Anda di halaman 1dari 40

BUKU PANDUAN PEMBUATAN TUGAS RANCANGAN

MATA KULIAH PROPULSI KAPAL


(362D3103)

OLEH :
ROSMANI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pada kenyataannya dalam pengoperasian suatu kapal sering terjadi bahwa

kecepatan yang diinginkan tidak sesuai dengan perencanaan atau mesin yang

terpasang. Untuk menyesuaikan besar daya mesin dengan kecepatan yang

dinginkan, maka harus diperhituingkan efisiensi propulsi dengan baik , serta ukuran

dan bentuk propeller sebagai alat penggerak kapal, sehingga kecepatan yang

diinginkan dapat tercapai. Oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk

mengetahui bagaimana cara dan prosedur perhitungan besar efisiensi propulsi dan

sekaligus perencanaan propeller suatu kapal .

Penentuan besar daya mesin kaitannya dengan efisiensi serta penggambaran

propeller merupakan salah satu mata kuliah yaitu Praktikum Propulsi, dimana

mahasiswa diwajibkan merencanakan propeller kapal dan memggambarkannya.

Dan merupakan syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa diharapkan pemahaman

mahasiswa akan system propulsi dan khususnya perhitungan efisiensi menjadi

lebih teriternalisasi, sehingga dapat digunakan saat bekerja di industry perkapalan

kelak.

Sasaran Belajar :

I.2. TUJUAN TUGAS

2
1. Mahasiswa dapat menentukan besar daya mesin utama sesuai dengan

kecepatan yang diinginkan pada suatu kapal.

2. Mahasiswa dapat merencanakan ukuran dan bentuk propeller yang sesuai

dengan bentuk kapal dan daya mesin.

3. Mahasiswa mampu menggambar propeller kapal.

I.3. MANFAAT TUGAS

1. Tersedianya nilai efisiensi suatu kapal yang nantinya akan digunakan

untuk menghitung daya mesin kapal

2. Tersedianya gambar propeller.

3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dalam menentukan daya mesin

dan propeller suatu kapal.

4. Kemampuan menghitung daya motor dan propeller sangat berguna bagi

mahasiswa dalam pemcapaian kompetensi lulusan Program Studi Teknik

Perkapalan.

3
BAB II
METODE DAN PROSEDUR PEMBUATAN TUGAS

2.1. METODE PENGERJAAN TUGAS

Besar daya mesin utama suatu kapal sangatlah penting untuk diketahui,

karena sangat berpengaruh terhadap kecepatan kapal. Pergerakan kapal di alam

bebas sangat ditentukan oleh sistem propulsi yang ada, yaitu kesesuaian antara

badan kapal, mesin utama, dan propeller. Untuk itu setiap mahasiswa harus

memahami bagian dari sistem propulsi.

Untuk mengetahui besar daya mesin utama suatu kapal, perlu ditentukan besar

efifisiensi propulsinya, yaitu perbandingan antara daya yang dapat menggerakkan

kapal atau biasa disebut effective horse power dengan daya mesin itu sendiri atau

brake horse power. Selain itu bentuk dan ukuran propeller yang sesuai juga perlu

direncanakan agar kecepatan yang diinginkan dapat tercapai.

Perencanaan daya mesin dan perencanaan propeller kapal adalah salah satu

persyaratan kelulusan mata kuliah propulsi kapal yang diberikan dalam bentuk

tugas, oleh karena itu setiap mahasiswa harus menyelesaikannya dengan benar

dan tepat waktu untuk memperoleh nilai yang maksimal. Untuk itu dibuatlah buku

panduan perancangan perhitungan efisiensi propulsi kaitannya dalam penentuan

besar daysa mesin kapal dan penggambaran propeller dengan harapan bahwa

mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan benar sesuai batas waktu

yang telah ditentukan.

4
2.2. ORGANISASI MATERI
GAMBAR PROPELLER

DAYA MESIN UTAMA


KAPAL

EFISIENSI PROPULSI

PD DAN PS

DIAMETER PROPELLER

ASUMSI EFISIENSI
PROPULSI

UKURAN UTAMA KAPAL


KECEPATAN KAPAL

Entry Bivevior
GAMBAR RENCANA GARIS
NILAI TAHANAN DAN
DAYA EFEKTIF KAPAL

2.3. MATERI PEMBELAJARAN

5
2.3.1. PROPULSI KAPAL

Untuk mengatasi tahanan total suatu kapal akibat pergerakannya pada

variasi-variasi kecepatan tertentu, maka dibutuhkan alat penggerak dan daya

penggerak mula (mesin utama). Jadi pergerakan kapal di alam bebas sangat

ditentukan oleh sistem propulsi yang ada. Perhitungan daya penggerak ini diambil

pada variasi tahanan total kapal termasuk besaran displacement (massa kapal).

