DOSEN PENGAMPU :
SHINTA AVRIYANTI,SE., M.AB
MATERI PERKULIAHAN
I. PENDAHULUAN
A. Organisasi dan Manajemen Perubahan
1. Proses Terbentuknya Organisasi
2. Pengertian dan Unsur Manjemen.
3. Pengertian Perubahan.
4. Beberapa Pengertian Manajemen Perubahan.
B. Tujuan Manajemen Perubahan
C. Perbedaan Manajemen Perubahan dan Manajemen
Resiko.
II PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN
PERUBAHAN.
III.TANTANGAN LINGKUNGANAN ABAD XXI TERHADAP
MANAJEMEN PERUBAHAN
IV.PERANAN QUALITY OF WORK LIFE (QWL) DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN
A. QWL versi Pertama
B. QWL versi Kedua.
V.SEBAB-SEBAB PERLUNYA MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Masalah Manajemen Perubahan.
B. Penolakan Perubahan
1. Resistensi Individual.
2. Resistensi Organisasi
3. Teknik Mengatasi Resistensi.
VI.PENDEKATAN KLASIK DLM MANAJEMEN PERUBAHAN.
A. Unfreezing.
B. Movement/Change.
C. Refreezing
VII.PENDEKATAN PERUBAHAN TERENCANA DALAM
MANAJEMEN PERUBAHAN.
A. Implementasi Perubahan Terencana sebagai
Manajemen Perubahan
B. Analisis SWOT
C. Kaidah / Hukum Perubahan.
VIII PENGEMBANGAN ORGANISASI (PO)
A. Pengertian Orgnizational Development (OD).
B. Filsafat dan Nilai-Nilai PO.
C. Tujuan PO sebagai Manajemen Perubahan.
D. Karakteristik PO
E. Ruang Lingkup PO dalam Manajemen Perubahan.
IX. PENDEKATAN ORGANISASI BELAJAR (OB)
A. Pengertian Learning Organization (LO).
B. Tugas Pokok LO dalam Manajemen Perubahan
C. Kiat LO dalam Manjemen Perubahan.
D. Organisasi Belajar Sebagai Suatu Sistem.
X. PENUTUP.
Organisasi tempat berlangsungnya Manajemen dan
Perubahan dapat digambarkan sbb GLOBAL
NON
HAKIKAT KEMANUSIAAN
PROFIT
INDIVIDUALITAS
SOSIALITAS NEGARA/
PERINTAH NASIONAL
MORALITAS
NASIONAL
KEBUTUHAN MANUSIA SWASTA
BIOLOGIS
SOSIAl PSIKOLOGIS
MENTAL SPIRITUAL
VOLUNTIR
GLOBAL
*
I. PENDAHULUAN
A.ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUBAHAN
Manajemen Perubahan terdiri dari dua perkataan “Mana-
jemen dan Perubahan”. Secara etimologis Manajemen
berarti pengelolaan, pengaturan atau pengendalian.Se-
dang pengertian manajemen secara sederhana adalah
proses mencapai tujuaan organisasi melalui bantuan
orang lain. Manajemen hanya ada di dlm organisasi seba
gai kelompok sosial atau wadah kerja sama sejumlah ma
nusia untuk mencapai suatu tujuan, baik organisasi pro-
fit, non profit maupun voluntir. Di luar organisasi tdk ada
manajemen, yang berfungsi utuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Proses-
nya berlangsung melalui kerja sama yang dikendalikan
agar tidak menyimpang dari tujuan
1. Pengertian Manajemen
# TUJUAN STRATEGIS
TERCAPAINYA KONDISI IDEAL ORGANISASI (VISI)
a
# TUJUAN OPERASIONAL
TUJUAN ORGANISASI SECARA MAKSIMAL DAPAT MEWUJUDKAN TUGAS PO-
KOKNYA (MISI) YG TERARAH PADA KONDISI IDEAL ORGANISASI
1. PERENCANAAN (PLANNING)
c 2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
FUNGSI 3. PELAKSANAAN (ACTUITING) : PENGARAHAN, BIMBINGAN,
FUNGSI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
4. PENGANGGARAN (BUDGETING)
5. PENGAWASAN (KONTROL)
1) BANTUAN ORANG LAIN / KERJA SAMA
2) KERJA DALAM TIM (TEAM WORK) d
3) JARINGAN KERJA (NET WORK) PROSES
* INTERNAL
* EKSTERNAL
HASIL
ANALISIS DATA /
KUANTITATIF / UMPAN BALIK (FEED BACK) INFORMASI OPE
KUALITATIF RASIONAL
SISTEM PENJARINGAN
INFORMASI DATA/INFOR
MANAJEMEN (SIM) MASI
Analisis Data untuk menghasikan alternatif perubahan se
bagai keputusan dalam manajemen perubahan terdiri dari:
a.Analisis informasi secara kualitatif (keputusan uncertini-
ty) tanpa data kuantitatif dan diolah secara rasional yang
menghasilkan dua atau lebih alternatif keputusan,bersi-
fat spekulatif dan tdk diketahui tingkat keakuratannya.
