PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan yang makin berkembang, menuntut guru untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam melakukan pembelajaran. Sehingga perlu adanya inovasi dalam
pembelajaran. Pada tahun 2030 Pemerintah menargetkan harus bisa menguasai
teknologi perkeretaapian. Untuk menunjang hal tersebut di tahun 2014 telah
dibuka Sekolah Tinggi Ilmu Perkeretaapian.1 Akan tetapi pada pendidikan dasar,
ilmu dasar tentang hal tersebut belum begitu ditekankan. Sehingga pemanfaatan
peraga dalam pembelajaran yang dapat menggambarkan detail teknik tentang
bagaimana kereta api dalam hal ini Monorel sangat diperlukan, khususnya pada
pelajaran IPA. Untuk itu peneliti mencoba merancang sebuah pembelajaran
STEAM (Science Technology Engineering Art and Matematic) dengan
memanfaatkan hasil Monorel Udara 009 guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain mendukung pencapaian program tersebut diatas, adanya peraga hasil
Monorel Udara 009 yang diimplementasikan dalam pembelajaran IPA akan sangat
mendukung pencapaian penguasaan materi khususnya materi Gerak dan Gaya di
SMP Kelas 8 Semester 1. selain dapat membantu menerapkan konsep 4C dalam
Pembelajaran abad 21, juga dapat memberikan pembelajaran yang rekreatif dan bermakna
yang membuat aspek Science Technology Enginering Art and Matematic (STEAM) dapat
tercapai.
Dalam pembuatan Monorel Udara 009 tersebut, siswa dapat melakukan
pengembangan dengan cara merancang dan membuat model roket air yang
dimodivikasi bersama kelompok mereka. Hasil Monorel Udara 009 ini walaupun
sederhana dalam tampilan fisik, akan tetapi dapat mendukung prinsip kerja dan
konsep dasar IPA sesuai materi yang diajarkan. Berdasarkan latar belakang
tersebut dapat diidentifikasi masalah tentang bagaimana efektivitas pemanfaatan
Monorel Udara 009 dalam pembelajaran IPA bervisi STEAM pada materi Gerak
dan Gaya.
1
Target 2030 Indonesia Menguasai Ilmu Teknologi Perkeretaapian, www.detik.com , diakses di
Semarang, 25 November 2015.
1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam best
practice ini adalah
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan memanfaatkan Monorel Udara
009 untuk pembelajaran IPA bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya?
2. Bagaimana hasil dan dampak prestasi setelah melakukan berbagai inovasi
dengan memanfaatkan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA bervisi
STEAM pada materi Gerak dan Gaya?
C. Tujuan
Berdasarkan kedua rumusan masalah tersebut, best practice ini akan
mencapai dua tujuan sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pemanfaatan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA
bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya di SMP IT PAPB Semarang.
2. Mendiskripsikan hasil dan dampak prestasi setelah melakukan berbagai inovasi
dengan memanfaatkan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA bervisi
STEAM pada materi Gerak dan Gaya.
D. Manfaat
Best practice ini diharapkan dapat memberikan manfaat rekan sejawat dan
sekolah lain untuk dapat melakukan inovasi serupa sehingga dapat meningkatkan
prestasi peserta didik, guru maupun prestasi sekolah.
BAB II
2
KAJIAN PUSTAKA
A. STEAM
Dalam iklim ketidakpastian ekonomi ini, Amerika sekali lagi beralih ke
inovasi sebagai cara untuk menjamin masa depan yang sejahtera. Namun
inovasi tetap erat digabungkan dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik
dan Matematika - mata pelajaran STEM. Art + Design siap mengubah ekonomi
kita di abad ke-21 seperti yang dilakukan ilmu pengetahuan dan teknologi di
abad yang lalu. Kita perlu menambahkan Art + Design ke persamaan - untuk
mengubah STEM menjadi STEAM.
STEM + Art = STEAM
STEAM adalah gerakan yang diperjuangkan oleh Rhode Island School of
Design (RISD) dan banyak diadopsi oleh institusi, perusahaan dan individu.
