Dikerjakan oleh:
Amirul Wafi
NIM. 205060401111007
KELAS D
TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 1
1.1 Hujan Rerata DAS .................................................................... 1
1.2 Curah Hujan Maksimum .......................................................... 7
BAB II DATA……………………………………………………………... 10
2.1 Curah Hujan Harian Maksimum……………………………. . 10
BAB III HASIL ANALISA DATA ............................................................... 11
3.1 Hujan Rerata DAS…………………………………… ........... 11
3.2 Curah Hujan Maksimum.…………………………………… . 15
3.3 Kesimpulan .............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 17
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.1. Rumus Metode Rerata Aritmatik ............................................. 1
Gambar 1.1.2. Contoh Ilustrasi Metode Rerata Aritmatik ............................... 2
Gambar 1.1.3. Rumus Poligon Thiessen.......................................................... 3
Gambar 1.1.4. Contoh Ilustrasi Metode Poligon Thiessen .............................. 3
Gambar 1.1.5. Perhitungan Contoh Ilustrasi Metode Poligon Thiessen .......... 4
Gambar 1.1.6. Rumus Isohyet ......................................................................... 5
Gambar 1.1.7. Contoh Soal Metode Isohyet .................................................... 5
Gambar 1.1.8. Ilustrasi Contoh Soal Metode Isohyet ...................................... 6
Gambar 1.1.9. Perhitungan Contoh Soal Metode Isohyet ............................... 6
Gambar 2.1.1. Data Peta Kontur ...................................................................... 10
Gambar 3.1.1. Peta Kontur Poligon Thiessen .................................................. 12
Gambar 3.1.2. Peta Kontur Isohyet.................................................................. 14
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.1. Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Jumlah Pos
Penakar Hujan .............................................................................. 7
Tabel 1.1.2. Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Topografi
............................................................................................................. 7
Tabel 1.2.1. Contoh Soal Penentuan Hujan Harian Daerah Maksimum Tahunan
............................................................................................................. 8
Tabel 1.2.2. Perhitungan Contoh Soal Curah Hujan Maksimum .................... 8
Tabel 2.1.1. Data Hujan Harian Maksimum Stasiun A, B, C, dan D. ............. 9
Tabel 3.1.1. Hasil Perhitungan Hujan Rerata DAS Metode Rerata Hitung ..... 11
Tabel 3.1.2. Hasil Perhitungan Luas Per Stasiun Metode Poligon Thiessen ... 12
Tabel 3.1.3. Hasil Perhitungan Hujan Rerata DAS Metode Poligon Thiessen 13
Tabel 3.1.4. Rerata Hujan Harian Maksimum Per Stasiun .............................. 13
Tabel 3.1.5. Hasil Perhitungan Hujan Rerata DAS Metode Isohyet ............... 14
Tabel 3.2.1. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode Rerata ....... 15
Tabel 3.2.2. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maksimum Metode Thiessen ... 16
iv
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS (mm)
pi = hujan di tiap-tiap stasiun (mm)
n = jumlah stasiun
1. P
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
1
Gambar 1.1.2. Contoh Ilustrasi Metode Rerata Aritmatik
Contoh Ilustrasi
B = 28 mm C = 30 mm
A = 22 mm
diperhitungkan maka:
“....thinks correctly n smartly...success!!”
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
2. Metode Thiessen
Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang
mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa
hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan
yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada
metode ini stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah tiga
stasiun hujan. Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan
daerah pengaruh dari tiap stasiun. Metode poligon Thiessen banyak digunakan
untuk menghitung hujan rata-rata kawasan. Poligon Thiessen adalah tetap untuk
suatu jaringan stasiun hujan tertentu. Apabila terdapat perubahan jaringan stasiun
hujanseperti pemindahan atau penambahan stasiun, maka harus dibuat lagi poligon
yang baru. (Triatmodjo, 2008).
2
Gambar 1.1.3. Rumus Poligon Thiessen
Dimana:
= curah hujan rata-rata,
• P
• P1, ..., Pn = curah hujan pada masing-masing
stasiun hujan,
• A1, ..., An = luas daerah pengaruh staisun hujan
yang dibatasi tiap poligon.
“....thinks correctly n smartly...success!!”
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
Contoh Ilustrasi
A = 53 km2
A = 22 mm
A = 50 km2
Gambar tidak berskala, luas
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
3
Gambar 1.1.5. Perhitungan Contoh Ilustrasi Metode Poligon Thiessen
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
3. Metode Isohyet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan
yang sama. Pada metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di
antara dua garis Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua
garis Isohyet tersebut. Metode Isohyet merupakan cara paling teliti untuk
menghitung kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah, pada metode ini stasiun
hujan harus banyak dan tersebar merata, metode Isohyet membutuhkan pekerjaan
dan perhatian yang lebih banyak dibanding dua metode lainnya.
(Triatmodjo, 2008).
4
Gambar 1.1.6. Rumus Isohyet
Rumus Isohiet
Ii = garis isohiet ke i
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng.
Donny Harisuseno, ST., MT.
Contoh soal:
Daerah Isohiet (mm) Luasan antara Rerata Hujan x
2 Isohiet 2 isohiet Luas
(An) ½ (dn-1 + dn) (3) x (4)
(1) (2) (3) (4) (5)
d0 = 15
I d1 = 20 12 17,5 210
II d2 = 25 50 22,5 1125
III d3 = 30 95 27,5 2613
IV d4 = 35 111 32,5 3608
V d5 = 40 140 37,5 5250
VI d6 = 45 170 42,5 2975
Jumlah 500 16826
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng.
