Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nabila Syifa (30901700055)

Nur Ainil Fahmiyyah (30901700061)

Rizqi Novie Yanti (30901700077)

Sonia Fitri Indriana (30901700089)

Wina Purnama Sari (30901700100)

Zulfa Salsabila (30901700108)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019/2020
Bab I

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan sebuah unit terkecil dari sebuah masyarakat.

Fungsi sebuah keluarga adalah sebuah tepat untuk mewujudkan kehidupan

yang tentram, aman, damai dan sejahtera dengan suasana yang penuh cinta

dan kasih sayang sesama anggota keluarga. Keluarga yang kuat adalah

keluarga yang dapat menciptakan generasi penerus yang berkualitas,

berkarakter, yang nantinya di masa yang akan datang akan membawa

kejayaan bagi bangsa dan negara (Nisa, 2016).

Fungsi dari sebuah keluarga adalah tempat bagi orang tua dan anak

mencurahkan kasih sayangnya, keluarga juga merupakan sebuah pijakan

pendidikan awal seorang nak, dan fungsi lain dari keluarga adalah sebagai

tiang negara (Chadijah, 2018). Akan tetapi fungsi keluarga sebagai pendidikan

awal bagi seorang anak sudah mulai bergeser di zaman sekarang, karena

pendidikan anak di zaman sekarang lebih dipercayakan kepada lembaga

pendidikan formal.

Membentuk dan membangun keluarga yang sakinah merupakan

keinginan dari seluruh keluarga baru di dunia. Akan tetapi dengan keadaan

seperti sekarang, untuk membentuk keluarga sakinah sangatlah sulit, sehingga

sudah menjadi sebuah prestasi untuk mempertahankan sebuah keluarga agar


tetap utuh. Oleh sebab itu di perlukan adnaya tatanan hidup yang baik agar

dapat membentuk keluarga sakinah (putri, 2015).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian keluarga sakinah?

2. Bagaimana kriteria dari keluarga sakinah?

3. Bagaiman upaya perawat dalam membentuk keluarga sakinah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari keluarga sakinah

2. Untuk mengetahui kriteria dari keluarga sakinah

3. Untuk mengetahui upaya perawat dalam membentuk keluarga sakinah


Bab II

A. Pengertian Keluarga Sakinah

Adapun tujuan dari menikah adalah memperoleh kehidupan bahagia,

tenang dan damai, saling mengasihi dan mencintai, melakukan reproduksi,

pemenuhan kebutuhan biologis, menjaga kehormatan, dan sebagai ibadah.

Diperlukan pemenuhan kebuthan material dan biologis yang cukup dan harus

diliputi dengan kasih sayang antar anggota keluarga yang melibatkan seluruh

anggota keluarga. Kehidupan yang damai, tenang, memperoleh kehidupan

yang bahagia dapat dibut dengan keluarga sakinah (Putri, 2015).

Berdasarkan penjabaan QS. al-Rum (30):21, Allah SWT menjelaskan

bahwa tujuan menciptakan seorang istri adalah agar suami dapat membangun

sebuah keluarga yang harmonis, bahagia lahir batin, hidup tenang, tentram,

damai da penuh kasih sayang. Istilah sakinah sering kali digunakan dalam al-

Qur’a untuk menggambarkan kenyamanan keluarga. Sehingga tak dipungkiri

lagi bahwa keluarga sakinah adalah dambaan semua keluarga, karena sakinah

adalah sebuah konsep keluarga yang di dalamnya memberikan kenyamanan

psikologis, meskipun secara fisik tampak jauh berada di bawah standar.

Keluarga sakinah adalah keluarga yang berawal dari rasa cinta yang dimiliki

oleh sepasang suami istri. Yang kemudian menjadi kasih sayang setiap

anggota keluarga, hingg dapat terciptanya ketenangan dan kedamaian hidup,

sehingga dapat di pahami bahwa unsur utama dalam keluarga sakinah adalah
adanya cinta dan kasih sayang dengan tujuan akhir mardhatillah (Chadijah,

2018).

Pentingnya untuk mengathui tugas tugas masing masing peran dalam

keluarga dapat memmbantu terbentuknya keluarga sakinah. Karena dalam

pernikahan tidak hanya menggabungkan 2 kepala, akan tetapi 2 keluarga.

