Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan yang makin berkembang, menuntut guru untuk lebih kreatif
dan inovatif dalam melakukan pembelajaran. Sehingga perlu adanya inovasi dalam
pembelajaran. Pada tahun 2030 Pemerintah menargetkan harus bisa menguasai
teknologi perkeretaapian. Untuk menunjang hal tersebut di tahun 2014 telah
dibuka Sekolah Tinggi Ilmu Perkeretaapian.1 Akan tetapi pada pendidikan dasar,
ilmu dasar tentang hal tersebut belum begitu ditekankan. Sehingga pemanfaatan
peraga dalam pembelajaran yang dapat menggambarkan detail teknik tentang
bagaimana kereta api dalam hal ini Monorel sangat diperlukan, khususnya pada
pelajaran IPA. Untuk itu peneliti mencoba merancang sebuah pembelajaran
STEAM (Science Technology Engineering Art and Matematic) dengan
memanfaatkan hasil Monorel Udara 009 guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain mendukung pencapaian program tersebut diatas, adanya peraga hasil
Monorel Udara 009 yang diimplementasikan dalam pembelajaran IPA akan sangat
mendukung pencapaian penguasaan materi khususnya materi Gerak dan Gaya di
SMP Kelas 8 Semester 1. selain dapat membantu menerapkan konsep 4C dalam
Pembelajaran abad 21, juga dapat memberikan pembelajaran yang rekreatif dan bermakna
yang membuat aspek Science Technology Enginering Art and Matematic (STEAM) dapat
tercapai.
Dalam pembuatan Monorel Udara 009 tersebut, siswa dapat melakukan
pengembangan dengan cara merancang dan membuat model roket air yang
dimodivikasi bersama kelompok mereka. Hasil Monorel Udara 009 ini walaupun
sederhana dalam tampilan fisik, akan tetapi dapat mendukung prinsip kerja dan
konsep dasar IPA sesuai materi yang diajarkan. Berdasarkan latar belakang
tersebut dapat diidentifikasi masalah tentang bagaimana efektivitas pemanfaatan
Monorel Udara 009 dalam pembelajaran IPA bervisi STEAM pada materi Gerak
dan Gaya.

1
Target 2030 Indonesia Menguasai Ilmu Teknologi Perkeretaapian, www.detik.com , diakses di
Semarang, 25 November 2015.

1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam best
practice ini adalah
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan memanfaatkan Monorel Udara
009 untuk pembelajaran IPA bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya?
2. Bagaimana hasil dan dampak prestasi setelah melakukan berbagai inovasi
dengan memanfaatkan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA bervisi
STEAM pada materi Gerak dan Gaya?

C. Tujuan
Berdasarkan kedua rumusan masalah tersebut, best practice ini akan
mencapai dua tujuan sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pemanfaatan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA
bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya di SMP IT PAPB Semarang.
2. Mendiskripsikan hasil dan dampak prestasi setelah melakukan berbagai inovasi
dengan memanfaatkan Monorel Udara 009 untuk pembelajaran IPA bervisi
STEAM pada materi Gerak dan Gaya.
D. Manfaat
Best practice ini diharapkan dapat memberikan manfaat rekan sejawat dan
sekolah lain untuk dapat melakukan inovasi serupa sehingga dapat meningkatkan
prestasi peserta didik, guru maupun prestasi sekolah.

BAB II

2
KAJIAN PUSTAKA
A. STEAM
Dalam iklim ketidakpastian ekonomi ini, Amerika sekali lagi beralih ke
inovasi sebagai cara untuk menjamin masa depan yang sejahtera. Namun
inovasi tetap erat digabungkan dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik
dan Matematika - mata pelajaran STEM. Art + Design siap mengubah ekonomi
kita di abad ke-21 seperti yang dilakukan ilmu pengetahuan dan teknologi di
abad yang lalu. Kita perlu menambahkan Art + Design ke persamaan - untuk
mengubah STEM menjadi STEAM.
STEM + Art = STEAM
STEAM adalah gerakan yang diperjuangkan oleh Rhode Island School of
Design (RISD) dan banyak diadopsi oleh institusi, perusahaan dan individu.
Tujuan gerakan STEAM adalah untuk:
1. mengubah kebijakan penelitian untuk menempatkan Art + Design di pusat
STEM
2. mendorong integrasi Art + Design dalam pendidikan K-20
3. mempengaruhi pengusaha untuk mempekerjakan seniman dan desainer
untuk mendorong inovasi. Namun belakangan ini sistem STEAM tersebut
diadopsi kedalam sebuah sistem pembelajaran sehingga proses K-5 anak dalam
proses scientific akan lebih berkembang dan berdampak dimasa depan.2
B. Gerak
Gerak lurus yang kecepatanya berubah secara beraturan disebut dengan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak lurus berubah beraturan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak lurus dipercepat beraturan dan
gerak lurus diperlambat beraturan.
Gerak lurus dipercepat beraturan adalah gerak lurus yang besar
kecepatannya selalu bertambah secara beraturan tiap selang waktu tertentu.
Pertambahan kecepatan seperti ini disebut dengan percepatan.
Dan dalam GLBB dipercepat berlaku rumus :
St = V0t + ½at2 ,