Gambar 1 proses alur kerja daya mesin kapal

Keterangan :

PI = Indicated power

(daya dari putaran poros engkol mesin induk)

PB = Brake power

(daya yang dipehitungkan pada saat pengereman mesin)

PD = Delivery power

(daya yang diberikan oleh poros propeller ke propeller kapal)

PE = Effective power

6
(daya yang digunakan untuk memutar propeller kapal)

PT = Thrust power

(daya yang dihasilkan akibat gerakan propeller ke lingkungan fluida

yang menimbulkan gaya lawan)

Untuk mendapatkan daya daya optimal dari gerak propeller dibutuhkan

pengetahuan sistem propulsi kapal yang sesuai dengan bentuk stern (buritan

kapal).

Perhitungan daya motor kapal (HP) untuk penggersk kapal dapat diambil dari

formula :

2.3.2.PERHITUNGAN EFISIENSI PROPELLER

1. Kecepatan dinas kapal (Vs) diambil sesuai dengan perencanaan

2. Effective Power (PE) dapat dihitung dengan persamaan

PE = RT x Vs

(Harvald 5.5.27, Tahanan dan Propulsi Kapal, hal 135)

3. Asumsikanlah besar efisiensi propulsi, yaitu :

ηasumsi = 0,4 ~ 0,7 agar QPC terkoreksi

Tentukan besar diameter propeller, di mana besarnya tergantung dari sarat

kapal.(“Tahanan dan Propulsi Kapal, hal. 137)

Diameter max propeller

Dp = 2/3 x T

4. Tentukanlah Jarak sumbu prors ke lunas,

E = 0,045 T + 0,5 Dp

7
5. Hitunglah tinggi air di atas sumbu propeller, (Tahanan dan Propulsi Kapal”

hal. 199):

h = h’ + 0,0075 Lbp

h = (T – E) + 0,0075 Lbp

6. Tentukanlah nilai Delivery Power (PD), (Principal of Naval Architecture Vol.

II” hal. 202)

PD = PE / ηasumsi

7. Tentukanlag besar nilai Shaft Horse Power (SHP)

PS = PD / ηtransmisi

8. Hitunglah besar Arus ikut / wake fraction (w), yang merupakan perbedaan

antara kecepatan kapal dengan kecepatan aliran air yang menuju ke

propeller.

Besar nilai w tergantung dari jumlah propeller yang terpasang apakah single

screw atau twin screw.

Untuk kapal dengan sistem single screw, (Ship Basic Design” hal. 23)

w = 0,5 x Cb – 0,05

Menurut (Bertram, 1998 hal. 183) besarnya nilai arus ikut untuk twin screw

dapat dihitung dengan persamaan :

w = (Cb / 0,03) – 0,03

9. Fraksi gaya dorong / thrust deduction fraction (t) ditentukan dengan

persamaan (Principal of Naval Architecture” hal. 159)

t = k.w

8
dimana :

k = koefisien yang besarnya tergantung dari bentuk buritan, tinggi

kemudi dan kemudi kapal

k = 0,5 ~ 0,7 (untuk kemudi yang stream line dan mempunyai konstruksi

belahan pada tepat segaris dengan sumbu baling-baling)

k = 0,7 ~ 0,9 (untuk kemudi yang stream line biasa)

k = 0,9 ~ 1,05 (untuk kapal-kapal kuno yang terdiri dari satu lembar pelat

lempeng)

Menurut (Bertram, 1998 hal. 182) dapat dihitung dengan persamaan :

t = (0,325 Cb – 0,1885 H) / (B/T) 1/2

10. Tentukan besar Efisiensi (Principal of Naval Architecture” hal. 152) :

- Efisiensi rotasi (ηR) for single screw

ηR = 1,0 ~ 1,1

- Efisiensi lambung (ηH)

ηH = (1 – t) / (1 – w)

11. Kecepatan air masuk / speed of advance (VA), (Principal of Naval

Architecture” hal 146) :

VA = Vs x (1 – w)

Dimana :

Va = Kecepatan air masuk (knot)

Vs = Kecepatan kapal (knot)

12. Koefisien Angka Taylor (Bp), (Principal of Naval Architecture” hal 192) :

9
Bp = N x SHP1/2 x VA-5/2

13. Nilai K . Q1/4 . J-5/4

K . Q1/4 . J-5/4 = 0.1739 x Bp1/2

14. Gaya dorong (thrust)

Gaya dorong (T) yang diperlukan untuk mendorong kapal pada kecepatan

(V) akan lebih besar dari pada tahanan (R T) yang dialami kapal itu bila

kapal ditarik dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan tersebut.

