Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 1
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI DAN TITIK DIDIH

Disusun oleh :
Nama : Ingka Mardiana Putri
NPM : 10060319074
Kelas :B

Tanggal Percobaan : Rabu, 14 April 2021


Tanggal Pengumpulan : Rabu, 21 April 2021
Nama Asisten : apt. Khoirunnisa Aini, S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI UNIT A


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H/2021 M
PERCOBAAN 1
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
Destilasi Dan Titik Didih

I. Tujuan Percobaan
1. Mengkalibrasi termometer dengan suhu dingin
2. Memisahkan dietil eter dari air dengan cara destilasi sederhana
3. Memisahkan aseton dari metanol dengan cara destilasi bertingkat

II. Prinsip percobaan


1. Pengujian kelayakan termometer dengan cara menentukan suhu terendah yang dapat
dicapai oleh termometer (menggunakan air es).
2. Pemisahan 2 larutan yang saling bercampur homogen berdasarkan perbedaan titik didih,
dimana perbedaan titik didihnya berjauhan.
3. Pemisahan 2 larutan yang saling bercampur homogen berdasarkan perbedaan titik didih,
dimana perbedaan titik didihnya berdekatan.

III. Teori Dasar


A. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrument ukur atau instrument pengukuran yang diwakili oleh bahan ukur
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui sistem pengukurannya. Nilai yang sudah
diketahui ini biasanya merujuk ke suatu nilai dari kalibrator atau standar yang
tentunya memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada alat ukur yang di tes.
(Ibnu.2004)

B. Destilasi
1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.dalam penyulingan
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu (Syukri,1999)
2. Macam-Macam Destilasi
a. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana merupakan metode pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berjauhan. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa
untuk memperoleh senyawa murni. (Alimin dan Irfan. 2005)
b. Destilasi Fraksionisasi
Destilasi fraksionasi/destilasi bertingkat berguna untuk memisahkan
komponen-komponen cair,dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Destilasi ini dapat digunakan untuk campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Perbedaan destilasi fraksionasi dan
destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda beda pada setiap
platnya (Egi.2010)
c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Sifat yang fundamental dan distilasi
ua adalah dapat mendistilasi camuran senyawa dibawah titik didih dan
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperature tetapi dapat didistilasi dengan air (Syukri. 2007)
d. Destilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan untuk senyawa yang tidak stabil
dengan syarat dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih diatas diatas 150°C. metode
destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang
rendah jika kondensornya menggunakan air dingin karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan poma vakum atau aspirator (Syukri. 2007)

IV. Alat Dan Bahan


Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu gelas kimia, gelas ukur, pipa tetes
dan termometer sedangkan pada peralatan destilasi sederhana yaitu gelas ukur,
heating mantic, kondensor, labu destilasi, magnetic storer, pipa koneksi/adaptor,
selang air , statif dan klem, termometer dan varistat.
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan, yaitu aseton, air ,bongkahan es,dietil
eter methanol,dan vaselin.

V. Prosedur percobaan

a. Kalibrasi Termometer
Gelas kimia diisi dengan bongkahan kecil es secukupnya, lalu ditambahkan sedikit air
ditambahkan sampai bongkahan es sedikit mengembang dipermukaan air hingga termometer
sensor terendam, lalu termometer dicelupkan kedalam air es ini hingga bagian sensor
terendam, lalu air es diaduk dengan termometer secara perlahan, kemudian dimati penurunan
suhu hingga mencapai suhu stabil selama 10-15 detik, skala termometer dicatat. Jika
pembacaan skala bearada dalam trayek 1°C dibawah / diatas 0°C , maka thermometer layak
pakai , kemudian thermometer dikeringkan dengan kertas tissue .
b. Destilasi sederhana
alat destilasi sederhana dipasang dengan benar, lalu 20 ml campuran dietil eter-air (1:1)
dimasukkan ke dalam labu, lalu beberapa potong batu didih dimasukkan kedalam labu, lalu
dilakukan pemanasan dengan menggunakan hot mantle, kemudian pemanasan diatur hingga
destilat menetas secara teratur lalu suhu ketika tetesan pertama mulai jatuh diamati dan
dicatat.
c. Destilasi bertingkat
alat destilasi bertingkat dipasang dengan benar, lalu 20 ml campuran aseton dan methanol
(1;1) dimasukkan kedalam labu,lalu dimasukkan batu didih ke dalam labu,kemudian
dilakukan pemanasan dengan menggunakan hot mantle, pemanasan diatur supaya destilat
menetes secara teratur. Lalu suhu ketika tetesan pertma mulai jatuh diamati dan dicatat.

