PRAKTIK PEMBERDAYAAN ORGANISASI KELEMBAGAAN SOSIAL
1. KONSEPSI PEMBERDAYAAN SOSIAL DEFINISI PEMBERDAYAAN SOSIAL Menurut Edi Suharto Tahun 2020 Pemberdayaan sosial adalah proses peningkatan daya atau kemampuan individu, lembaga, dan masyarakat. DEFINISI PEMBERDAYAAN Menurut Payne Tahun 1997 Pemberdayaan adalah membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. DEFINISI PEMBERDAYAAN ORGANISASI Menurut Scanlan dan J. Bernard Keys Pemberdayaan Organisasi adalah suatu usaha yang dibantu oleh manajemen puncak untuk meningkatkan keefektifan sistem total (organisasi) melalui serangkaian campur tangan yang direncanakan Menurut Mechael E Mc Gill Pemberdayaan Organisasi adalah suatu proses sadar dan terencana untuk mengembangkan kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan efisiensi, efektifitas dan Kesehatan. Menurut Dale S Beach Pemberdayaan Organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang kompleks yang direncanakan untuk meningkatkan keefektifan dan kesehatan organisasi melalui campur tangan yang direncanakan oleh seorang konsultan dengan dengan menggunakan teori dan teknik-teknik ilmu perilaku terapan Menurut Kamus Istilah Manajemen Peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya dengan memanfaatkan potensi manusia secara lebih efektif dan mengevaluasi setiap perubahan dan mengarahkannya secara konstruktif. TUJUAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI Untuk meningkatkan / mengembangkan keefektifan dan kesehatan organisasi sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi. Untuk mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan efisien, efektif dan kesehatan a. Efisien = berhasil guna Berhasil (Masukan : Keluaran, dengan mengacu kepada tujuan) b. Efektif = Tepat Guna Tepat (Cara : Dampak, dengan mengacu kepada tujuan). c. Kesehatan = Harmonis Harmonis (Serasi, seimbang, selaras hubungan antara individu = organisasi, dalam hal : tujuan, kemampuan memecahkan masalah, pertumbuhan, dan perkembangan). SASARAN PEMBERDAYAAN Individu a. Pemenuhan kebutuhan materi b. Pengembangan diri c. Penghargaan Kelompok Pengembangan Tim Organisasi Pengembangan hub antar kelompok, melalui : kolaborasi, koordinasi, persaingan dan konflik PROSES PEMBERDAYAAN Kegiatan Pendahuluan Menciptakan dan mengembangkan hubungan kerja yg serasi antara sasaran perubahan dengan agen perubahan Kegiatan Pengumpulan Data Mencari dasar (data, fakta) yang kokoh bagi analisa persoalan organisasi. Kegiatan Diagnosa Untuk menemukan persoalan (penyebab utama & sampingan, akibat utama & akibat lanjutan) Mencari jalan keluar (pemecahannya) Kegiatan Intervensi Penggunaan berbagai teknik intervensi Pengukuran dan penilaian efektivitas penggunaan teknik intervensi CIRI-CIRI PEMBERDAYAAN Perubahan berencana Sistimatis >< Tdk serampangan Perubahan secara luas Menyeluruh >< Tdk parsial Perubahan jangka Panjang Proses yg lama >< Tdk insidental Tekanan kepada Kelompok kerja >< Bukan individual Campur tangan Konsultan + Manajemen Puncak Menggunakan Riset Tindakan (Action Research) 2. PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI Pendekatan merupakan suatu cara yang dipilih untuk mencapai tujuan pemberdayaan orgamisasi. Pendekatan Struktural Yaitu pendekatan dengan merubah struktur, terdiri atas : a. Restrukturisasi / Reorganisasi Yaitu berupa desentralisasi pengambilan keputusan dan organic. Kedua bentuk restrukturisasi tersebut bertujuan untuk mempercepat pengambilan keputusan. Dimana keputusan tidak terpusat pada pimpinan tertinggi, namun keputusan diserahkan kepada kepala bidang yang sesuai dengan pengambilan keputusan suatu hal ataupun masalah. Alasan dilakukan restrukturisasi : 1. Ekonomi (Mengurangi beban biaya) 2. Proses komunikasi (berjalan lancar) 3. Memberi otonomi yang besar (bagi kelompok) b. Sistem imbalan baru Jam kerja sebanding dengan kinerja atau jumlah produk yang dihasilkan. Dimana bila pekerja menghasilkan produk lebih banyak maka imbalan bertambah juga, hal ini disebut uang bonus. c. Perubahan Kultur Organisasi Kultur terdiri atas norma nilai dan kebiasaan. Perubahan kultur disini artinya memunculkan nilai baru, symbol baru yang dijadikan sebagai acuan perilaku. Pendekatan Teknikal Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan merubah teknik suatu organisasi yang melputi tugas, teknologi, dan sarana. Terdiri atas a. Rancang Bangun Ulang Pekerjaan Yakni merancang dan membangun ulang pekerjaan melalui : 1. Alih tugas Pengalihan tugas seseorang yang ditujukan untuk mengatasi rutinitas yang itu-itu saja, kebosanan, dan suatu kecelakaan. 2. Ahli wilayah Pengalihan wilayah tugas / kerja seseorang. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kebosanan seseorang karena bekerja di tempat tempat atau wilayah itu itu saja, dan untuk menambah wawasan berkaitan dengan wilayah lain. 3. Perluasan Pekerjaan Yaitu memperluas suatu pekerjaan seseorang. Hal ini ditujukan untuk mengetahui hal baru, meningkatkan produktivitas dan gaji. 4. Perkayaan kekaryaan Yaitu dengan memperbanyak karya, keterampilan, relasi. Hal ini ditujukan untuk memperluas pekerjaan vertikal, peningkatan mutu dan motivasi kerja. 5. Tim kerja yang otonom Yaitu tim kerja yang berdiri sendiri, dalam arti mandiri dan tak bergantung dengan pihak lain. Hal ii ditujukan agar tim kerja bebas mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaannya. b. Sistem Sosioteknikal Yaitu berkaitan dengan teknologi dan alat yang digunakan dalam pemberdayaan organisasi. Serta berkaitan dengan sistem sosial. 1. Teknikal Yakni berkaitan dengan berbagai pertimbangan terhadap alat, teknik, prosedur, keterampilan, pengetahuandan prasarana yang digunakan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan. 2. Sosio / Sistem sosial Yaitu berkaitan dengan berbagai pertimbangan terhadap manusia yang bekerja dalam organisasi dan interelasi diantara mereka. Lima Prinsip Sosioteknikal 1. Perhatian utama kepada sistem bukan komponen-komponen Jadi perhatian berfokus pada keseluruhan komponen , bukan focus terhadap masing-masing komponen. 2. Sentral perhatian pada kelompok kerja bukan individual dalam kelompok. Jadi perhatian berfokus pada kelompok kerja yang ada bukan pada masing-masing individu. 3. Pengaturan sistem secara internal oleh kelompok bukan pengaturan eksternal Pengaturan sistem dibuat secara internal atau oleh kelompok itu sendiri, bukan oleh eksternal atau anggota diluar kelompok. 4. Individu dipandang sebagai komplemen terhadap mekanisme kerja bukan perpanjangan. Individu dianggap sebagai bukan bagian dalam mekanisme kerja tetapi masih dalam satu organisasi, dan individu bukan sebagai perpanjangan dari mekanisme kerja 5. Keanekaragaman keterampilan ditingkatkan untuk saling mengisi kekurangan Meningkatkan keanekaragaman keterampilan, variasi keterampilan digunakan untuk saling mengisi kekurangan keterampialn satu sama lain. c. Peningkatan Mutu Kehidupan Kekaryaan Artinya berfokus untuk meningkatan mutu kehidupan karyawan. Hal ini diwujudkan melalui pekerja dan organisasi yang tanggap terhadap kebutuhan karyawan. Karyawan Karyawan terlibat penuh dlm mengambil keputusan tentang hidupnya di tempat pekerjaannya (menentukan nasib, pekerjaan, karier, penghasilan) Keperilakuan Yaitu diperuntukkan untuk merubah sikap dan perilaku individu maupun kelompok dalam organisasi melalui proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Hal ini diwujudkan melalui : a. Pelatihan Kepekaan Pelatihan yang ditujukan untuk melatih kepekaan individu akan perilaku. Yang meliputi : 1. Interaksi kelompok yang tdk terstruktur Dimana pelatihan ditujukan agar seseorang mampu terbuka dalam permasalahan yang dihadapi dan bebas, yakni bebas menentukan pilihan akan tetapi tak bertentangan dengan aturan organisasi. 2. Kesadaran tentang perilaku Dimana pelatihan ditujukan agar sesorang sadar akan Tindakan maupun perilakunya, baik perilaku baik ataupun buruk. Kesadaran tersebut akan merubah perilaku buruk seseorang menjadi lebih baik, dan diterima di dalam ataupun oleh teman sejawat. 