Meskipun menggabungkan 2 keluarga, peran utama dalam sebuah pernikahan

adalah suami dan istri, sehingga suami istri yang dapat memutuskan sesuatu

dalam keluarganya. Sakinah diartikan sebagai kedamaian. Sakinah dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kedamaian; ketentraman; ketenangan;

dan kebahagiaan (Afandi, 2017).

Keluarga sakinah adalah keluarga yang setiap anggotanya dapat

mengembangkan kemampuan dasar fitrah kemanusiaannya, dalam rangka

menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab

atas kesejahteraannya sesama manusia dan alam, sehingga oleh karenanya

seiap anggota keluarga tersebut akan selalu merasa aman, tentram, damai dan

bahagia (Nisa, 2009).

B. Karakteristik Keluarga Sakinah

Karakteristik dari keluarga sakinah adalah keluarga yang berasal dari

rasa cinta yang dimiliki oleh kedua suami istri, kemudian berkembang

menjadi kasih sayang diantara setiap anggota keluarga ketika anggota

keluarga tersebut semakin bertambahnya anggota, hingga terciptanya


ketenangan dan kedamaian hidup. Adapun faktor lain yang dapat menjadi

karakteristik dari keluarga sakinah antara lain :

1. Lurusnya niat dan kuatnya hubungan dengan Allah

Menikah merupakan perintah dari Allah dan sunnah Rasul.

Menikah merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesucian dan

kehormatan diri. Sesorang yang akan menikah, dalam memilih

calon pasangan sebaiknya mendahulukan kriteria agama terleih

dahulu, agar pada saat menjalani kehidupan setelah menikah tidak

terdapat permasalahan atau perselisihan karena keyakinan yang

diikuti berbeda.

2. Kasih sayang

Kasih sayang merupakan sebuah landasan untuk keluarga yang

sakinah. Keluarga juga merupakan sekolah bagi setiap anggota

keluarganya, sehingga kasih sayang memiliki peran yang penting

dalam pendidikan keluarga, terlebih pada aspek psikologis dan

pembentukan kepribadian.

3. Saling terbuka, santun dan bijak

Bagi sepasang suami istri keterbukaan dapat diwujudkan dalam

interaksi kejiwaan, pemikiran, sikap, dan tingkah laku. Sehingga

dapat mengenal hakikat keribadian suami istri dan membangun

kepercayaan. Kepercayaan dapat tumbuh berawal dari keterbukaan

tentang segala hal baik tentang pendapat, ide, perasaan dan


pemikiran. Apabila timbul pemikiran atau perasaan tidak nyaman,

maka sebaiknya suami istri tersebut mengintropeksi diri dan

menyelesaikan permasalahan dan mencari solusi bersama. Hal

tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menvegah adanya sumber

konflik berkepanjangan.

4. Komunikasi dan musyawarah

Pernikahan merupakan penyatuan dua individu yang berasal

dari latar belkang yang berbeda dan dua keluarga yang berbeda. Leh

karena itu sepasang suami istri sudah sewajarnya saling memahami

kekurangan dan kelebihan masing masing, dan menerima dengan

lapang dada, tanpa ada penyesalan. Saling memahami dapat

menjadikan suami istri menjadi saling berempati satu sama lain.

Dengan adanya empati suami istri tidak akan mudah berburuk

sangka dan toleran terhadap kesalahan dan kelemahan yang dapat

merugikan pasangannya. Dalam keluarga sakinah, seorang ayah

adalah yang mampu mewujudkan suasana keluarga yang harmonis

dan komunikatif, sehingga tercipta komunikasi yang dialogis antara

orang tua dan anak. Dengan demikian, komunikasi yang baik dapat

melahirkan hubungan yang baik pula. Komunikasi dalam keluarga

memeiliki beberapa fungsi. Pertama, sarana untuk mengungkapkan

kasih sayang; kedua, media untuk menyatakan penerimaan atau

penolakan atas pendapat yang disampaikan; ketiga, sarana untuk


menambah keakraban hubungan sesame anggota keluarga; dan

keempat, menjadi barometer bagi baik-buruknya kegiatan

komunikasi dalam sebuah keluarga.

