PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial secara alami akan mengadakan hubungan atau
interaksi sosial dengan orang lain menurut Bimo Walgito(2007) Dalam proses tumbuh dan
berkembang remaja melakukaninteraksi dengan remaja lain dan remaja akan membentuk
kelompok kawan sebaya dan setiap anggota ingin mendapatkan pengakuan darianggota
kelompoknya.
Kebutuhan untuk dapat diterima bagi setiap individu dalampergaulan remaja
merupakan suatu hal
yang
memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial di antaranya
adalah problematika pergaulan kawan sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku
sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun kawan sebaya. Apabila
lingkungan kawan sebaya itu memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap remaja
secara positif,maka remaja akan memiliki perilaku yang positif. Dan apabila lingkungan
kawan sebaya memberikan peluang secara negatif misalnya dalam kelompok kawan sebaya
tersebut sering bolos sekolah, sering terlambat, dan tidak mematuhi aturan sekolah dengan
baik, maka anggota kelompok kawan sebaya yang lainnya juga akan memiliki perilaku
yang sama karena kawan sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap remaja .
Santrock, (2007: 55) juga mengemukakan ada beberapa fungsiterpenting dari
kelompok kawan sebaya yaitu: pertama, remajamenjadikan kawan sebaya sebagai
sumber informasi dunia di luarkeluarga. Remaja memperoleh umpan balik mengenai
kemampuannyadari
kelompok
kawan
sebaya.
Remaja
mempelajari
bahwa
apa
yangremaja lakukan itu lebih baik, sama baik atau kurang baik dibandingkanremaja-remaja
lainnya. Hal ini menyebabkan remaja benar-benar percayabahwa kawan sebaya memiliki
1
perilaku atau pandangan yang benar.Kedua, remaja merasa bahwa remaja ingin diterima
dan
disukai
kawansebaya
atau
kelompok.Sebagai
akibatnya,remaja
akan
merasa
senangapabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemasapabila
dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan -kawan sebayanya.
Untuk mendapatkan pengakuan atau diterima dalam kelompok sebayanya,remaja
sering kali melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau melanggar normanorma yang ada disekolah yaitu melakukan kenakalan remaja seperti datang terlambat ke
sekolah,bolos sekolah, tidak masuk sekolah, dan tidak mematuhi aturan sekolah
dengan baik. Menurut Santrock (2007: 225), Kenakalan remaja merupakan berbagai
perilaku, mulai dari perilaku yang tidak dapatditerima secara sosial (seperti berbuat
onar di sekolah, bolos sekolah,berkelahi, dan suka keluyuran) status pelanggaran
(melarikan diri dari rumah), hingga tindakan kriminal (seperti pencurian). Kenakalan
remaja tersebut sering menimbulkan keresahan di lin gkungan masyarakat, sekolah
maupun keluarga.Dalam hal ini remaja melakukan kenakalan remaja tidak sendiri tetapi
dengan kelompok kawan sebaya yang lainnya.
Permasalahan yang ditemukan di lapangan adalah adanya kasuskasus kenakalan
yang sering dilakukan siswa di sekolah seperti datangke sekolah terlambat, sering bolos
sekolah, tidak masuk sekolah, merokok dilingkungan sekolah,
sekolah, buang sampah sembarangan di dalam lingkungan sekolah, suka ngobrol di kelas
saat guru menjelaskan pelajaran, dan keluar sekolah dengan loncat pagar tidak melewati
gerbang sekolah. Hal ini membuat resah guru -guru walaupun siswa sudah diberi
hukuman namun siswa tidak jera dan masih saja sering melakukannya berulang kali.
Menurut Kartini Kartono (dalam Jamal Mamur Asmani, 2012: 125),kenakalan
remaja disebabkan oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal
2
kenakalan remaja disebabkan oleh reaksi frustrasi negatif karena ketidakmampuan remaja
dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan sosial terjadi. Sedangkan faktor
eksternal faktor keluarga, di antaranya rumah tangga berantakan, perlindungan yang
berlebihan dari orang-tua, penolakan orang-tua. Selain faktor orang tua juga ada faktor dari
lingkungan sekolah yang tidak mendukung danpergaulan kawan sebaya.
Pergaulan kawan sebaya dapat mempengaruhi perilaku remaja.Pengaruh tersebut
dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif yang
dimaksud adalah ketika individu bersama kawan sebayanya melakukan aktifitas yang
bermanfaat seperti membentuk kelompok belajar, kerjasama, bersikap adil, dan jujur.
