Anda di halaman 1dari 12

MATERI UTS

PRAKTIK PEMBERDAYAAN ORGANISASI KELEMBAGAAN SOSIAL


1. KONSEPSI PEMBERDAYAAN SOSIAL
 DEFINISI PEMBERDAYAAN SOSIAL
 Menurut Edi Suharto Tahun 2020
Pemberdayaan sosial adalah proses peningkatan daya atau kemampuan individu,
lembaga, dan masyarakat.
 DEFINISI PEMBERDAYAAN
 Menurut Payne Tahun 1997
Pemberdayaan adalah membantu klien memperoleh daya untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait diri
mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri
untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari
lingkungannya.
 DEFINISI PEMBERDAYAAN ORGANISASI
 Menurut Scanlan dan J. Bernard Keys
Pemberdayaan Organisasi adalah suatu usaha yang dibantu oleh manajemen
puncak untuk meningkatkan keefektifan sistem total (organisasi) melalui
serangkaian campur tangan yang direncanakan
 Menurut Mechael E Mc Gill
Pemberdayaan Organisasi adalah suatu proses sadar dan terencana untuk
mengembangkan kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan
efisiensi, efektifitas dan Kesehatan.
 Menurut Dale S Beach
Pemberdayaan Organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang kompleks yang
direncanakan untuk meningkatkan keefektifan dan kesehatan organisasi melalui
campur tangan yang direncanakan oleh seorang konsultan dengan dengan
menggunakan teori dan teknik-teknik ilmu perilaku terapan
 Menurut Kamus Istilah Manajemen
Peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya dengan
memanfaatkan potensi manusia secara lebih efektif dan mengevaluasi setiap
perubahan dan mengarahkannya secara konstruktif.
 TUJUAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI
 Untuk meningkatkan / mengembangkan keefektifan dan kesehatan organisasi
sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi.
 Untuk mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang
diukur berdasarkan efisien, efektif dan kesehatan
a. Efisien = berhasil guna
Berhasil (Masukan : Keluaran, dengan mengacu kepada tujuan)
b. Efektif = Tepat Guna
Tepat (Cara : Dampak, dengan mengacu kepada tujuan).
c. Kesehatan = Harmonis
Harmonis (Serasi, seimbang, selaras hubungan antara individu =
organisasi, dalam hal : tujuan, kemampuan memecahkan masalah,
pertumbuhan, dan perkembangan).
 SASARAN PEMBERDAYAAN
 Individu
a. Pemenuhan kebutuhan materi
b. Pengembangan diri
c. Penghargaan
 Kelompok
Pengembangan Tim
 Organisasi
Pengembangan hub antar kelompok, melalui : kolaborasi, koordinasi,
persaingan dan konflik
 PROSES PEMBERDAYAAN
 Kegiatan Pendahuluan
Menciptakan dan mengembangkan hubungan kerja yg serasi antara sasaran
perubahan dengan agen perubahan
 Kegiatan Pengumpulan Data
Mencari dasar (data, fakta) yang kokoh bagi analisa persoalan organisasi.
 Kegiatan Diagnosa
Untuk menemukan persoalan (penyebab utama & sampingan, akibat utama &
akibat lanjutan)
Mencari jalan keluar (pemecahannya)
 Kegiatan Intervensi
Penggunaan berbagai teknik intervensi
Pengukuran dan penilaian efektivitas penggunaan teknik intervensi
 CIRI-CIRI PEMBERDAYAAN
 Perubahan berencana  Sistimatis >< Tdk serampangan
 Perubahan secara luas  Menyeluruh >< Tdk parsial
 Perubahan jangka Panjang  Proses yg lama >< Tdk insidental
 Tekanan kepada  Kelompok kerja >< Bukan individual
 Campur tangan  Konsultan + Manajemen Puncak
 Menggunakan  Riset Tindakan (Action Research)
2. PENDEKATAN-PENDEKATAN PEMBERDAYAAN ORGANISASI
Pendekatan merupakan suatu cara yang dipilih untuk mencapai tujuan pemberdayaan
orgamisasi.
