Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI ALKOHOL & FENOL

NAMA : FEBRIANDOKO
NIM : 2013026077
KELOMPOK : 3 (A2)
PRODI : FARMASI KLINIS
ASISTEN : PUTRI RINJANI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI ALKOHOL & FENOL
A. Waktu Praktikum
Senin, 26 April 2021
Pukul: 07.30 – 10.30
B. Judul Praktikum
Percobaan V
Identifikasi Alkohol & Fenol
C. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membedakan antara senyawa
alkohol dan fenol serta mengetahui perubahan dan reaksi yang terjadi pada
alkohol dan fenol.
D. Dasar Teori
Alkohol adalah senyawa kimia organik dengan karakteristik khas
terdapat gugus hidroksil (–OH) yang berikatan dengan salah satu gugus
karbon dalam rumus kimia suatu molekul. Sumber alkohol yang umum
beredar antara lain ethanol, methanol, isopropanol, dan diethylene glikol.
Ethanol (ethyl alkohol, C2H5OH) digunakan sebagai zat aditif gasolin,
pelarut kosmetik dan farmasi dan minuman beralkohol. Ethanol berasal dari
fermentasi berbagai jenis karbohidrat dari gandum, buah-buahan, atau
bunga. Dalam bentuk murni, ethanol bersifat tidak berwarna, transparan,
mudah menguap, titik didih pada 780C dan beraroma khas (Manela &
Hidayat, 2018)
Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus
hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzena.(2)
Berbeda dengan alkohol biasa, fenol bersifat asam. Keasaman fenol ini
disebabkan adanya pengaruh cincin aromatik dan adanya kemampuan fenol
untuk melepaskan H+ , sehingga kepolarannya cukup tinggi (Isyuniarto,
2015)
E. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Gelas Kimia Digunakan untuk
menuang, membuat dan
mendidihkan larutan. Dapat
digunakan juga untuk
mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi.
2 Pipet Tetes Untuk mengambil
larutan dalam jumlah kecil
(tetes).

3 Pipet Ukur Digunakan untuk


mengukur cairan atau larutan.
Jumlah volumenya
berdasarkan volume yang
dikeluarkan.
4 Rak Tabung Menyimpan tabung
reaksi misalnya dalam proses
analisis kualitatif.

5 Tabung Reaksi Digunakan untuk mereaksikan


zat, dapat dipanaskan pada
nyala api oksidasi.
b. Bahan
No Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia
1. Asam benzoat  Bentuk serbuk kristal  Sedikit/sulit larut
berwarna putih, berbau dalam air dingin.
menyenangkan.  Dengan katalis
 Berat molekul 122,12 tembaga oksidasi
g/mol asam benzoat
 Titik leleh 122,4oC dapat menjadi
 Titik nyala 121oC fenol.
 Titik didih 249oC  Garam pottasium
dari asam benzoat
direaksikan
dengan CO2 pada
kenaikan suhu dan
tekanan dapat
membentuk asam
terepthalat.
2. Asetosal  Berbentuk serbuk  Sedikit larut dalam
kristal; berwarna putih, air (0,25 g/100 mL
tidak berbau, rasa pahit. pada suhu 15°C)
 Berat molekul: 180,2
g/mole
 Titik didih: 1400C
 Titik lebur: 1350C
3. Benzil alkohol  Bentuk cair, tidak  Larut dalam
berwarna, tidak berbau, alkohol, eter,
berasa seperti terbakar; kloroform, aseton,
Berat molekul 108,5 benzena, dan
g/mol pelarut aromatik.
 Titik didih 205oC
 Titik beku -15oC  Jika dipanaskan
dengan adanya
senyawa dehidrasi
(misalnya,
aluminium 5
oksida), dibenzil
eter, toluena, dan
benzaldehida
terbentuk
4. Etanol  Cairan tak berwarna,  Sangat mudah larut
jernih, mudah menguap dalam air, dalam
dan mudah bergerak, bau kloroform P dan
khas, rasa panas. dalam eter P.
 Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
5. FeCl3 1%  Bentuk molekul  Larut dalam air,
hexagonal berupa alkohol, eter,
lembaran atau serpihan aseton, mudah
gelap, berwarna merah larut dalam CS2.
karena mentransmisikan  Menyebabkan
cahaya, hijau karena iritasi.
merefleksikan cahaya,
kadang coklat
kehitaman.
 Sangat higroskopis.
6. HCl 2M  Berat molekul 36,5  Mudah larut dalam
g/mol. air.
 Wujud: Cairan tak  Merupakan
berwarna. oksidator kuat.
 Titik leleh -25,40C  Dapat larut dalam
 Titik didih 50,50C alkali hidroksida,
 Gas berwarna kuning kloroform, dan
kehijauan dan berbau eter.
merangsang.  Merupakan zat
beracun
(karsinogen).

