Anda di halaman 1dari 5

HIDROLISIS POLISAKARIDA XILAN JERAMI MENGGUNAKAN LARUTAN

ASAM KUAT UNTUK BAHAN DASAR PRODUKSI BIOETANOL


Gading Wilda Aniriani1*), Nurul Fitria Apriliani2), Eko Sulistiono3)
1,3)
Program Studi Kesehatan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan
2)
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Lamongan
*Corresponding author : gading.wildaa@gmail.com

ABSTRAK
Hidrolisis merupakan proses pemecahan polisakarida (gula kompleks) menjadi polimer yang lebih
sederhana, mengingat syarat utama dari proses fermentasi untuk produksi bioetanol adalah gula
monomer atau dimer. Polisakarida yang digunakan yakni hasil pretreatment dan ekstraksi jerami.
Penggunaan cara kimiawi pada proses hidrolisis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang
optimum dengan waktu yang singkat. Metode penelitian yang digunakan adalah hidrolisis asam
dengan membandingkan dua jenis larutan asam kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida
(HCl) dengan konsentrasi masig-masing sebesar 0.5 N. Hidrolisis dilakukan dalam kondisi pada
suhu 115 0C selama 60 menit pada tekanan 1 atm. Gula sederhana yang dihasilkan telah diuji
dengan uji gula total, dengan hasil bahwa gula pereduksi diketahui dari selisih gula total pada
kontrol tanpa perlakuan. Uji gula total dilakukan menggunakan metode Dubois, pengujian ini
dilakukan pada hasil optimum dari hidrolisis yaitu asam klorida (HCl). Sampel yang diujikan
yaitu, xilan (XI) dan kontrol (-) xilan (k-x). Analisis gula total menghasilkan sebanyak 2.906
mg/L untuk XI, sebanyak 728 mg/L untuk (k-x) dengan hasil bahwa perolehan gula pereduksi
sebesar 2.124 mg/L. Selisih hasil gula total yang diperoleh antara perlakuan dan kontrol
mengindikasikan bahwa proses hidrolisis berhasil mendapatkan gula pereduksi.
Kata kunci: gula kompleks, hidrolisis asam, gula sederhana, gula pereduksi dan gula total.

HYDROLYSIS OF POLYCOXARIDA XYLANE STRAW USING STRONG ACID


ACID SOLUTION FOR BASIC MATERIALS OF BIOETANOL PRODUCTION

ABSTRACT
Hydrolysis is the process of breaking polysaccharides (sugar complexes) into simpler polymers,
considering the main requirements of the fermentation process for bioethanol production are
monomeric or dimeric sugars. The polysaccharides used are the results of pretreatment and
extraction of straw. The use of chemical methods in the hydrolysis process aims to obtain
optimum results with a short time. The research method used is acid hydrolysis by comparing two
types of strong acid solutions namely sulfuric acid (H2SO4) and hydrochloric acid (HCl) with a
concentration of each of 0.5 N. Hydrolysis is carried out under conditions at a temperature of 115
0C for 60 minutes at a pressure of 1 atm. The simple sugar produced was tested with a total sugar
test, the result of the reducing sugar was known from the total sugar difference in the control
without treatment. The total sugar test was carried out using the Dubois method, this test was
carried out on the optimum results of hydrolysis, namely hydrochloric acid (HCl). The sample
tested were, xylan (XI) and control (-) xylan (k-x). Analysis of total sugar yielded as much as
2,906 mg / L for XI, as much as 728 mg / L for (k-x) the result of the acquisition of reducing
sugars was 2,124 mg / L. The difference of the result total sugar produced between treatment and
control indicates that the hydrolysis process succeeded in obtaining reducing sugars.
Keywords: complex sugar, acid hydrolysis, simple sugar, reducing sugar and total sugar.

PENDAHULUAN dibandingkan dengan hidrolisis asam encer.