Donny Harisuseno, ST., MT
5
Gambar 1.1.8. Ilustrasi Contoh Soal Metode Isohyet
A = 18 B = 22
30 D = 33
A = 50 km2 35
C = 36 E = 41 A = 25 km2
A = 180
40 km2 45
A = 20 km
A = 45 km2 50
F = 42
G = 65 60 I = 63
A = 15 km2
H = 49
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng.
Donny Harisuseno, ST., MT.
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng.
Donny Harisuseno, ST., MT.
6
Pemilihan cara perhitungan curah hujan rerata daerah umumnya menggunakan:
A. Standar luas daerah
• Daerah dengan luas < 250 ha dengan variasi topografi yang kecil dapat
diwakili oleh sebuah alat ukur hujan.
• Daerah 250-50.000 ha dengan titik pengamatan tersebar merata dapat
digunakan cara rata-rata aljabar
• Daerah 120.000-500.000 ha dengan titik pengamatan tersebar cukup
merata, dimana curah hujannya tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi
topografi, dapat digunakan cara Poligon Thiessen.
• Daerah > dari 500.000 Ha, dapat digunakan cara Ishoyet
C. Topografi DAS
Tabel 1.1.2. Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan
Berdasarkan Topografi.
Topografi Metode
Pegunungan Poligon Thiessen
Dataran Rata-rata Hitung
Berbukit dan tidak beraturan Isohyet
7
Gambar 1.2.1. Contoh Soal Penentuan Hujan Harian Daerah Maksimum
Tahunan
Contoh Soal
Penentuan Hujan Harian Daerah Maksimum Tahunan
Pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat 4 stasiun
hujan A, B, C dan D, yang akan dipakai untuk menentukan Hujan
Harian Daerah Maksimum Tahunan pada tahun 1996. Pada tahun
1996, hujan harian maksimum tahunan :
Sumber: PPT Kuliah Hidrologi Teknik Dasar Materi: Presipitas - Dr. Eng. Donny
Harisuseno, ST., MT.
Maka hujan harian daerah maksimum tahun 1996 adalah 177 mm yang terjadi
pada 21 Feb
8
BAB II
DATA
9
Gambar 2.1.1. Data Peta Kontur
10
BAB III
HASIL ANALISIS DATA
11
Gambar 3.1.1. Peta Kontur Poligon Thiessen
12
2015 316,0 252,8 237,0 221,2 252,2
2014 334,0 267,2 250,5 233,8 266,5
2013 227,9 212,0 198,8 185,5 204,5
2012 189,0 151,2 141,8 132,3 150,8
2011 268,0 214,4 201,0 187,6 213,9
2010 306,0 244,8 229,5 214,2 244,2
2009 216,0 172,8 162,0 151,2 172,4
2008 248,0 198,4 186,0 146,9 191,7
2007 282,0 225,6 194,9 197,4 219,6
2006 329,0 263,2 246,8 230,3 262,6
2005 241,0 192,8 180,8 168,7 192,3
2004 294,0 235,2 220,5 205,8 234,6
Hujan Rerata DAS dalam 12 tahun (interval tahun 2004-2015) 217,1
Sumber: Hasil Perhitungan
Maka sesuai dengan perhitungan metode polygon thiessen didapatkan hujan
daerah setiap tahunnya sebagaimana pada tabel di atas serta didapatkan juga hujan
rerata DAS dalam kurun waktu 12 tahun (interval 2004 hingga 2015) sebesar 217,1
mm.
3. Metode Isohyet
13
Setelah melalui langkah-langkah mencari titik tinggi hujan yang sama dan
menghubungkannya sehingga membentuk isohyet, berdasarkan peta kontur dari data
maka didapat hasil seperti berikut:
Gambar 3.1.2. Peta Kontur Isohyet
14
Sumber: Hasil perhitungan
Maka sesuai dengan perhitungan metode isohyet didapatkan hujan daerah
setiap tahunnya sebagaimana pada tabel di atas serta didapatkan juga hujan rerata
DAS dalam kurun waktu 12 tahun (interval 2004 hingga 2015) sebesar 219,17 mm.
15
p1 = 0,19 p2 = 0,25 p3 = 0,32 p4 = 0,23
2015 316,0 252,8 237,0 221,2 252,2
2014 334,0 267,2 250,5 233,8 266,6
2013 227,9 212,0 198,8 185,5 204,6
2012 189,0 151,2 141,8 132,3 150,9
2011 268,0 214,4 201,0 187,6 213,9
2010 306,0 244,8 229,5 214,2 244,2
2009 216,0 172,8 162,0 151,2 172,4
2008 248,0 198,4 186,0 146,9 191,7
2007 282,0 225,6 194,9 197,4 219,7
2006 329,0 263,2 246,8 230,3 262,6
2005 241,0 192,8 180,8 168,7 192,4
2004 294,0 235,2 220,5 205,8 234,7
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel 3.2.1.1 maka curah hujan maksimum DAS dalam kurun
waktu 12 tahun interval 2004-2015 yaitu 266,6 pada tahun 2014.
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan data peta kontur terlihat bahwa DAS merupakan dataran rendah
karena berada pada ketinggian 100 – 237,5 mdpl serta luas wilayah yang berkisar
sekitar 6.170 Ha ditambah lagi dengan stasiun hujan yang cukup merata maka untuk
curah hujan maksimum dan hujan rerata DAS menggunakan metode rerata aritmatik,
dimana hasil untuk hujan rerata DAS sebesar 221 mm dan curah hujan maksimum
sebesar 271,4 mm.
16
DAFTAR PUSTAKA
17