Tujuan gerakan STEAM adalah untuk:
1. mengubah kebijakan penelitian untuk menempatkan Art + Design di pusat
STEM
2. mendorong integrasi Art + Design dalam pendidikan K-20
3. mempengaruhi pengusaha untuk mempekerjakan seniman dan desainer
untuk mendorong inovasi. Namun belakangan ini sistem STEAM tersebut
diadopsi kedalam sebuah sistem pembelajaran sehingga proses K-5 anak dalam
proses scientific akan lebih berkembang dan berdampak dimasa depan.2
B. Gerak
Gerak lurus yang kecepatanya berubah secara beraturan disebut dengan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus berubah beraturan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak lurus dipercepat beraturan dan
gerak lurus diperlambat beraturan.
Gerak lurus dipercepat beraturan adalah gerak lurus yang besar
kecepatannya selalu bertambah secara beraturan tiap selang waktu tertentu.
Pertambahan kecepatan seperti ini disebut dengan percepatan.
Dan dalam GLBB dipercepat berlaku rumus :
St = V0t + ½at2 ,
2
STEM to STEAM, http://stemtosteam.org. diunduh di Semarang, 23 Maret 2018
3
Dengan St jarak tempuh (m), V0 kecepatan awal benda (m/s), a percepatan
(m/s2 ) dan t waktu tempuh (s).
karena kondisi awal alat (mobil udara) pertama diam maka V0 = 0, sehingga
St = ½at2 .
Dari rumus tersebut dapat dihasilkan bahwa :
a = 2 St / t 2 .
St dan t didapat dari perolehan data praktikum, sehingga percepatan a
didapatkan.3
C. Gaya dan Hukum Newton II
Gaya diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja padasuatu
benda. Gaya itu sendiri dibutuhkan untuk :
1. menggerakan benda yang mulanya diam,
2. mempercepat atau memperlambat gerak, dan
3. membelokan arah gerak benda.
Selain itu, gaya dapat mengubah bentuk bendan.
Hukum Newton II dinyatakan sebagai berikut :
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya pada benda sebanding dan
searah dengan resultan gaya tersebut serta berbanding terbalik dengan massa
benda. .
Secara matematis Hukum Newton II dinyatakan sebagai berikut:
a. percepatan sebanding dan searah dengan resultan gaya
b. percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.
Jika digabungkan maka dapat dituliskan:
a = ∑F / m atau ∑F = m.a
dengan a adalah percepatan dalam m/s2, ∑F resultan gaya dalam N dan m
massa benda dalam kg.4
BAB III
3
Purwanto, Budi dan Nugroho, Arinto. 2015. Eksplorasi Ilmu Alam 1. Solo : Platinum. hlm. 20
4
Mundilarto, dkk. 2011. IPA Terpadu 2. Bogor : Quadra. hlm 193
4
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kinerja
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah melalui pembelajaran IPA
bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya dengan memanfaatkan Monorel
Udara 009 adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan pembelajaran bervisi STEAM akan memberikan
pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa. Karena mereka dalam
praktikum menggunakan peraga hasil karya mereka sendiri. hal tersebut juga
akan merangsang aktifan serta kekreativitas mereka.
2. Dengan pembelajaran STEAM ini prinsif 5M dalam K-13 secara otomatis
terpenuhi.
3. Prinsif pembelajaran abad-21 pun terangkum dalam pembelajaran ini dari
konsep 4C, pendidikan karakter serta proses berpikir tingkat tinggi dilakukan
dalam menganalisis bersama hasil praktikum yang telah mereka lakukan
karena:
a. Pada percobaan GLBB yang ada biasanya hanya menggunakan model
bidang miring, ticker timer dan tetesan oli
b. Model praktikum pada Hukum Newton yang biasa digunakan hanya
menggunakan balok yang ditarik dengan dynamometer/neraca pegas.
c. Model yang ada sebelumnya kurang bisa menggambarkan kejadian nyata di
kehidupan sehari-hari.
4. Selain hal utama tersebut, program pemerintah tentang pencapaian target
kemandiriaan bidang perkereta apian secara tidak langsung terdukung, karena
konsep dasar bagaimana kereta api (monorel) bekrja telah tersampaikan kepada
anak sejak dini.