 Pendekatan Struktural
Yaitu pendekatan dengan merubah struktur, terdiri atas :
a. Restrukturisasi / Reorganisasi
Yaitu berupa desentralisasi pengambilan keputusan dan organic. Kedua
bentuk restrukturisasi tersebut bertujuan untuk mempercepat pengambilan
keputusan. Dimana keputusan tidak terpusat pada pimpinan tertinggi,
namun keputusan diserahkan kepada kepala bidang yang sesuai dengan
pengambilan keputusan suatu hal ataupun masalah.
Alasan dilakukan restrukturisasi :
1. Ekonomi (Mengurangi beban biaya)
2. Proses komunikasi (berjalan lancar)
3. Memberi otonomi yang besar (bagi kelompok)
b. Sistem imbalan baru
Jam kerja sebanding dengan kinerja atau jumlah produk yang dihasilkan.
Dimana bila pekerja menghasilkan produk lebih banyak maka imbalan
bertambah juga, hal ini disebut uang bonus.
c. Perubahan Kultur Organisasi
Kultur terdiri atas norma nilai dan kebiasaan. Perubahan kultur disini
artinya memunculkan nilai baru, symbol baru yang dijadikan sebagai
acuan perilaku.
 Pendekatan Teknikal
Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan merubah teknik suatu organisasi yang
melputi tugas, teknologi, dan sarana. Terdiri atas
a. Rancang Bangun Ulang Pekerjaan
Yakni merancang dan membangun ulang pekerjaan melalui :
1. Alih tugas
Pengalihan tugas seseorang yang ditujukan untuk mengatasi
rutinitas yang itu-itu saja, kebosanan, dan suatu kecelakaan.
2. Ahli wilayah
Pengalihan wilayah tugas / kerja seseorang. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi kebosanan seseorang karena bekerja di tempat
tempat atau wilayah itu itu saja, dan untuk menambah wawasan
berkaitan dengan wilayah lain.
3. Perluasan Pekerjaan
Yaitu memperluas suatu pekerjaan seseorang. Hal ini ditujukan
untuk mengetahui hal baru, meningkatkan produktivitas dan gaji.
4. Perkayaan kekaryaan
Yaitu dengan memperbanyak karya, keterampilan, relasi. Hal ini
ditujukan untuk memperluas pekerjaan vertikal, peningkatan mutu
dan motivasi kerja.
5. Tim kerja yang otonom
Yaitu tim kerja yang berdiri sendiri, dalam arti mandiri dan tak
bergantung dengan pihak lain. Hal ii ditujukan agar tim kerja bebas
mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
b. Sistem Sosioteknikal
Yaitu berkaitan dengan teknologi dan alat yang digunakan dalam
pemberdayaan organisasi. Serta berkaitan dengan sistem sosial.
1. Teknikal
Yakni berkaitan dengan berbagai pertimbangan terhadap alat,
teknik, prosedur, keterampilan, pengetahuandan prasarana yang
digunakan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.
2. Sosio / Sistem sosial
Yaitu berkaitan dengan berbagai pertimbangan terhadap manusia
yang bekerja dalam organisasi dan interelasi diantara mereka.
Lima Prinsip Sosioteknikal
1. Perhatian utama kepada sistem bukan komponen-komponen
Jadi perhatian berfokus pada keseluruhan komponen , bukan focus
terhadap masing-masing komponen.
2. Sentral perhatian pada kelompok kerja bukan individual dalam
kelompok.
Jadi perhatian berfokus pada kelompok kerja yang ada bukan pada
masing-masing individu.
3. Pengaturan sistem secara internal oleh kelompok bukan
pengaturan
eksternal
Pengaturan sistem dibuat secara internal atau oleh kelompok itu
sendiri, bukan oleh eksternal atau anggota diluar kelompok.
4. Individu dipandang sebagai komplemen terhadap mekanisme
kerja
bukan perpanjangan.
Individu dianggap sebagai bukan bagian dalam mekanisme kerja
tetapi masih dalam satu organisasi, dan individu bukan sebagai
perpanjangan dari mekanisme kerja
5. Keanekaragaman keterampilan ditingkatkan untuk saling mengisi
kekurangan
Meningkatkan keanekaragaman keterampilan, variasi keterampilan
digunakan untuk saling mengisi kekurangan keterampialn satu
sama lain.
c. Peningkatan Mutu Kehidupan Kekaryaan
Artinya berfokus untuk meningkatan mutu kehidupan karyawan. Hal ini
diwujudkan melalui pekerja dan organisasi yang tanggap terhadap
kebutuhan karyawan. Karyawan Karyawan terlibat penuh dlm mengambil
keputusan tentang hidupnya di tempat pekerjaannya (menentukan nasib,
pekerjaan, karier, penghasilan)
 Keperilakuan
Yaitu diperuntukkan untuk merubah sikap dan perilaku individu maupun
kelompok dalam organisasi melalui proses komunikasi, pengambilan keputusan,
dan pemecahan masalah. Hal ini diwujudkan melalui :
a. Pelatihan Kepekaan
Pelatihan yang ditujukan untuk melatih kepekaan individu akan perilaku.
Yang meliputi :
1. Interaksi kelompok yang tdk terstruktur
Dimana pelatihan ditujukan agar seseorang mampu terbuka dalam
permasalahan yang dihadapi dan bebas, yakni bebas menentukan
pilihan akan tetapi tak bertentangan dengan aturan organisasi.
2. Kesadaran tentang perilaku
Dimana pelatihan ditujukan agar sesorang sadar akan Tindakan
maupun perilakunya, baik perilaku baik ataupun buruk. Kesadaran
tersebut akan merubah perilaku buruk seseorang menjadi lebih
baik, dan diterima di dalam ataupun oleh teman sejawat.
3. Kepekaan terhdp perilaku orang lain
Dimana pelatihan ditujukan untuk melatih kepekaan terhadap
perilaku orang lain, kepekaan yang dimaksud yaitu peka terhadap
perubahan perilaku seseorang. Perubahan perilaku sering kali
dikarenakan adanya suatu masalah., maka dari itu seseorang
dituntut peka terhadap perubahan perilaku seseorang dan kemudian
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang.
b. Perolehan Umpan Balik melalui survey
Umpan balik disini yaitu berupa feed back atau kritik yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain, dengan tujuan seseorang yang diberi feed
back berubah menjadi lebih baik, baik dalam hal perilaku maupun
kinerjanya. Hal-hal yang dipehatikan dalam umpan balik:
1. Merumuskan kuesioner
Membuat kuesioner untuk saling memberi umpan balik, kuesioner
ini memuat proses pengambilan keputusan dalam organisasi,
efektif tdknya komunikasi, lancar tidaknya koordinasi, tingkat
kepuasan terhadap organisasi meliputi pekerjaan, perilaku dan
gaya kepemimpinan atasan.
2. Mentabulasi bersama untuk mengidentifikasi masalah
Membuat tabel yang mana digunakan untuk mengidentifikasi
masalah yang dialami individu maupun organisasi.
3. Kesepakatan (komitmen bersama) tindakan yang dilakukan
Setelah diperoleh masalah apa saja yang dihadapi, selanjutnya
membuat rencana tindakan apa saja yang akan digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut, dimana dalam perumusan dalam
mengatasi masalah harus melibatkan anggota. Dalam mewujudkan
rencana tindakan harus ada komitmen bersama, dimana semua
benar-benar sepenuh hati, saling melengkapi dan saling
mendukung satu sama lain.
4. Hindari ajang saling meyerang
Dalam pemberian umpan balik atau mengkritisi hendaknya
memberikan solusi satu sama lain. Bukan justru saling menyerang
dan menjelekkan. Saling serang justru bukan menyelesaikan
masalah akan tetapi malah menimbulkan masalah yang lain.
c. Konsultasi Proses
Proses yang akan dan telah dijalankan hendaknya dikonsultasikan kepada
sang ahli. Konsultasi dilaksanakan dengan mengundang konsultan yang
ahli dibidangnya. Konsultasi proses bertujuan untukmembantu,
meluruskan persepsi, memahami hubungan informal, memahami saluran
komunikasi formal yang ada. Anggota organisasi dan konsultan bersama-
sama melakukan diagnosa masalah dan mencari solusi atas permasalahan.
Konsultan dalam hal ini juga memberikan bimbingan dan latihan kepada
anggota organisasi berkaitan dengan proses yang akan dilaksanakan.
d. Pembinaan Tim
Yaitu berupa arahan dan bimbingan yang dilakukan terhadap tim.
Pemibinaan dilakukan agar interaksi yang dapat menumbuhkan
keterbukaan dan saling percaya, hal ini diwujudkan melalui interaksi
timbal balik antara pembina dengan anggota tim yang dibina. Pembinaan
tim dilakukan dengan mengumpulkan anggota tim, kemudian meminta
masing-masing anggota tim untuk menjelaskan persepsi masing-masing
tentang sasaran kegiatan dan prioritas yang ingin dicapai. Dalam
pengungkapan persepsi tersebut tentu akan terungkan berbagai perbedaan
persepsi,nah perbedaan persepsi inilah yang kemudian dibahas dan
kemudian mencari solusi bersama. Dalam pembinaan tim, pembina juga
memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja tim yang dikaitkan dengan kemampuan untuk
menentukan proritas dan penca-paian tujuan tim Kesempatan tersebut
diberikan kepada anggota tim agar mereka mampu mengidentifikasi
keadaan yg berpotensial menjadi masalah. Yang kemudian hal ini
menciptakan suatu sikap “Mawas diri” dalam tim.
e. Pengemabangan kerjasama antar kelompok
Yaitu berupa kerjasama yang melibatkan 2 kelompok atau lebih dalam
rangka mengembangkan kinerja kerjasama kedua kelompok. Beberapa hal
penting dalam kerjasama antar kelompok yaitu :
1. Dalam organisasi yang terdiri atas berbagai kelompok pasti akan
muncul persepsi negatif (streotip) yaitu berupa kelompoknya lebih
penting dari kelompok lain, yang mana stereotip ini berpotensi
menimbulkan konflik yang dapat menghambat koordinasi dalam
suatu organisasi.
2. Gunakan Pendekatan Pemecahan Masalah
Dalam pengembangan kerjasama antar kelompok hendaknya
melalui pendekatan pemecahan masalah. Dimana kerjasama
ditujukan untuk menemukan dan memecahkan suatu
permasalahan.
3. Membuat daftar persepsi
Dalam hal ini setiap kelompok diminta membuat daftar yang
menggambarkan tentang persepsi kelompok tentang
kelompoknya, persepsi kelompok terhadap kelompok lain, anggap
klp tsb ttg persepsi klp lain terhdp klpnya.
4. Setelah semua klp melakukan hal yg sama, lakukan tukar menukar
daftar
5. Ditemukan persamaan dan perbedaan
6. Diskusikan faktor penyebab perbedaan  Apa upaya
menghilangkan
perbedaan
3. ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN SOSIAL
 TEORI ORGANISASI
 Teori Klasik
Meupakan teori yang berkembang sekitar pada abad ke-18 yang berisi tentang
konsep organisasi. Teoriini memandang bahwa organisasi sebagai organisasi yang
tersentralisasi dengan tugas yang terspesialisasi. Selain itu juga memberikan
petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tanpa kreativitas.
1. Teori Birokrasi oleh Max Weber
Teori ini menjelaskan ciri organisasi yaitu :
a. Memiliki pembagian kerja jelas dan perumusan hirarki wewenang
dengan baik.
b. Memiliki program rasional untuk mencapai tujuan, menerapkan
prosedur untuk situasi kerja dan memiliki aturan tentang hal dan
kewajiban pemegang jabatan.
c. Hubungan antar pribadi organisasi yang inpersonal.
2. Teori Administrasi
Teori ini membahas 14 kaidah yang mendasari teori administrasi, yaitu
Pembagian kerja, Wewenang dan tanggung jawab, Disiplin, Kesatuan
perintah, dan Kesatuan pengarahan, Dahulukan kepentingan umum, Balas
jasa, Sentralisasi, Rantai scalar, Aturan, Keadilan, Kelanggengan,
Personalia, Inisiatif dan Semangat korps.
3. Manajemen Ilmiah tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor
Taylor menemukan empat kaidah manajemen organisasi seperti
mengadakan seleksi karyawan secara ilmiah. Selain itu juga mengganti
metode dengan yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan,
diintergasikan dan mengembangkan semangat mental.
 Teori Neo Klasik (The Human Relation Movement / aliran hubungan
manusiawi )
Teori ini menekankan pada aspek psikologis dan soosial para pekerja baik secara
individu maupun kelompok. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh
Howthorne yang didasarkan pada tulisan Huga Munsterberg pada tahun 1900an.
Percobaan tak hanya sekali melainkan berulang kali. Hasil dari percobaan adalah
kegiatan kelompok yang bekerja secara kohesif atau saling melekat atau saling
berpadu dapat sangat memengaruhi kegiatan suatu organisasi. Teori ini
memandang perlunya partisipasi, perluasan, dan manajemen bottom up dalam
suatu pembagian kerja.
 Teori Modern (Analisa Sistem)
Teori ini melihat semua unsur organisasi sebagai kesatuan yang saling terikat dan
saling bergantungsatu sama lain. Teori ini berkembang pada tahun 1950. Teori ini
menjelaskan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem yang tertutup, karena sistem
secaratidak langsung berkaitan dengan kondisi kestabilan lingkungan sehingga
sistem terbuka dalam pelaksanaannya tergantung pada lingkungan. Pembeda teori
ini dengan teori klasik adalah teori klasik lebih memusatkan pandangan di analisa
serta deskripsi, konsep koordinasi, vertikal dan skalar. Sedangkan teori modern
ini lebih ke perpaduan dan peracangan untuk pemenuhan kebutuhan secara
menyeluruh, dinamis dan faktor pertimbangan. Teori ini beranggapan bahwa ada
3 kegiatan proses yang selalu muncul pada sistem manusia dan perilakunya
terhadap organisasi, kegiatan tersebut antara lain:
1. Komunikasi
2. Konsep keseimbangan
3. Proses pengambilan keputusan dalam organisasi
Selain itu, teori ini juga menerapkan berbagai multidisiplin ilmu pengetahuan
untuk melakukan anlaisa terhadap suatu organisasi.
 PENGERTIAN ORGANISASI
 Menurut Stooner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang
di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
 Menurut James D Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama
 Menurut Chaster I Bernard
Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih
 Menurut Stephen P Robbins
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
 Menurut Sondang P Siagian
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua  orang atau lebih yang
bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan.
 Melayu S P Hasibuan
Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi
dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi
hanya merupakan alat dan wadah saja.
 Pradjudi Armosudiro
Oganisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
 Chester L Bernard 1938
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define
organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama.
 Paul Preston dan Thomas Zimmerer
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. (Organization is a collection
people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
 UNSUR-UNSUR ORGANISASI
 Sekelompok/sekumpulan orang ( dua atau lebih manusia),
Perserikatan/perkumpulan Manusia, kesatuan sosial.
 Kerjasama (Team Work), Pola Hubungan, Hubungan Kerja/pembagian kerja.
 Formal, terstruktur, terkoordinasi secara sadar,
 Tujuan Bersama, Visi dan misi
 Cara dan peralatan (equipment) serta sumber daya.