Kecepatan hidrolisis oleh asam pada
Hidrolisis asam kuat menghasilkan gula konsentrasi tinggi tidak tergantung pada
yang tinggi (90% dari hasil teoritik) struktur kristal selulosa, sehingga lebih dari
114 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 18 no.2, Oktober 2018

90% glukosa dapat dihasilkan. Kelemahan merupakan hasil dari ekstraksi dalam
dari hidrolisis asam encer adalah degradasi penelitian sebelumnya.
gula hasil di dalam reaksi hidrolisis dan
pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan. Degradasi gula dan produk TINJAUAN PUSTAKA
samping ini tidak hanya akan mengurangi Gula sederhana
hasil panen gula, tetapi produk samping juga Gula sederhana terdiri dari beberapa
dapat menghambat pembentukan etanol pada macam yakni, oligosakarida, disakarida, dan
tahap fermentasi selanjutnya (Taherzadeh dan monosakarida. Xilan merupakan
Karimi, 2007). Hidrolisis dilakukan dengan KHWHURSROLPHU \DQJ WHUGLUL DWDV LNDWDQ -1,4
menggunakan asam pekat akan mempercepat D-xilose dan cabang-cabang arabinose, asam
proses hidrolisis tetapi akan menurunkan glukuronat dan residu manosa atau asetil.
hasil hidrolisis karena glukosa mudah sekali Hidrolisis sempurna dari xilan biasanya
diuraikan. Berdasarkan penelitian Taherzadeh PHPEXWXKNDQ SHUDQ HQGR -1,4-[LODQDVH -
dan Karimi (2007), proses hidrolisis xilosidase, L arabinofuranosidase,
dipengaruhi oleh ukuran partikel, rasio asam glukuronidase dan asetilxilan esterase
dengan substrat, jenis dan konsentrasi asam, (Prakash, et al., 2011).
suhu dan waktu hidolisis. Peningkatan
konsentrasi asam yang digunakan akan Hidrolisis asam
menurunkan jumlah glukosa yang dihasilkan Hidrolisis berasal dari bahasa Greek
karena glukosa yang terbentuk akan dari kata hydor yang berarti air dan lisis yang
terdegradasi lebih lanjut. Hasil degradasi berarti kehilangan. Hidrolisis adalah
glukosa yang dapat mengganggu dan merusak pemecahan kimiawi suatu molekul karena
hasil hidrolisis diantaranya HMF (hidroksi pengikatan air, menghasilkan molekul-
metil furfural). Oleh karena itu dalam molekul yang lebih kecil. Proses ini
penelitian ini akan menggunakan hidrolisis dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai
asam pekat dengan variasi konsentrasi untuk berikut :
mengetahui hasil gula sederhana yang AB + H2O Æ AOH + BH
optimal. Untuk mendapatkan hasil hidrolisis Proses hidrolisis dapat dilakukan
yang ideal maka gula yang dihasilkan harus dengan enzim dan asam. Beberapa asam yang
segera dipisahkan dari medium hidrolisisnya. umum digunakan untuk hidrolisis asam
Pada hidrolisis suhu sedang, proses hidrolisis antara lain adalah asam sulfat (H2SO4), asam
bisa memberikan hasil yang lebih rendah perklorat, dan HCl. Asam sulfat merupakan
karena proses dekomposisi. Suhu yang tinggi asam yang paling banyak diteliti dan
sering digunakan untuk menghidrolisis dimanfaatkan untuk hidrolisis asam.
selulosa (Sun dan Cheng, 2002). Hidrolisis asam dapat dikelompokkan
Proses hidrolisis yang dilakukan dapat menjadi hidrolisis asam pekat dan hidrolisis
menghasilkan gula pereduksi untuk asam encer (Taherzadeh dan Karimi, 2007).
difermentasi menjadi etanol (Sun and Cheng,
2002). Sesuai dengan sifatnya, karbohidrat Gula Total
manapun dapat dihidrolisis dengan asam. Gula total merupakan campuran gula
Proses hidrolisis terjadi saat struktur kristal reduksi dan non reduksi yang merupakan
selulosa rusak sehingga selulosa terurai hasil hidrolisa pati. Semua monosakarida dan
menghasilkan serangkaian oligosakarida dan disakarida kecuali sukrosa berperan sebagai
monosakarida termasuk selobiose, selotriose, agensia pereduksi dan karenanya dikenal
dan selotetraose (Feller, 1986). Selain itu, sebagai gula reduksi. Kemampuan senyawa
hemiselulosa turut terurai menjadi senyawa gula mereduksi agensia pereduksi
gula sederhana menjadi glukosa, manosa, pengoksidasi mendasari pelbagai cara
xilosa dan arabinosa (Mosier et al., 2005). pengujian untuk glukosa dan gula-gula
Hidrolisis yang sempurna dari selulosa akan reduksi lainnya (Aniriani, 2014).
menghasilkan glukosa, sedangkan
hemiselulosa menghasilkan beberapa METODE PENELITIAN
monomer gula pentose (C5) dan heksosa Penelitian dilakukan pada bulan April
(C6). Polisakarida yang didapatkan dari 2018 sampai dengan Desember 2018 di
proses pretreatment limbah lignoselulosa Universitas Islam Lamongan dan di
Aniriani, Apriiani dan Sulistiono: Hidrolisis Polisakarida XILAN «««««««««« 115