2
STEM to STEAM, http://stemtosteam.org. diunduh di Semarang, 23 Maret 2018

3
Dengan St jarak tempuh (m), V0 kecepatan awal benda (m/s), a percepatan
(m/s2 ) dan t waktu tempuh (s).
karena kondisi awal alat (mobil udara) pertama diam maka V0 = 0, sehingga
St = ½at2 .
Dari rumus tersebut dapat dihasilkan bahwa :
a = 2 St / t 2 .
St dan t didapat dari perolehan data praktikum, sehingga percepatan a
didapatkan.3
C. Gaya dan Hukum Newton II
Gaya diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja padasuatu
benda. Gaya itu sendiri dibutuhkan untuk :
1. menggerakan benda yang mulanya diam,
2. mempercepat atau memperlambat gerak, dan
3. membelokan arah gerak benda.
Selain itu, gaya dapat mengubah bentuk bendan.
Hukum Newton II dinyatakan sebagai berikut :
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya pada benda sebanding dan
searah dengan resultan gaya tersebut serta berbanding terbalik dengan massa
benda. .
Secara matematis Hukum Newton II dinyatakan sebagai berikut:
a. percepatan sebanding dan searah dengan resultan gaya
b. percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.
Jika digabungkan maka dapat dituliskan:
a = ∑F / m atau ∑F = m.a
dengan a adalah percepatan dalam m/s2, ∑F resultan gaya dalam N dan m
massa benda dalam kg.4

BAB III

3
Purwanto, Budi dan Nugroho, Arinto. 2015. Eksplorasi Ilmu Alam 1. Solo : Platinum. hlm. 20
4
Mundilarto, dkk. 2011. IPA Terpadu 2. Bogor : Quadra. hlm 193

4
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Kinerja
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah melalui pembelajaran IPA
bervisi STEAM pada materi Gerak dan Gaya dengan memanfaatkan Monorel
Udara 009 adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan pembelajaran bervisi STEAM akan memberikan
pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa. Karena mereka dalam
praktikum menggunakan peraga hasil karya mereka sendiri. hal tersebut juga
akan merangsang aktifan serta kekreativitas mereka.
2. Dengan pembelajaran STEAM ini prinsif 5M dalam K-13 secara otomatis
terpenuhi.
3. Prinsif pembelajaran abad-21 pun terangkum dalam pembelajaran ini dari
konsep 4C, pendidikan karakter serta proses berpikir tingkat tinggi dilakukan
dalam menganalisis bersama hasil praktikum yang telah mereka lakukan
karena:
a. Pada percobaan GLBB yang ada biasanya hanya menggunakan model
bidang miring, ticker timer dan tetesan oli
b. Model praktikum pada Hukum Newton yang biasa digunakan hanya
menggunakan balok yang ditarik dengan dynamometer/neraca pegas.
c. Model yang ada sebelumnya kurang bisa menggambarkan kejadian nyata di
kehidupan sehari-hari.
4. Selain hal utama tersebut, program pemerintah tentang pencapaian target
kemandiriaan bidang perkereta apian secara tidak langsung terdukung, karena
konsep dasar bagaimana kereta api (monorel) bekrja telah tersampaikan kepada
anak sejak dini.

