Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERUBAHAN FISIOLOGI USIA LANJUT

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI


TUGAS

MATA KULIAH : “ HIPERTENSI PADA USIA LANJUT “


DOSEN PENGAMPUH : DR. AGUS

OLEH :

NAMA : ANANDA PUTRA DIFA


STAMBUK : 11020180027
KELAS: B
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ataas berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah yang berjudul “Hipertensi Pada Usia Lanjut’’. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr. Agus pada mata kuliah
“Hipertenssi Pada Usia Lanjut”.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Hipertensi Pada Usia Lanjut” bagi para pembaca dan
penulis serta sebagai penunjang mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yag telah
mendukung dan memberikan semangat kepada kami :
1. Dr. Agus selaku dosen mata kuliah Protein dan Energi Malnutrions
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan.
3. Serta teman – teman yang telah mendukung dan membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.

Di dalam pembuatan makalah ini ada referensi yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kekurangan – kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Melalui kata pengantar
ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan masih ada penulisan kurang tepat.

Makassar, 30 April 2021


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan...................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi ....................................................................... 6
B. Penyebab Hipertensi .................................................................... 6
C. Gambaran Hipertensi pada lansia diatas umur 65 tahun .............. 8
D. Gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65 tahun.. 8
E. Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada lansia
diatas 65 tahun............................................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses menua merupakan proses yang alamiah dimana terjadi berbagai


perubahan pada seluruh sistem tubuh lansia, termasuk sistem kardiovaskuler
yang biasanya diikuti oleh penyakit utama yakni hipertensi. Peningkatan umur
harapan hidup berkontribusi pada meningkatnya jumlah lanjut usia yang
berdampak pada pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit
degeneratif salah satunya Hipertensi. Di Indonesia hipertensi merupakan
masalah yang potensial selain karena prevalensinya tinggi, juga penyakit yang
diakibatkannya sangat fatal seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan
lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko
hipertensi. Hipertensi adalah penyakit nomor 3 dari 10 penyakit yang
mempunyai persentase besar dan yang sering di jumpai pada usia lanjut (WHO,
1990 cit Nugroho, 2000). Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi
yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang
diobati dengan baik (adequately treated cases). Berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%, sedangkan data kematian di rumah
sakit tahun 2005 sebesar 16,7 (Ruhyana, 2007). Di Indonesia banyaknya
penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial
(Amiruddin, 2007).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi?
2. Apa penyebab hipertensi?
3. Bagaimana gambaran hipertensi pada lansia di atas umur 65 tahun ?
4. Bagaimana gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65 tahun?
5. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada lansia
diatas 65 tahun ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipertensi
2. Untuk mengetahui apa penyebab Hipertensi pada lansia
3. Untuk mengetahui gambaran hipertensi pada lansia diatas umur 65 tahun
4. Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65
tahun
5. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada
lansia diatas 65 tahun
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis
dimana orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90
mmHg dan dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian
(mortalitas). Hipertensi tidak terkendali merupakan penyakit degenerative
yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, ginjal, otak
dan mata.Penyakit ini sering dikatakan sebagai the silent diseases.
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menduduki peringkat
pertama terbanyak di Propinsi Sumatera Selatan. Prevalensi penyakit
hipertensi pada tahun 2011 adalah 54,3 per 10.000 penduduk, tahun 2012
menjadi 59,3 per 10.000 penduduk, dan tahun 2013 yaitu tercatat 54,8 per
10.000 penduduk.Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi yang dapat diubah.
Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang
monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia, jenis
kelamin, suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati, 2009).

B. Penyebab Hipertensi
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
adalah Angka kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh multifaktor,
diantaranya umur, riwayat kehamilan/keturunan, kebiasaan merokok,
kebiasaan olahraga, dan Indeks Massa Tubuh.