Laboratorium PT. Angler Biochemlab. tbk HASIL DAN PEMBAHASAN


Surabaya.
Proses hidrolisis dilakukan dengan
Preparasi Limbah
melarutkan serbuk polisakarida dari
Limbah jerami padi, tongkol jagung
perolehan yield tertinggi yakni jerami dalam
dan ampas tebu di keringkan di bawah terik
0.5 N larutan asam kuat hidrogen peroksida
matahari sampai mendapatkan berat kering,
(H2SO4) dan Hidrogen klorit (HCl). Hal
dipotong menjadi ukuran kecil kemudian di
tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi
dihancurkan dengan masing giling. Setelah
optimum dalam proses hidrolisis. Kelebihan
menjadi serbuk kemudian dilakukan
dari proses hidrolisis menggunakan asam ini
pembubukan lolos saringan 40 mesh, hasil
mempunyai waktu yang cepat dengan hasil
modifikasi dari Lee (2003). Kandungan total
yang optimum dibandingkan dengan
selulosa, hemiselulosa dan lignin bagas
hidrolisis secara enzimatik yang
didapatkan dari analisis proksimat dan
membutuhkan waktu yang lama dan hasil
analisis serat dalam penelitian sebelumnya
yang kurang optimum.
(Aniriani, 2017).
Perbandingan hasil yang diperoleh
diantara hidrolisis menggunakan asam H2SO4
Hidrolisis Asam
dengan HCl mempunyai hasil optimasi yang
Hidrolisis dilakukan dengan dua jenis
berbeda, dengan proses perlakukan yang
larutan yakni asam sulfat (H2SO4) dan asam
sama yaitu merendam dalam masing-masing
klorida (HCl). Larutan polisakarida dibuat
larutan asam selama 60 menit pada suhu 115
dengan menimbang 0,1 gr xilan/selulosa yang 0
C dengan tekanan 1 atm. Perbedaan optimasi
dilarutkan dengan 10 mL akuades. Kemudian
dapat dilihat pada saat penetralan pH
ditambahkan ditambahkan 0.5 N HCL/
menggunakan Na2CO3 10 %, pada larutan
H2SO4 sebanyak 2.5 mL. Larutan kemudian
yang terhidrolisis oleh HCl lebih
dihidrolisis pada suhu 115 0C selama 1 jam
membutuhkan penambahan Na2CO3 10 %
pada tekanan 1 atm. Larutan diangkat,
dalam jumlah yang lebih sedikit jika
didinginkan dan dinetralisasi dengan Na2CO3
dibandingan larutan yang terhidrolisis oleh
10 %. Hasil dari hidrolisis kemudian
H2SO4. Hal tersebut mengakibatkan, proses
dianalisis kadar gula reduksi dan gula total.
penetralan pH membutuhkan waktu yang
lama dan jumlah Na2CO3 yang banyak.
Uji Gula Total
Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
Pengukuran Kadar Xilan atau
hidrolisis yang optimum adalah
Selulosa (Gula Total) dengan Metode Phenol-
menggunakan larutan asam HCl, dengan
Sulphuric Acis (Asam Fenol Sulfat) (Dubois
pertimbangan efisiensi waktu dan murah
et al., 1956). Hasil pengambilan sampel dari
karena membutuhkan bahan penetral dengan
kedua jenis hasil hidrolisis, kemudian
jumlah yang sedikit. Indikatrol pH yang telah
disentrufugasi pada 6000 rpm selama 5
netrak ditunjukkan dari perubahan warna
menit. Supernatant kemudian diencerkan 100
menjadi cokelat tua (Gambar 1).
kali. Kemudian diambil 0.5 mL dari larutan
hasil pengenceran tersebut ke dalam tabung
reaksi kecil, setelah itu ditambahkan fenol 5
% sebanyak 0.5 mL dan 2.5 mL larutan
H2SO4 lalu dikocok dengan vortex. Setelah
dikocok lalu didiamkan 10 menit dan
diletakkan di dalam water bath dengan suhu
40 0C selama 20 menit. Kadar glukosa (gula
total) dalam sampel dianalisis dengan diukur
absorbansinya menggunakan spektro-
fotometer Vis 490 nm. Sebelumnya dibuat
standar glukosa dengan konsentrasi 10, 20,
40, 60, 80, 100, 120, dan 200 ppm. Gambar 1. Hasil penetralan pH menggunakan
Na2CO3 10 %. (a) xilan terhidrolisis oleh 0.5 N
HCl, (b) xilan terhidrolisis 0.5 N H2SO4,
116 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 18 no.2, Oktober 2018

