(TITRATION IN NONAQUEOS
SOLVENT)
TITRASI BEBAS AIR
DEFINISI
SYARAT - SYARAT
H+ + B- ↔ HB
Proton basa asam konjugasi
PELARUT
• Kekuatan asam dan basa ditentukan oleh
kemampuan pelarut untuk menerima dan
melepaskan proton.
• Digolongkan berdasarkan kemampuan
memberi atau menerima proton dan
bereaksi atau tidaknya dengan sampel
(solute)
PELARUT
Berdasarkan kemampuan memberi atau menerima proton
dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Protogenic solvent
2. Protophilic solvent
3. Amphriprotic solvent
4. Aprotict solvent
PROTOGENIC SOLVENT
1.Leveling Solvent
2.Differentiating Solvent
LEVELING SOLVENT
Adalah pelarut yang dapat bereaksi dengan sempurna
dengan solute
Contoh : air
DIFFERENTIATING
SOLVENT
Adalah Pelarut yang tidak dapat bereaksi sempurna
dengan solute. Dalam pelarut ini, kekuatan asam atau
basa dapat dilihat dari harga K-nya.
HClO4 > HBr > H2SO4 > HCl > HNO3 > CH3COOH
PELARUT
Dalam memilih pelarut, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Sifat asam-basa dari pelarut. Untuk menitrasi basa lemah,
maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam,dan
demikian pula sebaliknya. Misalnya, pada titrasi basa
lemah, asam asetat lebih baik daripada air.
2.Tetapan autoprotolisis dan Tetapan dielektrik
3. Melarutkan zat yang dititrasi dan tidak bereaksi baik
dengan zat yang dititrasi maupun dengan titran.
4.Murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak
kompleks
5.Hasil titrasi berupa larutan atau kristal
SIFAT ASAM-BASA
• 2CH3COOH ↔ CH3COOH2+ + CH3COO-
ion asetonium ion asetat
2. Metode Potensiometri
3. Metode Konduktometri
4. Metode Amperometri
KEGUNAAN
• Penetapan asam-asam atau basa-basa lemah
yang tidak dapat ditetapkan dengan pelarut air
• Penetapan campuran asam-asam atau basa-
basa dengan kekuatan yang berbeda-beda
• Penetapan sampel yang sukar larut dalam air
• Sedian farmasi seperti tablet, kapsul, salep, dsb
dapat langsung ditetapkan tanpa melalui
proses ekstraksi apabila bahan-bahan
pembawanya tidak mengganggu
KEUNTUNGAN
Metode ini mempunyai dua keuntungan,
yaitu :