1. Umur
Pada hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur ≥ 40 tahun
dan yang hipertensi sebesar 82 (31,5%). Berdasarkan hasil uji statistik
antara umur dan kejadian hipertensi didapat 31,5% yang berumur ≥ 40
tahun yang hipertensi dan sebanyak 6,6% responden yang berumur < 40
tahun menderita hipertensi. Dari sini dapat dilihat, bahwa proporsi
hipertensi pada umur ≥ 40 tahun lebih tinggi dibandingkan proporsi
hipertensi pada umur < 40 tahun. Artinya semakin tua umur semakin
berisiko menderita hipertensi. Hasil analisis bivariat menunjukkan
bahwa umur memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
hipertensi (p=0,000 ; OR=6,55) begitu juga pada analisis multivariat
dimana umur merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
kejadian Hipertensi (p=0.000; OR=6,138). Hasil penelitian juga sejalan
dengan penelitian Tjekyan yang menunjukkan terdapat hubungan
bermakna antara umur dengan kejadian hipertensi (p=0,021; OR=13,53.

2. Kebiasaan Merokok
Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian hipertensi pada responden
yang mempunyai kebiasaan merokok sebesar 31% dan yang tidak
merokok sebesar 20,2%. Hasil ini lebih rendah bila dibandingkan
Riskesdas 2007 yang menunjukkan jumlah perokok di Indonesia sebesar
36,4%. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan hasil penelitian
Zuraidah dimana proporsi kejadian hipertensi pada responden yang
mempunyai kebiasaan merokok sebesar 37,9%, sedangkan yang tidak
merokok dan mengalami hipertensi sebesar 54,2%. Hasil analisis
bivariat (p=0,026; OR=1,77 dan 95% CI=1,06-2,95) menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi.

3. Kebiasaan Olahraga
Pada penelitian ini sebagian besar responden tidak berolahraga yaitu
sebesar 54,2% dan responden yang berolahraga sebesar 45,8%.
Berdasarkan hasil uji statistik antara kebiasaan olahraga dan kejadian
hipertensi didapat 27,4% responden yang tidak berolahraga menderita
hipertensi dan sebanyak 17,6% responden yang berolahraga menderita
hipertensi. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian
Anggi yang menemukan prevalensi hipertensi pada pasien yang tidak
melakukan aktivitas fisik yaitu 20,8% dan yang melakukan aktivitas
fisik sebesar 11,2%.

4. Indeks Massa Tubuh


Indeks massa tubuh berhubungan dengan hipertensi. Penelitian
menunjukkan bahwa jika indeks massa tubuh meningkat maka risiko
hipertensi juga meningkat. Bila berat badan menurun, maka volume
darah total juga berkurang, hormon-hormon yang berkaitan dengan
tekanan darah berubah, dan tekanan darah berkurang. 26 Penurunan
berat badan akan mengakibatkan menurunnya tekanan darah.27 Sebuah
percobaan menunjukkan penurunan 1% berat badan akan mengakibatkan
penurunan 1 mmHg untuk tekanan sistolik dan 2 mmHg untuk tekanan
diastolik.
Secara teori, obesitas memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi.
Ratarata, seseorang yang memiliki berat badan 20 pound di atas berat
badan ideal, tekanan darah akan naik sekitar 2-3 mmHg dibandingkan
dengan orang yang memiliki berat badan normal. Obesitas berpengaruh
terhadap kenaikan tekanan darah karena umumnya pada orang obesitas
mengalami susah gerak. Untuk bergerak harus bekerja keras dan tekanan
darah akan naik. Berdasarkan Model persamaan dapat dijelaskan pada
bagian hasil bahwa kejadian hipertensi dipengaruhi secara bersama-sama
oleh umur dan riwayat keluarga/keturunan. Model yang diperoleh adalah
model yang paling baik (fit) sederhana (parsimonius) dan tepat (robust)
karena keenam variabel diatas dapat menjelaskan kejadian hipertensi
sebesar 75% (berdasarkan parameter diskriminasi Area Under
Curve/AUC). Penelitian dalam bidang kesehatan komunitas dikatakan
baik bila model dapat menjelaskan variasi variabel dependen minimal
60%. 30 Berdasarkan parameter diskriminasi diperoleh nilai AUC 75%,
artinya secara statistik kualitas persamaan model kejadian hipertensi
tersebut dalam kualitas sedang (70%-80%).

