Anda di halaman 1dari 14

TUGAS GEOGRAFI

PETA PERSEBARAN TAMAN NASIONAL DI INDONESIA


KD. .......................................................................................
KELAS XI IPS 1

NAMA : RENDI SETIAWAN


NIS : 0042745800

SMA NEGERI 5 KOTA METRO


2020
PETA PERSEBARAN TAMAN NASIONAL DI INDONESIA

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, fuat cepat, pariwisata, dan rekreasi (pasal 1 butir 14 UU No. 5 Tahun
1990).

A. Persebaran Taman Nasional di Sumatra

1. Taman Nasional Bukit Barisan (TN Gunung Lauser)


Terletak di antara Aceh - Sumatera Utara. Kawasan hutan hujan tropis dataran tinggi yang
melindungi orangutan sumatera (Pongo pygmaeus abelii), sarudung (Hylobates lar), siamang
(Hylobates syndactilus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca
nemestriana) dan kedih (Presbytis thomasi). Satwa karnivora di antaranya: fuat cepat macan
dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus), harimau sumatera(Phantera
tigris Sumatraensis). Satwa herbivora yang ada di taman nasional ini adalah gajah sumatera
(Elephas maximus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatraensis), dan rusa sambar (Cervus
unicolor). 

2. Taman Nasional Bukit Tigapuluh


Terletak di antara Riau - Jambi. Kawasan fuat cepat hutan hujan tropis yang merupakan habitat
harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis),
beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau
(Argusianus argus argus) dan lain-lain. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
terdiri dari beberapa suku dengan adat istiadat dan budaya yang relatif masih sangat tradisional
yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang Mamak dan lain-lain. 

3. Taman Nasional Bukit Duabelas


Terletak di Jambi yang merupakan kawasan hutan hujan tropis. Taman nasional ini merupakan
habitat dari satwa langka dan dilindungi seperti siamang (Hylobates syndactylus syndactylus),
beruk (Macaca nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kancil (Tragulus javanicus
kanchil), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), kijang (Muntiacus muntjak
montanus), meong congkok (Prionailurus bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra
sumatrana), ajag (Cuon alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), elang ular
bido (Spilornis cheela malayensis), dan lain-lain. Masyarakat asli suku Anak Dalam (Orang
Rimba) telah mendiami hutan Taman Nasional Bukit Duabelas selama puluhan tahun sebagai
daerah pengembaraan.
4. Taman Nasional Sibereut 
Terletak di fuat cepat Pulau Mentawai, Sumatra Barat. Seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan
primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove.
Taman Nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-
daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja
(Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu). 

5. Taman Nasional Kerinci Seblat 


Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdapat di Bengkulu merupakan perwakilan tipe ekosistem
hutan hujan dataran rendah sampai ekosistem sub-alpin serta beberapa ekosistem yang khas
antara lain rawa gambut, rawa air tawar dan danau. Potensi lainnya yang menarik perhatian
pengunjung di taman nasional ini, seperti pengamatan suara burung rangkong (Buceros
rhinoceros sumatranus) dan julang (Aceros undulatus undulatus) serta suara tawa histeri yang
menakjubkan dari burung gading (Rhinoplax vigil); adanya kucing emas (Catopuma temminckii
temminckii) yang sangat misterius; serta adanya misteri yang belum terpecahkan tentang sejenis
satwa primata yang berjalan tegak dan cepat sekali menghilang diantara pohon, dimana
masyarakat setempat menamakannya “orang pendek”.

6. Taman Nasional Berbak 


Taman Nasional Berbak yang terdapat di Jambi merupakan kawasan pelestarian alam untuk
konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia.
Taman Nasional bernak juga merupakan habitat Harimau Suatra, Badak Sumatera (Dicerorhinus
sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis burung seperti
Kuntul Cina (Egretta eulophotus), Banagu Tong-tong (Leptoptilos javanicus), semua jenis
Udang (Alcedinidae spp), Bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), Kura-kura Gading
(Orlitia borneensis), dan Tuntong (Batagur baska). Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat
dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung
tersebut terbang secara berkelompok.

