Anda di halaman 1dari 4

Nama : Suci Rahmadhani

Nim : 1191004009

Kekuatan Kekuatan Politik Indonesia

Tabel Publiuc Policy adalah aliran yang sifatnya vertical. Hal ini Berupa rakyat, elit, kelas
menegah dan kelas bawah. Semua yang ada di kerucut tersebut adalah rakyat. Hal ini
sama seperti skema system politik, melihat dari bawah ke atas. Berbeda lagi jika di lihat
dari bagian kiri ke kanan, flow nya dari masyarakat, infrastruktur, mesostruktur dan
menyebrang ke suprastruktur. karis yang terputus adalah batasan dari infrastruktur
,mesostruktur dan suprastruktur. karis terputus tersebut merupakan diagfragma yang
berarti lapisan yang bias di tembus. Hal ini di karenakan garisan tersebut berpori-pori.
Porinya adalah saringan atau filter.

Yang bisa menyebrang dari garis terputus itu mengisi jabatan jabatan politik yaitu DPR,
DPD,MPR. Ada juga jabatan yang tanpa pemili, namun di tentukan oleh undang undang
yaitu Mahkamah Agung, Mahkama Konstitusi, Komisi Yudisial dan BPK. Lembaga
lembaga politik terrsebut tidak diisi derngan saringan politik pemilihan umum melainkan
dengan peraturan perundang-undangan dengan syarat syarat kualifikasi tertentu.
Contoh anggota BPK harus memiliki pengetahuan mengenai BPK sendiri.

Hal tersebut berbeda dengan lembaga lembaga yang di saring dengan cara pemilihan
umum. MPR sendiri adalah himpunan dari DPD dan DPR. Oleh karena itu di dalam table
dibuat garis putus putus. Hal ini karena tidak mungkin lembaga tesebut siding dalam
waktu yang bersamaan. Artinya lembaga MPR bukan lembaga yang setaraf. MPR sendiri
di letakan di atas karena MPR yang melantik Presiden.

Ini merupakan kesukaran dalam penggambaran system politik Indonesia karena asal
asalan atau sembrono. Bisa di putuskan amandmennya dalam waktu singkat dan
bersandar pada tenaga asing. Hal ini menyebabkan tidak nya menghargai tenaga
masyarakatnya sendiri (Indonesia). Contoh pada vaksin covid 19 yang memilih untuk
membeli dari luar negeri dari pada mengembangkan potensi potensi yang ada pada
msyarakat Indonesia sendiri. Hal ini membuat masyarakaat Indonesia tidak dapat
mengembangkan prestasi atau kemampuannya dalam membuat sesuatu. Padahal
ramalan pada masa depan Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar dunia ke 4. Jika
gagasan yang objektif di tolah oleh lembaga lembaga politik, bagaimana Indonesia bisa
berkembang?

Hal ini adalah proses dimana nilai yang bersifat kasar yang artinya apa adanya seperti
Militer (force) Partai politik sebagai (power). Di Indonesia partai poilitik menurut
perundang undangan adalah satu satunya institusi yang di mungkinkan untuk
mencalonkan presiden dan wakil presiden. Power mendorong agar menyebrang melalui
diagfragma namun tersaring oleh pori pori, maka yang lembut saja yang bisa
menyebrang. Yang keras (rough) keluar formulasinya yang bisa di terima oleh banyak
orang yang namanya Public Interest atau di Indonesia di namakan Pelayanan Umum.
Untuk FORCE berubah menjadi kelangsungan hidup atau national survivel. Hal ini bisa
jadi serangan dari dalam dan luar. Contoh serangan dari dalam yaitu terorisme dll yang
harus di hadapi oleh militer atau force.

Untuk kelompok ilmu dan pengetahuan nilai tujuannya adalah siensia atau kebenaran.
Hal ini harus keluar dari saringan diagfragma yang lembut yang menyebrang dan yang
kasar akan menjadi public interest atau partai politik. Cara memandang perpolitikan di
Indonesia dengan mempelajari realita dengan cara yang sopan.

Elite itu adalah crème de la creme yang artinya inti dari segala inti. Semuanya adalah
orang terpilih yaitu elit. Contohnya pemimpin pemimpin dari organisasi dll. Crème de la
crème berarti inti dari segala inti yang artinya dari masyarakat ada tokoh yang hebat
atau dari parpol yang menata dari bawah, maksudnya berproses dari bawah ke atas.
Bukan dari tengah. Contoh seperti rakyat biasa yang masuk ke dalam parpol lalu
menjadi calon presiden. Hal ini juga terrjadi karena ada nya penyaringan berpori pori.
Artinya tidak semua dari masyarakat bisa mudah menjadi calon presiden. Penyaringan
tersebut menghasilkan tokoh yang lembut.

Ada proses dari gambar yang vertical dan sircular dari public policy ke bawah ke
masyarakat. karis nya kembali Diantara kakuatan force atau militer dengan ilmu
pengetahuan. Revolusi sersan adalah tokoh militer dengan jabatan sersan menkudeta.

Setelah mempelajari table public policy, ada banyak pengertian dari public policy yang
di antaranya adalah
Menurut Kamus Cambridge, kebijakan publik adalah kebijakan pemerintah yang
memengaruhi setiap orang di suatu negara atau negara bagian atau kebijakan secara
umum.

David Easton dalam A Systems Analysis of Political Life (1965) mendefinisikan kebijakan
publik sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota
masyarakat.

Dalam Encyclopedia of Policy Studies (1950), Lasswell dan Kaplan menyatakan,


kebijakan publik adalah suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam praktek
yang terarah.

Menurut Anderson dalam Public Policy Making (1984),kebijakan publik adalah


kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah.

Thomas R Dye dalam Understanding Public Policy (1978) menyatakan, kebijakan publik
adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan.
Tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapainya kesejahteraan masyarakat melalui
peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

Tujuan kebijakan publik adalah dapat diperolehnya nilai-nilai oleh publik baik yang
bertalian dengan barang publik (public goods) maupun jasa publik (public service).
Nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan oleh publik untuk meningkatkan kualitas hidup
baik fisik maupun non-fisik.

Ciri-ciri kebijakan Terdapat beberapa ciri penting kebijakan:

1.Kebijakan adalah suatu tindakan pemerintah yang bertujuan menciptakan


kesejahteraan masyarakat.

2. Kebijakan dibuat melalui tahap-tahap yang sistematis sehingga semua variabel pokok
dari semua permasalahan yang akan dipecahkan tercakup.

3. Kebijakan harus dapat dilaksanakan oleh unit organisasi pelaksana.

4. Kebijakan perlu dievaluasi sehingga diketahui berhasil atau tidaknya dalam


menyelesaikan masalah.

Tahap-tahap kebijakan publik Harold F kortner dalam Public Administration (1984)


menjelaskan terdapat lima tahap dalam proses terjadinya kebijakan publik adalah:
Identifikasi masalah, Formulasi, Legitimasi, Aplikasi, Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai