkat yang
membahayakan, apabila keadaan demikian terus berlanjut tanpa disalurkan pada bentuk kegiatan yang positif dan bermanfaat, maka
disinilah awal munculnya perilaku yang dinilai cenderung agresif bahkan mengarah ke tindakan kriminal atau kejahatan.

Hal ini dibuktikan dengan fenomena yang sangat memprihatinkan di kalangan remaja; seperti suka bergerombol,
memberontak orang tua dan guru, melakukan penyimpangan seksual, mengkonsumsi miras dan narkoba, dan sebagainya Al-Mighwar
(Dalam Fitrianisa, 2018). Selain itu sering kita dengar seorang murid menyakiti guru dengan perkataan bahkan disakiti secara fisik oleh
muridnya karena tidak lulus (Al-Bukhori, 2006).
zKegagalan remaja dalam mengembangkan rasa identitas dirinya (krisis identitas) akan mengakibatkan
terganggunya proses perkembangan remaja yang sehat (Syamsu, 2004). Dampaknya, mereka mungkin akan
mengembangkan sifat-sifat negative yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain seperti perilaku yang
menyimpang (delinquent), membolos, berbohong, melakukan kriminalitas (seperti mencuri, menipu, merusak, berkelahi,
dan melanggar kesusilaan) atau menutup diri dari masyarakat (Sujanto, 1996).

Kecenderungan berperilaku agresif yang dialami oleh siswa dapat diatasi melalui pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok. Dengan tehnik diskusi kelompok, Menurut Djamarah (2005) bahwa diskusi kelompok adalah
suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif
untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Sementara itu Hartinah (2009)
mengatakan bahwa ang terpenting diskusi dalam bimbingan kelompok, peserta didik memperoleh sesuatu yang
berguna bagi perkembangan dirinya.

Berdasarkan laporan siswa yang mendapatkan prilaku agresif dari temannya di SMA Negeri 9 Gowa
diperoleh Informasi bahwa terdapat banyak siswa kelas IX yang sering melakukan tindakan agresif baik dalam bentuk
perkelahian dalam lingkungan sekolah, konvoi di jalan, pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, mengancam dan
memaki teman bahkan tidak menutup kemungkinan kemungkinan ada siswa yang melakukan tindakan-tindakan yang
berusaha melawan guru dan orang tuanya. Selain itu fakta yang peneliti dapatkan di lapangan ada beberapa siswa
yang berkeliaran di luar dan memilih berkumpul di warung-warung sekitar sekolah atau berkumpul di kios-kios pada saat
jam pelajaran berlangsung.

Gambaran kasus di atas menimbulkan citra yang kurang positif terhadap pelajar dan dunia pendidikan pada
umumnya, sehingga berdasarkan fakta tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
tentang ”penerapan teknik diskusi dalam layanan bimbingan kelompok untuk mereduksi perilaku agresif siswa kelas IX
IIS DI SMA Negeri 9 Gowa”.
z

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu
”Bagaimanakah penerapan teknik diskusi kelompok dapat mengurangi perilaku agresif siswa
kelas IX IIS Di SMA Negeri 9 Gowa

C. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan di atas, maka hipotesis penelitian tindakan ini adalah sebagai
berikut : Teknik Diskusi kelompok dapat mengurangi perilaku agresif siswa kelas IX IIS Di
SMA Negeri 9 Gowa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui penerapan teknik diskusi dalam layanan bimbingan kelompok dapat
mengurangi perilaku agresif siswa kelas IX IIS Di SMA Negeri 9 Gowa
z Penelitian
E. Manfaat

Penelitian tentang Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok untuk mereduksi perilaku agresif siswa diharapkan
memberikan manfaat teoritis dan praktis.

 Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan anak usia SMA yaitu penggunaan tehnik diskusi
kelompok untuk mereduksi perilaku agresif. Sebagai bahan acuan atau referensi selanjutnya yang ingin meneliti
lebih dalam khususnya berkaitan dengan penerapan diskusi kelompok dalam mereduksi perilaku agresif siswa.

 Manfaat Praktis

Bagi guru Bimbingan dan Konseling, sebagai masukan dalam penerapan diskusi kelompok untuk mereduksi
perilaku agresif siswa. Bagi siswa sebagai informasi untuk membantu dirinya dalam mengatasi masalah yang
dihadapi


 Reduksi Perilaku Agresif Dengan Tehnik Diskusi Kelompok
z
Kecenderungan berperilaku agresif yang dialami oleh siswa kelas IX IIS Di SMA Negeri 9 Gowa
ditandai dengan berbagai perilaku-perilaku seperti perkelahian antar pelajar, konvoi di jalan,
menentang/melawan guru dan orang tua. Hal ini menunjukkan sikap yang tidak wajar sebagai
seorang pelajar, dan termasuk gejala emosional yang kurang wajar. Adanya masalah di atas
maka penelitian ini dilaksanakan menggunakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan
teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk mengurangi kecenderungan berperilaku
agresif. Pemilihan tehnik diskusi dalam memecahkan masalah perilaku agresif siswa kelas IX
IIS Di SMA Negeri 9 Gowa. karenaTehnik diskusi Dapat meningkatkan interaksi sosial siswa,
Dalam pelaksanaannya akan memunculkan persaingan yang sehat antara kelompok satu
dengan yang lainnya yang tentunya hal ini tidak lepas dari peran seorang pemimpin kelompok,
melalui persaingan akan memacu siswa untuk mau berfikir dan mengungkapkan pendapat yang
dimiliki. Menurut Faris (2014 :5) Diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dapat dipecahkan bersama, sedangkan Menurut Walgito (2004
:133) Mengatakan bahwa ”di dalam diskusi kelompok ini setiap anggota harus turut serta
berbicara secara aktif sehingga ada suatu pertanggung jawaban sebagai suatu kelompok yang
hidup ”melalui diskusi tersbut maka siswa akan mengemukakan fakta -fakta yang terjadi terkait
prilaku agresif dan mengemukakan pula tentang pemechan terhadap masalah yang di bahas.
Artinya dengan mendiskusikan masalah perilaku agresif siswa terutama dampak yang
ditimbulkan tentu akan mengarahkan anggota kelompok untuk berfikir bahwa perilaku agresif itu
merugikan sehingga mereka akan mengungkapkan tentang perilaku seharusnya dengan
demikian harapan peneliti bahwa diskusi kelompok mampu mereduksi perilaku agresif siswa.

Anda mungkin juga menyukai