7. Taman Nasional Sembilang


Taman Nasional Sembilang merupakan perwakilan hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar,
dan hutan riparian (tepi sungai) di Propinsi Sumatera Selatan. Daerah-daerah pantai/hutan
terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus
indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing mas (Catopuma temminckii
temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya (Crocodylus porosus), biawak
(Varanus salvator), ikan sembilang (Plotusus canius), labi-labi besar (Chitra indica), lumba-
lumba air tawar (Orcaella brevirostris), dan berbagai jenis burung yang bermigrasi dari Siberia. 

8. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan


Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit
Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan pamah tropika fuat
cepat sampai pegunungan di Bengkulu hingga Lampung. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis),
siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil
(Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). 
9. Taman Nasional Way Kambas 
Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang
terdiri dari fuat cepat hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai
di Lampung. Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis
sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan
(Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung
diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi),
bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus
argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan
insekta.

B. Persebaran Taman Nasional di Jawa

1. Taman Nasional Ujung Kulon


Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran
rendah yang tersisa dan terluas di Banten, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan
hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga
tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan
ekosistem daratan.Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang
hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua,
glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan
unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan
sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter
untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di daun-daun yang rantingnya
menjulur di atas permukaan air

2. Taman Nasional Kepulauan Seribu


Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan kawasan pelestarian alam
bahari fuat cepat di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km sebelah Utara Jakarta. Terdapat
78 pulau besar-kecil dengan ketinggian tidak lebih dari tiga meter dpl., dan semuanya
merupakan gugusan pulau karang.Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan tempat
peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Penyu sisik
dan penyu hijau yang merupakan satwa langka dan jarang ditemukan di perairan lain terutama
pantai Utara Pulau Jawa, ditangkarkan di Pulau Semak Daun. 
3. Taman Nasional Gunung Halimun
Taman Nasional Gunung Halimun merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran
rendah, hutan sub-montana dan hutan montana di Jawa Barat. Hampir seluruh hutan di taman
nasional ini berada di dataran pegunungan dengan beberapa sungai dan air terjun, yang
merupakan perlindungan fungsi hidrologis di Kabupaten Bogor, Lebak, dan Sukabumi. Taman
Nasional Gunung Halimun merupakan habitat dari beberapa satwa mamalia seperti owa
(Hylobates moloch), kancil (Tragulus javanicus javanicus), surili (Presbytis comata comata),
lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), macan
tutul (Panthera pardus melas), dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus). Terdapat kurang lebih
204 jenis burung dan 90 jenis diantaranya merupakan burung yang menetap serta 35 jenis
merupakan jenis endemik di Jawa termasuk burung elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Selain itu
terdapat dua jenis burung yang terancam punah yaitu burung cica matahari (Crocias albonotatus)
dan burung poksai kuda (Garrulax rufifrons). Burung elang Jawa yang identik dengan lambang
negara Indonesia (burung garuda), cukup banyak dijumpai di Taman Nasional Gunung Halimun.

4. Taman Nasional Gunung Gede


Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan kosistem yang terdiri dari ekosistem sub-
montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana. Keadaan alamnya fuat cepat yang khas
dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu laboratorium
alam yang menarik minat para peneliti internasional seperti F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E.
Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van
Leeuen (1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai
dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan tahun
1972.Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung Gede-
Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), dan lutung budeng
(Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus
melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan
musang tenggorokan kuning (Martes flavigula). 

5. Taman Nasional Kepulauan Karimun Jawa


Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem
hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu
karang di utara Jawa Tengah. Jenis terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa merupakan
terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan
beberapa taka (patch reef). Biota laut lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis
cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga
(Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima. Keanekaragaman satwa darat di taman nasional ini tidak
terlalu tinggi dibandingkan dengan satwa perairan. Satwa darat yang umum dijumpai antara lain
rusa (Cervus timorensis subspec), kera ekor panjang (Macaca fascicularis karimondjawae); 40
jenis burung seperti pergam hijau (Ducula aenea), elang laut perut putih (Haliaeetus
leucogaster), trocokan/merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), betet (Psittacula alexandri),
penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan ular edhor. Burung
elang laut perut putih merupakan satwa yang terancam punah di dunia.