Dalam buku “Principal of Naval Architecture”, hal. 152, gaya dorong dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

T = RT / (1-t)

Pada cara serupa, mengikuti perkiraan formula pada daya dorong untuk

single-screw dengan aturan buritan, dapat menggunakan :

T = 0,001979L / (B-B Cp1) + 1,0585 C10 – 0,00524 + -0,1418D2 /

(BT) + 0,0015 Cstern

15. Quasi Propulsif Coeficient (QPC)

QPC = ηo x ηR x ηH

Dimana :

ηo = 0,446

16. Koreksi QPC terhadap ηasumsi

Koreksi = {(ηasumsi – QPC) / ηasusmsi} x 100%

17. Tekanan pada poros propeller, (Tahanan dan Propulsi Kapal” hal. 199) :

Po – Pv = 99,6 – (10,005 x h)

10
18. Nilai Ae/Ao

Perbandingan luas daun dengan luas propeller dapat ditentukan dari

formula eq. Keller:

Ae/Ao = K + (1,3 + 0,3 Z) x T / (Dp2 x (Po + ρgh – Pv))

Dimana : T = Gaya dorong

Z = Jumlah daun propeller

Po+ρgh = Tekanan statik pada propeller

Pv = Tekanan Uap

K = (0 ~ 0,2) untuk kapal dengan twin screw

= 0,2 untuk kapal dengan single screw

Salah satu contoh diagram wageningen yang digunakan jika nilai Ae/Ao

berada diantara 0,550 dan 0,60. ᶯp

2.3.3. PERHITUNGAN POROS PROPELLER

A. Perencanaan Poros

11
1. Besar diameter propeller menurut rules BKI Edition 2006” Vol III Section

4-C hal. 4-1 diberikan formula :

D ≥ F x k x {Pw / (n x (1-(di/da)4)) x Cw}1/3

Berdasarkan nilai diameter yang diperoleh dari persamaan diatas, maka

besar diameter poros standar dapat dilihat pada tabel 1.7 (Elemen

Mesin" oleh Sularso hal 9).

2. Tentukanlah bahan poros yang sesuai dengan diameter dengan

menggunakan persamaan (Elemen Mesin” oleh Suarso hal. 8:

ds = {(5,1 / σa) x Kt xCb x T}1/3

dimana :

Kt = faktor koreksi jika terjadi sedikit kejutan dan tumbukan

= (1,0 ~ 1,5)

Cb = faktor koreksi jika terjadi pembebanan lentur

= (1,2 ~ 2,3)

T = momen puntir

= 9,74 x 105 x (Pd / n1)

σa = tegangan geser yang diizinkan

Untuk mengetahui bahan poros maka harus diketahui kekuatan tarik σ b yang

dialami poros dengan menggunakan persamaan sebelumnya, yaitu :

ds = {(5,1 / σa) x Kt xCb x T}1/3

σa = {(5,1 / ds3) x Kt xCb x T}1/3

σa = σb / (Sf1 x Sf2)

dimana :

12
Sf1 = faktor keamanan untuk bahan S-C dengan pengaruh massa

dan baja paduan

Sf2 = factor keamanan karenaa poros memiliki alur pasak bertangga

dan memiliki kekerasan permukaan

Dengan demikian bahan poros yang dipilih dan dianggap aman

adalah bahan dengan kekuatan tarik lebih besar dari kekuatan tarik yang

diperoleh dari persamaan di atas.

Atau σa x Sf2 / α atau β ≥ Cb x Kt x σ

B. Perencanaan Lapisan Pelindung Poros (Stern Tube)

1. Tentukanlah tebal minimum lapisan pelindung poros S 1 persamaan

menurut (BKI Edition 2006” Vol III Sec. 4-D.3.2.3 hal. 4-3)

S1 = (0,03 x ds) + 7,5

2. Tentukanlah tebal minimum S2 (Shaft liner) berdasarkan (BKI Edition

2006” Vol III Sec. 4-D.3.2.3 hal. 4-3)

S2 = 0,75 x S1

C. Perhitungan Bantalan Poros

1. Tentukanlah Panjang bantalan depan pada poros (forward bearing) L 1

Menurut (BKI Edition 1996” Vol III Sec. D.5.2.2 hal. 4-5)

