Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

DI KLINIK AS-SYIFA HUSADA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Stase Manajemen dalam Pendidikan Profesi
Pembimbing: Fatmasari, SST, M.Keb

Disusun Oleh:

Rindang Atikah Kusuma P. (190070500111058)


Annisa Istighfari Hernanda R (190070500111044)
Anikmahtul Choiriah (190070500111014)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik sehingga
dapat memenuhi tugas dalam Stase Manajemen. Makalah ini kami susun untuk
memberikan informasi mengenai manajemen yang kami kaji pada Klinik As-Syifa
Husada. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wimbuh WInarno
selaku Ketua Yayasan Klinik As-Syifa, Ibu Suhartiningtyas, SST, M.M.Kes sebagai
pembimbing lahan kami serta dosen kami, Ibu Fatmasari SST, M.Keb yang telah
membimbing kami dalam menyusun laporan ini.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat. Atas
perhatianya, kami ucapkan terima kasih.

Malang, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 5
1.3 Manfaat .............................................................................................................. 5
1.4 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................. 6
HASIL PENGKAJIAN....................................................................................................... 6
2.1 Lingkup Men...................................................................................................... 6
2.2 Lingkup Materials ............................................................................................. 8
2.3 Lingkup Money ............................................................................................... 13
2.4 Lingkup Machinery ......................................................................................... 14
2.5 Lingkup Market ............................................................................................... 14
2.6 Lingkup Methods ............................................................................................ 18
2.7 Hasil Analisa SWOT ...................................................................................... 21
2.8 Diagram ........................................................................................................... 26
2.9 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 26
2.10 Prioritas Masalah ............................................................................................ 27
BAB III .............................................................................................................................. 30
RENCANA STRATEGIS ............................................................................................... 30
3.1 Rencana Strategis Klinik As-Syifa Husada ................................................ 30
BAB IV.............................................................................................................................. 31
PENUTUP ....................................................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 31
4.2 Saran ................................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 33

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana dijelaskan PERDA Kabupaten Malang Nomor 17 tahun 2008,
bahwa dngan meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan pelayanan di
bidang kesehatan yang mencakup penyelenggaraan pelayanan kesehatan
swasta, maka diperlukan adanya pembinaan, pengawasan dan pengendalian
dalam penyelenggaraannya. Penjelasan tersebut sejalan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 mengenai fasilitas kesehatan termasuk
Klinik, dimana permenkes menyebutkan bahwa klinik merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik. Masih belum ada
data klinik swasta yang dapat diakses secara online, hanya saja semakin
bertambahnya tahun, semakin banyak jumlah penduduk dan diikuti oleh
berkembangnya klinik atau rumah sakit baru. Dewasa ini, hampir seluruh fasilitas
kesehatan memberika upaya maksimal untuk terus berkembang secara kuantitas
maupun kualitas, dimana hal tersebut dikaji melalui ilmu manajemen untuk
mengembangkan sistem manajemen dari fasilitas kesehatan itu sendiri.

Pengembangan sistem diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemberi


pelayanan dan penerima pelayanan, dimana pengembangan sistem berarti
menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem
dapat dilakukan dengan metode SDLC atau system Development Life Cycle,
prototyping, evolusioner, dan metode re-useable. Pengembangan sistem internal
dari fasilitas kesehatan terutama klinik juga dapat dilakukan secara berkala
dengan mengkaji aspek-aspek yang ada pada manajemen fasilitas kesehatan
seperti 6M, yaitu Man, Material, Method, Money, Market, dan Machine. Aspek-
aspek tersebut dapat dikaji secara berkala. Pengembangan sistem untuk
mencapai pelayanan yang optimal inilah yang melatarbelakangi kami sebagai
bidan muda fakultas kedokteran Universitas Brawijaya untuk melakukan
pengkajian terhadap tatakelola Klinik As-Syifa di Desa Karanganyar, Kecamatan
Poncokusumo, Malang.

4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan pengkajian manajemen di klinik As-Syifa Husada meliputi 6M
(Man, Material, Method, Machinery, Money, dan Market).
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1. Melakukan pengkajian dan menganalisa 6 aspek manajemen
Klinik As-Syifa Husada.
1.2.2.2. Melakukan analisa 6M Klinik As-Syifa Husada.
1.2.2.3. Merumuskan prioritas masalah yang ada di Klinik As-Syifa
Husada.
1.2.2.4. Menyusun PoA berdasarkan masalah yang ada di Klinik As-Syifa
Husada.
1.2.2.5. Melakukan implementasi berdasarkan PoA yang telah tersusun.
1.2.2.6. Melakukan evaluasi sebagai langkah akhir.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klinik As-Syifa
Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
sistem pelayanan yang lebih baik di Klinik As-Syifa husada.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang manajemen
pelayanan terutama di fasilitas kesehatan klinik, serta dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menganalisa dan
mengevaluasi manajemen suatu pelayanan kesehatan.
1.3.3 Bagi Instansi
Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan manajemen pelayanan
yang lebih baik di fasilitas kesehatan tingkat klinik.

1.4 Waktu dan Tempat


Waktu : 14 November – 18 Desember 2020
Tempat : Klinik As-Syifa Husada

5
BAB II
HASIL PENGKAJIAN

2.1 Lingkup Men


2.1.1 Jumlah Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang bertugas pada Klinik As-Syifa Husada memiliki
tenaga kerja yang terdiri dari tiga dokter umum, satu dokter kandungan, empat
bidan, dua perawat, satu staf administrasi, satu staf ahli dapur, dan satu staf
kebersihan. Semua tenaga yang bertugas di Klinik As-Syifa terdiri dari:
 Wimbuh Winarno
 dr. Wiratmoko Radeta
 dr. Wahyu Ulfa Nurul Aziza
 dr. David Ari Prawira
 dr. Anugerah, Sp.OG
 Suhartiningtyas, SST, M.M.Kes
 Naveli Vasellina Sonata, Amd.Keb
 Ervin Nurlaili Ramadanti, Amd.Keb
 Alfin Putri Sari, Amd.Keb
 Nanda Retnani, Amd.Kep
 Evy Ayu Puspita, Amd.Kep
 Nurul Azizah
 Yan Yhusol Andriani
 Sumaiyah
 Siti Mariva

2.1.2 Status Kepegawaian Sumber Daya Manusia


Semua tenaga kesehatan yang bekerja pada Klinik As-Syifa Husada sudah
memiliki surat izin praktik. Status kepegawaian sumber daya manusia di Klinik As-
Syifa Husada memiliki dua pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS),
yaitu dr. Wiratmoko Radeta dan dr. David Ari Prawira.

