PERCOBAAN 1
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI DAN TITIK DIDIH
Disusun oleh :
Nama : Ingka Mardiana Putri
NPM : 10060319074
Kelas :B
I. Tujuan Percobaan
1. Mengkalibrasi termometer dengan suhu dingin
2. Memisahkan dietil eter dari air dengan cara destilasi sederhana
3. Memisahkan aseton dari metanol dengan cara destilasi bertingkat
B. Destilasi
1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.dalam penyulingan
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu (Syukri,1999)
2. Macam-Macam Destilasi
a. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana merupakan metode pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berjauhan. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa
untuk memperoleh senyawa murni. (Alimin dan Irfan. 2005)
b. Destilasi Fraksionisasi
Destilasi fraksionasi/destilasi bertingkat berguna untuk memisahkan
komponen-komponen cair,dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Destilasi ini dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Perbedaan destilasi fraksionasi dan
destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda beda pada setiap
platnya (Egi.2010)
c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Sifat yang fundamental dan distilasi
ua adalah dapat mendistilasi camuran senyawa dibawah titik didih dan
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperature tetapi dapat didistilasi dengan air (Syukri. 2007)
d. Destilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan untuk senyawa yang tidak stabil
dengan syarat dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih diatas diatas 150°C. metode
destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang
rendah jika kondensornya menggunakan air dingin karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan poma vakum atau aspirator (Syukri. 2007)
V. Prosedur percobaan
a. Kalibrasi Termometer
Gelas kimia diisi dengan bongkahan kecil es secukupnya, lalu ditambahkan sedikit air
ditambahkan sampai bongkahan es sedikit mengembang dipermukaan air hingga termometer
sensor terendam, lalu termometer dicelupkan kedalam air es ini hingga bagian sensor
terendam, lalu air es diaduk dengan termometer secara perlahan, kemudian dimati penurunan
suhu hingga mencapai suhu stabil selama 10-15 detik, skala termometer dicatat. Jika
pembacaan skala bearada dalam trayek 1°C dibawah / diatas 0°C , maka thermometer layak
pakai , kemudian thermometer dikeringkan dengan kertas tissue .
b. Destilasi sederhana
alat destilasi sederhana dipasang dengan benar, lalu 20 ml campuran dietil eter-air (1:1)
dimasukkan ke dalam labu, lalu beberapa potong batu didih dimasukkan kedalam labu, lalu
dilakukan pemanasan dengan menggunakan hot mantle, kemudian pemanasan diatur hingga
destilat menetas secara teratur lalu suhu ketika tetesan pertama mulai jatuh diamati dan
dicatat.
c. Destilasi bertingkat
alat destilasi bertingkat dipasang dengan benar, lalu 20 ml campuran aseton dan methanol
(1;1) dimasukkan kedalam labu,lalu dimasukkan batu didih ke dalam labu,kemudian
dilakukan pemanasan dengan menggunakan hot mantle, pemanasan diatur supaya destilat
menetes secara teratur. Lalu suhu ketika tetesan pertma mulai jatuh diamati dan dicatat.
B. Destilasi Sederhana
Titik didih air : 100°C
Titik didih dietileter : 34.6 °C
Suhu Tetesan Pertama : 34°C
Volume destilat pada suhu tertentu
Suhu (°C) Distilat (mL )
38 4
46 8
53 12
56 16
C. Destilasi Bertingkat
Titik didih methanol : 64.5°C
Titik didih aseton : 56°C
Suhu tetesan pertama : 56°C
Volume destilat pada suhu tertentu
Suhu (°C) Distilat (mL )
59 4
61 8
64 12
64 16
VII. Perhitungan
Penentuan bobot jenis dietil eter
- Piknometer kosong : 11,5136 (W1)
- Piknometer dan air : 17,9414 (W2)
- Piknometer dan dietil eter : 16,0654 (W3)
BJ : 𝑊3−𝑊1 : 𝑊2−𝑊1
BJ : 16,0654−11,5136 : 17,9419−11,5136
BJ : 0,7081
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi
dan titik didih. Tujuan dari praktikum ini yaitu mengkalibrasi termometer dengan suhu
dingin, memisahkan dietil eter dari air dengan cara destilasi sederhana, dan memisahkan
aseton dari metanol dengan cara destilasi bertingkat.
