Anda di halaman 1dari 27

TITRASI BEBAS AIR

(Titration in nonaqueos solvent)


TITRASI BEBAS AIR
DEFINISI
Titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai
pengganti pelarut air untuk mempertajam titik akhir
titrasi asam atau basa lemah.
TITRASI BEBAS AIR

Dibidang farmasi teknik ini banyak dipakai


karena banyak obat bersifat asam atau basa
lemah yang sukar larut dalam air.
TITRASI BEBAS AIR

SYARAT - SYARAT
•Senyawa yang sukar / tidak larut dalam air

•Tidak mengandung H2O dan CO2

•Analit tidak reaktif


TITRASI BEBAS AIR

Reaksi yang terjadi pada titrasi bebas air dapat diterangkan


dengan konsep Bronsted dan Lowry

Asam sebagai donor proton dan Basa sebagai penerima


proton
HB ↔ H+ + B-
asam proton basa konjugasi

H+ + B- ↔ HB
Proton basa asam konjugasi
PELARUT
• Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh
kemampuan pelarut untuk menerima dan
melepaskan proton.
• Digolongkan berdasarkan kemampuan
memberi atau menerima proton dan bereaksi
atau tidaknya dengan sampel (solute)
PELARUT

Berdasarkan kemampuan memberi atau


menerima proton dibagi menjadi 4, yaitu :

1.Protogenic solvent
2.Protophilic solvent
3.Amphriprotic solvent
4.Aprotict solvent
Protogenic solvent

Adalah pelarut yang menghasilkan proton. Pelarut


kelompok ini kurang bermanfaat dalam titrasi
bebas air.

Contoh : asam-asam kuat seperti asam klorida


dan asam sulfat.
Protophilic solvent
(proto = proton, filik = suka) Adalah pelarut yang dapat
menaikkan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan
proton yang dimilikinya. Pelarut ini biasa digunakan dalam
analisis senyawa-senyawa yang bersifat asam lemah seperti
fenol.

Contoh : senyawa yang bersifat basa seperti n-butil amin,


piridin, dimetil formamid, trimetil amin.
Amphriprotic solvent

Adalah pelarut yang mempunyai sifat gabungan


dari protofilik dan protogenik sehingga pelarut ini
dapat menghasilkan atau menerima poton.

Contoh : air, alkohol, dan asam asetat glasial.


Aprotict solvent

Adalah pelarut yang dapat menurunkan ionisasi


asam-asam dan basa-basa. Termasuk dalam
kelompok pelarut ini adalah pelarut-pelarut non
polar.

Contoh : benzene, karbon tetraklorida serta


hidrokarbon alifatik.
PELARUT

Berdasarkan bereaksi atau tidaknya pelarut


dibagi menjadi dua, yaitu :

1.Leveling Solvent

2.Differentiating Solvent
Leveling Solvent

Adalah pelarut yang dapat bereaksi dengan


sempurna dengan solute

Contoh : air
Differentiating Solvent

Adalah Pelarut yang tidak dapat bereaksi


sempurna dengan solute. Dalam pelarut ini,
kekuatan asam atau basa dapat dilihat dari
harga K-nya.

HClO4 > HBr > H2SO4 > HCl > HNO3 > CH3COOH
PELARUT
Dalam memilih pelarut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1.Sifat asam-basa dari pelarut. Untuk menitrasi basa lemah,
maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam,dan demikian pula
sebaliknya. Misalnya, pada titrasi basa lemah, asam asetat lebih
baik daripada air.
2.Tetapan autoprotolisis dan Tetapan dielektrik
3.Melarutkan zat yang dititrasi dan tidak bereaksi baik dengan
zat yang dititrasi maupun dengan titran.
4.Murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak kompleks
5.Hasil titrasi berupa larutan atau kristal
SIFAT ASAM-BASA

• 2CH3COOH ↔ CH3COOH2+ + CH3COO-


ion asetonium ion asetat

Ion asetonium : asam terkuat (yang dapat


mempertinggi konsentrasi ion asetonium)

Ion asetat : basa terkuat (yang dapat


mempertinggi konsentrasi ion asetat)
INDIKATOR
• Pada titrasi bebas air, indikator bereaksi dengan
H+ atau melepaskan H+ dengan disertai
perubahan warna.

• Pemilihan indikator secara empiris


menggunakan potensiometer bersama-sama
dengan indikator visual yang diselidiki dan harus
memperlihatkan perubahan warna yang tajam
dekat dengan titik ekuaivalen
DETEKSI TITIK AKHIR TITRASI

1. Indikator
Asam : Kristal Violet, α-naftolbenzen, Metil merah, Alfazurin 2-G,
Melachite green

Basa : Biru Timol, fenoltalein, Azo violet, p-hidroksiazobenzen

2. Metode Potensiometri

3. Metode Konduktometri

4. Metode Amperometri
KEGUNAAN
• Penetapan asam-asam atau basa-basa lemah
yang tidak dapat ditetapkan dengan pelarut air
• Penetapan campuran asam-asam atau basa-
basa dengan kekuatan yang berbeda-beda
• Penetapan sampel yang sukar larut dalam air
• Sedian farmasi seperti tablet, kapsul, salep, dsb
dapat langsung ditetapkan tanpa melalui proses
ekstraksi apabila bahan-bahan pembawanya
tidak mengganggu
KEUNTUNGAN

Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu :

1.Metode ini cocok untuk titrasi asam-asam atau


basa-basa yang sangat lemah, dan

2.Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik


yang juga mampu melarutkan analit-analit organik.
KELEMAHAN
• Kebanyakan pelarut organik mempunyai koefisien
pemuaian yang besar, sehingga perubahan suhu
mengakibatkan perbedaan volume titran. Koreksi volume
titran dapat dihitung menggunakan rumus:

Vc = V/l + 0,001(t1-t2), dimana:

• Vc = volume titran setelah dikoreksi


• V = volume titran yang diukur
• t1 = suhu waktu standarisasi
• t2 = suhu waktu titrasi sampel
KELEMAHAN

• Adanya air mempengaruhi ketajaman titik akhir


titrasi

• Pada alkalimetri, CO2 dari udara dapat bereaksi


dengan titran
• Kebanyakan pelarut organik mahal
CONTOH ANALSIS TBA
ACIDIMETRI
Pelarut yang digunakan dalam titrasi basa lemah (Asidimetri)
•pelarut Netral : alkohol, kloroform, benzene, klorobenzena
•pelarut asam : asam format, asam asetat glasial, asam
propionat
 
Titran yang digunakan : asam perklorat
 
Indikator yang digunakan : oracat biru, kristal violet ,1-
naphtholbenzein (basa lemah) metil merah, metil oranye &
timol biru (basa kuat)
ALKALIMETRI
 

Pelarut yang digunakan dalam titrasi asam lemah


(Alkalimetri) : Ethylenediamine, n-butylamine, morfin
indonesia

Titran yang digunakan : natrium metoksida, litium metoksida,


Kalium metoksida, tetrabutil amonium hidroksida

Indikator yang digunakan : kristal violet, biru timol,


thymolphthalein, O-Nitro anilin titrasi
APLIKASI TITRASI BEBAS AIR

1. Obat Sulfa-SO2-NH-(asam) dengan alkali


metoksida (basa) dalam pelarut benzen-metanol
atau difenilformamida

2. Basa lemah(amina, asam amino dan anion


asam lemah) dalam asam asetat glasial dengan
asam perklorat.

Anda mungkin juga menyukai