6
2.1.3 Alur Koordinasi dan Struktur Organisasi
Klinik As-Syifa Husada memiliki empat jenis pelayanan kesehatan, yaitu
pelayanan Kebidanan, Balai Pengobatan (BP), Unit Gawat darurat (UGD), dan
pelayanan Ultrasonography (USG). Pelayanan Kebidanan pada Klinik As-Syifa
Husada terdiri dari pelayanan kontrasepsi, antenatal care (ANC), imunisasi, dan
tindakan persalinan. Untuk struktur alur koordinasi, Klinik As-Syifa belum memiliki
secara tertulis. Sedangkan struktur organisai Klinik AS-Syifa belum diperbaharui
untuk tahun terbaru saat ini.

2.1.4 Rata-rata Jumlah Pasien


Pasien yang datang pada klinik As-Syiifa Husada terdiri dari pasien umum,
pasien anak, ibu hamil, dan akseptor KB. Jumlah pasien dalam satu bulan terakhir
(18 November 2019 – 15 Desember 2019) yaitu:
 Pasien umum : 786 orang = 28 orang/hari
 Pasien anak : 436 orang = 16 orang/hari
 Ibu hamil : 158 orang = 5 orang/hari
 Akseptor KB : 203 orang = 7 orang/hari
Total pasien dalam satu bulan terakhir yaitu 1.583 pasien per bulan,
sehingga rata-rata kedatangan pasien per harinya di klinik As-Syifa Husada yaitu
56 pasien per hari.

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Sumber Daya Manusia di Ruangan
Pada Klinik As-Syifa Husada, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) terdiri dari
Ketua Yayasan, Direktur Utama, Bendahara, Sekretaris, Dokter Umum, Dokter
Kandungan, Bidan, Perawat, Administrasi, Staf Ahli Dapur, dan Staf Kebersihan.
Secara tertulis, Klinik As-Syifa Husada belum memiliki tugas pokok dan fungsi dari
masing-masing sumber daya manusiadi klinik.

2.1.6 Klasifikasi Pendidikan


Klasifikasi pendidikan dibagi menjadi formal dan non-formal, dengan
jumlah sebagai berikut:
a) Pendidikan formal: 3 orang lulusan S1 Kedokteran, 1 orang lulusan
Magister Manajemen Kesehatan, 1 orang lulusan spesialis kandungan, 3
orang lulusan D3 Kebidanan, dan 2 orang D3 Keperawatan.

7
b) Pendidikan non-formal: 5 orang.

2.1.7 Jumlah Tenaga Kesehatan pada Setiap Shift


Jumlah tenaga kesehatan yang berjaga pada setiap shift yaitu 1 dokter
umum, 1 perawat, dan 1-2 bidan.

2.1.8 Analisa SDM


Tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk rawat jalan di klinik As-Syifa
Husada menggunakan rumus berikut (Nursalam, 2015), yaitu:

rata − rata jml pasien/hari x jml jam perawatan/hari


Jumlah nakes =
Jam efektif/hari (7 jam) x 60 menit
56 x 10 menit
= = 1 orang
7 x 60 menit

Ditambah koreksi 15%


1 orang + koreksi 15% = (1x 15/100) + 1
= 1,15 = 1 tenaga kesehatan

Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan SDM maka kebutuhan tenaga


kesehatan di Klinik As-Syifa Husada sudah sesuai standar.

2.2 Lingkup Materials


2.2.1 Inventaris Sarana dan Prasarana Ruang KIA Klinik As-Syifa Husada

Tabel 2.1. Daftar Inventaris di Ruang KIA Klinik As-Syifa Husada

No Nama Alat Jumlah Kondisi


1. Tensimeter 1 buah Baik
2. Stetoskop 1 buah Baik
3. Termometer 1 buah Baik
4. Timbangan dewasa 1 buah Baik
5. Tempat tidur 1 buah Baik
pemeriksaan
6. Bantal 1 buah Baik
7. Selimut 1 buah Baik
8. Pijakan kaki 1 buah Baik
9. Meja 1 buah Baik
10. Kursi 3 buah Baik

8
11. Jam dinding 1 buah Baik
12. Tromol kasa 1 buah Baik
13. Handscoon 1 pack Baik
14. Bak instrumen 1 buah Baik
15. Reflek hamer 1 buah Baik
16. DL kit 1 buah Baik
17. Tempat sampah medis 1 buah Baik
18. Tempat sampah non
1 buah Baik
medis
19. Safety box 1 buah Baik
20. Wastafel 1 buah Baik
21. Metline 1 buah Baik
22. Alat tulis Sesuai kebutuhan Baik
23. Doppler 1 buah Baik
24. Gel 1 botol Baik

2.2.2 Inventaris Sarana dan Prasarana Ruang BP Klinik As-Syifa Husada

No Nama Alat Jumlah Kondisi


1. Tongue spatel 1 buah Baik
2. Tromol kasa 1 buah Baik
3. THT set 1 buah Baik
4. Tensimeter 1 buah Baik
5. Stetoskop 1 buah Baik
6. Termometer 1 buah Baik
7. Bak instrumen 1 buah Baik
8. Reflek hamer 1 buah Baik
9. Tempat tidur 1 buah Baik
pemeriksaan
10. Bantal 1 buah Baik
11. Selimut 1 buah Baik
12. Pijakan kaki 1 buah Baik
13. Tempat sampah medis 1 buah Baik
14. Tempat sampah non
1 buah Baik
medis
15. Safety box 1 buah Baik
16. Handscoon 1 pack Baik
17. DL kit 1 buah Baik
18. Meja 1 buah Baik
19. Kursi 3 buah Baik
20. Alat tulis Sesuai kebutuhan Baik
21. Kipas angin 1 buah Baik

9
2.2.3 Inventaris Sarana dan Prasarana Kamar Bersalin Klinik As-Syifa
Husada

No Nama Alat Jumlah Kondisi


1. Tensimeter 1 buah Baik
2. Stetoskop 1 buah Baik
3. Termometer 1 buah Baik
4. Tabung 02 1 buah Baik
5. Masker oksigen 1 buah Baik
6. Nasal kanul Sesuai kebutuhan Baik
7. Timbangan bayi 1 buah Baik
8. Inkubator 1 buah Baik
9. Meja resusitasi bayi 1 buah Baik
10. Tempat tidur bayi 5 buah Baik
11. Standart infus 1 buah Baik
12. Cucing 4 buah Baik
13. Bengkok 4 buah Baik
14. Baskom 20 buah Baik
15. Korentang dan wadahnya 1 buah Baik
16. Partus set 3 buah Baik
17. Hecting set 2 buah Baik
18. IUD set 2 buah Baik
19. Implan set 2 buah Baik
20. Infus set Sesuai kebutuhan Baik
21. Curet set 1 buah Baik
22. Sterilisator 1 buah Baik
23. Pap smear set 2 buah Baik
24. Kateter Sesuai kebutuhan Baik
25. Tromol kasa 1 buah Baik
26. Jam dinding 1 buah Baik
27. Toples kasa steril 2 buah Baik
28. Toples kapas steril 2 buah Baik
29. AC 1 buah Baik
30. Tirai pembatas 3 buah Baik
31. Rak sandal 1 buah Baik
32. Meja 1 buah Baik
33. Kursi 4 buah Baik
34. Alat tulis Sesuai kebutuhan Baik
35. Meja arsip 1 buah Baik
36. Tempat tidur 2 buah Baik
pemeriksaan
37. Pijakan kaki 2 buah Baik
38. Bantal 2 buah Baik
39. Selimut 2 buah Baik
40. Kipas angin 1 buah Baik
41. Water heater 1 buah Baik

10
42. Tromol kasa 1 buah Baik
43. Celemek plastik 7 buah Baik
44. Kacamata google 2 buah Baik
45. Sepatu boot 2 pasang Baik
46. Penutup rambut Sesuai kebutuhan Baik
47. Handscoon pendek 1 pack Baik
48. Handscoon panjang 1 pack Baik
49. Lampu sorot 1 buah Baik
50. Troli 2 buah Baik
51. Pispot 2 buah Baik
52. Tempat sampah medis 2 buah Baik
53. Tempat sampah non
2 buah Baik
medis
54. Safety box 1 buah Baik
55. Oksitosin inj Sesuai kebutuhan Baik
56. Metilergometrin inj Sesuai kebutuhan Baik
57. Dexamethason inj Sesuai kebutuhan Baik
58. MgSO4 inj Sesuai kebutuhan Baik
59. Vitamin K1 inj Sesuai kebutuhan Baik
60. Salep mata Gentamicin 2 buah Baik
61. Betadine 2 buah Baik
62. Metline 1 buah Baik
63. Oxymeter 1 buah Baik
64. Doppler 1 buah Baik
65. Gel 1 botol Baik
66. Form Persalinan + Sesuai kebutuhan Baik
partograf
67. Form Informed Conscent Sesuai kebutuhan Baik
68. Form Rujukan Sesuai kebutuhan Baik
69. Buku Observasi
1 buah Baik
Persalinan

11
Gambar 2.2.1. Denah Klinik As-Syifa Husada

2.2.4 Analisis Material


Berdasarkan hasil yang kami dapatkan pada setiap ruang di Klinik As-Syifa
Husada, ruangannya sudah cukup luas dan inventaris yang ada sudah tertata rapi
sehingga pasien merasa nyaman. Kami tidak mendapatkan data mengenai kapan
terakhir alat dikalibrasi. Sistem penomoran rekam medis berdasarkan pada
pencatatan dan pelaporan yang sudah ada, sesuai dengan urutan penomoran dan
tanggal/waktu kunjungan pasien. SOP pemakaian alat medis masih ada yang
belum ditempel di dinding dekat alat tersebut, sehingga beresiko terdapat
kesalahan pada penggunaan alat tersebut. Pada ruang KIA dan kamar bersalin
tidak terdapat stetoskop bayi. Patient safety pada kamar mandi seperti pegangan
tangan untuk pasien yang beresiko jatuh masih belum ada.

12
2.3 Lingkup Money
Menurut Sulaeman (2011), lingkup money meliputi dana operasional, serta
program pada fasilitas kesehatan. Sumber dana awal berasal dari dana pribadi
pemilik klinik As-Syifa Husada. Selanjutnya berasal dari biaya yang dibayarkan
oleh pasien yang datang berobat. Berikut tarif pelayanan yang ada pada Klinik As-
Syifa Husada.

2.3.1 Tabel Tarif Pelayanan KIA

Jenis Pelayanan Tarif


Antenatal Care (ANC) Rp 40.000,00
Imunisasi Rp 30.000,00
Persalinan Rp 780.000,00
Pemeriksaan darah lengkap Rp 125.000,00
KB suntik 1 bulan Rp 30.000,00
KB suntik 3 bulan Rp 30.000,00
Implan Rp.400.000,00

Rp.500.000,00
IUD (Nova T) Rp 800.000,00
IUD (Andalan) Rp 300.000,00

Bidan dan perawat memperoleh gaji sebesar Rp 1.500.000,00. Namun bagi


yang sudah bekerja lama, mendapatkan gaji yang lebih dari Rp. 2.000.000,00
(untuk gaji pastinya tidak mendapatkan akses untuk mengetahuinya).

