Anda di halaman 1dari 5

Sinopsis Cerita fiksi “Laskar Pelangi”

Cerita fiksi ini menceritakan tentang sepuluh anak Belitung yang tergabung dalam
Laskar Pelangi. Mereka adalah ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Borek,
Trapani, Kucai, dan satu-satunya perempuan yaitu Sahara.
Cerita ini menceritakan tentang kehidupan di pedalaman daerah Belitung yang kontras
dan kaya akan hasil timahnya. Akan tetapi masyarakatnya tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Cerita fiksi ini juga mengisahkan tentang semangat juang dari bocah-bocah kampung
Belitung yang ingin mengubah nasib mereka melalui pendidikan. Sebagian besar dari
orang tua mereka lebih senang jika anak-anaknya membantunya, dari pada harus
belajar di sekolah.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah di kampung tersebut. Sekolah yang
dibangun atas jiwa ikhlas dan semangat juang dua orang guru, yaitu Bapak Harfan
Efendy Noor sebagai Kepala Sekolah yang usianya sudah tua dan seorang guru muda
yang bernama Ibu Muslimah Hafsari.
Ibu Muslimah Hafsari juga merupakan salah satu rakyat miskin yang berusaha untuk
mempertahankan semangat besar pendidikan. Sekolah tersebut nyaris dibubarkan oleh
pengawas sekolah Depdikbud Sumatera Selatan karena kekurangan murid.
Akan tetapi sekolah tersebut berhasil diselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang
masa bersekolah tidak pernah mendapatkan rapot.
Sekolah yang dihidupi dengan uluran tangan donatur. Beberapa bangunan seperti
gedung sekolah sudah roboh, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong,
bangku rapuh dan tidak layak, dan kalau malam dipakai sebagai tempat penyimpanan
ternak.
Bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah serta hanya mampu menggaji
guru dan kepala sekolahnya dengan beras. Walaupun demikian, keajaiban seakan terjadi
setiap hari di sekolah yang dari jauh hanya seperti bangunan yang akan roboh itu. 
Sang kepala sekolah dan ibu guru saling bahu membahu membesarkan hati anak-anak
didik mereka agar selalu percaya diri, berani berkompetisi, dan selalu menempatkan
pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan ini.
Kedua guru ini memberi nama julukan kepada sepuluh anak muridnya sebagai Laskar
Pelangi. Walaupun begitu, salah satu dari Laskar Pelangi mampu menjuarai karnaval dan
mampu mengalahkan sekolah-sekolah lainnya.
Puncaknya adalah ketika Ikal, Lintang, dan Sahara berhasil menjuarai lomba cerdas
pangkas dan mengalahkan sekolah-sekolah lainnya. Meskipun awal tahun 90-an sekolah
tersebut akhirnya ditutup karena sama sekali tidak bisa membiayai operasional sekolah.
Pada akhirnya kedua guru tersebut dapat berbangga diri karena diantara sepuluh laskar
pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat. Ada pula yang menjadi research and
development manager di salah satu perusahaan multi nasional yang paling penting di
negeri ini.