b.Analisis semi kuantitatif karena data kuantitatif tdk cu-
kup dan dilengkapi dgn informasi kualitatif yg mengha-
silkan dua atau lebih alternatif keputusan beresiko(risk)
Setiap alternatif keputusan sebagai rencana perubahan
yang diperoleh diketahui kekurangan dan kelebihan ma-
sing-masing.Tugas manajer adalah memilih alternatif yg
paling kecil resiko/kekeliruannya utk ditetapkan sebagai
keputusan perubahan yang akan dilaksanakan.
c. Analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik
yang menghasilkan satu keputusan yang aku- rat (certenity)
karena diketahui peluang kesalahannya pada tingkat alpha 0,05
(5%) atau alpha 0,01(1,0%). Dgn tingkat keakuratan tinggi,
persoalannya terletak pada keberanian manajer/pimpinan
untuk melaksanakannya agar menghasilkan perubahan yang
diinginkan.
@ Manajemen Perubahan dalam pengambilan keputusan untuk
suatu perubahan berhadapan dgn empat dimensi organisasi
berupa SDM yg menggerakan dan melaksana kan kegiatan di
dalammya.
# Dimensi Material (aset yang dimiliki) termasuk investa
si sebagai penghambat, karena perubahan berarti ba-
nyak yang tidak sesuai dan tidak dapat digunakan. Se-
balik banyak dana (investasi) yang diperlukan untuk
menggantinya.
2. Dimensi Intelektual. Organisasi adalah kerjasama dua orang
atau lebih di dalam sebuah wadah. Setiap SDM memiliki cara
berpikir dan kemampuan intelektual yg berbeda-beda, sehing
ga apabila tidak dapat disatukan akan menjadi sumber kega-
galan suatu perubahan di lingkungan sebuah organisasi.
3. Dimensi Emosional Dimensi ini terkait dgn konsep diri (har-
ga diri) dan hubungan sosial yg sudah dibangun, sehingga jika
perubahan dilakukan terdpt karyawan yg kehilangan po sisinya,
atau keahliaannya menjadi tdk diperlukan dll. akan
menimbulkan respon negatif atau penolakan dan rusaknya
hubungan sosial yg sudah dibangun dengan susah payah.
4. Dimensi spiritual yg terkait dgn nilai-nilai di dlm budaya orga
nisasi, yg berubah karena pelaksanaan perubahan telah me
ngurangi atau menghilangkan nilai-nilai yg terdapat di dlm
prosedur dan mekanisme kerja, atau implentasi wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda dari sebelumnya.
B.Tujuan Manajemen Perubahan
Dari uraian-uraian terdahulu berarti Tujuan Ma-
najemen Perubahan adalah menciptakan peru-
bahan yg bermanfaat bagi kelangsungan hidup
organisasi, karena dengn perubahan organisasi
menjadi dinamis dlm menghadapi perkembang an
dan kemajuan zaman yg berisi berbagai tan-
tangan, baik dari dlm maupun luar organisasi.