VI. Hasil Pengamatan


A. Kalibrasi Termometer
Suhu awal : 26°C
Suhu akhir : 0°C

B. Destilasi Sederhana
Titik didih air : 100°C
Titik didih dietileter : 34.6 °C
Suhu Tetesan Pertama : 34°C
Volume destilat pada suhu tertentu
Suhu (°C) Distilat (mL )
38 4
46 8
53 12
56 16
C. Destilasi Bertingkat
Titik didih methanol : 64.5°C
Titik didih aseton : 56°C
Suhu tetesan pertama : 56°C
Volume destilat pada suhu tertentu
Suhu (°C) Distilat (mL )
59 4
61 8
64 12
64 16

VII. Perhitungan
Penentuan bobot jenis dietil eter
- Piknometer kosong : 11,5136 (W1)
- Piknometer dan air : 17,9414 (W2)
- Piknometer dan dietil eter : 16,0654 (W3)
BJ : 𝑊3−𝑊1 : 𝑊2−𝑊1
BJ : 16,0654−11,5136 : 17,9419−11,5136
BJ : 0,7081

Penentuan bobot jenis aseton


- Piknometer kosong = 11,5136 (W1)
- Piknometer dan air = 17,9414 (W2)
- Piknimeter dan aseton = 16,5288 (W3)
- BJ = 𝑊3−𝑊1 : 𝑊2−𝑊1
- BJ = 16,5288−11,5136 : 17,9419−11,5136
BJ = 0,7802

VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi
dan titik didih. Tujuan dari praktikum ini yaitu mengkalibrasi termometer dengan suhu
dingin, memisahkan dietil eter dari air dengan cara destilasi sederhana, dan memisahkan
aseton dari metanol dengan cara destilasi bertingkat.
8.1 Kalibrasi Termometer

Kalibrasi merupakan suatu proses untuk menentukan akurasi atau keakuratan alat
ukur agar memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari kalibrasi yaitu untuk
mencapai keakuratan pengukuran. Termometer menggunakan sifat hubungan antara
tegangan dan suhu. Setiap logam juga memiliki tegangan tertentu pada suhu tertentu.
Prinsip dari kalibrasi termometer yaitu menguji keakuratan termometer dengan cara
mencelupkan nya ke dalam es untuk mencapai suhu terendah nya.

Termometer merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu.
Prinsipnya yaitu dengan cara memanfaatkan sifat termometrik atau mudah mengalami
perubahan akibat suhu dari suatu zat. Sehingga perubahan sifat seperti tekanan volume
warna dan daya hantar listrik dapat dimanfaatkan untuk mengukur suhu. Termometer
sendiri terdiri dari berbagai macam yaitu termometer air raksa, termometer alkohol,
termometer bimetal mekanik, termometer inframerah, dan termometer klinis.

Kalibrasi termometer dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari termometer


yang akan digunakan ketika mengukur suhu pada saat melakukan destilasi. Sehingga
ketika digunakan pada saat destilasi ini tidak mengalami kesalahan saat mengukur titik
didih. Suhu awal termometer sebelum dikalibrasi yaitu 26 derajat Celcius dalam suhu
ruang setelah itu dilakukan kalibrasi termometer dengan cara dingin yaitu menggunakan
beberapa bongkahan es yang ditambahkan air dingin. Kemudian termometer dicelupkan
ke dalamnya untuk mengetahui suhu terendah dari termometer. Lalu dilakukan
pengadukan tujuannya agar suhu di dalam gelas lebih stabil dan tidak mudah
terkontaminasi oleh suhu udara dari luar. Kemudian ditunggu 10-15 detik hingga didapat
suhu konstan. Yaitu suhu tetap yang tidak mengalami penurunan suhu lagi.