unsur intrinsik yang terdapat pada cerita fiksi “Laskar


Pelangi” adalah :
Tema
Cerita fiksi Laskar Pelangi mempunyai tema utama pendidikan. Namun uniknya tema
pendidikan ini dikombinasikan dengan kisah persahabatan yang erat antara anggota
Laskar Pelangi. Tema tersebut juga dipadukan dengan tema ekonomi.
Penokohan
Berikut adalah penjelasan penokohan dalam Cerita fiksi Laskar Pelangi :
1. Ikal
Ikal di dalam Cerita fiksi ini berperan sebagai “aku” dan sebagai tokoh utama. Ikal
adalah salah satu anggota laskar pelangi di sekolah tersebut.
2. Taprani
Taprani adalah seorang yang tampan, perfeksionis, rapi, dan pintar berbicara serta
sangat berbakti kepada orang tuanya.
3. Sahara
Sahara adalah satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di sekolah tersebut.
Orangnya rapih dan ia termasuk salah satu murid yang paling pintar di sekolah tersebut.
4. A. Kiong
A. Kiong adalah satu-satunya murid yang merupakan keturunan Tionghoa yang
bersekolah di sekolah tersebut. Ia mempunyai sifat yang begitu polos dan selalu
mempercayai apa yang dikatakan oleh Mahar.
5. Harun
Harun mempunyai keterbelakangan mental. Ia mempunyai sifat yang santun, pendiam,
dan murah senyum serta memiliki hobi mengunyah permen asam.
6. Borek
Borek mempunyai badan yang sangat tinggi besar. Ia sangat terobsesi dengan body
building.
7. Kucai 
Kucai adalah salah satu anggota laskar pelangi yang diamanahi untuk menjadi ketua
kelas. Ia sempat frustasi sebagai ketua kelas karena tidak bisa mengatur teman-
temannya itu.
8. Lintang
Lintang adalah anak yang paling jenius diantara anggota laskar pelangi.
9. Mahar
Mahar mempunyai bakat dibidang seni baik itu menyanyi, melukis, dan seni rupa. Ia
adalah orang yang tampan, kreatif, dan imajinatif.
10. Syahdan
Ia adalah orang yang selalu setia menemani Ikal untuk membeli kapur tulis.
11. Flo 
Flo adalah murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboy yang berasal dari keluarga
kaya. Ia adalah tokoh terakhir yang muncul sebagai laskar pelangi.
12. Pak Harfan
Pak Harfan adalah Kepala SD Muhammadiyah, ia mempunyai dedikasi yang besar
terhadap pendidikan.
13. Ibu Muslimah Hafsari
Ia sangat gigih dalam mengajar meskipun gajinya tidak dibayar. Ia mempunyai dedikasi
yang tinggi terhadap dunia pendidikan dan memiliki sifat yang sabar serta baik hati.
Alur
Alur yan digunakan dalam Cerita fiksi Laskar Pelangi adalah alur maju.
Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerita fiksi ini adalah jangan pernah menyerah oleh
keadaan. Keadaan boleh saja kekurangan akan tetapi janganlah dijadikan sebagai
sebuah alasan. 
Kelebihan dan Kekurangan Cerita fiksi Laskar Pelangi
Kelebihan : Banyak sekali karakter yang bisa kita jadikan teladan. Memberikan pelajaran
moral yang baik dan makna dari sebuah kehidupan yang tidak bisa ditebak.
Kekurangan : Terdapat kata-kata yang sulit untuk dapat dipahami karena menggunakan
kata-kata daerah yang belum diketahui artinya.
Kesimpulan 
Cerita fiksi Laskar Pelangi ini sangat bagus sekali bagi para pelajar yang memiliki
kemudahan ekonomi dalam menempuh pendidikan. Selain itu, sangat bagus untuk para
guru atau pendidik dan juga pemerintah yang mempunyai peran penting dalam
memajukan pendidikan di Indonesia.
Karena di Cerita fiksi ini banyak sekali pesan moral, pendidikan, dan sosial yang dapat
kita ambil.
Synopsis for Cinderella

Cinderella, a kind and thoughtful girl, lives with her cruel stepsisters, Clorinda and Tisbe. They make her
clean the house, cook their meals, and sleep by the fireplace in the cinders – which is why they call her
“Cinderella.” One day, while Cinderella works and her sisters tease her, a beggar comes to the door
asking for food. The stepsisters turn him away in disgust, but Cinderella offers him something to eat and
drink. The beggar promises her good fortune in return for her kindness, and soon, an invitation arrives –
the lonely Prince is throwing a ball in order to find a wife. The excited stepsisters take the invitation,
prepare for the ball, and leave Cinderella alone at home to continue her work, laughing when she asks
to come along. Tired and sad, Cinderella falls asleep by the fire. Her Fairy Godmother appears, and with
the help of a few spirits, transforms the sleeping Cinderella into a beautiful Princess. When she wakes
up, Cinderella is delighted, but is afraid her stepsisters will recognize her at the ball. The Fairy
Godmother gives her magic slippers, which will make her unrecognizable, but warns her to be home by
midnight, or the spell will be broken. Meanwhile, worried the ladies only want his power and money,
the Prince does not want to attend his own ball. He and his page hatch a plan – they will trade clothing,
and disguised as a servant, the Prince will see who might love him for himself. When the stepsisters
arrive, they fight over the page, who they think is the Prince, and ridicule the Prince, who they think is a
page. When Cinderella arrives, the real Prince falls in love with her instantly, and they dance and sing
together. Soon, the clock strikes midnight, and Cinderella remembers she must leave. As she rushes out,
one of her slippers falls off. The Prince sees it, and decides to find Cinderella by searching for the owner
of the shoe. When they return home, the stepsisters make fun of the beautiful girl from the ball,
pretending they humiliated her. Soon, the Prince and the servant, still disguised as one another, arrive in
search of the owner of the shoe. The stepsisters insist it is theirs, but of course it does not fit them.
Cinderella tries the shoe, and it fits her perfectly. The Prince removes his disguise, revealing his true
identity, and declares his love for her. They agree to get married. The kind Cinderella forgives her sisters’
cruelty.

Anda mungkin juga menyukai