Sebaliknya tanpa perubahan organisasi menjadi
statis dan akan kehilangan daya saingnya yang
bagi organisasi profit dapat mengancam eksis-
tensinya. Dengan kata lain tanpa perubahan ba- gi
organisasi profit dapat dipastikan usianya ti- dak
akan bertahan lama atau manfaatnya akan
semakin berkurang.
8Tujuan Manajemen Perubahan secara lebih khusus ada-
lah :
1. Meningkatkan kemampuan organisasi.
2. Meningkatkan peranan organisasi.
3. Melakukan penyesuaian secara internal dan ekster-
nal.
4. Meningkatkan daya tahan organisasi.
5. Mengendalikan suasana kerja.
6. Mewujudkan kondisi organisasi yang lebih baik dari
kondisi sebelumnya.
• IDENTITAS ORGASSI
•PARTISIPASI KEMAS- PARTISI PENGEM • KETERBUKAAN
YARAKATAN • PROSES PENYAMPAIAN
PASI BANGAN KELUHAN
•KEPERDULIAN LING-
KUNGAN PEKERJA KARIER • PROSES BANDING
KEBANG PENYELE
GAAN SAIAN
KONFLIK • PERTEMUAN TATAP
• UPAH DASAR, INSENTIF MUKA
DAN BERBAGI LABA YG • PERTEMUAN KELOMPOK
LAYAK MANUSIAWI
KOMPEN QWL •PUBLIKASI INTERN
KOMU •PERTEMUAN KELOMPOK/
SASI YG NIKASI UNIT KERJA
LAYAK
• TIM KESELEMATAN
KERJA
• TIM PERTOLONGAN
KESEHAT KESE
GAWAT DARURAT AN LING HATAN
KUNGAN
• PROGRAM KESEHATAN KESELA KERJA
KERJA KERJA •KLINIK, KLINIK GIGI
MATAN •PROGRAM SENAM
KERJA KESEGARAN JASMANI
• TIDAK ADA PHK, PROGRAM PENSIUN • REKREASI, KONSELING
BEBAS KKN DLL
*
GOOD
SUPERVISION
O OD G GOO
D PA
G KIN
OR ION AND Y
W DIT BEN
N EFIT
CO S
QWL
TING RDING
TRES A
REW OB
IN
JOB J
CHALLENGING
JOB
V.SEBAB – SEBAB DILAKUKANNYA PERUBAHAN
@ Sejalan dgn uraian di atas menurut Stoner dan Freeman
sekurang-kurangnya ada tiga sebab dilakukannya peru-
bahan yang harus dikelola sbb :
1. Adanya perubahan lingkungan yang mengancam ek-
sistensi dan pengembangan organisasi.
2. Adanya perubahan lingkungan yang menawarkan pe-
luang-peluang baru untuk mempertahankan dan me-
ngembangkan organisasi serta meningkatkan kesejah
teraan anggota organisasi.
3. Struktur dan kondisi organisasi menghambat adapta-
si perubahan lingkungan misalnya birokrasi yang ber-
lapis-lapis.
@ Sedang Griffin menyatakan ada dua kekuatan yang men
dorong organisasi melakukan perubahan, sbb:V
1. Kekuatan internal atau dari dalam organisasi antara lain
bersumber dari perlunya strategi baru, metode kerja
baru
dan adaptasi teknologi baru atau perbaikan sikap SDM dll
c. Rasa Aman
Kondisi organisasi sekarang yang dirasa aman apabi-
la mengalami perubahan, akan berdampak terjadinya
perasaan tidak aman, yang menyebabkan perubahan
akan ditolak.Rasa tidak aman terjadi karena perubah-
an diduga akan merugikan kedudukan/posisi individu.
d. Faktor Ekonomi.
