L SECTIO CAESAREA
DENGAN INDIKASI PEB (PREEKLAMSI BERAT) DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL (IBS) RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO SEMARANG
Disusun oleh:
Sartika Rohmah
22020120210049
I. PENGKAJIAN
Tangal masuk RS : Rabu, 23 Desember 2020, pukul 20.00 WIB
Tanggal pengkajian : Rabu, 30 Desember 2020
- Pre Operasi : 08.10 WIB
- Intra Operasi : 08.30 WIB-09.30 WIB
- Post operasi : 09.30 WIB
A. Biodata
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. L
TTL : 30 Mei 1979
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan : tidak terkaji
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Pucung
Tanggal Masuk : 30 Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 30 Desember 2020
No. RM : 01xxxx
Ruang : Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Diagnosa medis : SCTP+MOW/G5P3A1 PEB
Tindakan operasi : Operasi Sectio Caesarea + MOW
B. Keluhan utama
Pre Operasi: Ny.L mengatakan cemas sebelum dioperasi karena ini merupakan
pengalaman operasi SC pertama.
Post Operasi: Ny.L mengatakan bahwa dirinya merasa kedinginan
C. Riwayat penyakit sekarang
Ny. L (41 tahun) datang ke RSND pada 23 desember 2020 jam 20.00 WIB dengan
dengan G5P3A1 usia kehamilan 37 minggu, disertai keluhan batuk dan pusing.
Pasien kemudian dirawat di ruang VK. Setelah dilakukan tes rapid antibodi IgM
pasien menunjukan hasil reaktif dan foto thoraks pasien menunjukkan gambaran
bronchopneumonia. Kemudian pasien melakukan tes PCR tanggal 29 desember dan
hasilnya negatif. Pasien dijadwalkan SC tanggal 30 Desember 2020 jam 08.00 WIB
dengan indikasi PEB, riwayat abortus dan usia kehamilan yang beresiko. Pasien tiba
di ruang IBS jam 08.10 WIB dan masuk ruang intra-op jam 08.24 WIB.
D. Riwayat penyakit dahulu
Ny.L mengatakan pernah keguguran 1x pada kehamilan yang ke-3 saat umur
kandungan 3 bulan, dan pernah kuretase.
E. Riwayat alergi
Ny.L mengatakan bahwa dirinya alergi terhadap seafood dan antalgin.
F. Riwayat penyakit keluarga
Ny.L mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi maupun DM.
G. Pengkajian Pola Fungsional
1) Kebutuhan bernafas dengan normal
Sebelum sakit : klien bernafas dengan normal
Pre operasi : RR 20x/menit, irama reguler, tidak tampak gerakan cuping
hidung dan retraksi intercostal
Intra Operasi : RR 20x/menit, irama reguler, tidak tampak gerakan cuping
hidung dan retraksi intercostal
Post operasi : RR 20x/menit, irama reguler, tidak tampak gerakan cuping
hidung dan retraksi intercostal
2) Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : tidak terkaji
Pre operasi : Ny L puasa karena program operasi
Post operasi : Ny L puasa karena program operasi
3) Kebutuhan eleminasi
Sebelum sakit : tidak terkaji
Pre operasi : terpasang DC
Post operasi : Ny L terpasang kateter dengan volume urin 200 cc warna
kuning
4) Kebutuhan gerak & keseimbangan tubuh
Sebelum sakit : Ny L dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa masalah
Pre operasi : Ny. L mengalami keterbatasan gerak karena terpasang kateter
dan infus
Intra operasi : Ny. L dalam posisi supinasi saat dilakukan operasi
Post operasi : Ny L tirah baring selama 24 jam pertama post operasi
5) Kebutuhan istirahat tidur
Sebelum sakit : Ny L tidur 6-7 jam per hari
Pre operasi : Ny. L saat di ruang pre operasi melakukan tirah baring
Saat dikaji : Ny. L saat di ruang recovery room melakukan tirah baring
6) Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : Ny L memakai pakaian secara mandiri
Pre operasi : Ny L dibantu perawat saat memakai pakaian khusus operasi
Post operasi : Ny.L dibantu perawat dalam memakai pakaian sebelum
dipindahkan ke ruangan post
7) Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh & temperature
Sebelum sakit : Ny L memakai selimut dan pakaian tebal untuk
menghangatkan tubuhnya saat dingin
Pre operasi : Pasien memakai selimut tebal
Post operasi : Ny L memakai selimut dan mesin penghangat untuk
mempertahankan suhu tubuhnya
8) Kebutuhan personal hygiene
Sebelum sakit : tidak
Pre operasi : Ny L mandi seka sebelum berangkat operasi
Post operasi : Ny L mandi seka sebelum berangkat operasi
9) Kebutuhan rasa aman & nyaman
Sebelum sakit : Ny L merasa nyaman dengan dirinya sendiri dan keluarganya
Pre operasi : skor krining nyeri menyatakan nyeri sedang dengan onset
hilang timbul, bertambah saat kontraksi, kualitas seperti mulas, di area perut
dengan skala 5. Ny. L merasa cemas sebelum pembedahan dimulai dan was-was
akan kondisi bayinya yang akan lahir.
Intra operasi : Ny. L dalam pengaruh obat bius
Post operasi : Ny. L mengatakan tidak mengeluhkan nyeri karena masih
dalam pengaruh anestesi.
10) Kebutuhan komunikasi
Sebelum sakit : Ny L tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi
dengan orang lain
Pre operasi : Ny L berbicara hanya saat ditanya oleh petugas kesehatan
Post operasi : Ny L berbicara hanya saat ditanya oleh petugas kesehatan
11) Kebutuhan kepercayaan/ ketuhanan
Sebelum sakit : tidak terkaji
Pre operasi : Ny L berdoa sebelum pelaksanaan operasi
Post operasi : Ny. L bersyukur karena bayinya lahir dengan selamat
12) Kebutuhan bekerja & penghargaan
Sebelum sakit : Ny L melakukan pekerjaan rumah tangga dan istirahat bila
merasa Lelah
Saat dikaji : Ny L tidak dapat melakukan pekerjaan rumah tangga karena
kondisi bedrest sebelum operasi
13) Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : tidak terkaji
Pre operasi : tidak terkaji
Post operasi : tidak terkaji
14) Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : Ny L mengatakan bahwa pada kehamilannya penyebab
operasi adalah karena tensi tinggi dan kehamilan resiko tinggi
Pre operasi : Ny L sudah mengetahui penjelasan tentang operasi dari
residen obsgyn yang memintakan informed consent sebelum dilakukan operasi
H. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
Pre operasi : baik
Intra operasi : baik
Post operasi : baik
2) Kesadaran
Pre operasi : GCS E4M6V5 =15 (komposmentis)
Intra operasi : GCS E4M6V5 =15 (komposmentis)
Post operasi : GCS E4M6V5 =15 (komposmentis)
3) Vital Sign
Pre operasi
TD : 132/92 mmHg
HR : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,60C
Intra operasi
Waktu TD (mmHg) HR (x/menit) RR (x/menit) Suhu (Celcius)
08.30 125/85 80 20 36,3
08.45 120/80 82 18 36,2
09.00 125/85 82 18 36,1
09.15 120/80 80 20 36
Post operasi
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
4) Kepala
Pre operasi
Inspeksi : bentuk mesochepal, rambut hitam, distribusi rambut merata.
Palpasi : tidak terkaji
Intra operasi
Inspeksi : bentuk mesochepal, rambut hitam, distribusi rambut merata.
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : bentuk mesochepal, rambut hitam, distribusi rambut merata.
Palpasi : tidak terkaji
5) Mata
Pre operasi
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Palpasi : tidak terkaji
Intra operasi
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Palpasi : tidak terkaji
6) Hidung
Pre operasi
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
Palpasi : tidak terkaji
7) Mulut
Pre operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, warna pucat, membran mukosa lembab
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, warna pucat, membran mukosa lembab
Palpasi : tidak terkaji
8) Telinga
Pre operasi
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
Palpasi : tidak terkaji
9) Leher
Pre operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid.
Palpasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid.
Palpasi : tidak terkaji
10) Dada & paru-paru
Pre operasi
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan-kiri, tidak ada lesi,
frekuensi napas 20x/menit.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan-kiri, tidak ada lesi,
frekuensi napas 20x/menit.
Palpasi : tidak terkaji
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : tidak terkaji
11) Jantung
Pre operasi
Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
Palpasi : tidak terkaji
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
Palpasi : tidak terkaji
Perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : tidak terkaji
12) Abdomen
Pre operasi
Inspeksi : terdapat linea nigra dan striae gravidarum
Auskultasi : DJJ 145x/menit
Palpasi : teraba kepala di janin di bawah dan kaki di atas, serta
punggung janin teraba disebelah kanan.
Perkusi : tidak terkaji
Post operasi
Inspeksi : terlihat balutan luka horizontal di abdomen klien dengan
panjang sekitar 15 cm.
Auskultasi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji
Perkusi : tidak terkaji
13) Genitalia
Pre operasi
Inspeksi : terpasang DC
Palpasi : (tidak terkaji)
Post operasi
Inspeksi : terpasang DC dengan urine berwarna kuning 200 cc.