5
buatan siswa dalam kelompok yang dipraktekan dalam sebuah prototipe sistem
kerja monorel.
Adapun tahapan operasional yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Membagi siswa dalam kelompok belajar jang terdiri dari 5 siswa dalam tiap
kelompoknya. Siswa diminta untuk mendesain dan membuat model monorel
hasil modivikasi dari roket air sesuai dengan kreatifitas dan kesepakatan
masing-masing kelompok (segi Art diperhatikan dalam penilaian).
2. Dengan modul yang dibagikan guru pada masing-masing kelompok, siswa
melakukan pengambilan data hasil praktikum sesuai variable besaran yang
telah ditentukan (aspek Science, Teknology dan Enginering dijalankan siswa).
3. Dengan batasan waktu yang diberikan guru, siswa secara berkelompok
melakukan analisis dan pengolahan data hasil praktikum yang telah mereka
lakukan dengan menggunakan Monorel Udara 009 hasil modivikasi dari roket
air (aspek Science dan Matematic)
4. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan/mengkomunikasikan hasil kerja kelompok mereka
dihadapan kelompok yang lain serta guru membuka ruang diskusi pada
kesempatan ini.
5. Pada akhir sesi siswa dengan penekanan oleh guru menarik kesimpulan
bersama serta mengaitkan pembelajaran dengan pendidikan karakter dan materi
pembelajaran.
6
bisa menggambarkan detail teknik pada aplikasi nyata. Penggunaan Monorel
Udara 009 dalam pembelajaran selain dapat membantu guru dan peserta didik
menerapkan konsep 5M dan 4C dalam pembelajaran juga dapat memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. pembelajaran bervisikan
aspek Sains Technology Enginering Art and Matematic (STEAM) dapat tercapai.
Dalam upaya mengadakan Monorel Udara 009 tersebut, siswa dapat
melakukan pengembangan dengan cara merancang dan membuat Media Monorel
Udara 009 (buatan sendiri). Produk pengembangan Media Monorel Udara 009
walaupun sederhana dalam tampilan fisik, tetapi dapat mendukung prinsip kerja
dan konsep dasar yang diajarkan sehingga tidak menimbulkan kesan negatif
tentang IPA.
Uji kelayakan Monorel Udara 009 menggunakan 8 aspek kelayakan, yakni :
bahan mudah diperoleh, mudah dalam perancangan dan pembuatannya, mudah
dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus), mudah
dioperasikan, dapat memperjelas / menunjukkan konsep dengan lebih baik, dapat
meningkatkan motivasi peserta didik, sesuai dengan perkembangan intelektual
peserta didik, dan estetika/menarik (Kemdikbud, 2011 : 7).
Adapun kelengkapan set Monorel Udara 009 sebagai berikut :
1. Desain Kereta Cepat
Gambar 3.1. Kereta Cepat Udara 009 untuk desain dalam ruangan yang sudah jadi
Keterangan gambar:
a. Nozzle sebagai penghubung ke nople saat memompakan Udara agar Udara
tidak bocor sebelum dilepas
b. Tabung Udara sebagai penampung Udara berkompresi agar dapat
meluncur saat nozzle dilepas
7
c. Pada rel bisa ditambahkan paslin untuk memudahkan gerak serta
mengurangi gaya gesek.
Gambar 3.2. Kereta Cepat Udara 009 untuk desain luar ruangan.
Malam/plstisin diberikan dengan tujuan memberikan variasi massa pada kereta
udara yang akan mensimulasikan perubahan massa penumpang pada kereta
sunguhan.
2. Louncher (peluncur) Monorel Udara
Dop sepeda
manometer Neplle
8
c. Neple sebagai pematik untuk meluncurkan Monorel Udara
Gambar 3.6. Contoh hasil desain karya monorel siswa dilihat dari segi seni (Art)
9
dibuat variasi dalam masing masing modul. Jumlah variasi masing-masing
percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata. Untuk
evaluasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan 5 modul praktikum yang
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam evaluasinya, yaitu Gerak, Gaya, serta
pengembangannya untuk materi Usaha, Daya dan Energi, namun dalam karya ini
hanya ditekankan pada materi Gerak dan Gaya.
Dalam penelitian ini terlihat anak sangat senang mengikuti, antusias mereka
terlihat dari keaktifan mereka dalam kelompok, hasil desain kereta yang mereka
kerjakan, keaktifan kerja sama dalam pengambilan data serta kekompakan mereka
dalam pengolahan data hasil praktikum. Mengingat projek ini tidak mungkin
dilakukan anak secara individu. Sehingga nilai karakter gotong-royong sangatlah
tampak disini.
10
(89,66 %) jika dibandingkan dengan media yang ada sebelumnya (tiker timer /
tetesan oli) yang hanya 65,52 %. Dari hal tersebutlah maka Set Alat peraga
Monorel Udara 009 ini efektif dan layak digunakan dalam inovasi pembelajaran
IPA khususnya pada materi Gerak dan Gaya.
Karena pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM jelas langkah scientifik
dijalankan siswa. Selain itu seluruh asfek pancaindra turut bekerja dalam proses
pembelajarannya. Pembuatan deasain kereta udara 009 ini menggunakan barang
bekas (botol pet) maka secara tidak langsung juga membiasakan anak untuk lebih
mencintai lingkungan dengan pembiasaan daur ulang. Karakter kejujuran dibentuk
lewat kejujuran dalam pengambilan dan pengolahan data hasil praktikum.
Kerjasama dan gotong-royong dilakukan dalam pembuatan dasain maupun saat
pengambilan data dan pengolahannya. Terakhir saling menghargai terjadi saat
masing masing kelompok mempresentasikan hasil kerja didepan teman mereka.
3. Bentuk Inovasi
Sedangkan bentuk inovasi alat peraga ini adalah:
a. Belum pernah ada sebelumnya
b. Pada percobaan GLBB yang ada biasanya hanya menggunakan model bidang
miring, ticker timer dan tetesan oli
c. Model praktikum pada hukum Newton, Usaha dan Daya yang biasa digunakan
hanya menggunakan balok yang ditarik dengan dynamometer/neraca pegas.
d. Materi energi yang digambarkan biasanya hanya model benda jatuh dan soal
cerita.
e. Model yang ada sebelumnya kurang bisa menggambarkan kejadian nyata di
kehidupan sehari-hari.
4. Hasil dan Dampak yang telah dicapai selain dalam pembelajaran
Selain hasil dalam pembelajaran pengembangan dari inovasi ini juga telah
memberikan hasil prestasi diberbagai bidang serta memberikan dampak ke
Sekolah tempat kerja dan peserta didik.
4.1. Hasil Prestasi dari Inovasi
11
Dari pemanfaatan
dan pengembangan
inovasi ini telah mencapai prestasi sebagai berikut:
a. Dari segi assesment yang digunakan dalam lembar kerja: Juara 2 Linpranas
Unnes 2015 (kategori inovasi praktikum MIPA)
b. Dalam Inovasi Pembelajaran:
b. Juara 2 Eduvagansa Upgris 2016,
c. Juara 1 Inobel Kota semarang 2018
c. Dari segi Enginnering:
1. Juara 1 Krenova Bappeda Kota Semarang 2016
2. Juara 1 Penelitian Transportasi Kemhub 2017,
d. Dari hasil PTK yang telah dilakukan:
1. Juara 1 Gupres Kota Semarang 2018,
2. Juara 2 Gupres Provinsi 2018
Gambar. 3.7 Capaian prestasi diri sebagai juara 1 Lomba Penelitian Transportasi
Kemhub 2017 dan Juara 1 Lomba Inobel Kota Semarang 2018
12
Gambar. 3.8 Penyerahan piagam penghargaan oleh Humas Puspiptek Kemristek
Dikti 2017 (kiri) dan Penyerahan Piagam Penghargaan dari Australia Awards
Indonesia di Melbourne of University 2016 (kanan)
Gambar. 3.9 Penyerahan Piala Apresiasi Sekolah Keren 2017 dan Anugrah
Jawa Pos Radar Semarang 2017
13
Gambar. 3.10 Kakak kelas yang dapat beasiswa bidang kereta api di Inggris
dan adik kelas yang mulai terinspirasi.
D. Faktor-Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya
adalah:
a. Alat dan bahan untuk membuat media yang dilakukan anak mudah didapat
b. Pembelajaran terasa lebih menyenangkan karena anak dapat mempraktekkan
karya mereka sendiri dalam pembelajaran.
E. Alternatif Pengembangan
Adapun Alternatif pengembangan kedepan dari karya tulis ini adalah:
1. Pengembangan model tetesan oli pada bodi monorel
Dengan penambahan tabung oli dapat digunakan untuk menunjukan diagram
gerak tetesan oli untuk GLB, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat.
2. Model Pengukuran kecepatan dengan infrared
Dengan penambahan sensor infrared untuk mengukur keceparan gerak benda
14
3. Model roller kloster
Dengan model pengembangan system Monorel Udara 009 ini harapan kedepan
bisa menggantikan mesin / penggunaan listrik yang masih digunakan pada
roller kloster yang telah ada.
4. Model monorel udara sesungguhnya
Dengan volume udara, jarak antar setasiun di dalam kota, gaya dorong,
tekanan, massa, usaha, daya dan energi terukur bukan tidak mungkin dibuat
Monorel Udara 009 sungguhan. Sekaligus dapat andil dalam program
pemerintah dalam pembangunan moda transportasi masal.
F. Diseminasi
Hasil karya inovasi pembelajaran ini telah penulis deseminasikan kepada:
1. Rekan sejawat di sekolah tempat mengajar
2. Dalam forum deseminasi hasil karya pada pertemuan Ikatan Guru Peneliti
Indonesia (IGPI) Jawa Tengah 2015
3. Dalam pelatihan dan demo sains bagi guru SD se Kab. Purwodadi di Master
Park Porwodadi 2016
4. Work Shop ilmu Roket Air dan pengembangannya untuk anak dan Guru di
PRPP Jawa Tengah 2016
5. Work Shop ilmu Roket Air dan pengembangannya untuk Guru dalam acara
Puspiptek Inovation Festival dan Kompetisi Roket Air Nasional 2017
6. Pelatihan Penumbuhan Sikap Ilmiah Bagi Guru di Yayasan Karangturi 2018
7. Deseminasi di depan finalis lomba Inobel kota Semarang 2018
15
Gambar. 3.12 Dokumentasi Diseminasi di pelatihan dan demo sains bagi guru SD
di Porwodadi 2016 dan saat lomba Inobel kota Semarang 2018
8. Beberapa inovasi dari karya ini juga telah dipubikasikan di Blog dan Youtube
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari pemanfaatan alat peraga IPA inovatif Monorel Udara 009 yang
telah dibuat siswa dalam pembelajaran bervisi STEAM, dapat disimpulkan
bahwa alat peraga ini sangat efektif untuk pembelajaran pada materi gerak dan
gaya, khususnya Sebagai alat peraga dalam percobaan percepatan pada materi
gerak (GLBB dipercepat) dan gaya kelas 8 semester 1 Kurikulum 2013.
16
Terlihat dari pelaksanaan pembelajaran anak jauh lebih semangat disbanding
dengan menggunakan media yang ada sebelumnya adapun hasil keseluruhan
secara klasikal menunjukan bahwa tingkat ketuntasan pada materi gerak di
kelas yang kita ajarkan dengan menggunakan media ini jauh lebih tinggi
(89,66 %) jika dibandingkan dengan media yang ada sebelumnya (tiker timer /
tetesan oli) yang hanya 65,52 %. Selain hal tersebut dari berbagai inovasi
pemanfaatan monorel udara 009 dalam pembelajaran telah memberikan hasil
prestasi selain dalam pembelajaran dan dampak prestasi pada diri penulis,
peserta didik dan sekolah tempat penulis bekerja.
B. Rekomendasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran ujicoba Monorel 009 dalam ruangan
menggunakan jarak tempuh 1 m mengingat keterbatasan ruang dan di luar
ruangan 2-5 m jika menginginkan jarak yang lebih dapat dilakukan:
1. Menambah air, tekanan dan dengan menggunakan botol yang lebih besar
untuk kapasitas tekanan lebih
2. Sedangkan untuk mengurangi besarnya gaya gesek bisa ditambahkan
paslin pada trek Monorel / slink.
3. Tambahkan dengan model perhitungan grafik untuk pembuktian perolehan
rumus yang disampaikan sehingga metode inkuiri dapat dimasukan (untuk
jenjang yang lebih tinggi).
4. Dapat dilakukan inovasi pengembangan lebih lanjut lagi.
Daftar Pustaka
1. Stemtosteam.org. (2018). STEM to STEAM, http://stemtosteam.org. diunduh di
Semarang, 23 Maret 2018.
2. Mundilarto, dkk. 2011. IPA Terpadu 2. Bogor : Quadra.
3. Purwanto, Budi dan Nugroho, Arinto. 2015. Eksplorasi Ilmu Alam 1. Solo :
Platinum.
4. Detik.com. (2015). Target 2030 Indonesia Menguasai Ilmu Teknologi
Perkeretaapian, www.detik.com , diakses di Semarang, 25 November 2015.
17
Lampiran 1:
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP )
18
Sub Pokok : Gerak dan Gaya
Alokasi Waktu : 90 menit (3 JP)
19
D. Materi Pembelajaran
Gerak dan Gaya
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Scientific dengan pembelajaran STEAM, pengamatan langsung dan
eksperiment
F. Media Pembelajaran
Media : Monorel Udara 009
G. SumberBelajar
1. Wahono, Fida Rachmadiarti, dan Siti
Nurul hidayati 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Wahono, Fida Rachmadiarti, dan Siti
Nurul hidayati 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
3. Lembar kerja siswa percobaan Gerak
dan Gaya menggunakan Monorel Udara 009.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 40 menit )
20
yang sudah jadi
21
Gaya dengan gaya dan perpindahan.
Lampiran 2:
Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)
22
B. Tujuan Praktikum
Menentukan besarnya percepatan (a) pada GLBB dipercepat dengan
menggunakan Monorel Udara 009.
D. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktikum (set alat percobaan percepatan pada
GLBB dipercepat)
2. Lakukan percobaan sebagai berikut :
a. Saat jarak dan tekanan dibuat tetap
1. Seting alat Monorel Udara seperti gambar berikut :
23
4. Catat waktu yang dibutuhkan Kereta Udara untuk menempuh jarak
lintasan pada masing masing variasi tekanan dengan menggunakan
stop watch .
5. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).
E. Lembar Pengamatan
Berikut lembar pengamatan :
a. Saat jarak dan tekanan dibuat tetap
No Jarak S (m) Tekanan P Waktu t (s) Percepatan a (m/s2)
(Psi)
1
2 1,5 m 20 Psi
3
F. Daftar Pertanyaan
1. Simpulkan pengaruh tekanan terhadap percepatan yang terjadi pada
Kereta Udara!
2. Sebutkan factor apa saja yang mempengaruhi besarnya percepatan pada
benda!
24
1. Set Monorel Udara 009
2. Rol Meter
3. Stop wacth
4. Pompa / kompresor
5. Neraca / Timbangan
b. Bahan :
- malam atau plastisin
D. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktikum (set alat percobaan Hukum Newton
II dengan Monorel Udara 009 pada benda yang ber-GLBB dipercepat)
2. Lakukan percobaan sebagai berikut :
a. Saat jarak, tekanan dan massa dibuat tetap
1. Timbang massa Kereta Udara dengan neraca / timbangan
2. Seting alat Monorel Udara seperti gambar berikut :
25
5. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).
6. Terakhir gunakan rumus F = m.a hitunglah besar gaya dorong yang
dialami Kereta Udara.
c. Saat jarak, tekanan dibuat tetap dan massa dibuat variasi
1. Lakukan sama seperti langkah 1- 2 pada percobaan point a.
2. Tentukan jarak luncur Kereta Udara dengan mengukur panjang
lintasan telebih dahulu dengan menggunakan rol meter (1,5 m).
3. Pompakan Udara kedalam Kereta Udara hingga tekanan sebesar
30 Psi
4. Buat variasi massa Monorel Udara dengan menambahkan malam /
plastisin dibagian bawah bodi Monorel hingga didapat variasi
massa 0,2, 0,3 dan 0,4 Kg saat ditimbang dengan neraca /
timbangan.
5. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Monorel Udara
6. Catat waktu yang dibutuhkan Monorel Udara untuk menempuh
jarak lintasan pada masing masing variasi tekanan dengan
menggunakan stop watch .
7. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t 2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Monorel Udara (dengan catatan gaya gesek
diabaikan).
8. Terakhir gunakan rumus F = m.a hitunglah besar gaya dorong
yang dialami Monorel Udara.
E. Lembar Pengamatan
Berikut lembar pengamatan :
a. Saat jarak, tekanan dan massa dibuat tetap
No Jarak S Tekanan P Waktu t Percepatan a Massa m Gaya F
(m) (Psi) (s) (m/s2) (kg) (N)
1
2 1,5 m 20 Psi
3
Hitung rata-rata dari gaya F!
26
1 0,1
2 1,5 m 20 Psi 0,2
3 0,3
F. Daftar Pertanyaan
Lampiran 3
Instrumen Penilaian
27
Norma Penilaian
No Soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
Jumlah 20
RUBRIK PENILAIAN
Norma Penilaian
28
Nilai = ------------------------------ x 12
Skor maksimum
Skor maksimum 4 x 3 = 12
Lampiran 4
Daftar Nilai Anak
ASPEK PENILAIAN
NO NAMA SISWA
Nilai Tuntas Tidak
1 AHMAD NADIFA AL AGUNG 100 √
2 AHMAD RAFI ATHALLAH WIBISONO 98 √
3 AHMADANA ELEVENTIO ZANI I K 50 √
4 ALLIFIYA NAILA MARSHANDA 100 √
5 ANANDITA DIMAS PRADIPTA 80 √
6 ARDHEVI ANGGITA PUTRI CAHYANI 100 √
7 FADRIN NAJMA GHAIDA 98 √
8 FARCHAN NOORAIDY AMANSHA 98 √
9 HANIF IKHSAN 95 √
10 HANIFAH NUR JANAH 100 √
11 JULYANNO AQILLA IBRAHIM 50 √
12 KARUNIA ILHAM 90 √
13 KEMAL YAZID PRAKOSA 98 √
14 KRISNA YUDHA 100 √
15 LUTHFI GOSAN ALI 99 √
16 MAYADA ARIFIN 100 √
29
17 MUHAMMAD RIZKY 95 √
18 MUHAMMAD ZAIDAN MUSTHOFA 100 √
19 MUTIARA NADYA PUTRI SITEPU 50 √
20 NABILLA RAJWA NANDIZA 98 √
21 NEVA CALLYSTA TANAYA SULLIVAN 85 √
22 PRASTAKA IQBAL NANGGROE W 98 √
23 REYHAN RADITYA SOEPRIANTO 95 √
24 RR. UNTSA ADILLA AYYA AQOLIMA 100 √
25 SALMA LABIBAH ISKANDAR 99 √
26 SUPA WIJAYA 80 √
27 TEGAR HERENDRA PUTRA 100 √
28 VARREL NOVALDIANTO 100 √
29 ZHAFIRAH MAHARANI AZZAH 90 √
Daftar Niali
Postes
Jumlah
No Nilai No Score Siswa Persentase
1 100 1 70-75 3 10,34 % 0.10344828
2 80 2 76-80 7 24,14 % 0.24137931
3 90 3 81-85 0 0% 0
4 90 4 86-90 8 27,59 % 0.27586207
5 80 5 91-95 0 0% 0
6 70 6 96-100 11 17,24 % 0.37931034
7 100 Jumlah 29 100%
8 90
9 80
10 90
11 100
12 80
13 100
14 100
15 80
16 90
17 70
18 90
19 80
30
20 90
21 100
22 80
23 100
24 70
25 100
26 100
27 100
28 90
29 100
89.31034
100
31