7. Kristal fenol  Berat molekul 94,113  Larut dalam


kg/Kmol. alkohol, benzene,
 Titik didih 181,840C. chloroform, eter.
 Titik leleh 40,910C.  Dapat bereaksi
 Zat padat berwarna dengan sulphuryl
putih. chloride.
 Dapat mengalami
proses substitusi
dengan brom
8. Larutan I2  Berupa zat padat yang  Jika dipanaskan
mengkristal. diatas 500°C akan
 Bewarna hitam kelabu. terurai menjadi 2
 Bau menusuk. atom I.
 Mendidih pada suhu  Mudah
183°C. menyublim.
 Titik lebur 144°C.  Kurang reaktif
 Berat atom 126,93 terhadap hidrogen.
gram.  Sangat reaktif
terhadap oksigen.
 Dapat bersenyawa
dengan logam-
logam.
9. Metanol  Cairan tidak berwarna,  Dapat bercampur
jernih, bau khas (kasar, dengan air,
pedas tidak enak, toksik), alkohol, eter dan
warna nyala tidak ada, pelarut organik
kebiru-biruan. lainnya.
 Mudah menguap.  Beracun.
 Mudah terbakar
 Titik Didih 64,70C.
 Titik leleh –970C.
 Massa molar 32.04
g/mol.
10. NaOH 2M dan  Berbentuk putih padat  Menyerap karbon
6M dan tersedia dalam dioksida dari
bentuk pelet, serpihan, udara bebas.
butiran ataupun larutan  Sangat larut dalam
jenuh 50%. air dan akan
 Bersifat lembab cair dan melepaskan panas
secara spontan. ketika dilarutkan.
 Titik leleh 318°C.  Larut dalam etanol
 Titik didih 1390°C. dan metanol.
 Padatan berwarna putih.  Tidak larut dalam
dietil eter dan
pelarut non-polar
lainnya.
 Larutan natrium
hidroksida akan
meninggalkan
noda kuning pada
kain dan kertas.
 Sangat mudah
terionisasi
membentuk ion
natrium dan
hidroksida

F. Bagan
a. Uji gugus hidroksil

Diambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung


I diisi dengan kristal fenol, tabung II diisi 4 tetes etanol,
tabung III diisi 4 tetes benzil alkohol.

Ditambahkan 5 tetes larutan NaOH 2M di setiap tabung lalu


kocok lalu tambahkan beberapa kemudian amati yang terjadi.

Dari hasil b ditambahkan setiap tabung dengan HCl 2M


sebanyak 5 tetes, kemudian diamati yang terjadi
b. Membedakan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol (Uji senyawa
fenolat)
Diambil 4 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung I diisi dengan 2 mL etanol, tabung II diisi dengan 2
mL larutan fenol, tabung III diisi 2 mL dengan benzil
alkohol, tabung IV diisi dengan 2 mL larutan asam benzoat.

Ke dalam ketiga tabung tersebut, ditambahkan 2 tetes larutan


FeCl3 1%.

Diamati apa yang terjadi.

c. Uji alkohol dengan tes Iodoform

Diambil 2 buah tabung reaksi yang kering dan bersih.

Ditambahkan 10 tetes etanol dan isopropanol di setiap tabung


reaksi kemudian teteskan larutan NaOH 6M sambil dikocok
(5 tetes).

Ditempatkan kedua tabung reaksi diatas waterbath (600C)


dan tambahkan tetes demi tetes larutan I2 dengan pengocokan
sampai larutan berwarna coklat (tetes).

Ditambahkan lagi NaOH 6 M ke dalam masing-masing


tabung reaksi sampai larutan menjadi tidak berwarna dan
tempatkan kedua tabung reaksi diatas waterbath selama 5
menit.