2.3.1 Analisis Money


Kami tidak mendapatkan data yang rinci mengenai persentase dana
pemasukan maupun pengeluaran setiap bulannya. Namun, jumlah pengeluaran
tidak pernah lebih kecil daripada pemasukan. Pengeluaran dianggarkan untuk
operasional klinik, sarana prasarana, serta pembelian obat. Sistem pembayaran
di klinik ini tidak menerima BPJS.

13
2.4 Lingkup Machinery
Mesin penunjang yang berada di Klinik As-Syifa Husada meliputi komputer,
printer, telepon, electrocardiograph (ECG), centrifuge, alat pemeriksaan darah,
dan mikroskop.

2.4.1 Analisis Machinery


Mesin penunjang yang berada dalam Klinik As-Syifa Husada termasuk
lengkap dalam memenuhi berbagai pelayanan yang ada di klinik.

2.5 Lingkup Market


Menurut Kotler (2002), market atau pemasaran mencakup tiga aktivitas,
yaitu segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran, dan penentuan posisi pasar.
Segmentasi pasar adalah kelompok besar yang dapat diidentifikasi di dalam
sebuah pasar. Variabel segmentasi pasar yang utama adalah geografis,
demografis, psikografis, dan perilaku. Segmentasi geografis seperti rukun
tetangga (RT), rukun warga (RW)/dusun dan desa sebagai sasaran wilayah
pelayanan kesehatan klinik pratama dan wilayah penggerakan dan pemberdayaan
pembangunan kesehatan seperti program kesehatan umum maupun khusus.
Segmentasi berdasarkan usia, seperti wanita usia subur, pasangan usia
subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak balita sebagai sasaran program KB
Kesehatan dan program kesehatan reproduksi remaja, usia anak sekolah sebagai
sasaran kesehatan program anak dan remaja/usaha kesehatan sekolah, usia kerja
sebagai sasaran usaha kesehatan kerja, serta usia lanjut sebagai sasaran
program kesehatan usia lanjut di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Segmentasi psikografis meliputi gaya hidup sehat dan sistem nilai yaitu sistem
kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku sasaran program Puskesmas.
Segmentasi perilaku menitik beratkan pada perilaku hidup bersih dan sehat.
Adapun fungsi pemasaran terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu:
(1) Bauran pemasaran, yakni unsur–unsur atau elemen-elemen internal
penting yang membentuk program pemasaran layanan kesehatan.
Bauran pemasaran terdiri atas 7 komponen, yaitu: (1) produk, yakni
produk atau jasa yang sedang ditawarkan, (2) harga (price), yakni harga
yang dibayar, (3) promosi, yakni program komunikasi, informasi dan

14
edukasi/motivasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau
jasa layanan, (4) tempat (place), yakni fungsi distribusi dan logistik yang
diikut sertakan dalam rangka menyediakan produk dan jasa layanan (5)
layanan pelanggan (customer service), yakni layanan
pelanggan/konsumen yang memerlukan tingkat jasa yang lebih tinggi,
dikarenakan pesaing memandang jasa sebagai senjata kompetitif untuk
mendiferensiasikan diri mereka, serta kebutuhan untuk membangun
hubungan yang dekat dan lebih langgeng dengan pelanggan, (6) orang
(people), yakni pegawai Klinik yang merupakan unsur penting, baik
dalam produksi maupun penyampaian jasa layanan Puskesmas.
Pegawai Klinik menjadi bagian diferensiasi dimana layanan kesehatan
Kklinik menciptakan nilai tambah dan memperoleh keunggulan
kompetitif, serta (7) proses (process), yakni proses seluruh prosedur,
mekanisme, dan kebiasaan dimana jasa layanan klinik diciptakan dan
disampaikan kepada pelanggan.
(2) Kekuatan pasar, yaitu peluang dan ancaman eksternal dimana kegiatan
pemasaran klinik berinteraksi
(3) Proses penyelarasan, yaitu proses strategik dan manajerial untuk
memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan internal klinik laik
bagi kekuatan pasar (Sulaeman, 2011).

2.5.1 Cara Pemasaran


Pemasaran menurut Sulaeman (2011) merupakan suatu proses
mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar
sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber
organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Dengan demikian, pemasaran
merupakan proses penyelarasan sumber-sumber organisasi terhadap kebutuhan
pasar. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis
antara produk-produk dan jasa-jasa layanan Puskesmas, keinginan dan
kebutuhan konsumen, dan kegiatan-kegiatan para pesaing.
Pemasaran jasa kesehatan yang dilakukan klinik as-syifa saat salah satunya
adalah profil sosial media di facebook, dimana melingkupi 4 konsep yang
sebelumnya dijelaskan oleh Cooper (1979) dalam Ristini (2009) dimana konsep
tersebut terdiri dari:

15
1. Konsep pelayanan, dimana klinik as-syifa berorientasi pada pemberian
pelayanan dan fasilitas kepada pasien atau pengguna jasa klinik as-syifa. Hal
tersebut dapat dilihat dari cara klinik as-syifa yang terus memperbaiki
kualitasnya dalam pelayanan maupun fasilitas yang diberikan dari tahun ke
tahun. Beberapa hal yang dapat dilihat dari perubahan tersebut adalah adanya
pelayanan ramah dan tanggap di bagian administrasi, susunan rekam medik
yang terorganisir sehingga mempermudah pasien untuk mendapatkan
informasi mengenai kesehatan pasien dan terapi yang diberikan sebelumnya,
adanya ruang tunggu dengan fasilitas AC dan pencahayaan cukup serta
kebersihan yang selalu terjaga akan membuat pasien nyaman dalam proses
antrian pelayanan, adanya fasilitas seperti timbangan, dan pengukur tinggi
badan dapat digunakan oleh pasien sebagai pelayanan tambahan yang
disediakan.
2. Konsep penjualan, dimana klinik as-syifa tidak hanya menjual obat-obatan
sesuai kebutuhan pasien, tetapi klinik as-syifa juga menjual peralatan dan
makanan ringan sebagai daya jual klinik yang ditonjolkan, yaitu memenuhi
kebutuhan pasien sebaik dan senyaman mungkin.
3. Konsep pemasaran, dimana klinik as-syifa dapat memberikan informasi
lengkap melalui meja pelayanan, nomer telepon yang dapat dihubungi
kapanpun, dan papan informasi yang terdapat di sekitar klinik guna
memudahkan pasien atau pengunjung untuk mengetahui informasi yang
diinginkan. Klinik as-syifa sendiri merupakan klinik keluarga, sehingga metode
pemasaran kebanyakan dilakukan secara mouth to mouth.
4. Konsep pemasaran sosial, yaitu konsep pemasaran yang berorientasikan
kebutuhan-kebutuhan pasien, dalam hal ini, penerapan kosep pemasaran oleh
klinik as-syifa dilakukan dengan cara pemberian pengobatan yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien, dan memberikan saran serta pilihan sepenuhnya
diserahkan kepada klien demi mendapatkan hasil yang terbaik.