Setelah dilakukan kalibrasi termometer didapat hasil suhu termometer 0 derajat


Celcius yang menandakan termometer layak digunakan. Termometer yang layak
digunakan yaitu pada pembacaan skala berada dalam proyek di bawah 1 derajat Celcius
atau diatas 0 derajat Celcius. Selain itu ada pula faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
sehingga tidak layak digunakan yaitu termometer sudah dipengaruhi dengan suhu
ruangan dan suhu tubuh. Atau posisi pegangan yang salah saat mengkalibrasi.

8.2 Destilasi sederhana

Destilasi merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia Berdasarkan


perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan tujuannya yaitu untuk memisahkan
dan memurnikan dietil eter dari suatu campuran air dan dietil eter dari destilasi itu yaitu
penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih dimana
zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu sehingga dengan
adanya destilasi kita dapat memisahkan dan memurnikan suatu zat dari senyawa
campuran atau pengotornya destilasi sederhana pakan cara pemisahan dan pemurnian
suatu zat dari campurannya atau pengotornya yang memiliki perbedaan titik didih yang
jauh.

Langkah pertama dalam memulai destilasi sederhana yaitu merangkai alat


destilasi sederhana setiap alat dalam rangkaian destilasi sederhana memiliki fungsinya
masing-masing labu didih berfungsi sebagai wadah atau tempat campuran senyawa yang
akan di destilasi steel head berfungsi sebagai penyalur uap yang akan dimasukkan ke alat
pendingin termometer berfungsi sebagai pengukur suhu uap yang di destilasi kondensor
berfungsi sebagai pendingin uap panas mengubah fase gas menjadi fase cair adaptor
berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi ke penampung sehingga dapat langsung di
ukur gelas ukur berfungsi sebagai penampung hasil destilasi atau destilasi mantel
berfungsi untuk memanaskan bahan dalam labu didih dalam setiap pemasangan yang
terdapat sambungan maka sebelumnya diolesi dengan Vaseline pemberian vaselin
bertujuan untuk mempermudah saat pelepasan sambungan sebagai antisipasi terhadap
pemuaian ketika dilakukan pemanasan

Setelah alat destilasi sederhana selesai dirangkai selanjutnya dilakukan proses


destilasi yaitu untuk memisahkan dietil eter dalam campuran dietil eter dalam air
sebanyak 20 ML campuran dietil eter dan air 1 banding 1 dimasukkan ke dalam labu ukur
kemudian beberapa potong batu didih dimasukkan ke dalam labu penambahan batu didih
berfungsi untuk mencegah banking dan meratakan suhu pada campuran sehingga
homogen setelah itu dilakukan pemanasan menggunakan hot mental pemanasan diatur
sesuai setelah destilat menetes secara teratur hal ini untuk mencegah agar tidak ada
tetesan dari kedua campuran yang keluar bersamaan pada proses pemanasan campuran
dietil eter akan lebih dulu menguap dibandingkan dengan air dimana pada suhu 34,5
derajat Celcius tekanan uap diatur-atur menjadi sama besar dengan tekanan uap
sekelilingnya 1 ATM maka molekul molekul dietil eter akan menguap hal ini disebabkan
oleh peningkatan suhu dan pemurnian tekanan uapnya keadaan ini berlangsung di semua
bagian cairan sehingga pada suhu ini dia the letter akan mendidih kemudian uap di acara
tersebut bergerak menuju tekanan yang lebih rendah pada bagian ujung adaptor terdapat
penampung destilat terdapat lubang sebagai pengurang tekanan sehingga uap diatur-atur
akan mengarah ke arah lubang tersebut kemudian menuju ke kondensor untuk kemudian
ditampung dalam erlenmeyer. Pada kondensor suhunya lebih rendah sehingga uap dietil
eter bersuhu tinggi ketika melewati kondensor akan terkondensasi menjadi cair. Hal ini
disebabkan karena tekanan dan suhu konstan yang diberikan oleh aliran air dari celah
masuk dan surat keluar

Dietil eter dan air memiliki perbedaan titik didih yang besar titik didih dietil eter
adalah 34,6 derajat Celcius sedangkan titik didih air adalah 100 derajat Celcius. Didih air
lebih tinggi daripada dietil eter dikarenakan ikatan hidrogen air dapat membentuk lebih
banyak dibandingkan dietil eter molekul air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen
dengan molekul air lainnya di mana pada di mana pada satu molekul air terdapat 2 atom
hidrogen yang dapat mengikat 2 atom oksigen dari molekul air yang lain