Diambil kedua tabung reaksi, biarkan dingin dan perhatikan


adanya endapan kuning terang. Catat hasil pengamatan.
d. Uji keasaman

Diambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung


I diisi 5 mL etanol, tabung II diisi dengan 5 mL larutan fenol,
tabung III diisi dengan 5 mL benzil alkohol.

Ke dalam ketiga tabung tersebut, dimasukkan kertas pH


indikator universal. Bandingkan dengan warna kertas
indikator dengan standar warna pH indikator tersebut. Tulis
pH yang di terjadi!

G. Pengamatan

1. Hasil Pengamatan

a. Uji gugus hidroksil


No Senyawa yang Pereaksi Hasil/perubahan yang
diperiksa terjadi

1 Fenol NaOH & HCl Larutan fenol (berwarna


kuning) direaksikan dengan
NaOH (berwarna bening)
membentuk endapan
berwarna kuning muda,
kemudian direaksikan
dengan HCL ( berwarna
bening) menghasilkan
larutan berwarna kuning
muda dan terdapat bidang
batas seperti cincin
2 Benzil Alkohol NaOH &HCl Larutan benzil alkohol
(berwarna bening)
direaksikan dengan NaOH
(berwarna bening)
membentuk larutan
berwarna bening. Kemudian
direaksikan dengan HCL
membentuk endapan
berwarna putih dan
terdapat bidang batas
seperti cincin.
3 Etanol NaOH & HCl
Larutan etanol (berwarna
bening) direaksikan dengan
NaOH (berwarna bening)
membentuk larutan
berwarna bening. Kemudian
direaksikan dengan HCL
tidak terjadi perubahan.

b. Uji senyawa fenolat


No Senyawa yang Pereaksi Hasil/perubahan yang
diperiksa terjadi

2 Fenol FeCl3 Dari warna bening 1 fase


menjadi warna ungu
kehitaman

Benzil Alkohol Dari warna bening 1 fase


FeCl3 menjadi 2 fase, atas warna
kuning, bawah kuning
Etanol
FeCl3 Dari warna bening menjadi
kuning bening

Asam Benzoat FeCl3 Dari warna bening menjadi


kuning
c. Uji iodoform
No Nama Struktur Positif/ Negatif Iodoform
Alkohol
3 Etanol Positif, sebelumnya
berwarna putih keruh
direaksikan dengan NaOH
warna endapan putih dan
tercium bau iodoform.

Positif, sebelumnya
Isopropanol berwarna
Kuning dan direaksikan
dengan NaOH
membentuk endapan
kuning dan tercium bau
iodoform.

d. Uji Keasaman
No Senyawa yang diperiksa pH
4 Fenol 5

6
Benzil Alkohol

7
Etanol
2. Pengamatan
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Uji gugus hidroksil Ketiga sampel mengalami reaksi
Larutan fenol mengalami
perubahan warna menjadi
kuning.larutan benzil alkohol
berwarna endapan berwarna
putih, dan Larutan etanol tetap
berwarna kuning.

2. Uji senyawa fenolat Tiga sampel berwarna kuning,


kuning jernih dan sedikit kuning
sedangkan larutan sampel fenol
menghasilkan perubahan warna
ungu kehitaman.

3. Uji iodoform

Pada kedua sampel positif,


etanol menghaislkan berwarna
putih keruh dan isopropanol
sedikit berwarna kuning.
4. Uji Keasaman

Dari ketiga sampel yang terlihat


jelas adalah pH sampel fenol
yaitu 5. pH sampel benzil alkohol
yaitu 6 dan pH sampel etanol
yaitu 7

3. Reaksi

a. Uji gugus hidroksil

a) Fenol + NaOH + HCl


b) Benzil alkohol + NaOH + HCl

c) Etanol + NaOH + HCl

b. Uji senyawa fenolat

a) Fenol + FeCl3

b) Benzil alkohol + FeCl3


c) Etanol + FeCl3

d) Asam benzoat + FeCl3

3C6H5COOH + FeCl3 Fe(C6H5COOH)3 + 3HCl

c. Uji iodoform
a) Etanol + NaOH + I2
b) Isopropanol + NaOH + I2

d. Uji keasaman

-
H. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan alkohol


dan fenol. Untuk mengidentifikasi adanya gugus hidroksil pada sampel dapat
dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan larutan NaOH dan HCl. Sampel
yang diidentifikasi pada percoban ini adalah Fenol, etanol, dan benzil alkohol.
Secara teori sampel yang memiliki gugus hidroksil akan bereaksi dengan NaOH
dan HCl membentuk larutan larutan kuning (terjadi perubahan yang dapat
diidentifikasi).