 Lingkungan / environment
 CIRI CIRI ORGANISASI
 Sekelompok Orang
Organisasi dibentuk dari sekelompok orang (2 orang atau lebih) yang memiliki
tujuan ataupun kepentingan yang sama. Organisasi yang besar iaah organisasi
yang terdiri dari ribuan atau jutaan orang sebagai anggota baik anggota aktif
maupun anggota pasif.
 Tujuan (Visi dan Misi)
Tujuan (visi dan misi)merupakan sebiahh alasan sekelompok orang membentuk
organisasi. Tujuan baik jangka panjang maupun pendek adalah sutu hal yang
berusaha untuk dicapai suatu organisasi. Tujuan dicapai melalui kerjasama dan
anggota yang saling bahu membahu dan bantu membantu satu sama lain.
 Kerjasama antar anggota
Kerjasama adalah kegiatan anggota yang bekerja bersama untuk mensejaterakan
anggota danmencapai tujuan organisasi. Kerjasama sangat berpengaruh dalam
berhasil tercapaiatau tidaknya tujuan organisasi. Kerjasama dimulai sejak awal
penyusunan rencana sampai dengan pelaksanaan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan. Kerjasama diwujudkan melalui pembagian tugas tiap anggota,
dimana tiap tugas saling bersinergi untuk mencapai tujuan organisasi.
 Terdapat peraturan tertulis
Suatu organisasi harus memiliki aturan yang harus ditaati oleh setiap anggota.
Aturan dibuat untuk membatasidan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi agar mampu bersinergi dalam bekerja. Aturan dibuat tertulis agar jelas
dan tidak terlupakan. Aturan yang tidak tertulis cenderung mudah untuk
dilupakan.
 Pembagian Tugas Tanggung Jawab dan Wewenang
Suatu organisasi harus melakukan pembgaina tugas, weweenang dan
tanggungjawab anggotanya dengan jelas. Pembagian tugas didasarkan atas
peraturan yag ada dalam organisasi, dan pembagian tugas dilakukan agar tugas
yang dijalankan menjadi lebih spesifik dan jelas. Pembagian wewenang dilakukan
agar wewenang tiap anggota jelas dan tak ada kondisi tumpeag tindih wewenang
yang berujung konflik, dimana konflik mempersulit pencapaian tujuan.
Pembagian tanggungjawab dilakukan agar tiap anggota memiliki rasa
tanggungjawab terhadap tugas, sehingga ia akan berusaha dengan sebaik mungkin
dalam mebnyelesaikan tugas.
 DEFINISI TUJUAN
 Tujuan adalah indikator yang harus dilalui oleh suatu organisasi, yang juga
berfungsi untuk mengukur kinerjanya. Organisasi yang sukses adalah organisasi
yang memenuhi sebagian besar tujuan yang telah ditetapkan
 Tujuan suatu organisasi ditentukan berdasarkan rencana awal atau arahan
strategis, yang juga mencakup respons terhadap masalah dan peristiwa tak terduga
yang timbul dari lingkungan di mana organisasi itu beroperasi.
 Tujuan membantu mengarahkan, mengendalikan, memotivasi dan meninjau
keberhasilan kegiatan suatu organisasi.
 KARAKTERISTIK TUJUAN
 Kejelasan
Tujuan harus jelas, yakni didefinisikan dengan jelas tanpa ada keraguan. Sehingga
setiap anggota organisasi paham dan akan berpartisipasi serta bertanggungjawab
ataspencapaian tujuan.
 Fleksibilitas
Tujuan harus fleksibel (tidak kaku), artinya tujuan dapat berubah dan dimodifikasi
sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi.
 Terukur
Tujuan harus dapat diukur dalam kurn waktu atau periode waktu tertentu agar bisa
dicapai. Mudahnya tujuan harus memiliki timeline.
 Realistis
Tujuan harus masuk akal dan mungkin untuk dicapai.
Koheren
Tujuan yang dibentuk harus konsisten, dimana poin poin tiap tujuan tidak boleh
bertentangan satu sama lain.
 Memotivasi
Tujuan harus dapat memotivasi / mendorong anggota, serta menjadi suatu
tantangan bagi tiap anggota untuk bertanggungjawab dalam mencapai tujuan.