Penolakan terhadap perubahan di dalam organisasi da
pat berakibat pada menurunnya penghasilan bagi indi-
vidu sehingga cenderung untuk menolak perubahan.
e. Kondisi Yang Tidak Pasti.
Perubahan banyak yg diiringi rasa takut karena tdk mu-
dah meprediksi hasilnya. Individu dalam kondisi seka-
rang yg sudah pasti, dihadapkan pada kondisi perubah an
yang tidak pasti, cenderung utk menolak perubahan yang
akan dilakukan.
f. Persepsi.
Persepsi atau cara pandang individu terhadap organisa
si dan dunia sekitarnya pada umumnya tidak sama.
Demikian juga persepsi terhadap perubahan yg terjadi di
lingkungan suatu organisasi yg tidak sesuai bagi individu
akan cenderung ditolak.
INDIVIDUAL
RESENSI
PE
R
SEPSI
N
AA
AS
BI
KE
2. Resistensi organisasi.
Organisasi pada dasarnya memang konservatif yang si
fatnya cenderung selalu menolak perubahan. Contoh
nyata terjadi pada organisasi di bidang pendidikan yang
sulit utk melakukan perubahan, sehingga kualitasnya
selalu dipersoalkan. Resistensi ini terdiri dari :
a. Inersia Struktural.
Penolakan yang terstruktur terhadap perubahan terja-
ji karena kekhawatiran kestabilan organisasi akan ter
ganggu, sehingga kondisinya menjadi tidak kondusif.
b. Perubahan Berdampak Luas.
Organisasi merupakan suatu sistem, perubahan satu
bagian akan berpengaruh pada bagian lain, yang cen-
derung ditolak oleh bagian yang merasa sudah stabil.
c. Inersia Kelompok Kerja.
Norma-norma kelompok dapat menjadi penyebab peno-
lakan terhadap perubahan yang akan dilakukan. Peru-
bahan mungkin disetujui oleh individu, namun ditolak
karena bertentangan dengan norma-norma kelompok.
Misalnya perubahan jam kerja, yang mungkin disetujui
secara individual, tetapi bertentangan dgn norma kelom
pok, sehingga cenderung ditolak, seperti penghapusan
cuti haid untuk meningkatkan produktivitas.
d. Ancaman terhadap keahlian
Sering terjadi perubahan berdampak suatu keahlian ter-
desak atau teracam tidak dapat dipergunakan lagi, se-
hingga ditolak oleh kelompok dalam keahlian tsb. Misal-
nya perubahan pekerjaan yang selama ini memerlukan
keahlian manual akan diganti dengan komputer, sehing ga
cenderung ditolak.
e. Ancaman Terhadap Prosedur Yang Mapan.
Perubahan terhadap Sistem Pengambilan Keputusan
dalam struktur organisasi sering ada pihak yang mera sa
akan kehilangan wewenang yang selama ini sudah mapan
sehingga cenderung untuk menolak.
f. Acaman Kehilangan atau Berkurang Alokasi Dana.
Banyak pihak yang cenderung akan menolak perubah-
an yang berdampak mengurangi atau meniadakan dana
yang selama ini selalu disediakan.
DAMPAK LUAS
PERUBAHAN
INERSIA INERSIA
STRUKTURAL KELOMPOK
RESISTENSI
ORGANISASI
2. Partisipasi
Pihak yang menolak suatu perubahan dapat diyakinkan
untuk memahami maksud dan tujuannya dgn ikut dipar-
tisipasikan dalam perencanaan, pelaksanaan dan meng-
evaluasi hasilnya.
3. Memberikan Kemudahan dan Dukungan
Perubahan yang menimbukan rasa cemas, takut dan ter
ancam dapat diatasi dengan memberikan konsultasi bah
kan jika perlu terapi psikologis untuk menghilangkan
perasaan tersebut dan meyakinkan bahwa akibatnya tdk
akan merugikan atau bagi yg dirugikan masih dapat di-
carikan cara mengatasinya.