2. Strategi Pemecahan Masalah


Strategi pemecahan masalah dilakukan melalui pembelajaran IPA bervisi
STEAM pada materi Gerak dan Gaya dengan memanfaatkan Monorel Udara 009

5
buatan siswa dalam kelompok yang dipraktekan dalam sebuah prototipe sistem
kerja monorel.
Adapun tahapan operasional yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Membagi siswa dalam kelompok belajar jang terdiri dari 5 siswa dalam tiap
kelompoknya. Siswa diminta untuk mendesain dan membuat model monorel
hasil modivikasi dari roket air sesuai dengan kreatifitas dan kesepakatan
masing-masing kelompok (segi Art diperhatikan dalam penilaian).
2. Dengan modul yang dibagikan guru pada masing-masing kelompok, siswa
melakukan pengambilan data hasil praktikum sesuai variable besaran yang
telah ditentukan (aspek Science, Teknology dan Enginering dijalankan siswa).
3. Dengan batasan waktu yang diberikan guru, siswa secara berkelompok
melakukan analisis dan pengolahan data hasil praktikum yang telah mereka
lakukan dengan menggunakan Monorel Udara 009 hasil modivikasi dari roket
air (aspek Science dan Matematic)
4. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan/mengkomunikasikan hasil kerja kelompok mereka
dihadapan kelompok yang lain serta guru membuka ruang diskusi pada
kesempatan ini.
5. Pada akhir sesi siswa dengan penekanan oleh guru menarik kesimpulan
bersama serta mengaitkan pembelajaran dengan pendidikan karakter dan materi
pembelajaran.

3. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


Implementasi strategi pemecahan masalah dilakukan dengan tahapan
sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Adapun pengimplementasian dalam
pembelajaran melalui implementasi media dan implementasi pembelajaran
STEAM dengan tambahan LKS.
3.1 Implementasi Media
Penggunaan Monorel Udara 009 dalam pembelajaran merupakan bentuk
Inovasi guru dalam mempermudah pemahaman peserta didik untuk mengetahui
konsep dasar materi gerak dan gaya. Karena media yang ada selama ini kurang

6
bisa menggambarkan detail teknik pada aplikasi nyata. Penggunaan Monorel
Udara 009 dalam pembelajaran selain dapat membantu guru dan peserta didik
menerapkan konsep 5M dan 4C dalam pembelajaran juga dapat memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. pembelajaran bervisikan
aspek Sains Technology Enginering Art and Matematic (STEAM) dapat tercapai.
Dalam upaya mengadakan Monorel Udara 009 tersebut, siswa dapat
melakukan pengembangan dengan cara merancang dan membuat Media Monorel
Udara 009 (buatan sendiri). Produk pengembangan Media Monorel Udara 009
walaupun sederhana dalam tampilan fisik, tetapi dapat mendukung prinsip kerja
dan konsep dasar yang diajarkan sehingga tidak menimbulkan kesan negatif
tentang IPA.
Uji kelayakan Monorel Udara 009 menggunakan 8 aspek kelayakan, yakni :
bahan mudah diperoleh, mudah dalam perancangan dan pembuatannya, mudah
dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus), mudah
dioperasikan, dapat memperjelas / menunjukkan konsep dengan lebih baik, dapat
meningkatkan motivasi peserta didik, sesuai dengan perkembangan intelektual
peserta didik, dan estetika/menarik (Kemdikbud, 2011 : 7).
Adapun kelengkapan set Monorel Udara 009 sebagai berikut :
1. Desain Kereta Cepat

Tabung udara Nozzl


e

Kereta cepat mainan

Gambar 3.1. Kereta Cepat Udara 009 untuk desain dalam ruangan yang sudah jadi
Keterangan gambar:
a. Nozzle sebagai penghubung ke nople saat memompakan Udara agar Udara
tidak bocor sebelum dilepas
b. Tabung Udara sebagai penampung Udara berkompresi agar dapat
meluncur saat nozzle dilepas

7
c. Pada rel bisa ditambahkan paslin untuk memudahkan gerak serta
mengurangi gaya gesek.