2.5.2 Target Pemasaran


Target pemasaran meliputi seluruh masyarakat yang berada di kecamatan
poncokusumo dan wajak, dikarenakan klinik ini berlokasi diantara kedua
kecamatan tersebut. Target pemasaran sendiri tidak dibatasi oleh jumlah, tersebar
berdasarkan usia, jenis kelamin, serta tempat tinggal. Kebanyakan dari pasien

16
baru klinik as-syifa mendapatkan informasi untuk berobat ke klinik as-syifa dari
keluarga atau teman terdekatnya.

2.5.3 Evaluasi Keefektifan Pemasaran


Teknik pemasaran yang dilakukan dalam organisasi klinik as-syifa adalah
strategi market share (melalui teknik mouth to mouth), pelayanan cepat tanggap,
serta adanya sistem kompensasi yang mendasari kinerja penjual jasa yaitu dokter,
bidan dan perawat klinik as-syifa husada. Teknik tersebut mendukung penjualan
jasa yang dilakukan klinik as-syifa husada dengan tolak ukur yang dijelaskan oleh
Ferdinand (2000) yang menyatakan kinerja pemasaran ditentukan dalam tiga
besaran yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, porsi pasar, yang nantinya
bermuara pada keuntungan klinik. Kinerja tersebut dihitung dengan pertumbuhan
penjualan dan market share. Jumlah pengunjung klinik setiap harinya ±70-100
orang, dimana terdapat 30-40% dari pasien yang merupakan pasien baru setiap
harinya. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pasien harian sebanyak
±30-50 orang. Nilai penjualan klinik as-syifa setiap harinya berkisar di angka
2.000.000-3.000.000, mengalami kenaikan dibanding tahun lalu yang setiap
harinya mendapatkan 1.000.000-2.000.000 rupiah.
Kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi
serta meningkatnya jumlah penjualan, baik dalam unit produk maupun dalam
satuan moneter. Membaiknya kinerja pemasaran ditandai pula dengan
pencapaian penjualan yang baik dari periode sebelumnya (sales volume),
penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing (sales growth), serta
perusahaan yang memiliki porsi pasar yang bertambah dari periode sebelumnya
(market share) yang telah dilakukan oleh klinik as-syifa husada.

2.5.4 Analisa Market


Klinik as-syifa husada masih belum memiliki website yang memberikan
informasi secara detail, meskipun tempat dan jam buka klinik terdapat di mesin
pencarian google, sehingga informasi mengenai jam praktik dokter serta bidan,
pelayanan yang diberikan, maupun harga pelayanan masih belum dapat diakses
secara online, sehingga pasien hanya dapat melakukan kunjungan ke klinik atau

17
melakukan panggilan melalui nomer telepon klinik untuk menanyakan informasi
lebih lanjut.

2.6 Lingkup Methods


Menurut Sulaeman (2011), method (metode) yaitu cara atau pendekatan
yang dipergunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran, yakni berupa
metode/cara pelaksanaan tugas, metode penggerakan dan pemberdayaan
pegawai klinik, metode penggerakan dan pemberdayaan masyarakat seperti
metode Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), metode survei cepat
kepuasan pelanggan dan lain-lain.

2.6.1 Alur Penerimaan Pasien


Penerimaan pasien baru merupakan metode menerima kedatangan pasien
baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan kesehatan (Nursalam, 2015).
Lama tunggu pasien di klinik as-syifa husada ±5-10 menit untuk pemeriksaan dan
±5 menit untuk mendapatkan obat setelah pemeriksaan dilakukan. Alur masuk dan
keluar pasien di klinik as-syifa sendiri menggunakan metode satu pintu, yaitu
pendataan masuk dan keluar terdapat di meja administrasi.

2.6.2 Alur Timbang Terima


Timbang terima (operan) adalah suatu teknik atau cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2015). Biasanya terjadi saat laporan dinas
pagi ke siang. Timbang terima penting untuk dilakukan untuk mencapai asuhan
yang komprehensif (Berman et al, 2009).
Nursalam (2015) menyatakan bahwa timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/operan. Prinsip timbang terima yaitu semua pasien yang baru
masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien dengan
permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih

18
lanjut. Alur timbang terima dilakukan pada pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB dimana
dilakukan oleh 1 bidan dan 1 perawat klinik As-Syifa kepada bidan dan perawat
pada shift selanjutnya..

2.6.3 Alur Refleksi Diskusi Kasus


Di Poli KIA maupun BP klinik as-syifa husada refleksi diskusi kasus akan
melewati dokter untuk konsultasi lebih lanjut. Apabila ditemukan pasien patologis
akan langsung dilaporkan pada dokter umum dan akan langsung dilakukan
pemeriksaan. Refleksi diskusi kasus yang dilakukan di klinik as-syifa ditujukan
sebagai evaluasi dan perbaikan ke depannya jika ditemukan kasus yang serupa.

2.6.4 Alur Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien pengelolaannya diserahkan sepenuhnya oleh
petugas kesehatan (Nursalam, 2015). Di klinik as-syifa, obat diambil dari apotek
klinik as-syifa sendiri. Obat didapatkan dari distributor obat. Sedangkan keluar
masuk obat yang akan dipasok, dikelola oleh dokter dan bidan sesuai
kewenangannya.

2.6.5 Alur Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi internal di klinik as-syifa dilakukan setiap bulan pada
tanggal 2. Monitoring dan evaluasi terdiri dari monev sumber daya manusia,
pengelolaan klinik, hingga sarana prasarana. Jika terjadi perubahan maupun hal
mendesak terkait sarana prasarana maupun pelayanan, maka ditindaklanjuti
dengan evaluasi harian yang di pimpin oleh dr. Wiratmoko sebagai direktur utama
klinik as-syifa husada.

2.6.6 Alur Perencanaan Pasien Pulang


Nursalam (2015) menjelaskan bahwa perencanaan pulang (discharge
planning) adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian,
persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah
pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim kesehatan

19
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
keperawatan mandiri di rumah (Nursalam, 2015).
Di klinik as-syifa sendiri, perencanaan pasien pulang dapat dilakukan ketika
pasien tidak lagi merasakan keluhan, pengeobatan telah selesai dilakukan, dan
mendapatkan ijin pulang dari dokter penanggung jawab. Pasien pulang dapat
melakukan penyelesaian administrasi di meja administrasi dan dapat dilakukan
tindakan pasca rawat inap, yaitu pelepasan infus, serta KIE obat dan kunjungan
ulang untuk kontrol.

2.6.7 Sistem Dokumentasi


Di klinik as-syifa, pendokumentasian pasien dilakukan menggunakan data
file (soft file) untuk data pasien, dan rekam medik pasien yang terdapat di ruang
administrasi. Untuk pasien rawat inap, rekam medik disusun sesuai nama dan
tanggal rawat inap (disesuaikan dengan nomer rekam medik pasien) dan disimpan
di berkas rawat inap klinik as-syifa.

2.6.8 Analisa Methods


 Alur penerimaan pasien di klinik as-syifa cukup efektif dan tanggap,
dimana pasien memiliki ruang periksa sesuai dengan keluhan maupun
kebutuhan, serta penerimaan pasien yang hanya membutuhkan waktu ±5
menit.
 Alur refleksi diskusi kasus sudah baik, karena bidan maupun perawat
melibatkan dokter serta menjalankan metode diskusi untuk setiap
kasusnya, dan melibatkan pihak-pihak terkait sesuai kebutuhan pasien.
 Alur sentralisasi obat berpusat pada apotek yang ada di klinik as-syifa
husada, sehingga pasien yang sudah mendapatkan pelayanan dapat
langsung menebus obat di apotek.
 Alur perencanaan pulang di klinik as-syifa husada telah sesuai dan dapat
dilakukan tanpa mempersulit pasien maupun keluarga.
 Sistem pendokumentasian Puskesmas Mojolangu sudah menggunakan
SOAP dan pendokumentasian dalam bentuk file sehingga dapat diakses
dengan mudah.

20
2.7 Hasil Analisa SWOT
2.7.1 Hasil Analisa SWOT Lingkup Man
Pemberian penilaian pada kolom rating untuk aspek (Nursalam, 2015):
a. Strength dan Opportunity
 4 = sangat baik
 3 = baik
 2 = cukup
 1 = kurang/tidak baik
b. Weakness dan Treathened
 1 = sangat baik
 2 = baik
 3 = cukup
 4 = kurang/tidak baik

Tabel 2.7.1 Hasil Analisa SWOT Lingkup Man

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Tenaga
Bidan/Perawat/Dokter di
STRENGTH klinik sudah cukup dalam 1 3 3
memberikan pelayanan
pada pasien
Belum ada pembaharuan
struktur organisasi serta
0,25 4 1
tidak adanya tugas pokok
WEAKNESS dan fungsi secara tertulis
Tidak adanya alur
0,25 4 1
koordinasi klinik
S–W -1
Masyarakat sudah banyak
yang percaya dengan
OPPORTUNITY kinerja tenaga kesehatan di 1 4 4
klinik

Tidak adanya kewajiban


untuk melakukan
lokakarya/seminar/pelatihan
untuk meningkatkan
THREAT 1 2 2
pengetahuan tenaga
kesehatan sehingga
memiliki kemungkinan
terjadi masih dilakukannya

21
pelayanan yang tidak
update
O–T 2

2.7.2 Hasil Analisa SWOT Lingkup Material

Tabel 2.7.2 Hasil Analisa SWOT Lingkup Material

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Sarana dan prasarana
yang tersedia sudah
sesuai dengan standar
STRENGTH yang dibutuhkan untuk 1 4 4
pelayanan sehingga
pelayanan dapat
berjalan dengan baik
Tidak adanya kotak
0,3 3 1,2
saran
Tidak adanya grafik
suhu untuk menjamin 0,4 4 1,6
WEAKNESS
kualitas vaksin
Tidak adanya banner
0,3 4 1,2
jenis-jenis pelayanan
S–W 0
Ruang pelayanan yang
luas dan tertata rapi
OPPORTUNITY membuat pasien 1 2 2
merasa nyaman dan
terjaga privasinya
Bisa terdapat alat yang
rusak tanpa diketahui
THREAT karena kurangnya 1 2 2
pengecekan alat secara
rutin
O–T 0

2.7.3 Hasil Analisa SWOT Lingkup Money

Tabel 2.2.3 Hasil Analisa SWOT Lingkup Money

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Ramainya pasien
STRENGTH membuat peningkatan 1 4 4
terhadap pemasukan
Tidak adanya harga
WEAKNESS tertulis untuk obat 1 3 3
(hanya mengandalkan

22
ingatan tenaga
kesehatan) sehingga
memiliki kemungkinan
perbedaan antara
pengeluaran dan
pemasukan keuangan
khususnya mengenai
obat
S–W 1
Adanya pembukuan
terhadap pemasukan
OPPORTUNITY 1 4 4
untuk masing-masing
pelayanan
Keuangan (pemasukan
dari pasien) tidak
THREAT dipegang secara 1 3 3
terpusat oleh satu
orang
O–T 1

