Rahmad Ramadhani
10119011
S1 FARMASI SEMESTER IV
T.A 2021/2022
TITRASI BEBAS AIR
TUJUAN : Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan metode titrasi bebas air dalam bidang
farmasi yakni penetapan kadar obat yang berifat asam dan basa lemah yang sukar larut dalam air.
Bab I : Pendahuluan
Selain dalam air reaksi asambasa juga dapat berlangsung dalam pelarut non air. Sebenarn
ya pemeriksaan ini agak baru dalam pemeriksaankimia, tetapi untuk pemakaiannya kini
digunakan untuk senyawa organik maupun anorganik. Sesungguhnya dalam reaksi titrasi bebas a
ir ini juga berlangsung titrasi netralisasi.Walaupun cara ini terhitung baru namun para analis
telah merasakan betapa cara ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya untuk senyawayang
tidak dapat larut dalam air, dapat larut dalam pereaksi yang mudahdidapat dan dikenal sehingga
untuk menentukan kadarnya tidak kesulitandalam mencari pelarut yang lain untuk
melarutkannya
Pada pelarut asam lemah dan basa lemah dalam lingkungan bebas air harus diperhatikan
pengaruh pelarut bukan air terhadap tetapan ionisasi,tetapan dissosiasi,
tetapan asam asam dan basa senyawa yang hendak dititrasi. yang tidak kalah penting adalah
pengaruh konstante dialetrik padareaksi protolisis pada pelarut bukan air. (Wunas,1986:98).
Jenis dan pengaruh pelarut dalam titrasi ini harus mendapat perhatian.Pada dasarnya
pelarut dibedakan menjadi dua jenis pelarut yaitu :
1. Pelarut aprotik
Pelarut aprotik adalah pelarut yang tidak dapat memberikan proton,
yaitu pelarut yang tidak terdisosiasi menjadi proton dan anion pelarut. Sebagaicontoh ada
lah pelarut benzen. Penggunaan pelarut aprotik dalam titrasi bebas air adalah karena pelar
ut ini tidak dapat menyetingkatkan padakeasaman-kebasaan asam dan basa yang bereaksi
sesamanya. Selain itugaram yang terjadi pada titrasi tidak akan diuraikan secara protolitik
oleh pelarut. Kerugiannya adalah sifatnya yang sedikit polar atau nonpolar
yangmempunyai daya larut yang amat kecil, selain itu hantaran suatu larutanakan sangat
dikurangi.
2. Pelarut protik
Pelarut protik adalah pelarut yang menunjukkan disosiasi sendiri menjadi proton
dan anion pelarut. Secara praktis pelarut yang seperti ini selalu dapat memberi dan
menerima proton. Pelarut yang seperti ini dinamakan pelarut amfiprotik atau pelarut
amfolit. Pada penggunaan pelarut aprotik keadaanideal ini hampir tercapai. Jika
dilakukan dengan pelarut amfiprotik
maka pelarut akan bertindak sebagai peserta pada proses netralisasi dan tetapaninisiasi,
disosiasi keasaman dan kebasaan tentu akan dipengaruhi pengaruh pelarut aprotik
terhadap titrasi bebas air adalah senyawa'(l yang dilarutkan akan tidak bereaksi dengan
pelarut, karena itu kekuatan asamnya tidak berkurang. Sebagai ukuran untuk kekuasaan
asam adalah afinitas proton. Yakin kuat proton terikat makin sedikit proton yang
diberikan dan asamnya akan semakin meningkat-kuat. begitupun dengan basa. (Rivai,
1995:142-144)
A. Hasil
B. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan ini, didapatlah hasil seperti gambar
diatas. Dimana asam asetat dan asam perklorat sebagai pelarut, dan violet sebagai indicator.
Setelah pencamburan antara titer dan pentiter lakukan titrasi barulah kita dapat mengetahui hasil
akhir dari titrasi bebas air ini. Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air
sebagai pelarut tetapi digunakan pelarut organik. Titrasi ini dilakukan pada zat-zat asamatau basa
lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkoloida. alkoloida sukar larut dalam air seperti
garam-garam amina dimna garam-garam di rombak dulumenjadi basa bebas yang larut dalam
air. Pelarut yang bisa digunakan
adalah berupa senyawa organik yng bersifat asam atau basa lemah, dimana warnamolekulnya
berbeda dengan warna bentuk ionnya. Senyawa yang dapat ditirasi dengan metodi ini yaitu,
papaverin HCI, efedrin HCI dan Morfin HCl .pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar
papaverin HCI dimana sampel yang digunakan 200 gr yang kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan 10 ml asam asetat glasial, lalu dita
mbahkan indikator kristal violet sehingga larutan berwarna ungu. Setelah itu dititrasi dengan
HCIO4) sampai larutan berwarna hijau zamrud. Titik akhir titrasi
ditandaidengan tepat berubahnya warna larutan dari ungu menjadi hijau $amrud laludihitung
kadar papaverin HCI serta dilakukan blanko.
DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby, dkk.,Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta. 2001