Uji Gula Total memiliki hasil yang lebih besar dalam


Hasil dari proses hidrolisis paling perolehan gula reduksi. Mengingat pada
optimum akan dianalisis gula total penelitian Hayuningtyas et al., (2014)
menggunakan metode (Gula Total) dengan tersebut menggunakan NaOH sebagai
Metode Phenol-Sulphuric Acid (Asam Fenol pengekstrak dalam proses pretreatmen, maka
Sulfat) (Dubois et al., 1956) yakni perlakuan yield yang dihasilkan sama yakni berupa gula
XI (Xilan HCl) dan Kontrol (-) xilan. xilan. Sedangkan hidrolisis jerami padi tanpa
Standart gula yang digunakan dalam metode penambahan asam (kontrol) selama 1 jam
ini adalah gula monomer xilosa pada SDGD VXKX Û& WHNDQDQ DWP
perolehan gula total xilan. Analisis perlakuan menghasilkan gula reduksi sebesar 5,16
kontrol negatif bertujuan agar dapat g/100 g serbuk jerami padi. Sama hal nya
membandingkan hasilnya dengan perlakukan dengan perlakuan, untuk kontrol hasilnya pun
sehingga dapat dibuat kesimpulan. Perolehan lebih besar. Artinya, penggunaan asam HCl
hasil analisis gula total pada perlakuan XI lebih efektif dibandingkan dengan H2SO4.
jika dibandingkan dengan kontrol masing-
masing mengalami kenaikan total gula KESIMPULAN DAN SARAN
(mg/L). Perolehan gula total pada
polisakarida xilan tanpa perlakuan (kontrol (- 1. Kondisi optimum proses hidrolisis asam
)) yakni sebesar 782 mg/L, dan pada xilan pada polisakarida xilan dibuktikan dari
terhidrolisis (XI) sebesar 2906 mg/L (Tabel hasil optimasi jenis asam kuat terbaik yang
1). Artinya proses hidrolisis berhasil dengan digunakan adalah HCl, karena memiliki
dibuktikannya kenaikan jumlah total gula efisiensi penambahan Na2CO3 10 % lebih
sebanyak 2124 mg/L. Aniriani, GW. dkk sedikit untuk mencapai pH netral
(2014) menyatakan bahwa gula total dibandingkan dengan H2SO4. Selain itu
merupakan campuran gula reduksi dan non HCl juga dapat mendapatkan jumlah gula
reduksi yang merupakan hasil hidrolisa pati. reduksi yang lebih banyak jika
Gula reduksi adalah gula hasil pemecahan dibandingkan dengan hidrolisis
polisakarida, sedangankan gula non-reduksi menggunakan H2SO4.
adalah hasil samping dari proses. Semua 2. Jumlah perolehan gula reduksi dari proses
monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa hidrolisis asam yang paling optimum
berperan sebagai agensia pereduksi dan (HCl) pada polisakarida xilan sebesar 2124
karenanya dikenal sebagai gula reduksi. mg/L.
Maka, sebanyak 2124 mg/L diindikasikan
sebagai gula reduksi hasil hidrolisis SARAN
(pemecahan gula). Saran yang diberikan dalam laporan
kemajuan penelitian ini adalah,
1. Penetralan pH pada proses hidrolisis oleh
Tabel 1. Hasil analisis gula total dari proses asam kuat sebaiknya menggunakan
hidrolisis menggunakan metode Dubois.
Natrium Hidroksida (NaOH), bukan
Natrium Karbonat (Na2CO3) karena proses
No. Pengukuran Hasil (mg/L)
1. Xilan HCl (XI) 2906 penetralan akan membutuhkan jumlah
yang lebih banyak dibandingkan NaOH.
2. Kontrol (-) xilan 782 2. Seharusnya dilakukan uji gula pereduksi
selain uji gula total, untuk membuktikan
Berdasarkan Tabel 1, dijelaskan secara semi kuantitatif hasil gula yang
bahwa sebanyak 2906 mg/L merupakan hasil telah tereduksi atau terhidrolisis.
dari total pemecahan gula atau hidrolisis. 3. Perlu dilakukan uji kuantitatif yakni
Apabila dibandingkan dengan HPLC (High Performance Liquid
penelitian Hayuningtyas et al., (2014), Chromatography) untuk mengetaui jenis
polisakarida jerami hasil pretreatmen yang gula hasil hidrolisis atau gula pereduksi.
telah dilakukan hidrolisis asam menggunakan
H2SO4 VHODPD MDP SDGD VXKX Û&
tekanan 1 atm menghasilkan gula reduksi
21,7 g/100 g serbuk jerami padi. Berdasarkan
penelitian tersebut jika dibandingkan, maka
Aniriani, Apriiani dan Sulistiono: Hidrolisis Polisakarida XILAN «««««««««« 117

UCAPAN TERIMA KASIH Lavarack, B.P., G.J. Griffin and D. Rodman.