Palpasi : (tidak terkaji)
14) Ekstremitas atas
Pre operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, kanan-kiri simetris, tidak ada deformitas,
terpasang infus di tangan kiri.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot : kekuatan otot 5/5
Post operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, kanan-kiri simetris, tidak ada deformitas,
terpasang infus di tangan kiri.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Kekuatan otot : kekuatan otot 5/5
15) Ekstremitas bawah
Pre operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, kanan-kiri simetris, tidak ada deformitas.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Kekuatan otot : 5/5
Post operasi
Inspeksi : tidak ada lesi, kanan-kiri simetris, tidak ada deformitas.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Kekuatan otot : 3/3
I. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan foto toraks
Tanggal : 28 Desember 2020
Hasil : cor tidak membesar dan gambaran bronkopneumonia
2) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 23 Desember 2020
J. Medikasi
1) Di ruang VK
2) Di IBS
Nama obat Dosis Kegunaan Efek samping
Anestesi 15 mg Anestesi lokal pada Mual dan pusing
spinal pasien yang hendak
melakukan operasi
Ondansetron 4 mg Mencegah atau Sakit kepala,
mengatasi mual dan sembelit, lemah,
muntah akibat efek lelah, mengantuk,
samping kemoterapi, dan pusing.
operasi, atau
radioterapi.
Lidokain 2% 1 ampul Mencegah rasa nyeri
secara lokal
3)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
N
DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
O
Pre operasi
1.
2.
Intra operasi
1.
2.
Post operasi
1. Data Subyektif : Resiko Hipotermia Perioperatif Prosedur Pembedahan, suhu lingkungan rendah
Pasien mengatakan kedinginan
Data Obyektif:
Suhu tubuh pasien 360C
Suhu ruangan 180C
Pasien pasca pembedahan Selma 1 jam
B. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
Intra operasi
Post operasi
1) Resiko hipotermia perioperatif d.d prosedur pembedahan, suhu lingkungan rendah (D.0141)
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO TGL DX KEP TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) TTD
Pre operasi
Intra Operasi
1. 30-12-2020 Resiko hipotermia perioperatif Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipotermia Sartika
d.d prosedur pembedahan, keperawatan selama 1x15 menit, [l.14507] Rohmah
suhu lingkungan rendah diharapkan masalah resiko Observasi
(D.0141) hipotermia perioperative teratasi, 1. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab
Termoregulasi [L.14134] hipotermia
1. Pasien tidak menggingil 3. Monitor tanda dan gejala
2. Suhu tubuh normal hipotermia
3. Suhu kulit normal Terapeutik
1. Ganti pakaian atau linen
yang basah
2. Lakukan penghangatan
aktif eksternal (seperti
selimut hangat dan berikan
NO TGL DX KEP TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) TTD
Pre operasi
Intra Operasi
penghangat)
Pemantauan tanda vital
[l.02060]
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor nadi
3. Monitor pernapasan
4. Monitor suhu
Post Operasi
1. 30-12-2020 Resiko hipotermia perioperatif Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipotermia Sartika
d.d prosedur pembedahan, keperawatan selama 1x15 menit, [l.14507] Rohmah
suhu lingkungan rendah diharapkan masalah resiko Observasi
(D.0141) hipotermia perioperative teratasi, 4. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil: 5. Identifikasi penyebab
Termoregulasi [L.14134] hipotermia
NO TGL DX KEP TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) TTD
Pre operasi
Intra Operasi
4. Pasien tidak menggingil 6. Monitor tanda dan gejala
5. Suhu tubuh normal hipotermia
6. Suhu kulit normal Terapeutik
1. Ganti pakaian atau linen
yang basah
2. Lakukan penghangatan
aktif eksternal (seperti
selimut hangat dan berikan
penghangat)
Pemantauan tanda vital
[l.02060]
5. Monitor tekanan darah
6. Monitor nadi
7. Monitor pernapasan
NO TGL DX KEP TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) TTD
Pre operasi
Intra Operasi
8. Monitor suhu
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N DX KEP
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
O
1. Resiko 30-12-2020 Mengukur suhu, TD, S : pasien mengatakan kedinginan Sartika
hipotermia 09.15 WIB HR, RR O: Rohmah
perioperatif - Suhu pasien 360C
d.d prosedur - TD : 120/80 mmHg
pembedahan, - HR : 80 x/menit
N DX KEP
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
O
suhu - RR : 20 x/menit
Menyelimuti pasien S : pasien mengatakan kedinginan Sartika
lingkungan
O: terpasang selimut pada pasien Rohmah
rendah
(D.0141)
09.16 WIB Memberikan S: pasien mengatakan lebih hangat Sartika
penghangat O : mesin penghangat diberikan dibawah selimut pasien Rohmah
09.30 WIB Mengukur suhu, TD, S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan sedingin Sartika
HR, RR sebelumnya Rohmah
O:
- Suhu pasien 36,50C
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
5. EVALUASI KEPERAWATAN