5. Tasamuh, toleran dan pemaaf

Dua insan yang berbeda latar belakang sosial, budaya,

pendidikan, dan pengalaman hidup bersatu dalam pernikahan,

tentunya akan menimbulkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam

cara berfikir, memandang suatu permasalahan, cara

bersikap/bertindak, juga selera (makanan, pakaian, dsb). Potensi

perbedaan tersebut apabila tidak disikapi dengan sikap toleran

(tasamuh) dapat menjadi sumber konflik/perdebatan. Oleh karena

itu masing-masing suami/isteri harus mengenali dan menyadari

kelemahan dan kelebihan pasangannya, kemudian berusaha untuk

memperbaiki kelemahan yang ada dan memupuk kelebihannya.

6. Adil dan persamaan

Sikap adil merupakan factor yang harus muncul dalam keluarga

sakinah. Adil berarti seimbang dan proporsional. Sikap adil

mempunyai peran besar Berlaku adil terhadap anak-anak dan

memperlakukan mereka secara sama tanpa pilih kasih dapat

menjadikan anak tumbuh sehat dan jauh dari sifat iri hati, dengki,

dan dendam.
7. Sabar dan syukur

Bagian dari kesabaran adalah keridhaan menerima

kelemahan/kekurangan pasangan suami/isteri yang memang diluar

kesang-gupannya. Syukur juga merupakan bagian yang tak dapat

dipisahkan dalam kehidupan berumah tangga (Chadijah, 2018).

C. Upaya Perawat Dalam Membentuk Keluarga Sakinah

Untuk membentuk keluarga yang sakinah tentunya sepasang suami

istri harus saing mencintai dan menyayangi satu sama lain. Sebagai seorang

perawat keluarga, perawat dapat menyampaikan hal tersebut kepada pasangan

suami istri yang baru menikah, perawat pun dapat memberikan edukasi

mengenai tugas perkembangan yang harus dipenuhi sebagai keluarga baru,

dan kendala apa yang dapat dialami. Sehingga pasangan suami istri dapat

mempersiapkan mental dalam menghadapi permasalahan tersebut. Perawat

juga dapat memberikan edukasi kepada psang suami istri untuk saling

percaya, memahami toleransi kepada pasangan, dan membangun komunikasi

yang terbuka. Dengan komunikasi terbuka maka akan timbul musyawarah

yang dapat memunculkan solusi dari suatu masalah yang sedang dialami oleh

pasangan tersebut.
Bab III

A. Kesimpulan

Keluarga sakinah adalah keluarga yang dapat menimbulkan

ketenangan dan kenyamanan bagi anggota keluarganya. Keluarga sakinah

menjadi hal yang didambkan oleh setiap pasangan karena, keluarga

merupakan sarana pendidikan bagi semua anggota keluarga. Sehingga

lingkungan keluarga yang baik dapat menimbulkan karakter yang baik pula.

Karakteristik keluarga sakinah adalah 1) Lurusnya Niyat (Islâh al-Niyyah) dan

Kuatnya hubungan dengan Allah (Quwwatu shilah billâh), 2) kasih sayang; 3)

saling Terbuka (Mushârohah), Santun dan Bijak (Mu’asyarah bil Ma’rûf); 4)

komunikasi dan musyawarah, 5) Tasâmuh (Toleran) dan Pemaaf; 6) adil dan

persamaan; 7). Sabar dan syukur. Dan sebgai perawat keluarga, peawat dapat

memberikan edukasi kepada pasangan yang baru menikah tentang kendala

dan tugas perkembangan yang dapat dicapai bagi keluarga baru mengalami

kehidupan setelah menikah.


Daftar Pustaka

Chadijah, S. (2018). KARAKTERISTIK KELUARGA SAKINAH DALAM ISLAM.


14(1), 113–129.

Nisa’, A. K. (2016). KONSEP KELUARGA SAKINAH PRESPEKTIF KELUARAGA


PENGHAFAL ALQUR’AN.

Wijayanti, S. (2017). UPAYA KUA DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA


SAKINAH PERSPEKTIF MASHLAHAH MURSALAH (Studi Kasus di Desa
Jawisari Kec.Limbangan Kab. Kendal).

Putri, M. N. (2015). UPAYA MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH PADA


MASYARAKAT MAGINAL DI PERKOTAAN (STUDI DI DUSUN
JOGOYUDAN, KELURAHA GOWONGAN, KECAMATAN JETIS,
YOGYAKARTA TAHUN 2014 - 2015).

Anda mungkin juga menyukai