2002. The acid hydrolysis of sugarcane
Ucapan terima kasih kami sampaikan
bagas hemicellulose to produce xylose,
kepada DRPM DIKTI yang telah mendanai
arabinose, glucose and other products.
penelitian ini. Ucapan terima kasih pula tidak
Biomass Bioenergy.,23, 367-380.
lupa kami sampaikan kepada PT. Angler
Biochemlab dalam membantu analisis gula Miller, G.L. 1959. Use of dinitrosalycilic acid
total. reagent for determination of reducing
sugar. Anal Chem (31):426-428.
DAFTAR PUSTAKA Mosier, N. C. Wyman, B. Dale, R. Elander,
Y.Y. Lee, M. Holtzapple and M.
Aniriani, G.W., A. Meryandini dan Yopi. Ladisch. 2005. Features of promising
2014. Hidrolisis Xilan Bagas technologies for pretreatment of
Menggunakan Xilanase Bacillus lignocellulosic biomass. Bioresource
subtilis 28 dan Karakterisasi Technol., 96, 673-686.
Enzimnya. Jurnal Biologi Indonesia. Prakash, P., S.K. Jayalaksmi and B. Prakash.
11(1): 1-9. 2012. Production of alkaliphilic,
Delmer, D.P. and C.H. Haigler. 2002. The halotolerent, thermostable cellulosefree
regulation of metabolic flux to xylanase by Bacillus halodurans
cellulose, a major sink for carbon in PPKS-2 using agro waste:single step
plants. Metab. Eng. 4:22-28. purification and characterization.
World J Microbiol Biotechnol (2012)
Dubois, M., K.A. Gilles, J.K. Hamilton, P.A.
28:183±192.
Rebers and F. Smith. 1956.
Colorimetric method for determination Reginaldo, dkk. 2007. Structure,
of sugars and related substances. organization, and functions of
Division of Biochemistry, University cellulose synthase complexes in higher
of Minnesota, St. Paul, Min. Vol.28, plants. Biotechnology Researcher
no. 3. Center, USA.
Feller , R.L., S.B. Lee and J. Bogaard. 1986. Riyanti, E.I. 2008. Biomassa sebagai bahan
The kinetic of cellulose deterioration. baku bioethanol. Jurnal Litbang
Advances in Chemistry, ACS series. Pertanian, 28(3).
212:329-347. Sun, Y., and J. Cheng. 2002. Hydrolysis of
Gray, K.A.,L. Zhao and M. Emptage. 2006. lignocellulosic materials for ethanol
Bioethanol. Elsivier (Curent Opinion production: a review. Bioresource
in Chemical Biology). 10: 141-146. Technol., 83, 1-11.
Hayuningtyas, S.K. et al. 2014. Produksi Taherzadeh, M.J. and K. Karimi. 2007.
Bioetanol dari Jerami (Oryza sativa) Enzymes-based hydrolysis processes
melalui Hidrolisis Asam dan for ethanol from lignocellulosic
Fermentasi dengan Saccharomyces materials: a review. Bioresources 2(4),
cereviceae. Bioteknologi 11 (1): 1-4. 707-738.
ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301-8658, Vogel, A.R., B.S. Tatchell, A.J. Hannaford,
DOI: 10.13057. and P.W.G. Smith. 9RJHO¶V 7H[WERRN RI
Harry, W.L. and J.M. Christoper. 1989. Practical Organic Chemistry. 2013.
Experimental Organic Chemistry: ISBN 0-582-46236-3.
Principles and Practice. Wiley
Blackwell. Pp. 159 ± 173. ISBN 978-0-
632-02017-1.
Iranmahboob, J., F. Nadim and S. Monemi.
2002. Optimizing acid-hydrlysis: a
critical step for production of ethanol
from mixed wood chips. Biomass and
Bioenergy, 22: 401 ± 404.

Anda mungkin juga menyukai