4. Negosiasi.
Penolakan dan sikap menantang terhadap suatu peru-
bahan dapat diatasi dengan melakukan negosiasi untuk
mencari alternatif-alternatif pemecahan. Alternatif yang
dipilih harus didasarkan pada kesepakatan agar dapat
diterima oleh pihak yang menolak perubahan.
5. Manipulasi dan Kooptasi.
Manipulasi adalah menutupi kondisi perubahan yang se
sungguhnya dan akibatnya jika dilaksanakan. Antara lain
dgn tidak menyatakan sesuatu yang negatif dari pe
rubahan dan hasilnya jika dilaksanakan.Sebaliknya kata
kanlah hanya yang baik dan menguntungkan dalam me
laksanakan perubahan.
Sedang kooptasi dilakukan dengan memberikan peran-
an atau kedudukan sebagai salah seorang pimpinan dr
pihak yg menantang perubahan, jika perlu sampai pada
diikut sertakan dlam mengambil keputusan-keputusan.
6. Paksaan.
Cara lain dalam menghadapi pihak yg menantang peru-
bahan adalah dgn paksaan, antara lain berupa ancaman
dan hukuman, seperti dipindahkan, didemosi, penunda an
upah sampai pemutusan hubungan kerja (PHK)
VII. PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
REFREEZING
MOVEMENT (CHANGING)
Driving Forces
Time
UNFREEZING (PENCAIRAN)
adalah proses menjelaskan alasan mengapa organisasi
membutuhkan untuk melakukan perubahan, sehingga se-
mua dapat menerima dan bersedia melakukan perubahan
Dengan kata lain pencairan adalah usaha organisasi dlm
mempersiapkan SDM untuk mempelajari dan menguasai
perilaku (sesuatu) yang baru sebagai perubahan yg akan
diwujudkan.
MOVEMENT (CHANGING)
Melakukan perubahan setahap demi setahap(step by step)
secara pasti, usahakan agar hasil perubahan dirasakan se
luruh anggota organisasi. Selanjutnya akan terlihat jumlah
penantang berkurang dan jumlah pendukung bertambah.
Dengan kata lain Pengubahan adalah proses menemukan
dan mengadopsi sikap, nilai dan tingkah laku yang baru
bagi semua SDM, melalui proses identifikasi dan inter-
nalisasi
REFREEZING (PEMANTAPAN)
Adalah proses meneguhkan pola tingkah laku baru dgn
mekanisme memberikan dukungan atau memperkuat
agar menjadi norma baru yg merupakan bagian dari sua-
tu sistem. Dengan kata lain jika kondisi yang diinginkan
sebagai perubahan sudah terwujud, stabilkan organisasi
Dengan menetapkan peraturan-peraturan, sistem konpen
sasi, pengelolaan organisasi sesuai dengan kondisinya
yang baru.
# Manajemen Perubahan memerlukan agen perubahan
(change agent), baik dari dalam maupun dari luar seper-
ti konsultan, sebagai pihak yang mampu melihat kondi- si
organisasi secara obyektif.
# Berdasarkan Pendekatan Klasik terdapat tiga tipe peru-
bahan, yang terdiri dari :
a. Perubahan Rutin.
Perubahan ini terjadi dalam proses organisasi sehari-
hari, melalui penerimaan saran, pendapat, usul dari
anggota organisasi, yang ternyata mampu membawa
berbagai perbaikan unit kerja atau organisasi.
b. Perubahan Peningkatan.
Perubahan yang dilakukan di lingkungan organisasi
yang dapat meningkatkan nilai prestasi organisasi da-
lam memberikan pelayanan.
c. Perubahan Inovatif.
Perubahan yang menghasilkan sesuatu yg baru dan
diterima atau disenangi pihak-pihak terkait, seperti
perbaikan/penyempurnaan produk, produk baru dll
@ TAHAP-TAHAP Perubahan dalam Pendekatan Klasik
tahapan manajemen perubahan ini mencakup :
a. Tahap Identifikasi Perubahan.
Mengenali perubahan apa yang akan dilakukan/terja
di. Dengan kata lain pimpinan atau kelompok harus
mengenali kebutuhan dan tipe perubahan
b. Tahap Perencanaan Perubahan.
Pada tahap ini ditetapkan tujuan perubahan, kemu
dian harus dilakukan analisis diagnostik mengenai
situasi teknis, pemilihan strategi umum, pemilihan
cara melaksanakan agar tujuan perubahan tercapai
c. Tahap Implementasi Perubahan
Melaksanakan perubahan dengan mengikuti tahap-
an di dalam perencanaan
d.Tahap Evaluasi dan Umpan Balik.
Setelah pelaksanaan berakhir harus dilakukan evaluasi
terhadap data, proses dan hasil yang dicapai untuk me
ngetahui tingkat keberhasilan perubahan dan menghim-
pun umpan balik (feed back) utk dijadikan bahan pertim
bangan perbaikan manajemen perubahan berikutnya.
20 – 01 - 09
VIII. PENDEKATAN PERUBAHAN TERENCANA (PLANNED
CHANGE) DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN
A. Implementasi Perubahan Terencana Dalam Manajemen
Perubahan
Untuk mewujudkan masa depan yg lebih baik dari masa
sebelumnya di lingkungan suatu organisasi banyak pe
rubahan yang harus dilakukan secara proaktif melalui
konsep perubahan terencana (planned change).
* Stoner mengatakan perubahan terencana atau yg diren-
canakan adalah inovasi struktural, kebijakan atau sasar-
an baru atau perubahan dlm filosofi dan operasional yg
dgn sengaja didesain dan diimplementrasitasikan.
* Perubahan terencana bertujuan untuk menyiapkan selu-
ruh atau sebagaian anggota (SDM) organisasi utk menye
suaikan diri pada perubahan secara signifikan dalam sa
saran dan arah organisasi.
# Perubahan Terencana adalah Manajemen Perubahan Pro-
akatif dan bertujuan.
# Manajemen Perubahan dilakukan dengan mengadaptasi
Manajemen Strategis dan Perubahan Terencana (Planned
Change) dengan komponen yang terdiri dari :
a. Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai Ma-
najemen Perubahan Jangka Panjang (Negara sebagai Or-
ganisasi 25 s/d 30 tahun, sedang organisasi/peruhaan 10
s/d 15 tahun)
b. Penyusunan Rencana Operasional (RENOP) sebagai Ma-
najemen Perubahan Jangka Sedang (Negara per 5 tahun
untuk organisasi/perusahaan per dua atau tiga t.ahun)
c. Penyusunan Rencan Tindakan (Action Plan) sebagai Ma-
najemen Perubahan Jangka Pendek (Rencana Tahunan).
KOMPONEN PERUBAHAN TERENCANA SEBAGAI
MANAJEMEN PERUBAHAN
RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA)
PERUBAHAN PROSPEK
JANGKA PANJANG
KONDISI KONDISI
INTERNAL EKSTERNAL
RENCANA OPERASIONAL
(RENOP)
PERUBAHAN PROSPEK
JANGKA SEDANG
RENCANA TINDAKAN
(ACTION PLAN)
RENCANA PERTAHUN
IMPLEMENTASI PERUBAHAN TERENCANA (PLANNED CHANGE) SEBAGAI MANAJEMEN
PERUBAHAN
RENSTRA
# VISI (Perubahan Jangka
Panjang yang diinginkan)
RENOP V # MISI (kegiatan untuk me-
lakukan perubahan)
# Tujuan Strategis.
RENOP IV
RENOP III
RENOP II
EVALUASI DIRI
(ANALISIS SWOT)
RENSTRA (Rencana Strategis) adalah rencana perubah an
jangka panjang dalam manajemen perubahan (untuk
Negara 25 s/d 30 tahun,organisasi 10 s/d 15 tahun). Ma
najem Perubahan dilaksanakan secara bertahap dalam
beberapa RENOP. Pelaksanaan Renstra sebagai Manaje
men Perubahan dilakukan dengan menetapkan :
# VISI adalah capaian perubahan yg terakhir sebagai pe
rubahan akhir yg akan dicapai sebagai perubahan
jangka panjang. Capaiannya adalah kondisi organisasi
yg tebaik setelah melakukan Misi yg terurai di dalam
semua Renop.
