Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, fuat cepat, pariwisata, dan rekreasi (pasal 1 butir 14 UU No. 5 Tahun
1990).
Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para
perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan
kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional
Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari
serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris
Pusaka Sumelang Gandring.
C. Persebaran Taman Nasional di Kalimantan
Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus),
orangutan (Pongo satyrus),bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus
muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca
nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus),
rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam
hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis),
kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah
menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit
untuk dilihat.
Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil),
rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus),
delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau raja
(Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri). Kuau
kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan
manusia di dalam hutan.
Jenis primata yang ada yaitu tangkasi/podi (Tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam
(Macaca nigra nigra). Satwa langka dan dilindungi lainnya seperti anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis), anoa pegunungan (B. quarlesi), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), kuskus
kerdil (Strigocuscus celebensis celebensis), rusa (Cervus timorensis djonga), babirusa
(Babyrousa babyrussa celebensis), dan musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii
musschenbroekii).
Selain terdapat beberapa fuat cepat jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster
plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga
jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang(Lepidochelys
olivacea).
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis
tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse
(Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.). Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola
(Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga
(Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus
berongga (Nautilus pompillius). Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys
coriacea).
Selain itu terdapat juga mamalia seperti rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus),
babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus)
dankerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca
(Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp. Tercatat terdapat 111
jenis burung, antara lain ; burung gosong (Megapodius reinwardt), kakatua jambul kuning
(Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia streptriata),tekukur (Streptopelia chinensis), pergam
hijau (Ducula aenea), Philemon buceroides, burung raja udang (Halcyon chloris), dan burung
kacamata laut (Zosterops chloris). Terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis
reptil lainnya, antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris),ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda colubrina), kadal
(Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
dan penyu hijau(Chelonia mydas).
Burung kakatua seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau Maluku, keberadaannya
terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan habitatnya. Satwa
lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger
orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak
(Pardofelis marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas), duyung (Dugong dugon), penyu
hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209
jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranyabutterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish,
rabbitfish, dan anemonefish. Jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong
strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conusspp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan
kima raksasa (Tridacna gigas). Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman
nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu
lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung
(Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba,
dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.