3. Kepekaan terhdp perilaku orang lain Dimana pelatihan ditujukan untuk melatih kepekaan terhadap perilaku orang lain, kepekaan yang dimaksud yaitu peka terhadap perubahan perilaku seseorang. Perubahan perilaku sering kali dikarenakan adanya suatu masalah., maka dari itu seseorang dituntut peka terhadap perubahan perilaku seseorang dan kemudian membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang. b. Perolehan Umpan Balik melalui survey Umpan balik disini yaitu berupa feed back atau kritik yang dilakukan seseorang terhadap orang lain, dengan tujuan seseorang yang diberi feed back berubah menjadi lebih baik, baik dalam hal perilaku maupun kinerjanya. Hal-hal yang dipehatikan dalam umpan balik: 1. Merumuskan kuesioner Membuat kuesioner untuk saling memberi umpan balik, kuesioner ini memuat proses pengambilan keputusan dalam organisasi, efektif tdknya komunikasi, lancar tidaknya koordinasi, tingkat kepuasan terhadap organisasi meliputi pekerjaan, perilaku dan gaya kepemimpinan atasan. 2. Mentabulasi bersama untuk mengidentifikasi masalah Membuat tabel yang mana digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang dialami individu maupun organisasi. 3. Kesepakatan (komitmen bersama) tindakan yang dilakukan Setelah diperoleh masalah apa saja yang dihadapi, selanjutnya membuat rencana tindakan apa saja yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, dimana dalam perumusan dalam mengatasi masalah harus melibatkan anggota. Dalam mewujudkan rencana tindakan harus ada komitmen bersama, dimana semua benar-benar sepenuh hati, saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. 4. Hindari ajang saling meyerang Dalam pemberian umpan balik atau mengkritisi hendaknya memberikan solusi satu sama lain. Bukan justru saling menyerang dan menjelekkan. Saling serang justru bukan menyelesaikan masalah akan tetapi malah menimbulkan masalah yang lain. c. Konsultasi Proses Proses yang akan dan telah dijalankan hendaknya dikonsultasikan kepada sang ahli. Konsultasi dilaksanakan dengan mengundang konsultan yang ahli dibidangnya. Konsultasi proses bertujuan untukmembantu, meluruskan persepsi, memahami hubungan informal, memahami saluran komunikasi formal yang ada. Anggota organisasi dan konsultan bersama- sama melakukan diagnosa masalah dan mencari solusi atas permasalahan. Konsultan dalam hal ini juga memberikan bimbingan dan latihan kepada anggota organisasi berkaitan dengan proses yang akan dilaksanakan. d. Pembinaan Tim Yaitu berupa arahan dan bimbingan yang dilakukan terhadap tim. Pemibinaan dilakukan agar interaksi yang dapat menumbuhkan keterbukaan dan saling percaya, hal ini diwujudkan melalui interaksi timbal balik antara pembina dengan anggota tim yang dibina. Pembinaan tim dilakukan dengan mengumpulkan anggota tim, kemudian meminta masing-masing anggota tim untuk menjelaskan persepsi masing-masing tentang sasaran kegiatan dan prioritas yang ingin dicapai. Dalam pengungkapan persepsi tersebut tentu akan terungkan berbagai perbedaan persepsi,nah perbedaan persepsi inilah yang kemudian dibahas dan kemudian mencari solusi bersama. Dalam pembinaan tim, pembina juga memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan penilaian terhadap kinerja tim yang dikaitkan dengan kemampuan untuk menentukan proritas dan penca-paian tujuan tim Kesempatan tersebut diberikan kepada anggota tim agar mereka mampu mengidentifikasi keadaan yg berpotensial menjadi masalah. Yang kemudian hal ini menciptakan suatu sikap “Mawas diri” dalam tim. e. Pengemabangan kerjasama antar kelompok Yaitu berupa kerjasama yang melibatkan 2 kelompok atau lebih dalam rangka mengembangkan kinerja kerjasama kedua kelompok. Beberapa hal penting dalam kerjasama antar kelompok yaitu : 1. Dalam organisasi yang terdiri atas berbagai kelompok pasti akan muncul persepsi negatif (streotip) yaitu berupa kelompoknya lebih penting dari kelompok lain, yang mana stereotip ini berpotensi menimbulkan konflik yang dapat menghambat koordinasi dalam suatu organisasi. 