# MISI adalah kegiatan untuk menghasilkan perubahan
jangka panjang agar Visi dapat diwujudkan.
# TUJUAN STRATEGIS adalah penjabaran dari pencapai
an kondisi terbaik di dalam Visi berupa hasil yang kong
krit yang akan dicapai dari perubahan jangka panjang.
RENOP (Rencana Operasional) adalah bagian dari Ren-
stra sebagai tahapan perubahan di dalam Manajemen
Perubahan. Dalam satu RENSTRA terdapat beberapa
RENOP.
# Setiap Renop harus menetapkan :
* Sasaran sebagai perubahan yang akan dicapai dalm
jangka waktu sedang (misalnya selama 3 tahun)
* Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
sasaran terdiri dari program kerja, proyek-proyek,
kegiatan rutin
Action Plan (Rencana Tindakan) adalah rencana pelak-
sanaan program kerja, proyek, proyek dan kegiatan ru-
tin tahun pertama, kedua dan ketiga (satu RENOP) untk
negara disebut APBN dan APBD. Penetapan tersebut
sangat tergantung pd Dana yg tersedia/dpt disediakan.
Setiap akan menyusun satu RENOP harus dilakukan
Evaluasi Diri untuk mengetahui kondisi organisasi seka-
rang (saat akan merencanakan) agar menjadi dasar utuk
menetapkan perubahan yang akan dicapai dalam setiap
tahapan rencana tindakan, Renop dan akhirnya Visi dan
Tujuan Strategis.
# Evaluasi Diri dilakukan dengan analisis SWOT untuk
mengetahui Kekuatan (Streng), Kelemahan(Weekness)
Kesempatan/Peluang (Opportunites) dan Hambatan
(Threats) yang dihadapi organisasi setiap akan memu-
lai setiap Renop.
SWOT antara lain harus dilakukan pada kondisi SDM,
Sarana Kerja, Teknologi, Dana, Peraturan Pemerintah,
Manajemen Organisasi dll.
MATRIK ANALISIS SWOT
SWOT I
KONDISI SDM
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG HAMBATAN
Manajemen Perubahan dengan pendekatan Perubahaan
Terencana dgn pentahapan dari Bullock dan Batten. Fase-
fase dalam proses perubahan itu adalah sbb :
1. Fase Ekplorasi yakni fase mempertimbangkan untuk
membuat keputusan tentang perubahan yang akan
dilakukan dan rencana operasionalisasinya dengan
mengalokasikan sumber daya-sumber daya.
2. Fase Perencanaan yang diimplementasikan melalui
penghimpun informasi untuk membuat diagnose me-
ngenai masalah yang dihadapi sehingga perlu mela-
kukan perubahan, menetapkan tujuan perubahan dan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapaica
tujuan perubahan.
3. Fase Tindakan organisasi mengimplementasikan pe-
rencanaan dengan melakukan kegiatan sekarang me-
nuju perubahan di masa depan
4. Fase Integrasi, perubahan harus segera dimulai dan di
laksanakan melalui proses konsolidasi dan stabilisasi
perubahan guna menguatkan perilaku baru melalui um-
pan balik dan sistem imbalan serta mengatur para ma
najer dan karyawan secara terus menerus memonitor
perubahan dan upaya-upaya perbaikan.