6. Taman Nasional Gunung Bromo Tengger


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan
sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.Satwa langka dan
dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa
(Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ),
ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan
berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros
rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus
macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu
Regulo, dan Ranu Kumbolo.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya
kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar,
yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut.
7. Taman Nasional Merubetiri
Taman Nasional Meru Betiri merupakan perwakilan ekosistem mangrove, hutan rawa, dan hutan
hujan dataran rendah di selatan Jawa Timur (Jember). Taman Nasional Meru Betiri terkenal
sebagai habitat terakhir fuat cepat harimau loreng Jawa (Panthera tigris sondaica) yang langka
dan dilindungi. Sampai saat ini, satwa tersebut tidak pernah dapat ditemukan lagi dan
diperkirakan telah punah. Punahnya harimau loreng Jawa berarti punahnya tiga jenis harimau
dari delapan jenis yang ada di dunia (harimau Kaspia di Iran, harimau Bali dan harimau Jawa di
Indonesia). Selain itu, Taman Nasional Meru Betiri memiliki potensi satwa dilindungi yang
terdiri dari 29 jenis mamalia, dan 180 jenis burung. Satwa tersebut diantaranya banteng (Bos
javanicus javanicus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), macan tutul (Panthera pardus
melas), ajag (Cuon alpinus javanicus), kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), rusa
(Cervus timorensis russa), bajing terbang ekor merah (Iomys horsfieldii), merak (Pavo muticus),
penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau
(Chelonia mydas), dan penyu ridel/lekang (Lepidochelys olivacea).

8. Taman Nasional Baluran


Taman Nasional Baluran fuat cepat merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering
di Jawa Timur (Situbondo), terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim,
hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran. Terdapat
26 jenis mamalia diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis),
ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis
russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing
bakau (Prionailurus viverrinus). Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman
Nasional Baluran. Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung diantaranya termasuk yang langka
seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung
merak (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros
convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).

9. Taman Nasional Alas Purwo


Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran
rendah di ujung timur Pulau Jawa (Banyuwangi).Taman Nasional Alas Purwo merupakan habitat
dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos
javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan
(Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing
bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang
(Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman
nasional ini pada bulan Januari s/d September.Pada periode bulan Oktober-Desember di Segoro
Anakan dapat dilihat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia diantaranya cekakak suci
(Halcyon chloris/ Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil
pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).

Plengkung yang berada di sebelah Selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para
perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan
kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional
Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari
serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris
Pusaka Sumelang Gandring.
C. Persebaran Taman Nasional di Kalimantan

1. Taman Nasional Gunung Palung


Taman Nasional Gunung Palung terletak di Ketapang, Kalimantan Barat merupakan salah satu
kawasan pelestarian alam yang memiliki keaneka-ragaman hayati bernilai tinggi, dan berbagai
tipe ekosistem antara lain hutan mangrove, hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar,
hutan pamah tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut. Tumbuhan yang
tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata), yang mudah
dilihat di Sungai Matan terutama pada bulan Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat
pada bentuk bunga yang bertanda dengan warna hijau dengan kombinasi bercak hitam pada
bagian tengah bunga, dan lama mekar antara 5-6 hari.

Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus),
orangutan (Pongo satyrus),bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus
muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca
nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus),
rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam
hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis),
kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah
menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit
untuk dilihat.

2. Taman Nasional Danau Sentarum


Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan
rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan Barat (Kapuas Hulu). Danau itu terbentuk
akibat terjadinya meander and oxbow lake atau perluasan dari dataran banjir. Misalnya, danau
ini menampung kelebihan air Sungai Kapuas pada musim banjir dan mengisi kembali ke alur
Sungai Kapuas pada musim kemarau.Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di
taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari
muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang
mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai
pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum
menjadi daerah penyedia sekaligus sebagai pemasok terbesar ikan hias air tawar diantaranya
adalah arwana (scleropages fourmosus) dan ulanguli (botia macracranthus) yang berhasil
menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
3. Taman Nasional Betung Kerihun 
Taman Nasional Betung Kerihun yang terletak di Kab. Kapuas Hulu (Kalbar) memiliki topografi
berupa perbukitan, dari bentangan Pegunungan Muller yang menghubungkan fuat cepat Gunung
Betung dan Gunung Kerihun, sekaligus sebagai pembatas antara wilayah Indonesia dengan
Serawak, Malaysia. Satwa yang mendominasi dan paling sering terlihat adalah orangutan (Pongo
satyrus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa
Kalimantan (Hylobates muelleri), klasi (Presbytis rubicunda rubicunda), beruang madu
(Helarctos malayanus euryspilus), lutra (Lutra sumatrana), dan kancil (Tragulus napu
borneanus). Diantara keluarga Bucerotidae yang terdapat di taman nasional ini, yang paling
menonjol adalah burung julang emas (Aceros undulatus) dan enggang gading (Rhinoplax vigil)
yang merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.

4. Taman Nasional Bukit Raya


Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan Kawasan konservasi yang menjadi taman
nasional yang terletak di jantung Pulau Kalimantan, tepatnya di perbatasan antara provinsi
Kalimantan Barat (Sintang) dengan Kalimantan Tengah (Kotawaringin). Kawasan hutan Taman
Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominasi oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner.
Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika
pegunungan dengan kelembaban relatif tinggi (86%). Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara
lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo satyrus), beruang madu (Helarctos
malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus
coucang borneanus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang (Petaurista elegans
banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga).

Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil),
rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus),
delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau raja
(Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri). Kuau
kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan
manusia di dalam hutan.

5. Taman Nasional Tanjung Puting


Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung
barat daya Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Taman Nasional Tanjung Puting
memiliki beberapa tipe ekosistem yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan
tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.Jenis
satwa langka endemik dan dilindungi yang terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting
antara lain orangutan (Pongo satyrus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis
rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil (Tragulus javanicus klossi),
macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis
borneoensis).Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai
pusat rehabilitasi orangutan. Terdapat tiga buah lokasi untuk rehabilitasi orangutan yaitu di
Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.

6. Taman Nasional Kayan Mentarang 


Taman Nasional Kayan Mentarang terletak fuat cepat di Kabupaten Bulungan, Provinsi
Kalimantan Utara merupakan suatu kesatuan kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua yang
terbesar dan masih tersisa di Kalimantan dan seluruh Asia Tenggara.Beberapa jenis mamalia
langka seperti macan dahan (Neofelis nebulosa), beruang madu (Helarctos malayanus
euryspilus), lutung dahi putih (Presbytis frontata frontata), dan banteng (Bos javanicus
lowi).Banyak peninggalan arkeologi berupa kuburan dan alat-alat dari batu yang terdapat di
taman nasional (umurnya lebih 350 tahun), dan diperkirakan merupakan situs arkeologi yang
sangat penting di Kalimantan. 
7. Taman Nasional Kutai 
Taman Nasional Kutai atau biasa disingkat TNK adalah sebuah taman nasional yang berada di
wilayah Kabupaten Kutai Timur dan sebagian kecil wilayah Kota Bontang, Kalimantan
Timur.Taman Nasional Kutai memiliki berbagai tipe vegetasi utama yaitu vegetasi hutan
pantai/mangrove, hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan dataran rendah, hutan
ulin/meranti/kapur dan hutan Dipterocarpaceae campuran. Taman nasional ini merupakan
perwakilan hutan ulin yang paling luas di Indonesia.Disamping memiliki potensi
keanekaragaman tumbuhan, taman nasional ini juga memiliki potensi keanekaragaman satwa
yang tinggi, yaitu dari kelompok primata seperti orangutan (Pongo satyrus), owa kalimantan
(Hylobates muelleri), bekantan (Nasalis larvatus), kera ekor panjang(Macaca fascicularis
fascicularis), beruk (M. nemestrina nemestrina), dan kukang (Nyticebus coucang borneanus).
Kelompok ini dapat dijumpai di Teluk Kaba, Prevab-Mentoko dan Sangkimah. Kelompok
ungulata seperti banteng (Bos javanicus lowi), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), kijang
(Muntiacus muntjak pleiharicus), dan kancil (Tragulus javanicus klossi). Kelompok ini dapat
dijumpai di seluruh kawasan Taman Nasional Kutai. Kelompok carnivora seperti beruang madu
(Helarctos malayanus euryspilus) bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), elang laut perut
putih (Haliaeetus leucogaster), pergam raja/hijau (Ducula aenea), ayam hutan (Gallus sp.),
beo/tiong emas (Gracula religiosa), dan pecuk ular asia (Anhinga melanogaster melanogaster).