2. Gunakan Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam pengembangan kerjasama antar kelompok hendaknya melalui pendekatan pemecahan masalah. Dimana kerjasama ditujukan untuk menemukan dan memecahkan suatu permasalahan. 3. Membuat daftar persepsi Dalam hal ini setiap kelompok diminta membuat daftar yang menggambarkan tentang persepsi kelompok tentang kelompoknya, persepsi kelompok terhadap kelompok lain, anggap klp tsb ttg persepsi klp lain terhdp klpnya. 4. Setelah semua klp melakukan hal yg sama, lakukan tukar menukar daftar 5. Ditemukan persamaan dan perbedaan 6. Diskusikan faktor penyebab perbedaan Apa upaya menghilangkan perbedaan 3. ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN SOSIAL TEORI ORGANISASI Teori Klasik Meupakan teori yang berkembang sekitar pada abad ke-18 yang berisi tentang konsep organisasi. Teoriini memandang bahwa organisasi sebagai organisasi yang tersentralisasi dengan tugas yang terspesialisasi. Selain itu juga memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tanpa kreativitas. 1. Teori Birokrasi oleh Max Weber Teori ini menjelaskan ciri organisasi yaitu : a. Memiliki pembagian kerja jelas dan perumusan hirarki wewenang dengan baik. b. Memiliki program rasional untuk mencapai tujuan, menerapkan prosedur untuk situasi kerja dan memiliki aturan tentang hal dan kewajiban pemegang jabatan. c. Hubungan antar pribadi organisasi yang inpersonal. 2. Teori Administrasi Teori ini membahas 14 kaidah yang mendasari teori administrasi, yaitu Pembagian kerja, Wewenang dan tanggung jawab, Disiplin, Kesatuan perintah, dan Kesatuan pengarahan, Dahulukan kepentingan umum, Balas jasa, Sentralisasi, Rantai scalar, Aturan, Keadilan, Kelanggengan, Personalia, Inisiatif dan Semangat korps. 3. Manajemen Ilmiah tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor Taylor menemukan empat kaidah manajemen organisasi seperti mengadakan seleksi karyawan secara ilmiah. Selain itu juga mengganti metode dengan yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan, diintergasikan dan mengembangkan semangat mental. Teori Neo Klasik (The Human Relation Movement / aliran hubungan manusiawi ) Teori ini menekankan pada aspek psikologis dan soosial para pekerja baik secara individu maupun kelompok. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Howthorne yang didasarkan pada tulisan Huga Munsterberg pada tahun 1900an. Percobaan tak hanya sekali melainkan berulang kali. Hasil dari percobaan adalah kegiatan kelompok yang bekerja secara kohesif atau saling melekat atau saling berpadu dapat sangat memengaruhi kegiatan suatu organisasi. Teori ini memandang perlunya partisipasi, perluasan, dan manajemen bottom up dalam suatu pembagian kerja. Teori Modern (Analisa Sistem) Teori ini melihat semua unsur organisasi sebagai kesatuan yang saling terikat dan saling bergantungsatu sama lain. Teori ini berkembang pada tahun 1950. Teori ini menjelaskan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem yang tertutup, karena sistem secaratidak langsung berkaitan dengan kondisi kestabilan lingkungan sehingga sistem terbuka dalam pelaksanaannya tergantung pada lingkungan. Pembeda teori ini dengan teori klasik adalah teori klasik lebih memusatkan pandangan di analisa serta deskripsi, konsep koordinasi, vertikal dan skalar. Sedangkan teori modern ini lebih ke perpaduan dan peracangan untuk pemenuhan kebutuhan secara menyeluruh, dinamis dan faktor pertimbangan. Teori ini beranggapan bahwa ada 3 kegiatan proses yang selalu muncul pada sistem manusia dan perilakunya terhadap organisasi, kegiatan tersebut antara lain: 1. Komunikasi 2. Konsep keseimbangan 3. Proses pengambilan keputusan dalam organisasi Selain itu, teori ini juga menerapkan berbagai multidisiplin ilmu pengetahuan untuk melakukan anlaisa terhadap suatu organisasi. PENGERTIAN ORGANISASI Menurut Stooner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama Menurut James D Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama Menurut Chaster I Bernard Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih Menurut Stephen P Robbins Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Menurut Sondang P Siagian Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan. Melayu S P Hasibuan Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. Pradjudi Armosudiro Oganisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Chester L Bernard 1938 Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama. Paul Preston dan Thomas Zimmerer Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives). UNSUR-UNSUR ORGANISASI Sekelompok/sekumpulan orang ( dua atau lebih manusia), Perserikatan/perkumpulan Manusia, kesatuan sosial. Kerjasama (Team Work), Pola Hubungan, Hubungan Kerja/pembagian kerja. Formal, terstruktur, terkoordinasi secara sadar, Tujuan Bersama, Visi dan misi Cara dan peralatan (equipment) serta sumber daya. Lingkungan / environment CIRI CIRI ORGANISASI Sekelompok Orang Organisasi dibentuk dari sekelompok orang (2 orang atau lebih) yang memiliki tujuan ataupun kepentingan yang sama. Organisasi yang besar iaah organisasi yang terdiri dari ribuan atau jutaan orang sebagai anggota baik anggota aktif maupun anggota pasif. Tujuan (Visi dan Misi) Tujuan (visi dan misi)merupakan sebiahh alasan sekelompok orang membentuk organisasi. Tujuan baik jangka panjang maupun pendek adalah sutu hal yang berusaha untuk dicapai suatu organisasi. Tujuan dicapai melalui kerjasama dan anggota yang saling bahu membahu dan bantu membantu satu sama lain. Kerjasama antar anggota Kerjasama adalah kegiatan anggota yang bekerja bersama untuk mensejaterakan anggota danmencapai tujuan organisasi. Kerjasama sangat berpengaruh dalam berhasil tercapaiatau tidaknya tujuan organisasi. Kerjasama dimulai sejak awal penyusunan rencana sampai dengan pelaksanaan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Kerjasama diwujudkan melalui pembagian tugas tiap anggota, dimana tiap tugas saling bersinergi untuk mencapai tujuan organisasi. Terdapat peraturan tertulis Suatu organisasi harus memiliki aturan yang harus ditaati oleh setiap anggota. Aturan dibuat untuk membatasidan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar mampu bersinergi dalam bekerja. Aturan dibuat tertulis agar jelas dan tidak terlupakan. Aturan yang tidak tertulis cenderung mudah untuk dilupakan. Pembagian Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang Suatu organisasi harus melakukan pembgaina tugas, weweenang dan tanggungjawab anggotanya dengan jelas. Pembagian tugas didasarkan atas peraturan yag ada dalam organisasi, dan pembagian tugas dilakukan agar tugas yang dijalankan menjadi lebih spesifik dan jelas. Pembagian wewenang dilakukan agar wewenang tiap anggota jelas dan tak ada kondisi tumpeag tindih wewenang yang berujung konflik, dimana konflik mempersulit pencapaian tujuan. Pembagian tanggungjawab dilakukan agar tiap anggota memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas, sehingga ia akan berusaha dengan sebaik mungkin dalam mebnyelesaikan tugas. DEFINISI TUJUAN Tujuan adalah indikator yang harus dilalui oleh suatu organisasi, yang juga berfungsi untuk mengukur kinerjanya. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang memenuhi sebagian besar tujuan yang telah ditetapkan Tujuan suatu organisasi ditentukan berdasarkan rencana awal atau arahan strategis, yang juga mencakup respons terhadap masalah dan peristiwa tak terduga yang timbul dari lingkungan di mana organisasi itu beroperasi. Tujuan membantu mengarahkan, mengendalikan, memotivasi dan meninjau keberhasilan kegiatan suatu organisasi. KARAKTERISTIK TUJUAN Kejelasan Tujuan harus jelas, yakni didefinisikan dengan jelas tanpa ada keraguan. Sehingga setiap anggota organisasi paham dan akan berpartisipasi serta bertanggungjawab ataspencapaian tujuan. Fleksibilitas Tujuan harus fleksibel (tidak kaku), artinya tujuan