FILSAFAT PO
Manajemen Perubahan dlm mengimplementasikan PO un
tuk mewujudkan perubahan di lingkungan sebuah orga-
nisasi didasari oleh Filsafat Demokratis yang menghargai
kemampuan setiap anggota organisasi sebagai individu
Setiap individu diperlakukan sesuai prestasinya
PERSPEKTIF
ORGANISASI
ADAPTASI ADAPTASI
PERUBAHAN PERKEMBANG
NILAI-NILAI AN ILMU &
TEKNOLOGI
TUJUAN PO
PENINGKATAN PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KETERAMPILAN
& PENGETAHUAN
PELAYANAN KEAHLIAN
D. KARAKTERISTIK PO
1. PO diawali dengan merumuskan Rencanaan Perubahan
(Planned Change), meliputi Evaluasi Diri dan prediksi
kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan Kemudian
memilih kegiatan untuk mencapai keinginan tersebut se
bagai tujuan perubahan, berupa kondisi organisasi yang
lebih baik dari sebelumnya.
2. PO merupakan perubahan yang komprensip atau bersi-
fat menyeluruh sebagai satu sistem yang mengikut ser-
takan semua komponen organisasi yang saling terkait.
3. PO merupakan perubahan berkelanjutan untuk jangka
waktu panjang. Suatu tujuan tercapai yang membawa pe
rubahan kondisi menjadi lebih dari sebelumnya, harus
diikuti perubahan berikutnya secara berkelanjutan.
4. PO pelaksanaannya berfokus pda kerjasama(team work)
Usaha mewujudkan PO merupakan tanggung jawab dan
harus mengikut sertakan semua SDM yg terkait di dalam
organisasi. Semua SDM harus diberdayakan dlm tim ker ja
agar dapat mengatasi kelemahan masing-masing un- tuk
me- wujudkan perubahan organisasi secara optimal.
5. PO bekerja secara ilmiah dgn memanfaatkan hasil pene
litian. PO bukan pekerjaan spekulatif. Perubahan yang
akan dilak sanakan harus didasari data/informasi yang
obyektif dan diolah secara ilmiah melalui proses action
research.
6. PO bersifat intervensi.
PO secara terpaksa mungkin harus mengintervensi
perilaku kerja dan kebiasaan buruk SDM dalam bekerja,
agar diperbaiki. Intervensi dapat dilakukan secara legal
melalui pelak sanaan Evaluasi Kinerja secara jujur dan
obyektif
6. PO mengikut sertakan Agen Perubahan
Sering organisasi tidak dapat melihat kekurangannya te
tapi dapat dilihat secara jelas oleh orang luar terutama
yg ahli di bidangnya, seperti konsultan atau para agen
perubahan. Oleh karena itu peran tenaga ahli menjadi sa
ngat penting dalam mendorong dilaksanakannya peru-
bahan yang dpt mengantarkan organisasi pada kondisi
nya yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
TIM (TEAM)
Mengkolaborasi
Tujuan dan hasil
yang ingin
dicapai
INDIVIDU
•Mengembangkan Penelitian
•Menciptakan kesempatan belajar
berkesinambungan
B. Kiat Organisasi Belajar adalah :
1. Semua anggota organisasi harus memahami Visi or-
ganisasi, terpanggil untuk mencapai tujuan-tujuan,
dan mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas kerja yg
terarah pada tercapainya tujuan dan terwujutnya visi
tersebut.
2. Organisasi harus mengakui dan menerima penting-
nya memberikan kesempatan pada individu untuk dpt
mengakses informasi yang dibutuhkan di bidang ker-
ja masing-masing.
3. Setiap anggota organisasi (SDM) harus diberi kesem-
patan belajar dari anggota yang lain dalam mengambil
keputusan sesuai dengan jenjang jabatan dan jenis
kegiatannya masing-masing.
Melaksanakan proses belajar untuk memberikan manfaat
bagi SDM dan organisasi dapat dilakukan sbb :
ANALISIS PEMBERDAYAAN
ORGANISASI SDM
DINAMIKA
BELAJAR
PENERAPAN
MENGELOLA TEKNOLOGI
PENGETAHUAN
Atkinson,P (1990), Creating Cultur Change, Bedford, IFS
Ltd, Kempton.