Hasil pengamatan menunjukan fenol dan alkohol yang mengalami perubahan


membentuk endapan dan bidang batas berupa cincin yang teridentifikasi sebagai
cincin aromatik, sedangkan etanol tidak mengalami perubahan. Fenol yang awalnya
berwarna bening direaksikan dengan NaOH yang berwarna bening membentuk
endapan berwarna kuning pucat, setelah ditambahan dengan HCI ternyata
warnanya kembali seperti semula yang bening juga, namun terdapat bidang
pemisah yakni cekungan pada larutannya, hal ini menunjukkan bahwa fenol
menunjukan uji positif terhadap gugus hidroksil, karena saat fenol direaksikan
dengan NaOH membentuk sebuah endapan kuning, hal ini menunjukan bahwa
fenol bereaksi dengan NaOH. Hal ini sesuai dengan teori bahwa fenol merupakan
asam lemah yang dapat bereaksi dengan basa dan dapat diubah menjadi anion
fenoksida, dengan struktur Ar-OH.

Kemudian saat direaksikan dengan HCl, fenol berubah warnanya menjadi


bening kembali, hal ini juga menunjukkan adanya gugus hidroksil karena warna
yang terbentuk pada fenol terdapat bidang pemisah yang terlihat seperti cekungan
permukaan. Kemudian untuk etanol awal mulanya berwarna bening direaksikan
dengan NaOH yang berwarna bening membentuk warna bening, setelah
ditambahkan dengan HCI yang berwarna bening ternyata warna bening juga. Hasil
pengamatan untuk sampel etanol tidak menunjukan perubahan. Seharusnya etanol
menunjukan uji positif terhadap gugus hidroksil, karena etanol itu sendiri memiliki
gugus hidroksil dengan struktur CH; CH; OH. Sehingga untuk etanol tidak sesuai
dengan teori. Hal ini dapat terjadi karena dalam percobaan, larutan yang digunakan
sudah terkontaminasi atau pipet yang terkena zat lain, sehingga tidak terjadi reaksi.

Benzil alkohol bereaksi dengan NAOH dan HCl membentuk endapan


berwarna putih dan terdapat bidang batas seperti cincin yang teridentifikasi sebagai
cincin aromatik. Hal ini sesuai dengan teori berdasarkan struktur benzil alkohol
yang mempunyai gugus hidroksil. Fungsi penambahan NaOH dalam percobaan ini
untuk menguji gugus hidroksil, sehingga saat ditambahkan ia akan bereaksi untuk
membetuk ion alkoksida. Dimana ion alkoksida tersebut adalah basa konjugat dari
suatu alkohol atau dari suatu senyawa dengan gugus hidroksil.

Apabila ion alkoksida tersebut direaksikan dengan HCI, maka akan


membentuk senyawa alkohol lagi seperti semula, sehingga peran HCl disini untuk
pengujian gugus hidroksil untuk tahap lanjutan, dimana ia berperan untuk bereaksi
dengan ion alkoksida sehingga membentuk senyawa alkohol yang memiliki gugus
hidroksil. Perbedaan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol dapat diuji dengan
larutan feri klorida pada prosedur kerja kedua. Hanya fenol yang akan bereaksi
dengan FeCl3 menghasilkan larutan berwarna ungu sebagai hasil reaksi. Hasil
pegamatan menunjukan etanol dan fenol tidak mengalami perubahan setelah
direaksikan dengan FeCl3. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena berdasarkan
strukturnya terdapat perbedaan antara gugus hidroksil pada alkohol dan fenol.
Alkohol memiliki gugus hidroksil yang langsung terikat pada rantai alkil sedangkan
gugus hidroksil pada cincin aromatik.

