Anda di halaman 1dari 20

STANDARISASI LARUTAN

DEFINISI

- Standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan


untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu
larutan.
- Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya
telah diketahui.
- Larutan standar kadang-kadang dapat dibuat dari
sejumlah contoh solute yang diinginkan yang secara
teliti ditimbang dengan melarutkannya ke dalam
volume larutan yang secara teliti diukur volumenya.
- Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui dengan pasti.
- Larutan baku biasanya ditempatkan pada alat yang
namanya buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur
volume larutan baku.
- Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau
kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet
seukuran/ gondok(pipet volumetri) dan ditempatkan di
Erlenmeyer.
JENIS-JENIS LARUTAN STANDAR

Larutan baku ini ada 2 jenis yaitu larutan baku primer dan
larutan baku sekunder

Mengapa larutan baku ada 2 jenis?


Apa perbedaan antara larutan baku primer dan
sekunder ini?
Zat seperti apakah yang dapat digolongkan
sebagai larutan baku primer dan sekunder.
LARUTAN B AKU PRIMER

- Larutan yang dibuat dari zat yang memenuhi syarat-syarat


tertentu disebut larutan baku primer.
- Syarat agar suatu zat menjadi zat baku primer adalah Memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi; kering, tidak terpengaruh oleh
udara/lingkungan(zat tersebut stabil);mudah larut dalam air; dan
mempunyai massa ekivalen yang tinggi.
- Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit,
penimbangan yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan
dengan volume yang akurat
- Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah
asam oksalat (C2H2O4 2H2O), Boraks(Na2B4O710
H2O), asam benzoat(C6H5COOH)
LARUTAN BAKU SEKUNDER

- Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang zat terlarutnya


tidak harus zat yang tingkat kemurniannya tinggi.
- Larutan baku sekunder ini konsentrasinya ditentukan
berdasarkan standarisasi dengan cara titrasi terhadap larutan
baku primer.
- Larutan baku sekunder dapat digunakan larutan basa atau asam
dari senyawa anorganik misalnya NaOH, HCl. Larutan baku
sekunder ini umumnya tidak stabil sehingga perlu distandarisasi
ulang setiap minggu.
INDIKATOR

- Indikator harus dapat menunjukkan perubahan yang nyata, pada saat reaksi antara
larutan yang dititrasi dan larutan penitrasi sudah sempurna.
- Perubahan nyata yang ditunjukkan indikator disebut sebagai titik akhir titrasi.
- Perubahan nyata dari indikator dapat ditunjukkan dengan perubahan warna yang jelas
dari indikator.
- Secara ideal titik akhir titrasi harus sama dengan titik ekivalen, pada kenyataannya
keadaan ini sulit untuk dicapai karenanya pasti ada perbedaan antara kedua titik
tersebut.
- Perbedaan titik akhir titrasi dan titik ekivalen disebut kesalahan tittrasi. Kesalahan
titrasi harus dibuat sekecil mungkin agar kesalahan perhitungan tidak terlalu besar.
- Untuk reaksi asam basa maka indikatornya disebut indikator asam-basa.
INDIKATOR ASAM-BASA

- Indikator asam basa adalah suatu zat elektrolit yang sangat


lemah, dapat merupakan senyawa asam, basa, dan atau garam
organik yang memiliki warna berbeda pada larutan asam dan
basa.
- Perbedaan warna pada larutan asam dan larutan basa
merupakan karakteristik dari indikator, yang perubahannya tiba-
tiba tetapi menempati interval(range) pH kecil.
- Di bawah ini diberikan tabel beberapa indikator asam basa yang
umum digunakan dalam titrasi beserta perubahan warna yang
terjadi.
- PERUBAHAN WARNA DAN RANGE PH DARI BEBERAPA INDIKATOR
ASAM-BASA

No Nama Indikator Range pH Warna dalam Asam Basa


1 Timol Biru (asam) 1.2 - 2.8 Merah Kuning
2 Metil jingga 3.1 - 4.4 Merah Jingga
3 Brom Kresol Hijau 3.8 - 5.4 Kuning Biru
4 Metil Merah 4.2 - 6.3 Merah Kuning
5 Brom Timol Biru 6.0 - 7.6 Kuning Biru
6 Timol Biru (basa) 8.0 - 9.6 Kuning Biru
7 Fenolftalein 8.3 - 10.0 Tidak berwarna Merah
ASIDI-ALKALIMETRI

• Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui
proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena
pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.

• Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standar asam untuk


menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka,
asam oksalat, asam borat. Menggunakan asam kuat sebagai titrannya dan sebagai
analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa.

• Alkalimetri merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan


larutan standar basa untuk menentukan asam. Menggunakan basa kuat sebagai
titrannya dan analitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam
IODOMETRI

• Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium
• Titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak
langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium
yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3.
• Cara ini digunakan untuk penentuan oksidator H2O2. Pada oksidator
ditambahkan larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan
dititrasi dengan Na2S2O3.
• Contoh reaksi dengan Cu2+:

2 Cu 2+ + 4I– → 2CuI + I2
I2 + 2S2O32- → 2I– + S4O62-

• Sebagai indicator, digunakan larutan kanji/amylum. Titik akhir titrasi pada


iodometri apabila warna biru telah hilang.
PERMANGANOMETRI

- Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium


permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.
- Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator
kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.
• Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa.
Dalam suasana asam, kalium permanganat akan tereduksi menjadi Mn2+ dengan
persamaan reaksi :
MnO4- + 8 H+ + 5 e → Mn2+ + 4 H2O
• Dalam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan
asam sulfat cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat.
• Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan
yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan
permangant yang kita pergunakan encer, maka penambahanindikator dapat
dilakukan. Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam
N-fenil antranilat.
HASIL TITRASI
ARGENTOMETRI

• Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan


perak nitrat sebagai titran di mana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut.
• Metode argentometri disebut juga sebagai metode
pengendapan karena pada argentometri memerlukan
pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau
endapan.
• Argentometri merupakan metode umum untuk
menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain
yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3)
pada suasana tertentu.
GRAVIMETRI

• Analisis gravimetri merupakan salah satu metode


analisis kuantitatif dengan penimbangan. Tahap awal
analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang
ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang
terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan
pengendapan.
• Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan
penimbangan, banyaknya komponen yang dianalisis
ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang
hendak dianalisis, massa atom relatif, massa molekul
relatif dan berat endapan hasil reaksi.
- Penentuan kadar zat berdasarkan pengukuran berat analit atau senyawa yang
mengandung analit dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode pengendapan
melalui isolasi endapan sukar larut dari suatu komposisi yang tak diketahui dan
metode penguapan dimana larutan yang mengandung analit diuapkan, ditimbang, dan
kehilangan berat dihitung.
- Contoh :
Pada percobaan ini, gravimetri digunakan untuk melakukan penetapan kadar air dan
kadar abu bubuk temu giring (Curcuma heyneana). Temu giring adalah semak semusim
yang hidup secara liar di pekarangan dan ladang pada tanah lembab dan sedikit cahaya.
Zat kimia yang terkandung dalam temu giring antara lain minyak atsiri dan zat pati.
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan berupa bubuk temu giring, bukan bahan
segar temu giring. Penetapan kadar air bubuk temu giring dilakukan berdasarkan
metode penguapan, sedangkan penetapan kadar abu bubuk temu giring
dilakukan berdasarkan metode pengendapan.
• Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N
(normalitas) atau M (molaritas).
• Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi
telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo
dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH.
• Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara
stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
• Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator
yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan
larutan standar.
• Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan
titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat
mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa.

Anda mungkin juga menyukai