 JENIS ORGANISASI
 Organisasi Bisnis. Dalam dunia bisnis, organisasi dipahami sebagai entitas sosial
yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang bekerja secara terkoordinasi dalam
lingkungan eksternal tertentu, yang bertujuan pada tujuan kolektif yang lebih
diarahkan pada pencapaian keuntungan kolektif. Organisasi ini terdiri dari
pembagian tugas dan penugasan tanggung jawab. Tiga jenis utama organisasi
bisnis adalah kepemilikan perseorangan, kemitraan, dan korporasi, contoh: PT,
CV, firma, dll.
 Organisasi Sosial. Organisasi sosial dilihat sebagai sekelompok orang yang
saling terhubung yang memiliki ide-ide yang sama, yang memungkinkan mereka
bekerja untuk tujuan yang sama yang lebih diarahkan pada kepentingan sosial.
Beberapa contoh organisasi sosial adalah pemerintah, keluarga, komunitas,
kelompok agama, universitas, sekolah, dan lain-lain.
 Organsasi Politik. Suatu organisasi politik dipahami sebagai asosiasi atau
gerakan politik yang fungsinya untuk mengekspresikan ideologi suatu rakyat
dalam hal-hal publik tertentu yang menjadi kepentingan umum.
 Organisasi Teknik. Organisasi teknis terdiri dari sekelompok orang yang harus
memenuhi tugas-tugas tertentu secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Organisasi di bidang Jasa termasuk dalam organisasi ini.

 DEFINISI ORGANISASI SOSIAL


 Organisasi sosial merupakan suatu bentuk pengaturan tindakan atau perilaku
individu untuk bekerja sama dalam mencapai visi atau tujuan yang disepakati.
Adanya pengaturan tindakan mengandung pesan implisit bahwa perilaku individu
diorganisir sedemikian rupa untuk suatu tujuan tertentu yang lebih diarahkan pada
kepentingan sosial.
 Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam mencapai tujuan sosial. Dan sebagai
makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
 DEFINISI KELEMBAGAAN SOSIAL
 Menurut Koentjaraningrat tahun 1964
Kelembagaan sosial (Social Institution) ialah suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada aktivitas – aktivitas untuk memenuhi kompleks –
kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
 KOMPONEN STRUKTUR SOSIAL SEBUAH KOMUNITAS

Kelembagaan social dimana setiap anggota komunitas menemukan aturan dan
norma standar yang digunakan sebagai patokan/pedoman dalam menentukan
sikap, perilaku, dan pola pikir mereka.
 Karakter komunitas, dimana terdapat ciri komunitas yang terbuka dan tertutup
(eksklusif), progresif, kolotdan anti perubahan. Karakter komunitas ini sangat
mempengaruhi daya adaptasi setiap anggotanya pada lingkungan yang berubah.
 Tipe pelapisan social, Struktur pelapisan social akan sangat menentukan bentuk,
arah, dan bobot hubungan social antar anggota komunitas.
 Pola Interaksi social. Beragam pola interaksi social itu mengarah pada beberapa
bentuk/pola interaksi yang sifatnya asosiatif (saling mendekatkan satu sama lain),
hingga yang disosiatif (saling menjauhkan) seperti; ko-eksistensi (saling
berdampingan), kerjasama, konflik, hingga pada tipe extermination (saling bunuh
atau saling meniadakan)
 Sistem mata kehidupan (livelihood system). Sebuah komunitas tidak akan lepas
dari aktivitas produksi, konsumsi, dan reproduksi dalam rangka mempertahankan
kehidupan dan harkat martabat seluruh anggotanya.
 KOMPONEN KELEMBAGAAN SOSIAL SUATU KOMUNITAS
 Nilai Sosial
 Pranata Sosial
 Norma Sosial (Cara /Usage, Kebiasaaan / Folksway, Adat Istiadat/ Custom)
 Sanksi Sosial

Anda mungkin juga menyukai