Semakin kuatnya ikatan hidrogen yang terbentuk menyebabkan kenaikan titik


didih ini disebabkan ikatan hidrogen yang sangat kuat membutuhkan energi yang kuat
pula untuk bisa memutuskan ikatan hidrogen sehingga untuk bisa membuat air mendidih
dibutuhkan suhu yang lebih besar dibandingkan suhu untuk mendidihkan dietil eter
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil tetesan pertama terjadi pada
suhu 34 derajat Celsius kemudian sebanyak 4 ML destilat didapatkan pada suhu 38
derajat Celcius sebanyak 8 ML destilat didapatkan pada suhu 46 derajat Celcius sebanyak
12 ML destilat didapatkan pada suhu 53 derajat Celsius dan sebanyak 16 ML destilat
didapatkan pada suhu 56 derajat Celcius pada tetesan pertama destilat yang dihasilkan
yaitu dietil eter murni namun ketika peningkatan suhu dari titik didih dimetil eter terjadi
maka penguapan tidak hanya terjadi pada diatur eter tapi terjadi juga pada air seperti pada
gambar grafik di bawah ini terlihat bahwa ketika suhu meningkat melebihi titik didih
dimetil eter maka volume destilat yang dihasilkan setiap tentang 4 ML lebih cepat hal
tersebut menunjukkan ketika titik didih yang semakin meningkat maka tidak hanya dietil
air yang menguap tetapi air juga ikut menguap.

A. Grafik Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)

Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)


60

50

40
Suhu (˚C)

30

20

10

0
4 8 12 16
Volume Destilat (mL)

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis Bj
sebanyak 0,781 nilai bobot jenis ini merupakan nilai kemudian dari dietil eter yang
dihasilkan menurut literatur bobot jenis dari di atletik yaitu sebesar 0,7134 gram per cm
kubik sehingga bobot jenis dietil eter yang dihasilkan mendekati bobot jenis dietil eter
menurut literatur hal ini menandakan singkat kemudian dari etil eter dimana semakin
mendekati maka kemudian ia semakin tinggi.

Keberhasilan suatu proses destilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


yaitu penempatan alat distilasi posisi posisi termometer pada alat destilasi dan suhu pada
termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi suhu termometer harus selalu
dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan yang ingin dipisahkan yaitu pada
suhu titik didih yang lebih rendah yang akan diperoleh
8.3 Destilasi bertingkat

destilasi merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan


kecepatan atau kemudahan menguap bahan tujuan yaitu untuk memisahkan dan
memurnikan aseton dari suatu campuran metanol dan aseton prinsip dari destilasi itu
sendiri yaitu penguapan cairan dan pengembunan kembali uang tersebut pada suhu titik
didih dimana zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu
sehingga dengan adanya destilasi kita dapat memisahkan dan memurnikan suatu zat dari
senyawa campuran atau pengotornya distilasi bertingkat merupakan salah satu cara
pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya atau pengotornya yang memiliki
perbedaan titik didih yang dekat pada dasarnya destilasi sederhana sama dengan destilasi
bertingkat akan tetapi pada destilasi bertingkat memiliki rangkaian alat kondensor yang
lebih baik sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang berdekatan

Langkah pertama dalam memulai destilasi bertingkat yaitu merangkai alat


destilasi bertingkat perbedaan rangkaian alat destilasi sederhana dan destilasi bertingkat
yaitu terletak pada jumlah kondensor yang digunakan pada destilasi sederhana hanya
menggunakan satu kondensor sedangkan pada destilasi bertingkat menggunakan dua
kondensor setiap alat dalam rangkaian destilasi bertingkat memiliki fungsinya masing-
masing labu didih berfungsi sebagai wadah atau tempat campuran senyawa yang akan
dibahas jelasi setelah haid berfungsi sebagai penyalur uap yang akan dimasukkan ke
pendingin termometer berfungsi sebagai pengukur suhu yang di destilasi kondensor
berfungsi sebagai pendingin uap panas mengubah fase gas menjadi fase cair kolom
fraksinasi yang berfungsi untuk memisahkan campuran senyawa cair yang. Didihnya
hampir sama adaptor berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi ke penampung sehingga
dapat langsung di ukur gelas ukur berfungsi sebagai penampung hasil destilasi atau
destilasi mantel berfungsi untuk memanaskan bahan dalam labu didih dalam setiap
pemasangan yang terdapat sambungan maka sebelumnya diolesi salep didahului dengan
Vaseline pemerian vaselin bertujuan untuk mempermudah saat pelepasan sambungan
sebagai antisipasi terhadap pemuaian ketika dilakukan pemanasan