2.7.4 Hasil Analisa SWOT Lingkup Machinery

Tabel 2.7.4 Hasil Analisa SWOT Lingkup Machinery

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Mesin yang terdapat
pada klinik cukup
STRENGTH lengkap sehingga dapat 1 4 4
menunjang pelayanan
kesehatan
Terdapat mesin (dental
care) yang belum
terpakai karena belum
WEAKNESS 1 2 2
ada tenaga kesehatan
(dokter gigi) yang
memberikan pelayan
S–W 2
Kelengkapan mesin
pada klinik dapat
OPPORTUNITY mempercepat 1 4 4
pemberian pelayanan
kepada pasien
Mesin USG hanya bisa
dijalankan oleh dokter
THREAT Obgyn yang hanya 1 3 3
beroperasi pada satu
hari dalam seminggu
O–T 1

23
2.7.5 Hasil Analisa SWOT Lingkup Market

Tabel 2.7.5 Hasil Analisa SWOT Lingkup Market

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Pemasaran dilakukan
STRENGTH secara mouth to mouth 1 4 4
dan berjalan ≥13 tahun.
Klinik as-syifa husada
tidak memiliki website
WEAKNESS maupun sosial media 1 3 3
untuk askes mengenai
informasi pelayanan.
S–W 1
Klinik as-syifa
merupakan satu-
satunya klinik yang ada
OPPORTUNITY di daerah karanganyar, 1 4 4
dan memiliki peralatan
lab serta rawat inap
yang memadai.
Adanya klinik lain di
THREAT kecamatan 1 3 3
poncokusumo
O–T 1

2.7.6 Hasil Analisa SWOT Lingkup Metode

Tabel 2.7.6 Hasil Analisa SWOT Lingkup Metode

Penjelasan SWOT Bobot Rating Skor


Alur penerimaan pasien
di sudah efektif sekitar 0,1 4 0,4
5-10 menit
Alur refleksi diskusi
kasus sudah baik,
karena melibatkan 0,2 3 0,6
STRENGTH dokter dan tenaga
medis lainnya
Alur sentralisasi obat
berpusat pada apotek 0,3 3 0,9
klinik as-syifa.
Alur perencanaan
0,2 2 0,4
pulang yang baik

24
dengan KIE pasca
rawat inap yang selalu
disampaikan tenaga
kesehatan.
Sistem
pendokumentasian
menggunakan soap
maupun soft file yang 0,2 2 0,4
dapat diakses dengan
mudah oleh tenaga
kesehatan klinik
Tidak adanya ruang
khusus rekam medik
WEAKNESS sehingga dapat 1 2 2
mengancam adanya
kerusakan rekam medik
S–W 0,9
Adanya sistem
pelayanan tertulis
secara offline maupun
online untuk
OPPORTUNITY 1 4 4
memudahkan pasien
maupun keluarga
mengetahui pelayanan
yang diberikan.
Adanya pelayanan 24
THREAT jam yang dilakukan juga 1 2 2
oleh klinik lain.
O–T 2

25
2.8 Diagram

2.5
M6 M1
2

1.5
M3 M4
1
M5
0.5
M2
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
-0.5

-1
Man Machinary -1.5
Material Market
-2
Money Metode
-2.5

Gambar 2.1. Diagram Layang Hasil SWOT Manajemen Puskesmas Mojolangu

2.9 Identifikasi Masalah


Berikut identifikasi masalah dalam manajemen Klinik As-Syifa Husada
berdasarkan SWOT dari masing-masing lingkup 6M.
1. Men
 Belum ada pembaharuan struktur organisasi serta tidak adanya tugas
pokok dan fungsi secara tertulis.
 Tidak adanya alur penerimaan pasien.

2. Material
 Tidak adanya kotak saran.
 Tidak adanya banner jenis-jenis pelayanan.
 Tidak adanya grafik suhu untuk menjamin kualitas vaksin.

3. Money
 Tidak adanya harga tertulis untuk obat (hanya mengandalkan ingatan
tenaga kesehatan) sehingga memiliki kemungkinan perbedaan antara
pengeluaran dan pemasukan keuangan khususnya mengenai obat.

26
4. Machinery
 Terdapat mesin (dental care) yang belum terpakai karena belum ada
tenaga kesehatan (dokter gigi) yang memberikan pelayanan.

5. Method
 Tidak adanya ruang khusus rekam medik sehingga dapat mengancam
adanya kerusakan rekam medik

6. Market
 Tidak memiliki website dan social media untuk memasarkan program
dan akses informasi.

2.10 Prioritas Masalah


Salah satu cara untuk memprioritaskan masalah adalah menggunakan
metode CARL (Capability, Accessability, Readiness, Leaverage). Penjelasan dari
masing-masing poin yaitu:
 C (Capability/Kemampuan): Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana)
 A (Accessability/Kemudahan): Masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi
serta pennunjang seperti peraturan.
 R (Readiness/Kesiapan): Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan maupun motivasi
 L (Leaverage/Daya Ungkit): Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Skoring menggunakan metode CARL menggunakan nilai 1-5, dengan:
 1 = sangat tidak masalah
 2 = tidak menjadi masalah
 3 = cukup menjadi masalah
 4 = sangat menjadi masalah
 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)

27
Berikut prioritas masalah dalam manajemen di Klinik As-Syifa Husada.

Tabel 2.10. Prioritas Masalah Menggunakan Metode CARL

No. MASALAH C A R L Total Rank


Belum ada pembaharuan struktur
1 organisasi serta tidak adanya tugas pokok 4 3 3 3 108 4
dan fungsi secara tertulis
2 Tidak adanya alur penerimaan pasien 4 4 4 4 256 2
3 Tidak adanya kotak saran. 3 3 3 3 81 5
Tidak adanya banner jenis-jenis
4 4 4 3 4 192 3
pelayanan.
Tidak adanya grafik suhu untuk menjamin
5 5 4 4 5 400 1
kualitas vaksin
Tidak adanya harga tertulis untuk obat
(hanya mengandalkan ingatan tenaga
kesehatan) sehingga memiliki
6 3 2 2 1 12 7
kemungkinan perbedaan antara
pengeluaran dan pemasukan keuangan
khususnya mengenai obat.
Terdapat mesin (dental care) yang belum
terpakai karena belum ada tenaga
7 3 3 2 1 18 6
kesehatan (dokter gigi) yang memberikan
pelayanan.
Tidak memiliki website dan social media
8 untuk memasarkan program dan akses 2 2 2 1 8 8
informasi

28
Urutan prioritas masalah berdasarkan metode CARL, yaitu:
1. Tidak adanya grafik suhu untuk menjamin kualitas vaksin
2. Tidak adanya alur penerimaan pasien.
3. Tidak adanya banner jenis-jenis pelayanan.
4. Belum ada pembaharuan struktur organisasi serta tidak adanya tugas
pokok dan fungsi secara tertulis
5. Tidak adanya kotak saran.
6. Terdapat mesin (dental care) yang belum terpakai karena belum ada
tenaga kesehatan (dokter gigi) yang memberikan pelayanan
7. Tidak adanya harga tertulis untuk obat (hanya mengandalkan ingatan
tenaga kesehatan) sehingga memiliki kemungkinan perbedaan antara
pengeluaran dan pemasukan keuangan khususnya mengenai obat.
8. Tidak memiliki website dan social media untuk memasarkan program
dan akses informasi

29
BAB III
RENCANA STRATEGIS

3.1 Rencana Strategis Klinik As-Syifa Husada

Tabel 3.1. Rencana Strategis Klinik As-Syifa Husada

No. Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Waktu Penanggung


Keberhasilan Jawab
1 Tidak Agar suhu Membuat Tersedianya 1 minggu Bagian sarana
tersedianya kulkas grafik suhu grafik suhu prasarana
grafik suhu vaksin sampai satu
tetap dapat tahun ke
dipantau depan
untuk
mengetahui
kualitas
vaksin
2 Tidak Agar Membuat Tersedianya 1 minggu Bagian
tersedianya pasien alur alur Eksternal
alur mengetahui penerimaan penerimaan klinik
penerimaan alur pasien serta pasien
pasien registrasi mencetaknya
awal dalam bentur
banner
100x80 cm2
3 Tidak Memudahkan Membuat Tersedianya 1 minggu Bagian sarana
tersedianya pasien untuk informasi X-Banner prasarana
informasi mengetahui jenis-jenis jenis-jenis
jenis-jenis jenis pelayanan pelayanan di
pelayanan di pelayanan dalam klinik
klinik yang ada di bentuk X-
klinik As-syifa Banner
4 Tidak Agar setiap Membuat Tersedianya 1 minggu Bagian
tersedianya nakes struktur struktur Internal klinik
struktur mengetahui organisasi organisasi
organisasi tupoksinya serta tupoksi serta tupoksi
serta tupoksi masing- berdasarkan
masing Permenpan
5 Tidak Sebagai Membuat Tersedianya 1 minggu Bagian sarana
tersedianya bahan kotak saran kotak saran di prasarana
kotak saran evaluasi dan dengan meja registrasi
masukan indikator
bagi puas dan
pelayanan tidak puas
yang
diberikan

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Klinik As-Syifa
Husada, kesimpulan yang dapat diambil dari pengkajian masing-msaing nilai 6M
yaitu:
(1) Lingkup Man
Tenaga kesehatan di Klinik As-Syifa Husada sudah cukup dalam melayani
pasien per harinya.
(2) Lingkup Materials
Sarana dan prasarana pada setiap ruang di klinik As-Syifa sudah sesuai dan
cukup untuk menunjang pelayanan yang diberikan.
(3) Lingkup Money
Pemasukan dan pengeluaran telah dibukukan dengan baik. Pemasukan
untuk pelayanan KIA yang meliputi ANC, KB, Imunisasi juga telah dibedakan
untuk pembukuannya.
(4) Lingkup Machinery
Mesin utama Klinik As-Syifa menggunakan Standar Operasional Prosedur
(SOP) atau prosedur tetap untuk menangani dan melayani pasien. Selain
itu, mesin penunjang yang ada di Klinik As-Syifa yaitu berupa komputer,
mesin USG, centrifudge, laborat, infant warmer.
(5) Lingkup Market
Lingkup pemasaran klinik As-Syifa masih kurang dalam hal pemasaran
karena tidak tersedianya website resmi dari klinik As-Syifa, maupun terkait
sosial media yang memaparkan terkait pelayanan.
(6) Lingkup Methods
Alur pelayanan pasien yang ada di klinik As-Syifa sudah tertata dengan baik,
hanya saja masih belum adanya papan atau alur tertulis, dapat
menyebabkan kebingungan mengenai alur pelayanan. Untuk alur koordinasi
internal klinik, telah dipaparkan di lingkup man.

4.2 Saran
4.2.1 Saran untuk Klinik As-Syifa Husada

31
Saran dari penulis untuk Klinik As-Syifa Husada yaitu untuk memperbaharui
struktur organisasi serta membuat tugas pokok dan fungsi masing-masing
pegawai, membuat alur penerimaan pasien, membuat banner untuk jenis-jenis
pelayanan di klinik, membuat grafik suhu untuk vaksin, serta membuat kotak saran
untuk menampung aspirasi pasien/klien dalam pelayanan di klinik

32
DAFTAR PUSTAKA

Batinggi, A dan Badu Ahmad. 2013. Manajemen Pelayanan Publik. Yogyakarta:


Andi Offset.

Berman, Synder et al. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses & Praktik. Jakarta: EGC.

Depkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Menteri
Kesehatan RI.

Depkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun


2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan. Menteri Kesehatan RI.

Depkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Menteri Kesehatan RI

Kemenkes. 2016. Data Dasar Puskesmas Kondisi Desember 2015. Jakarta.

Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2, PT


Prenhallindo, Jakarta.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Sulaeman, Endang Sutisna. 2011. Manajemen kesehatan: Teori dan Praktik di


Puskesmas. Yogyakarta: UGM Press.

33

Anda mungkin juga menyukai