Sedangkan pengaruh negatif yang dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap
norma-norma sosial, dan pada lingkungan sekolah berupa pelanggaran terhadap aturan
sekolah atau melakukan kenakalan.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas,penulistertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Antara
Pergaulan Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja Siswa Kelas VII Di SMP N 11
jambi.
B. Pembatasan masalah
Penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahu
1. Peneliti hanya meneliti adakah hubungan pergaulan teman sebaya dengan
kenakaln remaja disekolah SMP N 11 kota jambi
2. Peneliti meneliti tentang pergaulan teman sebaya dengan kenakalan remaja siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pergaulan Teman sebaya siswa kelas VII di SMP N11 jambi?
2. Bagaimana kenakalan remaja yang dilakukan siswa kelas VII di SMP N 11 Jambi?
3. Apakah ada Hubungan Antara Pergaulan Teman Sebaya dengan
Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VII diSMP N 11 jamby?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mendeskripsikan pergaulan Teman sebaya siswa kelas VII di SMP N
11 Jambi
3
2.
2. Manfaat Praktis :
a. Memberi masukan bagi orang-tua sebagai pertimbangan agar memberi
perhatian lebih terhadap diri anak khususnya dalam pemilihan kawan
untuk anak,
b. Memberikan gambaran bagi remaja tentang pentingnya pemilihankawan
dalam kehidupan bermasyarakat,
c. Memberikan masukan bagi guru bahwa pentingnya
pengawasan bagi
yang
mempengaruhi
kenakalan
remaja
sehingga
dapat
pergaulan kawan sebaya maka semakin rendah kenakalan remaja, sebaliknya semakin
rendah pergaulan kawan sebaya maka semakin tinggi kenakalan remaja.
H. Definisi Operasional
a. Kenakalan remaja adalah perilaku yang melanggar aturan atau norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat atau di sekolah, seperti berkelahi, mencuri,
merusak motor atau sepeda temannya, pergaulan bebas, tidak masuk sekolah,
sering bolos, tidak disiplin, ramai didalam kelas, bermain play station pada waktu
jam pelajaran, dan mengotori kelas dan halaman sekolah.
b. Pergaulan kawan sebaya adalah interaksi individu pada anakanak atau remaja
dengan tingkat usia yang sama seperti kelompok belajar, kerjasama,menghargai
pendapat,saling menerima satu sama lain, bersikap terbuka,bersikap jujur,dan
bersikap adil.
I. Kerangka berpikir
PERGAULAN TEMAN
KENAKALAN
SEBAYA
REMAJA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kenakalan Remaja
1. Pengertian kenakalan remaja
Menurut jensen (dalam sarwono,1985:256) kenakalan remaja adalah
perilaku yang menyimpang dari kebiaasaaan atau melanggar hukum.
Menurut singgih,(1978) kenakalan remaja adalah perbuatan atau
tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang remaja baik secara sendirian
maupun secara kelompok yang bersifat melanggar ketentuan ketentuan
hukum,moral,dan sosial yang berlaku dilingkungan masyarakat.
Menurut kartono,kenakalan remaja merupakan gejala sakit (patalogis)
secara sosial pada anak-anak dan remaja.
Santrock (2007: 255) juga mengemukakan kenakalan remaja adalah
berbagai perilaku , mulai dari perilaku yang tidak diterima secara sosial
(seperti berbuat onar disekolah), status pelanggaran ( melarikan diri dari
rumah) , hingga tindakan kriminal ( seperti pencurian).
Menurut Simanjuntak (dalam Sudarsono, 1993: 5) kenakalan
remaja adalah perbuatan- perbuatan yang bertentangan dengan normanorma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup, suatu perbuatan yang
anti sosial dimana didalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif.
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan kenakalan
remaja adalah perbuatan yang melanggar norma-norma atau nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
remaja,mengingat
emosi
remaja
belum
orang
pergaulan
atau
memang
terjadi
dikalangan
remaja.
Hal
ini
amat
bergaul
ke
gerbang
dengan temanteman
yang
yang
sebagainya,karena
akan
mengganggu
proses
ini, banyak
banyak
maju
identik
dengan kebersihan
dan
korban
materi,perusakan,pencurian,pencopetan,pemerasa
n dan lain-lain.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan
korban
dipihak
orang
lain:pelacuran,
10
Faktor eksternal adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan
tingkah laku tertentu terhadap anak-anak remaja.Faktorfaktor
ini
misalnya
dari
orang-tua. Orang-tua
juga
memiliki andil dalam membentuk watak dan kepribadian anak. Selain faktor
orang tua juga ada faktor dari lingkungan sekolah yang tidak mendukung dan
pergaulan kawan sebaya.
Menurut Singgih (dalam Anwar 2013: 38) faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor kontrol diri
Kenakalan remaja juga digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol
diri yang cukup dalam hal tingkah laku.Beberapa anak yang gagal dalam mengembangkan
kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan
biasanya akan mengalami pemberontakan dan bentuknya bisa berupa kenakalan remaja.
2) Faktor Harapan Terhadap Pendidikan dan Nilai-nilai diSekolah.
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah
terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa dan memandang bahwa sekolah itu tidak
begitu bermanfaat bagi kehidupannya, selain itu juga biasanya nilai-nilai mereka pada
pelajaran sekolah cenderung rendah. Mereka pada umumnya tidak termotivasi untuk
sekolah.
3) Faktor keluarga
13
Kurang
adanya
dukungan
keluarga
seperti
aktivitas anak. Kurangnya penerapan disiplin yang efektif dan kurangnya kasih sayang orang
tua terhadap anaknya dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.
4) Faktor Teman Sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja
untuk menjadi nakal juga.
5) Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai
model yang melakukan aktifitas kriminal dan memperoleh
hasil
aktifitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan,
pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas
pendanaan pendidikan,
dan
aktifitas
14
2.
dalam
2) Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran.
a. Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus
mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping
peraturan tertentu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat
oleh orang-tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga.
15
berwenang
dalam
pelaksanaan
hukuman
terhadap
16
Hartup (dalam Santrock, 1983 : 223) mengatakan bahwa teman sebaya (Peers)
adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau kedewasaan yang sama. Menurut
Ahmadi (1991: 191) kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas jumlah individu
yang sama. Pengertian sama di sini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu
mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspek.Persamaan yang penting terutama
terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pergaulan kteman
sebaya sebagai interaksi individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama.
2. Ciri- ciri pergaulan teman sebaya
Ciri-ciri kelompok teman sebaya menurut santoso (dalam Anwar
2013: 33) adalah tidak mempunyai struktur organisasi
yang jelas,besifat
18
keindahan
lahiriah
sesungguhnya.Kecantikan
bukanlah
sejati
makna
justru
kecantikan
bersumber
dari
yang
hati
kebebasan
sebagai
orang
yang
dalam
kompeten
diri
dan
manusia
19
Orang
terhadap nilai-nilai
agama
Biasanya dengan teman dekat seseorang dapat berbicara terbuka dan jujur. Hal ini
memberikan kemampuan untuk peka terhadap kekuatan,kelemahan,kebutuhan,dan
keinginan orang lain.persahabatan memungkinkan seseorang untuk saling berbagi
dalam banyak hal,termasuk persoalan dalam sifat pribadi,persahabatan dapat
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menggali dan mengenali diri sendiri.
2. Kepekaan karena persahabatan akan meningkatkan rasa empati atau dapat merasakan
apa yang dirasakan orang lain.kebersamaaan dengan kawan menjadi kita akan merasa
memperoleh dukungan termasuk saat sedang bermasalah atau mengalami stress.
3. Sikap positif yang ada pada teman seperti displin,rajin belajar,patuh kepada orang
tua,bisa ditiru dan diikuti.
Hal-hal Negatif yang ditimbulkan akibat pergaulan teman sebaya antara lain:
a. Karena ingin diakui atau diterima,seseorang kadang melakukan halhal yang kurang
pas. Karena takut dibilang aneh, walau salah teman sebaya lebih menerima pendapat
teman dari pada pendapat sendiri.
b. Seseorang juga bisa termakan tren atau gaya yang sedang berkembang, misalnya
mengikuti gaya hidup kawan meskipun kita tidak mampu.
c. Karena terlalu sering bersama-sama dengan teman,kita tidak punya waktu untuk
belajar atau membantu orang tua.
d. Ingin mencoba-coba yang dilakukan oleh salah seorang di antara teman, misalnya
merokok,minuman beralkohol, memakai narkoba, dan seks bebas.
20
anggota-anggotanya
mempunyai
orang
dewasa. Yang
21
termasuk
misalnya:perkumpulan
kepramukaan,
perkumpulan
olah
raga,kesenian
biasanya
(Howes dkk,
ketidakmampuan untuk
terkait
dengan
berbagai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
23
NO
KELAS
JUMLAH
VII A
30 orang
VII B
31 orang
VII C
30 orang
VII D
31orang
VII E
30 orang
24
VII F
32 orang
Jumlah
184 Orang
2. Sampel
Sampel adalah wakil representatif dari populasi penelitian untuk dijadikan
responden. Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan
mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagaian dari populasi,
suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian menurut ridwan (dalam
mardalis,2010:55).
Adapun langkah-langkah dalam pengambilan sampel sebagai berikut:
a. Menetapkan jumlah sampel, dimana setiap kelas memperoleh kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel penelitian.
b. Untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing kelas,maka diambil
satu-satu lokal untuk mewakili sampel.
Pada penelitian ini, untuk menentukan jumlah sampel dilakukan dengan
perhitungan intrapolasi yang berpedoman pada kategori sutja dan populasi
diperikrakan
heterogen.
Perhitungan
intrapolasi
dilakukan
dengan
NO
01
POPULASI
0-40
HETEROGEN
HOMOGEN
100%
40
90%
36
25
02
41-70
95-79%
39-55
89,9-75%
37-53
03
71-120
78,9-60%
56-72
74,9-55%
53-66
04
121-280
59,9-30%
72-84
54,9-25%
66-70
05
281-600
29,9-20%
84-120
24,9-15
70-90
06
601-1200
19,9-12,5%
120-150
14,9-10
90-120
07
>1200
<12.5%
>150
<10
>120
Dengan mengacu pada kriteria tersebut, maka jumlah sampel adalah 52 orang
siswa.setelah diketahui jumlah sampel, maka langkah berikutnya adalah menetapkan teknik
atau cara pengambilan sampel.dengan sampel ini peneliti mengambil teknik penelitian simple
rendom sampling,diambil secara acak ukuran yang representatif dengan cara setiap orang
berpeluang sama untuk menjadi populasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Sesuai dengan judul penelitian, maka jenis data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang tertarik langsung dari responden dalam hal ini
adalah siswa SMP N 11 jambi
2. Data Sekunder, yaitu data yang dapat dari sumber lain, merupakan
himpunan data siswa, karena data tersebut ditarik dari sumber lain yaitu
data yang ada pada guru.
D. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpul data yaitu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sebelum
disebarkan terlebih dahulu dalam penentuan sampel dengan penelitian dengan cara
random sampling, selanjutnya angket disebarkan langsung kepada responden tentang
petunjuk pengisian angket sebagaimana angket terlampir.
26
Pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan dalam
penelitian,pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangkai mencapai tujuan penelitian tersebut.
Menurut suharsimi arikunto (2010:265) adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mempermudah olehnya.
E. Alat Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik kuesioner (angket)
Sesuai dengan teknik pengambilan data yang disebutkan diatas maka alat
pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini dibedakan atas:
1. Angket atau kuesioner
Kuesioner (angket) ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang pergaulan kawan sebaya dan kenakalan remaja yang dilakukan di sekolah
oleh siswa kelas VII SMP N 11.
Dalam penelitian penulis menggunakan kuesioner (angket)tertutup.
Artinya responden tinggal memilih jawaban -jawaban yang telah disediakan
dalam angket. Alat pengumpulan data ini menggunakan 4(empat) alternatif
jawaban dengan skor nilai lihat pada tabel berikut
Tabel alternatif jawaban
No
Alternatif jawaban
Skor
Favourable
Unfavourabl
Sangat sesuai
e
1
2
3
4
Sesuai
Kurang sesuai
Tidak sesuai
3
2
1
2
3
4
N X2
N Y 2
{
{
N XY ( X )( Y )
rxy=
Keterangan:
Rxy = korelasi yang dicari
XY = jumlah perkalian antara skor X (item) dengan skor Y (total)
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
2
X = jumlah kuadrat setiap skor variabel X
2
Y = jumlah kuadrat setiap skor variabel Y
N = jumlah data
No
1
Korelasi
0,00-0,20
0,21-0,40
3
4
5
0,41-0,70
0,71-0,90
0,90-1,00
PENAFSIRAN
Korelasi kecil: hubungan hampir
dapat diabaikan
Kolerasi rendah: hubungan jelas
tetapi kecil
Kolerasi sedang:hubungan memadai
Kolerasi tinggi: hubungan besar
Kolerasi sangat rendah: hubungan
sangat erat
G. Hipotesis Statistik
1. Terdapat hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan kenakalan remaja
diSMP N 11 kota jambi
2. Tidak terdapat hubungan antara pergaulan teman sebaya dengan kenakalan remaja
28
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono W sarlito,2013.psikologi remaja.jakarta: PT RajaGrafindo persada
Desmita ,208.psikologi perkembangan:bandung: PT remaja rosdakarya
Brouwer, M.A.W.(1982). Pergaulan, Jakarta: Gramedia.
Danim, Sudarwan. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
panuju, Panut & Ida Umami. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya.
Santrock, J.W. 1996. Perkembangan Remaja Edisi 6 . Jakarta: Erlangga.
2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
2009. Psikologi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.
2007. Remaja Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
29
30