Week 8/ Sesi 12
Member team:
2301961960 – Minarniyati
Gambar: Tangkapan layar Paparan Publik virtual Samudera Indonesia di Jakarta, Selasa, 30
Juni 2020. (sumber Foto: Vicky Rachman/SWA).
PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) pada semeseter II/2020 berupaya melakukan transformasi
bisnis untuk memulihkan kerugian di tahun 2019. Perseroan di tahun ini fokus menginvestasikan
dana internal untuk membeli atau meremajakan kapal yang membidik pendapatan dari konsumen
tertentu (captive market), meningkatkan kualitas pelayanan dan SDM di masa pandemi Covid-19
Demikian disampaikan Bani Mulia, Direktur Utama, Ridwan Hamid, Direktur Keuangan, Tara
Hidayat, Direktur SDM, dan Farida Hidayat, Direktur Kepatuhan Samudera Indonesia SMDR di
paparan publik virtual mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) SMDR di Jakarta,
Selasa (30/6/2020).
Bani mengatakan perseroan optimistis kinerja bisnis di tahun 2020 meningkat menyusul
dicapainya peningkatan laba bersih pada Mei tahun ini sebesar US$ 4,9 juta, atau meningkat dua
kali lipat dibandingkan kinerja pada periode yang sama di 2019. “Hingga bulan Mei 2020,
SMDR mencatatkan pendapatan US$ 211,7 juta, meningkat 19% dari periode yang sama tahun
lalu,” ujar Bani di sela-sela paparan publik
Peningkatan kinerja tersebut merupakan hasil dari penerapan strategi komposisi armada
perseroan. Pada 2019, SMDR melakukan penjualan beberapa unit kapal yang memiliki
produktivitas rendah dan melakukan peremajaan armada kapal baru. Di tahun 2020, proses
peremajaan kapal terus berjalan baik meskipun dalam situasi pandemi. Perseroan telah menerima
satu unit kapal yang dioperasikan di kuartal I. Pada April-Juni 2020, sebanyak dua unit kapal
juga sudah berhasil diluncurkan di Jepang dan 1 kapal lagi direncanakan akan diluncurkan di
semester II tahun ini.
Sebagai perusahaan pelayaran, logistik dan transportasi, Samudera Indonesia siap bekerja
tangguh dalam berbagai kondisi yang menantang. Kompetensi kerja secara digital dan mobile
senantiasa ditingkatkan untuk tetap bekerja dengan produktif dan efektif diikuti dengan
peningkatan Standard Operational Procedure (SOP) dan protokol kesehatan. Tara menambahkan
untuk menyokong digitalisasi, manajemen SMDR berencana menugaskan pegawai generasi
milenial untuk menangani program ini. “Secara natural, milenial adalah native digital, kami
dalam waktu dekat akan menugaskan khusus pegawai milenial mengangani digitalisasi,” tutur
Tara.
Adapun, RUPS Samudera Indonesia pada Selasa siang itu mengangkat Bani sebagai Direktur
Utama. Dia menggantikan ayahnya, Masli Mulia, yang kini bergabung di jajaran Dewan
https://swa.co.id/swa/capital-market/samudera-indonesia-percepat-pemulihan-kerugian-dan-
digitalisasi.
1) Menurut Anda, seberapa baik sistem tata kelola PT Samudera Indonesia Tbk bekerja untuk
melindungi kepentingan pemegang saham?
2) Menurut Anda, apakah ditahun depan kinerja perusahaan akan semakin baik? Apakah ada
perubahan dalam kaitannya dengan hubungan agensi di perusahaan?
Jawaban :
1. Sistem tata kelola yang dilakukan oleh Samudera Indonesia sudah cukup baik, dimana
perusahaan melakukan peningkatan efisiensi operasional dan pengoptimalan kapasitas kapal
menjadi salah satu kunci bagi perusahaan agar mampu menangkap peluang usaha di industri ini.
PT Samudera Indonesia Tbk juga selalu berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi baik dalam lingkup lokaldan global. Dalam tataran global, tekanan akibat
perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih membayangi prospek perekonomian
2. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak
tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini
agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Teori keagenan
mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan
manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham
untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak
manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.
Dalam kasus diatas dapat dilihat perusahaan melakukan peremajaan beberapa unit Kapal dan
melakukan pembelian kapal baru untuk mengsukseskan strategi perusahaan di tahun 2020. Atas
keputusan tersebut perusaaan pastinya melakukan hubungan keagenan dengan perusahaan yang
bergerak di bidang Remanufacturing / Peremajaan kapal dan juga memiliki hubungan keagenan
dengan perusahaan pembuat kapal.
Dengan adanya kerjasama tersebut perusahaan memiliki keuntungan dari segi waktu kerja,
perusahaan tidak perlu melakukan pengembangan struktur organisasi mereka agar dapat
memenuhi kebutuhan tersebut, Perusahaan hanya perlu mengeluarkan biaya pembuatan kapal
dan biaya Peremajaan kapal kepada perusahaan lain.
3. a. Kepemilikan Konsentrasi
Para ahli ekonomi dan peneliti mengganti teori perusahaan berdasar model kewirausahaan klasik
dengan teori perusahaan yang berdasarkan “perilaku” dan “manajerial,” yang lebih fokus pada
motivasi manajer non pemilik dalam mengendalikan perusahaan. Salah satunya teori yang
dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling (1976), yaitu teori keagenan (agency theory)
menganalisis hubungan antara prinsipal (pemilik) dan agen (manajer). Hubungan ini
memunculkan kecenderungan perbedaan kepentingan, karena pada prinsipnya manusia akan
b. Direksi
Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan atau strategi yang akan
diambil baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Fama dan Jensen (1983) Dewan
direksi memiliki dua fungsi utama, yaitu 1) berfungsi sebagai pembuat keputusan manajemen
(strategi perusahaan dalam jangka pendek, kebijakan investasi dan keuangan), (2) berfungsi
dalam mengendalikan keputusan (kompensasi manajerial, pengawasan alokasi modal).
Susunan Direksi Samudra Indonesia sebagai berikut: Bani Mulia, Direktur Utama, Ridwan
Hamid, Direktur Keuangan, Tara Hidayat, Direktur SDM, dan Farida Hidayat, Direktur
Kepatuhan.
Kompensasi eksekutif adalah kompensasi yang diberikan kepada seorang eksekutif perusahaan
sebagai imbalan atau balas jasa karena seorang eksekutif tersebut sudah menjalankan tugasnya
dan sudah memiliki tanggung jawab yang besar dalam suatu perusahaan. Hal ini biasanya
diberikan bersamaan dengan gaji, bonus, saham atau opsi panggilan pada saham suatu
perusahaan, manfaat, dan penghasilan tambahan.
Kebijakan kompensasi eksekutif pada dasarnya merupakan bentuk kontrak keagenan antara
pemegang dengan manajemen perusahaan mengungkapkan bahwa kepentingan pemilik
perusahaan dan manajemen dapat diselaraskan dengan cara mendasarkan kompensasi kepada
satu atau lebih ukuran pencapaian kinerja dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan
penentuan kompensasi eksekutif merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka
mendorong peningkatan kinerja.
Dalam kasus tersebut “RUPS juga memutuskan untuk membagi dividen kepada para pemegang
saham sebesar Rp 8,- per saham atau total sebesar Rp 26, 2 miliar.”