8.1 Kalibrasi Termometer
Kalibrasi merupakan suatu proses untuk menentukan akurasi atau keakuratan alat
ukur agar memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari kalibrasi yaitu untuk
mencapai keakuratan pengukuran. Termometer menggunakan sifat hubungan antara
tegangan dan suhu. Setiap logam juga memiliki tegangan tertentu pada suhu tertentu.
Prinsip dari kalibrasi termometer yaitu menguji keakuratan termometer dengan cara
mencelupkan nya ke dalam es untuk mencapai suhu terendah nya.
Termometer merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu.
Prinsipnya yaitu dengan cara memanfaatkan sifat termometrik atau mudah mengalami
perubahan akibat suhu dari suatu zat. Sehingga perubahan sifat seperti tekanan volume
warna dan daya hantar listrik dapat dimanfaatkan untuk mengukur suhu. Termometer
sendiri terdiri dari berbagai macam yaitu termometer air raksa, termometer alkohol,
termometer bimetal mekanik, termometer inframerah, dan termometer klinis.
Dietil eter dan air memiliki perbedaan titik didih yang besar titik didih dietil eter
adalah 34,6 derajat Celcius sedangkan titik didih air adalah 100 derajat Celcius. Didih air
lebih tinggi daripada dietil eter dikarenakan ikatan hidrogen air dapat membentuk lebih
banyak dibandingkan dietil eter molekul air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen
dengan molekul air lainnya di mana pada di mana pada satu molekul air terdapat 2 atom
hidrogen yang dapat mengikat 2 atom oksigen dari molekul air yang lain
A. Grafik Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)
50
40
Suhu (˚C)
30
20
10
0
4 8 12 16
Volume Destilat (mL)
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis Bj
sebanyak 0,781 nilai bobot jenis ini merupakan nilai kemudian dari dietil eter yang
dihasilkan menurut literatur bobot jenis dari di atletik yaitu sebesar 0,7134 gram per cm
kubik sehingga bobot jenis dietil eter yang dihasilkan mendekati bobot jenis dietil eter
menurut literatur hal ini menandakan singkat kemudian dari etil eter dimana semakin
mendekati maka kemudian ia semakin tinggi.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil gagasan pertama terjadi
pada suhu 56 derajat Celsius kemudian sebanyak 4 ML dan setelah didapatkan pada suhu
59 derajat Celcius sebanyak 8 ML destilat didapatkan pada suhu 61 derajat Celcius
sebanyak 12 ML destilat didapatkan pada suhu 64 derajat Celcius dan sebanyak 16 ML
destilat didapatkan pada suhu 64 derajat Celcius pada tetesan pertama dan selat yang
dihasilkan yaitu dia jelekan murni namun ketika peningkatan suhu dari titik didih aseton
terjadi maka penguapan tidak hanya terjadi pada isoton tetapi terjadi juga pada nol seperti
pada gambar grafik dibawah ini terlihat bahwa jika suhu meningkat melebihi titik didih
aseton maka volume destilat yang dihasilkan setiap tentang 4 ML lebih cepat hal tersebut
menunjukkan ketika dirinya semakin meningkat maka tidak hanya Aston yang menguap
tetapi mereka juga ikut menguap
A. Grafik Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)
60
59
58
57
56
4 8 12 16
Volume Destilat (mL)
Dasar perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis asetat sebesar
0,780 2 nilai bobot jenis ini merupakan nilai kemudian dihasilkan yang dihasilkan mulut
setelah terbukti jenis dari aseton yaitu sebesar 0,79 gram per cm3 sehingga kubus jenis
asam yang dihasilkan mendekati beban jenis kesehatan menurut literatur hal ini
menandakan tingkat umur niana dari aseton di mana semakin mendekati maka
kembaliannya semakin tinggi.
IX. Kesimpulan
hasil kalibrasi termometer yang diperoleh yaitu 0 derajat Celcius sehingga
termometer layak untuk digunakan pemisahan air dan diatur dengan destilasi
sederhana berhasil dipisahkan dengan Bj sebesar 0,781 pemisahan metanol dan
aseton dengan destilasi bertingkat berhasil dipisahkan dengan Bj sebesar 0,7802
X. Daftar Pustaka
Alimin, M. Y., dan Irfan, I. 2007. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.
Ibnu, M. S., dkk. 2004. Kimia Analitik 1 Edisi Revisi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : DepKes.
Achmadi. S . 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Al-Anshori. J. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Bandung : UNPAD.
Sutresna. N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta : Grafindo Media Pratama.