C. Gambaran Hipertensi pada lansia diatas umur 65 tahun


Dapat dilihat bahwa sebagian besar lansia menderita hipertensi ringan
yaitu sebanyak 61 orang (70,1%) dan lansia yang menderita hipertensi
sedang sebanyak 26 orang (29,9%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
hipertensi merupakan masalah yang serius pada lansia di puskesmas
Simpang Tiga dan perlu penanganan atau pencegahan berkaitan dengan
hipertensi seperti melakukan pola hidup sehat agar tidak mengalami
komplikasi lebih lanjut. Hal ini didukung oleh teori Rusdi dan Isnawati
(2009) yang menyatakan bahwa orang yang tekanan darahnya meningkat
diatas normal yaitu 140/90 mmHg dapat mengalami resiko kesakitan
(morbiditas) bahkan kematian (mortalitas).

D. Gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65 tahun


Dapat dilihat bahwa karakteristik umur lansia yang terkena hipertensi
terjadi pada umur 60-74 tahun sebanyak 73 orang (83,9%) dan pada umur
75-90 tahun sebanyak 14 orang (16,1%). Hasil penelitian ini sedikit berbeda
dengan penelitian Lewa, Pramantara, Rahayujati (2010) menunjukkan
bahwa umur lansia yang terkena hipertensi berada pada rentang umur 60-69
sebanyak 43 orang (36,1) dan pada umur ≥ 70 tahun sebanyak 76 orang
(63,9%)
E. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Hipertensi Pada Lansia
Diatas 65 Tahun
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan Ho gagal ditolak yaitu tidak
terdapatnya hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan hipertensi
pada lansia dengan hasil p = value > 0,05, yakni sebesar 0,497. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachman (2011) yaitu tidak
terdapatnya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan
hipertensi pada lansia. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh telah
menebalnya dinding arteri akibat menumpuknya zat kolagen pada lapisan
otot selama bertahun-tahun, yang berdampak pada penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah sehingga jantung memompa darah lebih kuat
dan menimbulkan hipertensi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada usia lanjut antara
lain adalah umur, obesitas, kebiasaan olah raga, stres, tipe kepribadian A. Faktor
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan
olah raga, kebiasaan minum kopi, konsumsi garam, stres, dan tipe kepribadian
A secara bersama-sama sangat mempengaruhi mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada usia lanjut di Dusun Kabregan, Srimulyo, Piyungan, bantul,
Yogyakarta Tahun 2008. Umumnya lansia yang berumur 60 -74 tahun
menderita hipertensi berat, Umumnya lansia yang berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan lansia perempuan yang
menderita hipertensi. Umumnya lansia yang menderita hipertensi mempunyai
riwayat keturunan hipertensi. Umumnya lansia yang tidak obesitas lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan lansia yang obesitas. Umumnya
lansia yang menderita hipertensi lebih banyak mempunyai kebiasaan merokok
dibandingkan lansia yang tidak merokok. Umumnya lansia yang menderita
hipertensi mengalami stres dibandingkan lansia yang tidak stres. Umumnya
lansia yang menderita hipertensi tidak rutin untuk berolahraga dibandingkan
lansia yang rutin berolahraga. Ada hubungan antara faktor keturunan dengan
hipertensi pada lansia di atas umur 65 tahun yang berobat di puskesmas
Simpang Tiga Pekanbaru tahun 2013 dengan hasil p value = 0,008. Tidak ada
hubungan antara faktor jenis kelamin, obesitas, kebiasaan merokok, stres, dan
olahraga dengan hipertensi pada lansia yang berobat di puskesmas Simpang
Tiga Pekanbaru tahun 2013.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Sari, Savita, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada


Lansia di Atas Umur 65 Tahun 2014 Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 4, Mei
2014 Page 180 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Lansia di
Atas Umur 65 Tahun.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/phpj/article/download/7751/5395#:~:text=Pen
elitian%20Aris%20(2007)%2C%20menyebutkan,OR%3D5%2C38).
JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Faktor Yang Mempengaruhi
Hipertensi pada Usia Lanjut Wahyuningsih1 , Endri Astuti2 1 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan,
Bantul Yogyakarta 2 Perawat Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta.
https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/download/9/8
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2017, 8(3):180-191 DOI:
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.180-191 Available online 18 November 2017
FAKTOR – FAKTOR RISIKO DAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI PADA
PENDUDUK PALEMBANG Sartik, 1 RM. Suryadi Tjekyan,2 M.Zulkarnain2 1Dinas
Kesehatan Kota Palembang 2 Fakultas KedokteranUniversitasSriwijaya
http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/446/pdf

Anda mungkin juga menyukai