L1 = 0,8 x ds

2. Panjang bantalan belakang (after bearing) L2

Menurut (BKI Edition 2006” Vol III Sec. D.5.2.2 hal. 4-5) diberikan

formula :

L2 = 2,0 x ds

13
3. Tentukan clearance antara poros dan bantalan C

Dalam “Handbook Surveyor BKI” tentang Propeller Shaft Clearance

diberikan formula :

C = (0,001 x ds) + 0,3 mm

4. Jarak bantalan (Lmax)

Dari buku “BKI Edition 1996” Vol III Sec.4.D.5.1 hal.4-5 diberikan

formula :

Lmax = K2 x (ds/n)1/2 untuk n > 350 rpm

D. Perencanaan Kopling Poros dan Baut Kopling (Shaft Coupling and

Coupling Bolts)

Ukuran kopling dan baut dapat ditentukan sebagai berikut :

1. Tebal flens kopling (Tf)

Menurut BKI 1996” Vol III Sec.4.D.4.4 hal 4-4 diberikan formula :

Tf = 25% x ds

2. Panjang flens kopling poros (Lhub)

Dari buku “BKI 1996” Vol III Sec. 4.D.4.4 hal 4-4 diberikan formula :

Lhub = (1,23 ~ 1,5) x ds

3. Diameter taper bagian bawah (du)

Menutut BKI 1996” Vol III Sec. 4.D.2 hal 4-2 dijelaskan bahwa shaft taper

(C) untuk flens kopling berada diantara 1/10 ~ 1/20

C = (ds – du) / Lhub

Dimana :

C = rasio taper

14
Dari rules “BKI 1996” Vol III Sec. 4.D.2 hal 4-3, nilai diameter taper d u tidak

boleh kurang dari 60% ds

4. Diameter nut d1 dan diameter mur ass baling-baling d2

d1 = 60% ds

d2 = d1 + (80% x d1)

5. Diameter hub d3 dan diameter lingkar baut d4

d3 = (1,8 ~ 2,0) x ds

d4 = (2,2 ~ 2,4) x ds

6. Diameter flens kopling df

df = (2 x d4) – d3

7. Diameter baut pada kopling flens dk

dk = 16 x {106 x Pw) / (n1 x z x D x Rm)}1/2

dimana :

z = jumlah baut yang direncanakan

d4 = diameter jarak lingkar baut

E. Perencanaan Spie pada Kopling Flens

1. Gaya tangensial pada permukaan poros (F)

Menurut Sularso (Elemen Mesin”, Sularso, Hal. 25) diberikan formula :

F = T / (ds / 2)

2. Ukuran Spie

- Lebar (b) = (25 ~ 35)% x ds

- Panjang (l) = (0,75 ~ 1,5~ x ds

15
- Tinggi (h) = 2xt

Dimana :

t = tebal benaman (mm)

= F / (l x P)

P = tekanan permukaan spie (kg/mm2)

l = panjang pasak (mm)

2.4. PERHITUNGAN KAVITASI

N KECEPATAN
ITEM/FORMULA UNIT
O
V1 V2 V3 V4 V5
1 Kecepatan  Kn          
2 Kecepatan  m/s          
3 Fn            
4 Rn            
5 CF            
6 LR            
7 (1+k1)            
8 RF            
9 (1+k2)            
10 RAP          
11 Koef.λ          
12 Koef.C1          
13 Koef.C2          
14 Koef.C5          
15 Koef.m1          
16 Koef.m2          
17 Koef.Ps/C5          
18 Rw          
19 Koef.Pb          
20 Fni          
21 RB          
22 Koef.Ck/FnT          
23 RTR          
24 Koef.C4          

16
25 Koef.CA            
26 RA            
27 RT  N          
28 PE  Watt          

Perhitungan beban pada daun baling-baling (B)


B = T / Ae KN/m2

2.5. DESAIN PROPELLER

Untuk desain propeller kita harus menggunakan nilai L maks menurut

Hensche II pada bagian “Propulsion Steven” hal. 435 ~ 437

Offset penggambaran propeller (Wageningen Series)

A. Ukuran daun propeller

Dalam (J. D. Van Mannen, hal 134 -155) terhadap ketentuan ukuran yang

dipakai dalam penggambaran propeller tersebut. Dapat dipilih sesuai jumlah

daun propeller yang akan direncanakan.

1. Lebar daun dari generator line ke trailing edge (persentase dari L maks)

0.2 R = 29.18% x Lmaks

0.3 R = 33.32% x Lmaks

0.4 R = 37.30% x Lmaks

0.5 R = 40.78% x Lmaks

0.6 R = 43.92% x Lmaks

0.7 R = 46.68% x Lmaks

0.8 R = 48.35% x Lmaks

0.9 R = 47.00% x Lmaks

17
1R = 20.14% x Lmaks

2. Lebar daun dari generator line ke leading edge (persentase dari L maks)

0.2 R = 46.90% x Lmaks

0.3 R = 52.64% x Lmaks

0.4 R = 56.32% x Lmaks

0.5 R = 57.60% x Lmaks

0.6 R = 56.08% x Lmaks

0.7 R = 51.40% x Lmaks

0.8 R = 41.65% x Lmaks

0.9 R = 25.35% x Lmaks

3. Total lebar daun (persentase dari Lmaks)

0.2 R = 76.08% x Lmaks

0.3 R = 85.96% x Lmaks

0.4 R = 93.62% x Lmaks

0.5 R = 98.38% x Lmaks

0.6 R = 100% x Lmaks

0.7 R = 98.08% x Lmaks

0.8 R = 90.00% x Lmaks

0.9 R = 72.35% x Lmaks

4. Jarak titik tebal maksimum dari leading edge (persentase dari total

lebar daun)

0.2 R = 35.00% x Lmaks

0.3 R = 35.00% x Lmaks

18
0.4 R = 35.00% x Lmaks

0.5 R = 35.00% x Lmaks

0.6 R = 39.90% x Lmaks

0.7 R = 44.30% x Lmaks

0.8 R = 47.90% x Lmaks

0.9 R = 50.00% x Lmaks

1/5 jarak titik tebal maksimum dari leading edge

0.2 R =

0.3 R =

0.4 R =

0.5 R =

0.6 R =

0.7 R =

0.8 R =

0.9 R =

1/5 jarak titik tebal maksimum dari trailing edge

0.2 R =

0.3 R =

0.4 R =

0.5 R =

0.6 R =

0.7 R =

0.8 R =

19
0.9 R =

5. Tebal maksimum daun (persentase dari diameter propeller)

0.2 R = 3.66% x Dp

0.3 R = 3.24% x Dp

0.4 R = 2.82% x Dp

0.5 R = 2.40% x Dp

0.6 R = 1.98% x Dp

0.7 R = 1.56% x Dp

0.8 R = 1.14% x Dp

0.9 R = 0.72% x Dp

1.0 R = 0.30% x Dp

B. Jarak ordinat dari titik tebal maksimum

1. Ordinat untuk tebal maksimum ke trailing edge (persentase dari tebal

maksimum daun)

Nilai-nilai yang ada pada table berikut sudah merupakan hasil

perkalian dari tabel-tabel daun dengan nilai-nilai yang sudah

ditentukan dalam 2.31

a. Ordinat bagian belakang (back) daun pada trailing edge

r/R 20% Nilai 40% nilai 60% nilai 80% nilai


96.45 86.90 72.65 53.35
0.2
% % % %
96.80 86.80 71.60 50.95
0.3
% % % %
97.00 86.55 70.25 47.70
0.4
% % % %
96.95 86.10 68.40 43.40
0.5
% % % %

20
96.80 85.40 67.15 40.20
0.6
% % % %
96.65 84.90 66.90 39.40
0.7
% % % %
96.70 85.30 67.00 40.95
0.8
% % % %
97.00 87.00 70.00 45.15
0.9
% % % %

b. Ordinat bagian belakang (back) pada leading edge

r/R 20% 40% 60% 80%


0.2 98.60% 94.50% 87.00% 74.40%
0.3 98.40% 94.00% 85.80% 72.50%
0.4 98.20% 93.25% 84.30% 70.40%
0.5 98.10% 92.40% 82.30% 67.70%
0.6 98.10% 91.25% 79.35% 63.60%
0.7 97.60% 88.80% 74.90% 57.00%
0.8 97.00% 85.30% 68.70% 48.25%
0.9 97.00% 87.00% 70.00% 45.15%

c. Ordinat bagian muka (face) daun pada trailing edge

20% 40% 60% 80% 100%


r/R Nila
% Nilai % nilai % % nilai % nilai
i
1.55 5.45 10.90 18.20 30.00
0.2          
% % % % %
1.70 12.20 25.40
0.3       5.80%      
% % %
17.90
0.4         1.50%   6.20%    
%
0.5             1.75%   9.70%  
0.6                 5.10%  