dapat berubah dan dimodifikasi sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi. Terukur Tujuan harus dapat diukur dalam kurn waktu atau periode waktu tertentu agar bisa dicapai. Mudahnya tujuan harus memiliki timeline. Realistis Tujuan harus masuk akal dan mungkin untuk dicapai. Koheren Tujuan yang dibentuk harus konsisten, dimana poin poin tiap tujuan tidak boleh bertentangan satu sama lain. Memotivasi Tujuan harus dapat memotivasi / mendorong anggota, serta menjadi suatu tantangan bagi tiap anggota untuk bertanggungjawab dalam mencapai tujuan. JENIS ORGANISASI Organisasi Bisnis. Dalam dunia bisnis, organisasi dipahami sebagai entitas sosial yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang bekerja secara terkoordinasi dalam lingkungan eksternal tertentu, yang bertujuan pada tujuan kolektif yang lebih diarahkan pada pencapaian keuntungan kolektif. Organisasi ini terdiri dari pembagian tugas dan penugasan tanggung jawab. Tiga jenis utama organisasi bisnis adalah kepemilikan perseorangan, kemitraan, dan korporasi, contoh: PT, CV, firma, dll. Organisasi Sosial. Organisasi sosial dilihat sebagai sekelompok orang yang saling terhubung yang memiliki ide-ide yang sama, yang memungkinkan mereka bekerja untuk tujuan yang sama yang lebih diarahkan pada kepentingan sosial. Beberapa contoh organisasi sosial adalah pemerintah, keluarga, komunitas, kelompok agama, universitas, sekolah, dan lain-lain. Organsasi Politik. Suatu organisasi politik dipahami sebagai asosiasi atau gerakan politik yang fungsinya untuk mengekspresikan ideologi suatu rakyat dalam hal-hal publik tertentu yang menjadi kepentingan umum. Organisasi Teknik. Organisasi teknis terdiri dari sekelompok orang yang harus memenuhi tugas-tugas tertentu secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Organisasi di bidang Jasa termasuk dalam organisasi ini.
DEFINISI ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial merupakan suatu bentuk pengaturan tindakan atau perilaku individu untuk bekerja sama dalam mencapai visi atau tujuan yang disepakati. Adanya pengaturan tindakan mengandung pesan implisit bahwa perilaku individu diorganisir sedemikian rupa untuk suatu tujuan tertentu yang lebih diarahkan pada kepentingan sosial. Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan sosial. Dan sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. DEFINISI KELEMBAGAAN SOSIAL Menurut Koentjaraningrat tahun 1964 Kelembagaan sosial (Social Institution) ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas – aktivitas untuk memenuhi kompleks – kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. KOMPONEN STRUKTUR SOSIAL SEBUAH KOMUNITAS Kelembagaan social dimana setiap anggota komunitas menemukan aturan dan norma standar yang digunakan sebagai patokan/pedoman dalam menentukan sikap, perilaku, dan pola pikir mereka. Karakter komunitas, dimana terdapat ciri komunitas yang terbuka dan tertutup (eksklusif), progresif, kolotdan anti perubahan. Karakter komunitas ini sangat mempengaruhi daya adaptasi setiap anggotanya pada lingkungan yang berubah. Tipe pelapisan social, Struktur pelapisan social akan sangat menentukan bentuk, arah, dan bobot hubungan social antar anggota komunitas. Pola Interaksi social. Beragam pola interaksi social itu mengarah pada beberapa bentuk/pola interaksi yang sifatnya asosiatif (saling mendekatkan satu sama lain), hingga yang disosiatif (saling menjauhkan) seperti; ko-eksistensi (saling berdampingan), kerjasama, konflik, hingga pada tipe extermination (saling bunuh atau saling meniadakan) Sistem mata kehidupan (livelihood system). Sebuah komunitas tidak akan lepas dari aktivitas produksi, konsumsi, dan reproduksi dalam rangka mempertahankan kehidupan dan harkat martabat seluruh anggotanya. KOMPONEN KELEMBAGAAN SOSIAL SUATU KOMUNITAS Nilai Sosial Pranata Sosial Norma Sosial (Cara /Usage, Kebiasaaan / Folksway, Adat Istiadat/ Custom) Sanksi Sosial
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional