Makalah Hipertensi Pada Usia Lanjut
Makalah Hipertensi Pada Usia Lanjut
OLEH :
Di dalam pembuatan makalah ini ada referensi yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kekurangan – kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Melalui kata pengantar
ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi
makalah ini ada kekurangan dan masih ada penulisan kurang tepat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi ....................................................................... 6
B. Penyebab Hipertensi .................................................................... 6
C. Gambaran Hipertensi pada lansia diatas umur 65 tahun .............. 8
D. Gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65 tahun.. 8
E. Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada lansia
diatas 65 tahun............................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi?
2. Apa penyebab hipertensi?
3. Bagaimana gambaran hipertensi pada lansia di atas umur 65 tahun ?
4. Bagaimana gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65 tahun?
5. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada lansia
diatas 65 tahun ?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipertensi
2. Untuk mengetahui apa penyebab Hipertensi pada lansia
3. Untuk mengetahui gambaran hipertensi pada lansia diatas umur 65 tahun
4. Untuk mengetahui gambaran karakteristik umur pada lansia di atas umur 65
tahun
5. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi pada
lansia diatas 65 tahun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis
dimana orang yang tekanan darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90
mmHg dan dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian
(mortalitas). Hipertensi tidak terkendali merupakan penyakit degenerative
yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, jantung, ginjal, otak
dan mata.Penyakit ini sering dikatakan sebagai the silent diseases.
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menduduki peringkat
pertama terbanyak di Propinsi Sumatera Selatan. Prevalensi penyakit
hipertensi pada tahun 2011 adalah 54,3 per 10.000 penduduk, tahun 2012
menjadi 59,3 per 10.000 penduduk, dan tahun 2013 yaitu tercatat 54,8 per
10.000 penduduk.Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
hipertensi yang tidak bisa diubah dan hipertensi yang dapat diubah.
Hipertensi yang dapat diubah meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang
monoton dan stres. Hipertensi yang tidak dapat dirubah meliputi usia, jenis
kelamin, suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati, 2009).
B. Penyebab Hipertensi
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
adalah Angka kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh multifaktor,
diantaranya umur, riwayat kehamilan/keturunan, kebiasaan merokok,
kebiasaan olahraga, dan Indeks Massa Tubuh.
1. Umur
Pada hasil penelitian ini sebagian besar responden berumur ≥ 40 tahun
dan yang hipertensi sebesar 82 (31,5%). Berdasarkan hasil uji statistik
antara umur dan kejadian hipertensi didapat 31,5% yang berumur ≥ 40
tahun yang hipertensi dan sebanyak 6,6% responden yang berumur < 40
tahun menderita hipertensi. Dari sini dapat dilihat, bahwa proporsi
hipertensi pada umur ≥ 40 tahun lebih tinggi dibandingkan proporsi
hipertensi pada umur < 40 tahun. Artinya semakin tua umur semakin
berisiko menderita hipertensi. Hasil analisis bivariat menunjukkan
bahwa umur memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
hipertensi (p=0,000 ; OR=6,55) begitu juga pada analisis multivariat
dimana umur merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
kejadian Hipertensi (p=0.000; OR=6,138). Hasil penelitian juga sejalan
dengan penelitian Tjekyan yang menunjukkan terdapat hubungan
bermakna antara umur dengan kejadian hipertensi (p=0,021; OR=13,53.
2. Kebiasaan Merokok
Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian hipertensi pada responden
yang mempunyai kebiasaan merokok sebesar 31% dan yang tidak
merokok sebesar 20,2%. Hasil ini lebih rendah bila dibandingkan
Riskesdas 2007 yang menunjukkan jumlah perokok di Indonesia sebesar
36,4%. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan hasil penelitian
Zuraidah dimana proporsi kejadian hipertensi pada responden yang
mempunyai kebiasaan merokok sebesar 37,9%, sedangkan yang tidak
merokok dan mengalami hipertensi sebesar 54,2%. Hasil analisis
bivariat (p=0,026; OR=1,77 dan 95% CI=1,06-2,95) menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi.
3. Kebiasaan Olahraga
Pada penelitian ini sebagian besar responden tidak berolahraga yaitu
sebesar 54,2% dan responden yang berolahraga sebesar 45,8%.
Berdasarkan hasil uji statistik antara kebiasaan olahraga dan kejadian
hipertensi didapat 27,4% responden yang tidak berolahraga menderita
hipertensi dan sebanyak 17,6% responden yang berolahraga menderita
hipertensi. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian
Anggi yang menemukan prevalensi hipertensi pada pasien yang tidak
melakukan aktivitas fisik yaitu 20,8% dan yang melakukan aktivitas
fisik sebesar 11,2%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada usia lanjut antara
lain adalah umur, obesitas, kebiasaan olah raga, stres, tipe kepribadian A. Faktor
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan
olah raga, kebiasaan minum kopi, konsumsi garam, stres, dan tipe kepribadian
A secara bersama-sama sangat mempengaruhi mempengaruhi terjadinya
hipertensi pada usia lanjut di Dusun Kabregan, Srimulyo, Piyungan, bantul,
Yogyakarta Tahun 2008. Umumnya lansia yang berumur 60 -74 tahun
menderita hipertensi berat, Umumnya lansia yang berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan lansia perempuan yang
menderita hipertensi. Umumnya lansia yang menderita hipertensi mempunyai
riwayat keturunan hipertensi. Umumnya lansia yang tidak obesitas lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan lansia yang obesitas. Umumnya
lansia yang menderita hipertensi lebih banyak mempunyai kebiasaan merokok
dibandingkan lansia yang tidak merokok. Umumnya lansia yang menderita
hipertensi mengalami stres dibandingkan lansia yang tidak stres. Umumnya
lansia yang menderita hipertensi tidak rutin untuk berolahraga dibandingkan
lansia yang rutin berolahraga. Ada hubungan antara faktor keturunan dengan
hipertensi pada lansia di atas umur 65 tahun yang berobat di puskesmas
Simpang Tiga Pekanbaru tahun 2013 dengan hasil p value = 0,008. Tidak ada
hubungan antara faktor jenis kelamin, obesitas, kebiasaan merokok, stres, dan
olahraga dengan hipertensi pada lansia yang berobat di puskesmas Simpang
Tiga Pekanbaru tahun 2013.
DAFTAR PUSTAKA