21
d. Ordinat bagian muka (face) daun pada leading edge

r/R 20% 40% 60% 80% 100%


  % Nilai % nilai % Nilai % nilai % nilai
0.45 2.30 5.90 40.00
0.2       13.45%    
% % % %
0.05 1.30 4.60 37.60
0.3       10.85%    
% % % %
0.30 2.65 34.50
0.4         7.80%    
% % %
0.70 30.40
0.5           4.30%    
% %
24.50
0.6             0.80%    
%
16.10
0.7                  
%
0.8                 7.40%  

2. Picth Diagram

P = P/D x Dp

P / 2π = m

Dimana :

P/D = dari grafik

Dp = diameter propeller

Jadi :

22
0.2 R = P / 2π x 82.20%

0.3 R = P / 2π x 88.70%

0. R = P / 2π x 95.00%

0.8 R = P / 2π x 99.20%

1 R = P / 2π x 100%

3. Perencanaan naf propeller

- Diameter propeller (Dp)

- Diameter naf (dn) = 0.167 Dp

- Tebal maks daun (lo) = 0.045 Dp

- Jari-jari pada rb = 0.04 Dp

- Jari-jari pada rf = 0.03 Dp

- Diameter boss pada db = 0.875 dn

- Diameter boss pad add = 1.1 dn

- Diameter as pada dd’ = dn/1.9

- Diameter as pada db’ = dn/2.4

- Panjang boss Lb’ = 24 dn

- Sudut kemiringan propeller (rake)

- Tebal ujung daun propeller (tip) = 0.0035 Dp

4. Perhitungan momen puntir (Mp) dan gaya tangensial (F) pada spie

- Momen puntir

Mp = P / 2 π n

Dimana :

23
P = PS (w)

N =

- Gaya tangensial

F = Mp / (Ds / 2) (N)

Dimana :

Ds = diameter poros (m)

Ukuran spie

Panjang (l) = (1,0 ~ 1,5) Ds

Lebar (b) = 0,3 Ds

Tebal (t) = F / (Pa x L)

Dimana :

Pa = tegangan permukaan spie (kg/mm2)

24
Contoh gambar propeller

25
Rumus / Referensi

 Arus ikut / wake fraction ( w )


w = (VS - VA)) / VS

 Diameter Propeller ( Dp )

( Tahanan Dan Propulsi Kapal hal.137 )

Dp = 2/3 . T pendekatan terhadap prancangan atau rencana garis

 ηasusmsi = 0,4 ~ 0,7


 Fraksi Deduksi gaya dorong / Thrust deduction
t = (PT - RT)/ PT

 Kecepatan air masuk / speed of advance ( Va )

("Principles of naval architecture"hal.194)

Va = Vs ( 1 – w ) Va berbeda-beda pada setiap titik

 Gaya dorong Thrust ( T )


("Principles of naval architecture"hal.152)

T = (Rt / 1 – t )/2 ( untuk Twin Screw )

 Tekanan pada poros propeller ( po - pv )


("Tahanan Kapal dan Propulsi Kapal, Harvald"hal 199)

Po – pv = 99,6 + 10,05 . h

 Rasio luas bentang daun propeller


("Principles of naval architecture")

(1. 30 .3 Z )Th
Ae / Ao = (Po Pv ) Dp 2 + k, di mana k = 0 ; Z = 4

26
 Jarak sumbu poros ke lunas
(Principal of Naval Architecture Vol.II Hal. 159)

E = 0,045 . T + 0,5 Dpopt

 Tinggi air diatas poros ( h ) immersion of propeller shaft


(Tahanan dan propulsi kapal, Harvald. Hal.199)

h =((D–E)+H) dimana H = ¾ % LWL

 Effisiensi lambung ( ηH )
("Introduction to naval Architecture, Thomas C.Gillmer" Hal.243)

ηH = ( 1 – t ) / ( 1 – Wm )

 Efisiensi Rotasi (ηR)


ηR = 0,95 ~ 1,00 ( untuk Twin Screw )

 Quasi Propulsif Coeficient (QPC)


QPC = ηO. ηH. ηR

 Koreksi QPC terhadap ηasusmsi


Koreksi = ηasusmsi – QPC / ηasusmsi x 100%

 PD (Delivery Power)
= PE / ηasusmsi

 PS (Shaft Power)
("Principle of naval architecture" hal.102)

= PD / 0,98

 BHP (Brake Horse Power)


= PS / 0.98

 Nilai Ap/Ad (projected Blade Area Ratio)


Ap/Ad = 1,067 – 0.229.P/D

27
 Nilai Ao (Disk Area)
Ao = (π/4)Dpopt2

 Nilai Ad (developed blade ratio)


Ad = Ae / Ao x Ao

 Nilai Ap (Projected Blade Area)