Setelah alat destilasi bertingkat selesai dirangkaikan selanjutnya melakukan


proses destilasi yaitu untuk memisahkan aseton dalam campuran metanol dan aseton
sebanyak 20 ML campuran metanol dan aseton 1 banding 1 dimasukkan ke dalam labu
dan beberapa potong batu dimasukkan ke dalam labu penambahan batu didih berfungsi
untuk mencegah samping dan meratakan suhu pada campuran setelah itu dilakukan
pemanasan menggunakan hotel dalam distilasi bertingkat terdapat kolom fraksinasi yang
berfungsi untuk memisahkan campuran senyawa cair yang. Didihnya hampir sama sebab
dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uang yang isinya
hampir sama akan menguap di mana senyawa yang. Didihnya paling rendah akan naik
terus sehingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat sedangkan senyawa yang.
Didihnya lebih tinggi akan menetes kembali ke dalam labu destilasi jika pemanasan terus
dilanjutkan hingga mencapai titik didihnya maka senyawa tersebut akan menguap
mengembun dan turun dan turun menetes sebagai destilat

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil gagasan pertama terjadi
pada suhu 56 derajat Celsius kemudian sebanyak 4 ML dan setelah didapatkan pada suhu
59 derajat Celcius sebanyak 8 ML destilat didapatkan pada suhu 61 derajat Celcius
sebanyak 12 ML destilat didapatkan pada suhu 64 derajat Celcius dan sebanyak 16 ML
destilat didapatkan pada suhu 64 derajat Celcius pada tetesan pertama dan selat yang
dihasilkan yaitu dia jelekan murni namun ketika peningkatan suhu dari titik didih aseton
terjadi maka penguapan tidak hanya terjadi pada isoton tetapi terjadi juga pada nol seperti
pada gambar grafik dibawah ini terlihat bahwa jika suhu meningkat melebihi titik didih
aseton maka volume destilat yang dihasilkan setiap tentang 4 ML lebih cepat hal tersebut
menunjukkan ketika dirinya semakin meningkat maka tidak hanya Aston yang menguap
tetapi mereka juga ikut menguap

A. Grafik Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)

Kurva Hubungan antara suhu (˚C) dengan volume destilat (mL)


65
64
63
62
61
Suhu (˚C)

60
59
58
57
56
4 8 12 16
Volume Destilat (mL)

Dasar perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jenis asetat sebesar
0,780 2 nilai bobot jenis ini merupakan nilai kemudian dihasilkan yang dihasilkan mulut
setelah terbukti jenis dari aseton yaitu sebesar 0,79 gram per cm3 sehingga kubus jenis
asam yang dihasilkan mendekati beban jenis kesehatan menurut literatur hal ini
menandakan tingkat umur niana dari aseton di mana semakin mendekati maka
kembaliannya semakin tinggi.

IX. Kesimpulan
hasil kalibrasi termometer yang diperoleh yaitu 0 derajat Celcius sehingga
termometer layak untuk digunakan pemisahan air dan diatur dengan destilasi
sederhana berhasil dipisahkan dengan Bj sebesar 0,781 pemisahan metanol dan
aseton dengan destilasi bertingkat berhasil dipisahkan dengan Bj sebesar 0,7802

X. Daftar Pustaka
Alimin, M. Y., dan Irfan, I. 2007. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.
Ibnu, M. S., dkk. 2004. Kimia Analitik 1 Edisi Revisi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : DepKes.
Achmadi. S . 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Al-Anshori. J. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Bandung : UNPAD.
Sutresna. N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta : Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai