Anda di halaman 1dari 4

Nama : Florentina Lisa Pratama

Kelas/NIM : A3/131911133125

Serious games therapy associated with conventional physical therapy intervention accelerated
hand muscles strengthening and hand functioning after complex fracture of the wrist: A case
Report
Terapi Permainan Serius yang Terkait dengan Intervensi Terapi Fisik Konvensional untuk
Mempercepat Penguatan Otot dan Fungsi Tangan Setelah Fraktur Kompleks pada
Pergelangan Tangan: Laporan Kasus
Pendahuluan
Fraktur radius distal terisolasi (DRFs) adalah cedera umum yang lebih sering
dibandingkan dengan jenis fraktur lain di bagian atas lengan. Fraktur radius distal terisolasi
artinya tidak ada fraktur lain yang terlibat. Akan tetapi memungkinkan terjadi bersamaan dengan
faktur ulna distal (tulang lengan bawah di sisi jari kelingking). Insiden ini terjadi sebanyak 50%-
70%. Fraktur gabungan ulnaris dan radius distal dipertimbangkan sebagai fraktur komples karena
dapat mengganggu kesesuaian secara signifikan dan/atau stabilitas sendi ulnaris radius distal,
batas rotasi dan posisi lengan bawah, dan hal ini dapat menunda rehabilitasi pasien post-operasi
karena dapat menyebabkan ketidakmampuan dan keterbatasan gerakan.
Fraktur kompleks pada radius ulna distal mungkin membutuhkan waktu lama untuk
rehabilitasi. Untuk pemulihan, sebagian besar penelitian menggunakan rentang gerak (ROM),
dan melatih kekuatan cengkraman. Kunci keberhasilan pengobatan fraktur radial distal adalah
menghindari pembengkakan, kekakuan tangan dan jari, dan latihan peregangan yang efektif
untuk mengoptimalkan gerakan lengan dan pergelangan tangan.
Alternatif terapi yang aman selain intervensi fisik konvensional setelah adanya cedera
tulang dan jaringan lunak dengan menggunakan permainan serius yang aplikatif dan interaktif.
Permainan ini dapat dilakukan baik dengan komponen perangkat keras yang signifikan yang
memiliki tantangan, menyenangkan untuk dimainkan, dan menarik. Teknik ini dilakukan dengan
tujuan pengobatan dan meningkatkan kemampuan dari pasien. Teknik rehabilitasi baru dapat
merangsang motivasi pasien.
Protokol Fisioterapi
1) Fase imobilitas (0-4 minggu)
Intervensi yang dapat dilakukan:
- Melindungi lokasi post operasi
- Mengurangi nyeri. Pengurangan nyeri ini dapat dilakukan dengan TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation). Selain dilakukan TENS, dapat juga
dibantu dengan: latihan mengangkat lengan, latihan aktif pada bahu, siku dan jari,
teknik pencitraan motoric bertingkat, dan latihan aktif pada lengan bawah dan
pergelangan tangan tanpa bidai tiga kali sehari juga penting untuk dilakukan.
- Mempertahankan perawatan diri: edukasi mengenai perawatan luka post operasi, teknik
pencegahan edema, dan instruksi untuk melakukan latihan aktif yang dapat dilakukan
di rumah minimal durasi 15 menit dan dilaksanakan 3 kali dalam sehari.
2) Fase pengembalian fungsi (4-6 minggu)
Intervensi yang dapat dilakukan:
- Pengurangan edema dengan drainase limfatik manual yang terkait dengan perban
kompresi yang dilakukan setiap hari sampai edema berkurang dan meningkatkan
gerakan aktif.
- Setelah berkurangnya imobilitas dapat dilakukan dengan thermoterapi selama 20 menit
untuk meningkatkan rentang gerak pergelangan tangan dan lengan bawah, teknik
inhibisi aktif dan penggunaan meja untuk rehabilitasi tangan. Selain itu, mengadakan
latihan khusus untuk tangan dan jari-jari dengan menggunakan objek dengan tekstur
berbeda untuk pelatihan sensibilitas.
- Perawatan diri dengan pasien yang disarankan untuk melakukan perawatan bekas luka
secara mandiri, drainase limfatik untuk mengurangi edema, dan peregangan sendiri
pada otot lengan bawah, pergelangan tangan dan jari, dan penggunaan thermoterapi
dengan kompres panas untuk menghilangkan rasa sakit.
3) Fase Meningkatkan Kekuatan (16-24 minggu)
- Evaluasi peningkatan kekuatan otot. Evaluasi M1 dan M2 dilakukan pada fase
Meningkatkan Kekuatan (Strengthening phase) dan evaluasi M3 dan M4 dilakukan
pada fase Follow up. Rincian evaluasi yaitu:
 M1 : sebelum dilakukan fase penguatan otot (evaluasi setelah 4 bulan
postoperasi)
 M2 : dilakukan setelah 6 bulan post operasi. M2 dilakukan pada fase
meningkatkan kekuatan (strengthening phase).
 M3 : dilakukan setelah akhir fase meningkatkan kekuatan otot
 M4 : dilakukan 6 bulan setelah dilakukannya fase meningkatkan otot.
- Meningkatkan kekuatan otot dengan 4 permainan dari Program E-Link. Protokol ini
dilakukan dengan 10 kali pengulangan dengan penurunan kapasitas dari 100%, 75%,
dan 50%. Permainan ini dilakukan selama 2 bulan dengan permainan yg dilakukan
setiap 2 minggu sekali setidaknya 40 menit tiap sesi. permainan tersebut yaitu:
 Monkeys for gripping
 Hit walls for tip pinching
 Package man for lateral pinching
 Skateboard for tripod pinching
4) Fase Follow up dan Fungsional evaluasi
 Fase follow up dan fungsional evaluasi dilakukan dengan evaluasi M3 hingga M4
juga dengan melihat hasil M1 hingga M2.
 Berdasarkan kasus , didapatkan adanya peningkatan kemampuan otot dan dapat
kembali bekerja hanya dengan 6 bulan setelah operasi.
Hasil
Kekuatan genggaman mencapai 75% dari kekuatan setelah fase akhir penguatan (M2)
dan 82,8% setelah 4 bulan foll-up (M3), setelah 6 bulan foll-up (M4).
Kesimpulan
Hasil menguntungkan didapat dari mengkombinasikan penatalaksanaan terapi
konvensional dengan permainan serius secara elektronik. Strategi ini dapat meningkatkan
pemulihan fungsionalitas, ROM, dan kekuatan otot pasca operasi. Hal ini memberikan
kemandirian fungsional dan peningkatan kualitas hidup pasien.
Penggunaan permainan elektronik dalam membantu pemulihan pasien pasca operasi
fraktur kompleks pada pergelangan tangan dapat dijadikan sebagai referensi modifikasi kegiatan
pelatihan ROM yang dapat dilakukan oleh Tenaga Kesehatan termasuk perawat untuk membantu
memulihkan mobilitas sendi, otot, dan tulang radius-ulna, serta menghindari adanya kekakuan
sendi, otot, dan tulang terkait.

Referensi:
Zago, N. N., Sande de Souza, L. A. P., Kimura, B. G., Bertoncello, D., Grecco, M. A. S., &
Fernandes, L. F. R. M. (2020). Serious games therapy associated with conventional physical
therapy intervention accelerated hand muscles strengthening and hand functioning after
complex fracture of the wrist: A case report. Journal of Hand Therapy, 33(4), 580–586.
https://doi.org/10.1016/j.jht.2018.11.003

Anda mungkin juga menyukai