Ap = Ap / Ad x Ad

 Nilai Vr2 (kecepatan Relatif Air pada 0,7 R)


Vr2 = Va2 + (0.7πns x Dpopt)2

 Nilai q0,7R (kecepatan Dinamis Pada 0,7 R)


q0,7R = 1/2 x p x Vr2

 Koefisien Tc
τc = [(T/AP) / q0,7R

 Nilai s0.7R (Angka Kavitasi)


s0.7R = [(Po – Pv) + p.g.h / (q0,7R)]

28
BAB III
INDIKATOR PENILAIAN, KONTRAK TUGAS DAN
KARTU MONITORING

3.1. KRITERIA PENILAIAN

Nilai maksimum dari tugas perancangan Propulsi Kapal adalah 50 % dari nilai total

propulsi kapal. Adapun indikator atau kriteria penilaian dari 100 % nilai maksimum tugas

propulsi kapal sebagai berikut:

 Kedisiplinan dalam melakukan asistensi (25 %)

 Ketepatan analisa dan gambar (50 %).

 Ketepatan waktu penyelesaian (25 %).

3.2. SANGSI-SANGSI

Sangsi diberikan berupa pembatalan tugas yang berakibat tidak lulusnya peserta

apabila peserta tugas melakukan:

a. Melanggar kontrak tugas.

b. Melakukan duplikasi tugas.

c. Terbukti tidak mengerjakan sendiri tugas.

d. Tugas dikerjakan berdasarkan gambar rencana garis yang bukan pekerjaannya

tanpa persetujuan pembimbing

29
3.3. KONTRAK TUGAS

1. Tugas penggambaran propeller kapal merupakan tugas yang wajib dikerjakan oleh

setiap mahasiswa (i) yang mengikuti matakuliah Propulsi Kapal dan bersifat perorangan

(individu).

2. Setiap mahasiswa (i) dalam mengerjakan tugas wajib diasistensikan kepada dosen

pembimbing.

3. Setiap mahasiswa (i) yang akan mengerjakan tugas wajib melakukan kontrak tugas

dengan dosen pembimbing. Bentuk kontrak tugas seperti terlihat pada format atau

borang PR1.

4. Tugas dikerjakan pada kertas A1 dan hasil pekerjaan menjadi milik mahasiswa yang

bersangkutan

5. Tugas sudah harus diberikan oleh dosen paling lambat minggu ke 8 semester berjalan

6. Untuk memperlancar pengerjaan tugas dosen pembimbing dapat mengangkat /memilih

asisten dari mahasiswa yang dianggap dapat membantu mahasiswa mengerjakan tugas

7. Mahasiswa harus menunjukkan kartu monitoring setiap asistensi.

3.4. KARTU MONITORING

Kartu asistensi digunakan sebagai lembar monitoring dan evaluasi pengerjaan tugas

agar sesuai dengan tujuan tugas yang diharapkan. Kartu Asistensi dapat dilihat pada format

atau borang PR2 dibawah ini.

30
FORMAT ATAU BORANG PR2
KONTRAK TUGAS
(362D3103) PROPULSI KAPAL

Diberikan kepada:
Nama : ……………………………
Stambuk : D311 …………………….
No. HP : ……………………………
Membuat Gambar propeller Kapal:
Tipe Kapal : ……………………
LBP : ……………………
B : ……………………
H : ……………………
T : ……………………
Cb : ……………………
Cm : ……………………
Cw : ……………………
Cp :…………………….
Kecepatan (Vs) : ……………………
DWT : ……………………

Batas waktu tugas : .............................

Materi tugas mencakup:

1. Perhitungan efisiensi propulsi dan daya mesin kapal


2. Penggambaran propeller

Demikian surat tugas ini dibuat untuk diperhatikan.


Makassar, ................................
Dosen Pembimbing Asisten Dosen

(.............................................) (…………………………………)
Nip: ..................................... STB: ……………………………

31
FORMAT ATAU BORANG PR2
KARTU MONITORING & EVALUASI
TUGAS RANCANGAN BLOK KAPAL

NAMA :………………………. ASISTEN :………………………...


STAMBUK :…………………….....BATAS WAKTU : ……………. ...............

No ITEM TUGAS TANGGAPAN & ARAHAN PARAF

Makassar, .......................
Dosen Pembimbing Asisten Dosen

(…………………………) (…………………………)
Nip:................................. STB:...............................

32
FORMAT ATAU BORANG PR3
NILAI ASISTENSI TUGAS DAN
PENYELESAIAN TUGAS TAHANAN KAPAL

Pelaksanaan asistensi tugas dilakukan minimal 3 kali sejak pemberian tugas jika
tidak mengikuti ketentuan tersebut, maka nilai asistensi akan dikurangi 5%.
Tugas harus diselesaikan sesuai batas waktu yang telah disepakati. Jika waktu
penyelesaian tugas tidak sesuai, maka pengurangan nilai dilakukan :
1. Lewat sehari nilai berkurang 2 %
2. Lewat 2 hari nilai berkurang 4 % dst.

asistensi Penyelesaian tugas Total


No Nama Mahasiswa Jumlah Nilai Terlambat Nilai
Nilai
(%) (hari) (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

FORMAT ATAU BORANG PR4


KETEPATAN ANALISIS

33
Proses Alur Pengaruh Pengaruh
Pengertian kerja daya efisiensi jumlah daun Nilai
No Nama Mahasiswa
Propulsi mesin kapal terhadap dan diameter Total
kapal daya mesin propeller
kapal
1 10% 10% 15% 15%
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Makassar,

Dosen Pengampu matakuliah

(……………………………..)

FORMAT ATAU BORANG PR5


NILAI AKHIR TUGAS PROPULSI KAPAL

NILAI NILAI
No NAMA MAHASISWA ASISTENSI KETEPATAN TOTAL
ANALISIS
1
2
3
4

34
5
6
7
8
9
10

Makassar,

Doesn Pembimbing

(……….………………….)

BAB IV
FORMAT LA[PORAN TUGAS

Tugas perancangan tahanan kapal kapal yang telah selesai dikerjakan oleh setiap
mahasiswa (i) disusun dalam sebuah laporan akhir.

Format laporan akhir tugas tersebut dapat terlihat pada format atau borang PR6, PR7,
dan PR8 :

35
FORMAT ATAU BORANG PR6
LAPORAN AKHIR TUGAS

Gunakan kertas ukuran A4, margin atas, bawah, kiri,dan kanan dengan 25 mm, 25
mm, 30 mm, 25 mm. Type huruf Arial atau Times New Roman berukuiran 12 dan spasi
1,5. Tempatkan nomor halaman pada sudut kanan bawah.

Format Laporan

Sampul
Lembar pengesahan
Lembar Peniliaan
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran

36
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Tugas
1.3. Manfaat Tugas
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. Teori Tahanan Kapal
2.2. Metode Perhitungan Tahanan Kapal
BAB III Perhitungan Tahanan Kapal
4.1. Metode Guldhammer atau Metode Yamagata
4.2. Metode Holtrop dan Mannen
4.3. Kurva Hubungan antara Kevepatann Kapal dengan Tahanan dan Daya
Efektif
BAB V Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka MATA KULIAH


Lampiran
(362D3103) PROPULSI KAPAL

Logo unhas

FORMAT DAN BORANG PR7


SAMPUL LAPORAN
Oleh

Nama/stambuk Mahasiswa

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN..............
37
Sampul Warna Biru

FORMAT ATAU BORANG PR8


LEMBARAN PENGESAHAN

MATA KULIAH
(362D3103) PROPULSI KAPAL

Telah disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam


Mata Kuliah Tahanan Kapal (362D3103)
Di
Program Studi Teknik Perkapalan
Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

38
Nama/stambuk Mahasiswa Tanda Tangan
……………………….. …………………………..

Waktu Pengejaan Tugas:………………………

Semester ........... T.A. .............

Mengetahui, Disetujui,
Koord. Dosen Pengampu Dosen Pembimbing

(.........................................) (.........................................)
Nip:.................................... Nip:....................................

DAFTAR PUSTAKA
Biro Klassifikasi Indonesia, Volume III, 2006
Guldhammer. H. E. dan Harvald, Sv. Aa, 1974, ”Ship Resistance”, Akademisk Forlag,
Copenhagen.

Harvald, SV. Aa, 1983. Tahanan dan Propulsi Kapal. Terjemahan oleh Jusuf Sutomo, Ir. M.sc.
1992. Surabaya: Airlangga University Press.

Lewis, E. V. ed. 1989. Principles of Naval Architecture, Volume 3; _______. Jersey City, USA.

J. D. Van Mannen, “Fundamentals Of Ship Resistance and Propulsion”,Head of Research


Departement of the N.S.M.B.at Wageningen
Construction and Stability of Naval Ship, chapter V
Sv. Aa. Harvald, 1983, “Resistance and Propulsion of Ship”,

39
Sularso, ”Elemen Mesin
Thomas C. Gillmer, , ”Introduction to Naval Architecture”
”Ship Basic Design”

40

Anda mungkin juga menyukai