D. Persebaran Taman Nasional di Sulawesi

1. Taman Nasional Bunaken 


Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman
ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan
juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut.Taman Nasional Bunaken
merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan
bakau, padang lamun, fuat cepat terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.Potensi daratan
pulau-pulau taman nasional ini kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis
satwa yang ada di daratan dan pesisir antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa
(Cervus timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus). 

2. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone


Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah taman nasional yang terletak di Semenanjung
Minahassa, Sulawesi.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang sebelumnya bernama
Dumoga Bone, memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan geografi daerah
Indomalayan di sebelah Barat dan Papua-Australia di sebelah Timur (Wallaceae Area). Sebagian
besar satwa yang ada di taman nasional merupakan satwa khas/endemik pulau Sulawesi seperti
monyet hitam/yaki (Macaca nigra nigra), monyet dumoga bone (M. nigrescens), tangkasi
(Tarsius spectrum spectrum), musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii
musschenbroekii), anoa besar (Bubalus depressicornis), anoa kecil (B. quarlesi), babirusa
(Babyrousa babirussa celebensis), dan berbagai jenis burung. Satwa burung yang menjadi
maskot taman nasional adalah maleo (Macrocephalon maleo), dan kelelewar bone (Bonea
bidens) merupakan satwa endemik taman nasional.

3. Taman Nasional Lore Lindu


Taman Nasional Lore Lindu merupakan taman nasional di Indonesia yang terletak di provinsi
Sulawesi Tengah dan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. Taman Nasional Lore
Lindu memiliki berbagai tipe ekosistem yaitu hutan pamah tropika, hutan pegunungan bawah,
hutan pegunungan sampai hutan dengan komposisi jenis yang berbeda.Lebih dari 50 persen
satwa yang terdapat di kawasan ini merupakan endemik Sulawesi diantaranya kera tonkean
(Macaca tonkeana tonkeana), babi rusa (Babyrousa babyrussa celebensis), tangkasi (Tarsius
diannae dan T. pumilus), kuskus (Ailurops ursinus furvus dan Strigocuscus celebensis
callenfelsi), maleo (Macrocephalon maleo), katak Sulawesi (Bufo celebensis), musang Sulawesi
(Macrogalidia musschenbroekii musschenbroekii), tikus Sulawesi (Rattus celebensis),
kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus), ular emas (Elaphe erythrura), dan ikan endemik
yang berada di Danau Lindu (Xenopoecilus sarasinorum).Disamping kekayaan dan keunikan
sumberdaya alam hayati, taman nasional ini juga memiliki kumpulan batuan megalitik yang
bagus dan merupakan salah satu monumen megalitik terbaik di Indonesia.

4. Taman Nasional Rawa Watumohai 


Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah taman nasional yang terletak di provinsi
Sulawesi Tenggara, Indonesia. Rawa Aopa Watumohai ditetapkan sebagai taman nasional pada
tahun 1989, dan memiliki wilayah seluas 1.050 km². Vegetasi savana di taman nasional ini
memiliki ciri khas dan keunikan, karena merupakan asosiasi antara padang rumput dengan
tumbuhan agel, lontar dan bambu duri serta semak belukar, juga tumbuhan di sepanjang sungai-
sungai yang mengalir di padang savana tersebut. Kawasan ini juga menjadi habitat berbagai jenis
burung, tercatat 155 jenis burung ada di dalamnya, 32 jenis diantaranya tergolong langka dan 37
jenis tergolong endemik. Burung-burung tersebut antara lain maleo (Macrocephalon maleo),
bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus episcopus),
raja udang kalung putih (Halcyon chloris chloris), kakatua putih besar (Cacatua galerita triton),
elang-alap dada-merah (Accipiter rhodogaster rhodogaster), merpati hitam Sulawesi (Turacoena
manadensis), dan punai emas (Caloena nicobarica), Terdapat satu jenis burung endemik di
Sulawesi Tenggara yaitu kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum). Burung tersebut tidak
pernah terlihat selama puluhan tahun yang lalu, namun saat ini terlihat ada di Taman Nasional
Rawa Aopa Watumohai.

Jenis primata yang ada yaitu tangkasi/podi (Tarsius spectrum spectrum) dan monyet hitam
(Macaca nigra nigra). Satwa langka dan dilindungi lainnya seperti anoa dataran rendah (Bubalus
depressicornis), anoa pegunungan (B. quarlesi), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), kuskus
kerdil (Strigocuscus celebensis celebensis), rusa (Cervus timorensis djonga), babirusa
(Babyrousa babyrussa celebensis), dan musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii
musschenbroekii).

5. Taman Nasional Wakatobi 


Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasoinal di Indonesia, yang
terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.Taman nasional ini memiliki 25 buah
gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600
km. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi
perdagangan dan ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso
unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah
(Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon
specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea,
dan lain-lain.

Selain terdapat beberapa fuat cepat jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster
plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga
jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang(Lepidochelys
olivacea).

6. Taman Nasional Taka Bonerate


Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah
Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar
220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km². Terumbu karang
yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi,
Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan
lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol
(barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah
dan relatif masih utuh.

Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis
tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse
(Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.). Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola
(Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga
(Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus
berongga (Nautilus pompillius). Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys
coriacea).

Persebaran Taman Nasional di Nusa Tenggara

1. Taman Nasional Gunung Rinjani


Terletak di Kabupaten Lombok Barat, Tengah, dan Timur merupakan wilayah hutan hujan
pegunungan dan savana.Selain fuat cepat terdapat satu jenis mamalia endemik yaitu musang
rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus), juga terdapat kijang (Muntiacus muntjak
nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica),
burung cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula lacernulata
sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis broderipii), dan beberapa jenis reptilia. 

2. Taman Nasional Pulau Komodo


Terletak di Kabupaten Manggarai Barat merupakan wilayah savana sebagai habitat reptil
terbesar dan tertua yaitu Komodo.Terdapat Padang Rumput dan Hutan Savana yang luasnya fuat
cepat mencapai kurang lebih 70% dari luas Taman Nasional Komodo. Tumbuh berbagai jenis
rumput di antaranya; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon contortus, Themeda
gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohon lontar(Borassus flobellifer) yang
merupakan tumbuhan khas dari tempat ini. Musim kawin komodo terjadi pada bulan Juli -
Agustus. Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan
menetas 6 - 9 bulan kemudian.

Selain itu terdapat juga mamalia seperti rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus),
babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus)
dankerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca
(Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp. Tercatat terdapat 111
jenis burung, antara lain ; burung gosong (Megapodius reinwardt), kakatua jambul kuning
(Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia streptriata),tekukur (Streptopelia chinensis), pergam
hijau (Ducula aenea), Philemon buceroides, burung raja udang (Halcyon chloris), dan burung
kacamata laut (Zosterops chloris). Terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis
reptil lainnya, antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris),ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda colubrina), kadal
(Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata),
dan penyu hijau(Chelonia mydas).

3. Taman Nasional Manupea Tanah Daru 


Terletak di Kabupaten Sumba Barat dan Timur merupakan wilayah perbukitan, savana dan hutan
musin.Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru merupakan perwakilan hutan musim semi-peluruh
dataran rendah yang tersisa di Sumba. Sebagian besar kawasan hutan di fuat cepat taman
nasional tersebut berupa tebing-tebing terjal, yang muncul mulai dari permukaan laut sampai
ketinggian 600 meter.Satwa yang ada pada kawasan taman nasional ini sebanyak 87 jenis burung
termasuk 7 jenis endemik pulau Sumba yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea
citrinocristata), julang Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron teysmannii), sikatan
Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba
(Nectarinia buettikoferi). Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang
paling langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba. Taman Nasional Manupeu-Tanah
Daru memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk tujuh endemik Pulau Sumba yaitu Papilio
neumoegenii, Ideopsis oberthurii, Delias fasciata, Junonia adulatrix, Athyma karita, Sumalia
chilo, dan Elimnia amoena. 

4. Taman Nasional Laiwang Langgaweti 


Kabupaten Sumba Timur merupakan wilayah hutan musim pegunungan dan savana. Taman
Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor
panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular
sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus). Selain itu, merupakan
populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii)
dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka
(Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba (Ficedula harterti),
kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi).
Tercatat sebanyak 43 fuat cepat jenis kupu-kupu termasuk tiga jenis endemik di Nusa Tenggara
yaitu kupu-kupu halipron (Troides haliphron naias), Elimnias amoena, Sumalia chilo, Ideopsis
oberthurii, dan Athyma karita.Di sekitar Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti banyak
dijumpai kuburan kuno yang diukir dengan beberapa motif seperti kuda, kerbau, orang lelaki dan
wanita. Kuburan kuno ini merupakan simbol dan status sosial dari keluarga yang ditinggalkan.

Persebaran Taman Nasional di Maluku dan Papua

1. Taman Nasional Manusela


Taman Nasional Manusela adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan Maluku,
Indonesia. Gunung Binaya, dengan fuat cepat ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung
tertinggi di taman ini. Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14
jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri
kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli
dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon
(Alisterus amboinensis).

Burung kakatua seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau Maluku, keberadaannya
terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan habitatnya. Satwa
lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger
orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak
(Pardofelis marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas), duyung (Dugong dugon), penyu
hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu.

2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih


Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di
Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai fuat cepat, daratan pulau-pulau, terumbu karang,
dan perairan lautan.Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut
terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%),
terumbu karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%). 

Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209
jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranyabutterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish,
rabbitfish, dan anemonefish. Jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong
strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conusspp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan
kima raksasa (Tridacna gigas). Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman
nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu
lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung
(Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba,
dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

3. Taman Nasional Lorenz 


Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua,
Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha; Lorentz merupakan taman nasional terbesar
di Asia Tenggara.Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula
beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai fuat cepat yang
menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Balliem. Jenis burung endemik
diantaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis
monorthonyx). Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus
bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing
hutan, dan kanguru pohon. 

4. Taman Nasional Wasur 


Taman Nasional Wasur merupakan bagian dari lahan basah terbesar di Papua dan sedikit
terganggu oleh aktivitas manusia. Biodiversitasnya membuat taman ini dijuluki sebagai
"Serengeti Papua".Sekitar 70 persen dari luas kawasan taman nasional berupa fuat cepat vegetasi
savana, sedang lainnya berupa vegetasi hutan rawa, hutan musim, hutan pantai, hutan bambu,
padang rumput dan hutan rawa sagu yang cukup luas. Jenis satwa yang umum dijumpai antara
lain kanguru pohon (Dendrolagus spadix), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), kasuari gelambir
(Casuarius casuarius sclateri), dara mahkota/mambruk (Goura cristata), cendrawasih kuning
besar (Paradisea apoda novaeguineae), cendrawasih raja (Cicinnurus regius rex), cendrawasih
merah (Paradisea rubra), buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae), dan buaya air asin (C.
porosus).

Anda mungkin juga menyukai