Tes iodoform pada prosedur ketiga bertujuan membedakan alkohol primer,


sekunder dan tesier melalui reaksi oksidasi oleh iod. Secara teori alkohol sekunder
akan teroksidasi oleh iod membentuk endapan CHI3 berwarna kuning. Hasil
menunjukan fenol membentuk endapan putih, sedangkan etanol dan iso propanol
membentuk endapan kuning. Seharusnya etanol membentuk sedikit endapan
kuning, karena termasuk alkohol primer yang sulit mengalami oksidasi oleh iod,
sedangkan fenol seharusnya tidak membentuk endapan sebagai hasil oksidasi,
karena fenol tidak termasuk golongan alkohol.
Iso propanol yang membentuk endapan kuning sebagai hasil oksidasi oleh
iod menunjukan bahwa iso propanol tersebut adalah alkohol sekunder. Sedangkan
fungsi dari NaOH ialah sebagai sebagai katalisator, yang dimana untuk membantu
mempercepat kejadian reaksi, tanpa ikut bereaksi dengan cara membantu
melarutkan padatan kristal iodium hingga membentuk cairan sampai warna coklat
yang dipasang hilang pada endapan berwarna kuning. Dan timbulnya bau khas
iodofrom ini dapat muncul karena penambahan katalis NaOH bereaksi terus
terhadap senyawa alkohol melalui ikatan hidrogennya, sehingga hal ini dilakukan
maka akan terbetuk senyawa iodofrom (CHI3), dimana senyawa iodofrom ini dapat
terbentuk akibat reaksi antara iodin dengan alkohol atau aseton dan asetil halida
dalam suasana basa.

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan alkohol dan fenol dapat disangkal bahwa:


Fenol, etanol, dan benzil alkohol mengandung gugus hidroksil. Gugus hidroksil
alkohol yang terikat pada rantai alkil sedangkan gugus hidroksil fenol yang terikat
pada rantai aril (memiliki cincin aromatik). Etanol termasuk alkohol primer dan
membentuk sedikit endapan kuning pada tes iodofrom sedangkan iso propanol
termasuk alkohol sekunder dan membentuk banyak endapan kuning.
G. Daftar Pustaka

Ahsani, V. 2018. Alkohol dan Fenol. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya


Antonius, dkk. 2021. Senyawa Alkohol Dan Fenol. Praktikum Kimia
Organik
Dasar. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Ardini, Dias., dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kualitatif.
Bandarlampung: Pusaka Media.
Cahyadi, Andreas. 2015. Identifikasi Gugus Fungsi Alkohol. Malang: Universitas
Brawijaya.
Cholik, Intan Nabiela. 2017. Perbedaan Kadar KIO3 Telur Asin Berdasarkan
Metode dan Lama Pemasakan. Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Erfiana, Illing, I., & Safitri, W. 2017. Uji Fitokimia Ekstrak Buah Dengen. Jurnal
Dinamika. Vol 8 (1): 66-84. E-ISSN: 2503-4863.
Firdaus, F., Ibrahim, A. A., & Megawati, W. 2016. Reaksi Cannizaro: Sintesis
Benzil Alkohol dan Asam Benzoat. Depok: Universitas Indonesia.
Ghadafi, M. 2012. Laporan Alkohol dan Fenol. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Haqqi, Dhiya ul., 2014. Identifikasi Kadar Senyawa Golongan Alkohol, Fenol
dan Asam Karboksilat. Jatinangor: Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran.
Huda, Aimatul. 2017. Laporan Tugas Prarancangan Pabrik Asam Benzoat
Dengan Proses Oksidasi Toluena Dan Katalis Kobalt Asetat Kapasitas
40.000 Ton/Tahun. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Islami,
Anisya Putri. 2014. Laporan Praktikum Kimia Organik 1 Senyawa
Alkohol & Fenol. Jambi: Universitas Jambi.
Koirewoa, Dolfina C. & Raunsay, Edoward Krisson. 2016. Status Pencemaran
Senyawa Fenol Pada Beberapa Sumber Air di Distrik Jayapura Selatan Kota
Jayapura. Novae Guinea Jurnal Biologi, 8(2): 91 – 97.
Kuntari, dkk. 2017. Verifikasi Metode Penentuan Asetosal dalam Obat Sakit
Kepala dengan Metode Spektrofotometri UV. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol 6
(1): 31-40.
Nawawi, H. Hadari. 2018. Senyawa Alkohol dan Fenol. Pontianak: Universitas
Tanjung Pura.
Nuhung, Suwiatno. 2012. Alkohol dan Fenol. Kendari: Universitas Haluoleo.
Pradita, Siva. & Dewi, Novia Citra. 2018. Pra Rancangan Pabrik Benzil
Alkohol
Dari Benzil Klorida Dan Natrium Karbonat Dengan Kapasitas 12.000
Ton/Tahun. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Rahmawati, Fauziah. 2016. Sintesis Senyawa Asam 2-(4-Klorobenzoiloksi)-5-
Metoksi Benzoat dan Uji Aktivitas Analgesiknya Pada Mencit (Mus
musculus). Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya.
Riad, K. B. 2016. Photocuring Epoxy With Quantum Dots for 3D Printing.
Canada: Concordia University.
Rorong, Johnly Alfreds. 2013. Analisis Asam Benzoat Dengan Perbedaan
Preparasi Pada Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomun burmanni).
Chem. Prog, 6(1): 81-85.
Santoso, Angela Vionna & Susanto, Alex. 2019. Tugas Akhir Prarencana Pabrik
Monoklorobenzena Kapasitas Produksi: 23.100 Ton/Tahun.
Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.
SIKerNas. 2012. Aspirin Acetyl Salicylic Acid. Jakarta: Badan POM RI.
. 2011. Benzil Alkohol. Jakarta: Badan POM RI.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Wijati, Sugi. 2013 Tugas Prarancangan Pabrik Bisfenol-A Dari Fenol Dan
Aseton Kapasitas 100.000 Ton Per Tahun. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wusnah, Bahri, S., Hartono, D. 2016. Proses Pembuatan Bioetanol dari Kulit
Pisang Kepok (Musa acuminata B.C) Secara Fermentasi. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal. Vol 5 (1): 57-65.
Manela, Citra., Hidayat, Taufik. 2018. Korelasi Kadar Alkohol dengan Derajat
Luka Dalam Hal Pembuatan Visum Et Repertum pada Pasien Kecelakaan
Lalu Lintas Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
7(3).
Isyuniarto., Usada., Purwadi, Widdi Agus., Suryadi. 2015. Degradasi Fenol
dalam Limbah Pengolahan Minyak Bumi dengan Ozon. P3TM – BATAN
Yogyakarta. ISSN 0216 – 3128.
H. Jawab Soal

No Jawaban
1. Soal Apa yang dimaksud senyawa alkohol dan fenol? Tuliskan
beberapa penggolongan alkohol !
Jawaban Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon jenuh
(Antonius dkk, 2021). Berdasarkan golongannya, alkohol
dibagi menjadi alkohol primer (1°), alkohol sekunder (2°),
dan alkohol tersier (3°). Alkohol primer memiliki 2 atom H
pada C yang bergabung dengan gugus OH. Alkohol skunder
memiliki 1 atom H pada C yang bergabung dengan
gugus OH. Sedangkan alkohol tersier tidak memiliki atom H
pada C tersebut. Alkohol primer mempunyai rumus R-OH,
alkohol primer mempunyai rumus RR’-CHOH, sedangkan
alkohol tersier mempunyai rumus RR’R’’-OH (Hart dalam
Antonius, 2021).
Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung
gugus hidroksil (-OH) yang terikat langsung dengan atom
karbon pada suatu cincin benzena (Martin dalam Antonius,
2021).
Referensi Antonius, dkk. 2021. SENYAWA ALKOHOL DAN
FENOL. Praktikum Kimia Organik Dasar. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
2. Soal Jelaskan persamaan dan perbedaan dari senyawa alkohol dan
fenol !
Jawaban Persamaan dari senyawa alkohol dan fenol yaitu:
a) Sama-sama memiliki gugus hidroksil. Alkohol dan fenol
adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus
hidroksil (-OH). Pada alkohol, dapat dibagi menjadi 3
bagian berdasarkan ikatan yang dibentuk gugus hidroksil
dengan atom karbon lain. Dalam fenol, gugus -OH terikat
pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin
aromatik. Pada alkohol, gugus hidroksil terikat pada
karbon tetrahedral dan pada fenol terikat pada alkohol,
hal itu menyebabkan alkohol larut dalam air.
b) Senyawa alkohol dan fenol tidak berwarna. Alkohol
merupakan cairan jernih/bening yang tidak memiliki
warna dan bau khas. Begitupun dengan fenol yang juga
merupakan senyawa yang tidak berwarna, dan memiliki
bau khas pula.
c) Bersifat asam lemah. Alkohol dan fenol sama-sama
merupakan senyawa yang memiliki sifat kimia asam
lemah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai pKa dari kedua
senyawa tersebut. Nilai dari pKa dari fenol = 10,00 dan
alkohol = 16. Tetapi, walaupun sama-sama asam lemah,
fenol mempunyai sifat asam yang lebih kuat jika
dibandingkan dengan alkohol. Hal ini dikarenakan anion
yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan
muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin
aromatik.
d) Alkohol rantai panjang dan fenol sama-sama larut dalam
pelarut organik. Senyawa alkohol larut dalam pelarut
organik karena alcohol mengandung atom karbon dalam
molekulnya, begitu pula dengan fenol. Pelarut organik
sendiri merupakan pelarut yang berbasis hidrokarbon.
Sebagian kecil alkohol juga larut dalam air karena gugus
hidroksil pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air. Namun, ketika ukuran gugus alkil
pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air
berkurang. Sedangkan pada fenol, jika gugus nonpolar
(seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, maka
kelarutan fenol dalam air berkurang.
Perbedaan senyawa alkohol dengan fenol
a) Alkohol memiliki rantai terbuka, sedangkan fenol
memiliki rantai tertutup.
b) Pada alkohol rantai rendah mudah larut sedangkan fenol
tidak.
c) Titik didih fenol relatif lebih tinggi dibandingkan alkohol.
d) Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer,
sekunder, dan tersier. Sedangkan fenol tidak.
e) Alkohol tidak bereaksi dengan basa, sedangkan fenol
bereaksi dengan basa.
f) Alkohol bereaksi dengan logam Na, sedangkan fenol
tidak bereaksi
(Nuhung, 2012)
Referensi Nuhung, Suwiatno. 2012. Alkohol dan Fenol. Kendari:
Universitas Haluoleo.
3. Soal Tuliskan beberapa contoh reaksi yang sering terjadi pada
alkohol dan fenol masing-masing 3!
Jawaban a. Contoh reaksi alkohol
a) Etanol + K2CrO7

b) Gliserin + CuSO4

c) Alkohol + air

CH3CH2OH + H2O CH3CH2O- + H2O


b. Contoh reaksi fenol

a) Fenol + FeCl3

b) Fenol + Lieberman

c) Fenol + K2Cr2O7

(Haqqi, 2014)
Referensi Haqqi, Dhiya ul., 2014. Identifikasi Kadar Senyawa
Golongan Alkohol, Fenol dan Asam Karboksilat.
Jatinangor: Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
4. Soal Tuliskan struktur senyawa etanol, isopropanol, fenol, benzil
alkohol dan asetosal !
Jawaban a. Etanol : C2H5OH

(Wusnah, dkk, 2016)

b. Isopropanol : C3H7OH
(Riad, 2016)

c. Fenol : C6H5OH

(Erfiana, dkk, 2017)

d. Benzil Alkohol : C6H5CH2OH

(Firdaus, dkk, 2016)

e. Asetosal : C9H8O4

(Kuntari, dkk, 2017)

Referensi Erfiana, Illing, I., & Safitri, W. 2017. Uji Fitokimia Ekstrak
Buah Dengen. Jurnal Dinamika. Vol 8 (1): 66-84. E-
ISSN: 2503-4863.
Firdaus, F., Ibrahim, A. A., & Megawati, W. 2016. Reaksi
Cannizaro: Sintesis Benzil Alkohol dan Asam Benzoat.
Depok: Universitas Indonesia.
Kuntari, dkk. 2017. Verifikasi Metode Penentuan Asetosal
dalam Obat Sakit Kepala dengan Metode
Spektrofotometri UV. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol 6
(1): 31-40.
Riad, K. B. 2016. Photocuring Epoxy With Quantum Dots for
3D Printing. Canada: Concordia University.
Wusnah, Bahri, S., Hartono, D. 2016. Proses Pembuatan
Bioetanol dari Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata
B.C) Secara Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal. Vol 5 (1): 57-65.
5. Soal Bagaimana kelarutan antara alkohol dan fenol terhadap air ?
Jawaban Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksil
pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil pada alkohol
bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal
ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat
mengganggu pembentukan ikatan hidrogren antara gugus
hidroksil dengan air. Jika gangguan ini menjadi cukup besar,
akibatnya molekul molekul air akan menolak molekul
molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen
antar molekul air.
Fenol dapat larut dalam air. Hal ini karena fenol mudah
terionisasi dalam air. Namun, jika gugus non polar (seperti
gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, maka kelarutan
fenol dalam air akan berkurang (Ghadafi, 2012).
Referensi Ghadafi,M. 2012. Laporan Alkohol dan Fenol . Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada
6. Soal Tuliskan reaksi antara :
a. Fenol dengan NaOH
b. Etanol dengan NaOH
c. Benzil alkohol dengan NaOH
Jawaban a. Fenol dengan NaOH
b. Etanol dengan NaOH

c. Benzil alkohol dengan NaOH

(Ahsani, 2018)
Referesnsi Ahsani, V. 2018. Alkohol dan Fenol. Surabaya : Universitas
Negeri Surabaya.

7. Soal Apa yang kalian ketahui tentang tes iodoform? Apa


tujuan tes iodoform pada percobaan ini!
Jawaban Tes iodoform merupakan reaksi antara etanol absolut atau
sampel alkohol yang lain yang bereaksi dengan iodium.
Tujuan dilakukan tes iodoform pada percobaan ini adalah
untuk menetukan sifat-sifat dari senyawa alkohol dan fenol
serta untuk membedakan mana yang termasuk senyawa fenol
dan mana yang senyawa alkohol (Nawawi, 2018).
Referesnsi Nawawi, H. Hadari. 2018. Senyawa Alkohol dan Fenol.
Pontianak : Universitas Taejung Pura.
8. Soal Pada percobaan ini digunakan FeCl3 untuk
membedakan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol,
apa reaksi positif yang akan dihasilkan untuk dapat
membedakan gugus hidroksil dari keduanya?
Tuliskan reaksinya!
Jawaban Reaksi positif yang dihasilkan dari penambahan FeCl3 pada
alkohol dan fenol adalah terjadi perubahan warna menjadi
ungu. Hal ini terjadi pada fenol, dimana fenol yang awalnya
bening berubah menjadi ungu kehitaman setelah
ditambahkan FeCl3. Sedangkan, tidak terjadi perubahan pada
alkohol setelah ditambahkan dengan FeCl3 dengan kata lain
alkohol tidak bereaksi dengan FeCl3.
Reaksi:
1) Fenol + FeCl3

(Haqqi, 2014)
2) Etanol + FeCl3

(Cahyadi, 2015)
Referesnsi Cahyadi, Andreas. 2015. Identifikasi Gugus Fungsii Alkohol.
Malang : Universitas Brawijaya.

Haqiqi, Dhiya UI. 2014. Identifikasi Senyawa Golongan


Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat. Sumedang :
Unpad.
9. Soal Berdasarkan nilai pKa bagaimana urutan nilai
keasaman antara etanol, benzil alkohol dan
fenol?Sesuaikah dengan pengujian
praktikum?Jelaskan mengapa demikian!
Jawaban Pada percobaan diketahui bahwa fenol dan etanol memiliki
sifat asam lemah namun memiliki pKa berbeda yaitu pKa
fenol=10,00; benzil alkohol=15,40; dan etanol=16. Hal ini
menunjukkan fenol bersifat lebih asam daripada etanol,
sedangkan benzil alkohol lebih asam daripada etanol. Jadi,
berdasarkan nilai pKa urutan nilai keasamannya ialah fenol,
benzil alkohol, lalu etanol. Pada pengujian praktikum, sesuai
dengan teori yang ada pH benzil alkohol ber-pH=6, nilai pH
etanol didapatkan nilai=7, dan pH fenol bernilai=5. Hal ini
menunjukkan kesesuaian antara pengujian praktikum dengan
teori yang telah diketahui (Islami, 2014).
Referesnsi Islami, Anisya Putri. 2014. Laporan Praktikum Kimia
Organik 1 Senyawa Alkohol & Fenol. Jambi:
Universitas Jambi.
10. Soal Dari hasil percobaan diatas, manakah sampel yang
termasuk golongan alkohol dan fenoL
Jawaban a. Golongan alkohol : Etanol & Benzil alkohol
b. Golongan fenol : Fenol
Referesnsi -
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 28 April 2021


Asisten Praktikum Praktikan

PUTRI RINJANI FEBRIANDOKO


NIM. 1713015147 NIM. 2013026077

Anda mungkin juga menyukai