Gambar 3.2. Kereta Cepat Udara 009 untuk desain luar ruangan.
Malam/plstisin diberikan dengan tujuan memberikan variasi massa pada kereta
udara yang akan mensimulasikan perubahan massa penumpang pada kereta
sunguhan.
2. Louncher (peluncur) Monorel Udara

Dop sepeda
manometer Neplle

Gambar 2.3. Peluncur Monorel Udara desain dalam ruangan

Gambar 3.4. Peluncur Monorel Udara desain luar ruangan


Keterangan gambar:
a. Dop sepeda untuk memasukan Udara kedalam sistem agar tidak keluar lagi.
b. Manometer sebagai pengukur tekanan Udara dalam tabung tertutup

8
c. Neple sebagai pematik untuk meluncurkan Monorel Udara

Berikut gambaran pelaksanaan pembelajaran di luar dan di dalam lapangan :

Gambar 3.5. Pelaksanaan pembelajaran di luar dan di dalam kelas


3.2 Implementasi Pembelajaran STEAM
Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Set Peraga
Monorel Udara 009 ini dengan menggunakan pendekatan STEAM. Anak dalam
kelompok (4-5 anak) melakukan projek mereka dengan mendesain Kereta udara
009 dengan memperhatikan aspek seni (Art).

Gambar 3.6. Contoh hasil desain karya monorel siswa dilihat dari segi seni (Art)

Metode pendekatan ilmiah (Sains) dilakukan siswa dalam pelaksanaan


pembelajaran, lewat penjelasan guru aspek Technology dan Engynering
perkeretaapian disampaikan. Hal ini bertujuan untuk menambah mimpi dan cita-
cita mereka agar jauh berpikir kedepan.
Aspek Matematic dilakukan anak secara kelompok dalam pengolahan data
percobaan menggunakan rumus sesuai modul yang mereka kerjakan. Datapun

9
dibuat variasi dalam masing masing modul. Jumlah variasi masing-masing
percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata. Untuk
evaluasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan 5 modul praktikum yang
berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam evaluasinya, yaitu Gerak, Gaya, serta
pengembangannya untuk materi Usaha, Daya dan Energi, namun dalam karya ini
hanya ditekankan pada materi Gerak dan Gaya.
Dalam penelitian ini terlihat anak sangat senang mengikuti, antusias mereka
terlihat dari keaktifan mereka dalam kelompok, hasil desain kereta yang mereka
kerjakan, keaktifan kerja sama dalam pengambilan data serta kekompakan mereka
dalam pengolahan data hasil praktikum. Mengingat projek ini tidak mungkin
dilakukan anak secara individu. Sehingga nilai karakter gotong-royong sangatlah
tampak disini.

B. Hasil dan Dampak


1. Analisis Hasil Pembelajaran
Dari hasil pekerjaan anak dalam praktikum bahwa alat peraga ini dapat
bekerja dengan efektif untuk pembelajaran dalam praktikum yang tertuang dalam
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam evaluasinya, yaitu Gerak, Gaya, serta
pengembangannya untuk materi Usaha, Daya dan Energi. Hal tersebut dapat
ditunjukan dari data yang diperoleh bahwa makin besar tekanan yang diberikan
akan makin besar pula nilai percepatan dan gaya dorong yang diperoleh. Adapun
saat tekanan dibuat tetap 30 Psi dan variable yang lain dibuat tetap diperoleh data
yang tidak tetap. Hal ini disebabkan antara lain karena gaya gesek yang diabaikan
padahal kenyataanya ada. Akan tetapi hal tersebut dapat dikurangi ataupun
dihindari dengan memberikan pasline pada trek monorel.

2. Analisis Kefektifan dalam Pembelajaran


Terlihat dari pelaksanaan pembelajaran anak jauh lebih semangat
disbanding dengan menggunakan media yang ada sebelumnya adapun hasil
keseluruhan secara klasikal menunjukan bahwa tingkat ketuntasan pada materi
gerak di kelas yang kita ajarkan dengan menggunakan media ini jauh lebih tinggi

10
(89,66 %) jika dibandingkan dengan media yang ada sebelumnya (tiker timer /
tetesan oli) yang hanya 65,52 %. Dari hal tersebutlah maka Set Alat peraga
Monorel Udara 009 ini efektif dan layak digunakan dalam inovasi pembelajaran
IPA khususnya pada materi Gerak dan Gaya.
Karena pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM jelas langkah scientifik
dijalankan siswa. Selain itu seluruh asfek pancaindra turut bekerja dalam proses
pembelajarannya. Pembuatan deasain kereta udara 009 ini menggunakan barang
bekas (botol pet) maka secara tidak langsung juga membiasakan anak untuk lebih
mencintai lingkungan dengan pembiasaan daur ulang. Karakter kejujuran dibentuk
lewat kejujuran dalam pengambilan dan pengolahan data hasil praktikum.
Kerjasama dan gotong-royong dilakukan dalam pembuatan dasain maupun saat
pengambilan data dan pengolahannya. Terakhir saling menghargai terjadi saat
masing masing kelompok mempresentasikan hasil kerja didepan teman mereka.

3. Bentuk Inovasi
Sedangkan bentuk inovasi alat peraga ini adalah:
a. Belum pernah ada sebelumnya
b. Pada percobaan GLBB yang ada biasanya hanya menggunakan model bidang
miring, ticker timer dan tetesan oli
c. Model praktikum pada hukum Newton, Usaha dan Daya yang biasa digunakan
hanya menggunakan balok yang ditarik dengan dynamometer/neraca pegas.
d. Materi energi yang digambarkan biasanya hanya model benda jatuh dan soal
cerita.
e. Model yang ada sebelumnya kurang bisa menggambarkan kejadian nyata di
kehidupan sehari-hari.
4. Hasil dan Dampak yang telah dicapai selain dalam pembelajaran
Selain hasil dalam pembelajaran pengembangan dari inovasi ini juga telah
memberikan hasil prestasi diberbagai bidang serta memberikan dampak ke
Sekolah tempat kerja dan peserta didik.
4.1. Hasil Prestasi dari Inovasi

11
Dari pemanfaatan
dan pengembangan
inovasi ini telah mencapai prestasi sebagai berikut:
a. Dari segi assesment yang digunakan dalam lembar kerja: Juara 2 Linpranas
Unnes 2015 (kategori inovasi praktikum MIPA)
b. Dalam Inovasi Pembelajaran:
b. Juara 2 Eduvagansa Upgris 2016,
c. Juara 1 Inobel Kota semarang 2018
c. Dari segi Enginnering:
1. Juara 1 Krenova Bappeda Kota Semarang 2016
2. Juara 1 Penelitian Transportasi Kemhub 2017,
d. Dari hasil PTK yang telah dilakukan:
1. Juara 1 Gupres Kota Semarang 2018,
2. Juara 2 Gupres Provinsi 2018

Gambar. 3.7 Capaian prestasi diri sebagai juara 1 Lomba Penelitian Transportasi
Kemhub 2017 dan Juara 1 Lomba Inobel Kota Semarang 2018

4.2. Dampak Pencapaian Prestasi


Adapun dampak pencapaian prestasi dari pengembangan inovasi ini adalah
sebagai berikut:
a. Dampak kediri sendiri
1. Penghargaan Insan Berprestasi kota Semarang 2016
2. Penghargaan Sort Course Australia Tralia Awards Indonesia 2016
3. Penghargaan guru berprestasi tingkat Sekolah 2016
4. Penghargaan Insan Berprestasi kota Semarang 2017
5. Penghargaan guru berprestasi tingkat Sekolah 2017
6. Terpilih Sebagai Penulis Unggulan Puspiptek Kemristekdikti 2017
7. Penghargaan Insan Berprestasi kota Semarang 2018

12
Gambar. 3.8 Penyerahan piagam penghargaan oleh Humas Puspiptek Kemristek
Dikti 2017 (kiri) dan Penyerahan Piagam Penghargaan dari Australia Awards
Indonesia di Melbourne of University 2016 (kanan)

b. Dampak ke Sekolah tempat kerja


1. Anugrah Jawa Pos 2017 kategori sekolah yang telah mengembangkan
inovasi inovasi roket air dalam pembelajaran
2. Apresiasi Sekolah Keren dari Kemdikbud 2017

Gambar. 3.9 Penyerahan Piala Apresiasi Sekolah Keren 2017 dan Anugrah
Jawa Pos Radar Semarang 2017

c. Dampak kediri peserta didik


1. Bronze Sertificat untuk siswa dalam lomba Indonesia Science Festifal
2017
2. Siswa terinspirasi hingga mendapat beasiswa di Bimingham of University
Inggris jurusan Railway Sistem Enginnering and Integration
3. Banyak siswa yang mulai menjadi pencinta keretaapi dan mulai
mengupload gambar dan membuat komunitas.

13
Gambar. 3.10 Kakak kelas yang dapat beasiswa bidang kereta api di Inggris
dan adik kelas yang mulai terinspirasi.

C. Kendala-Kendala yang Dihadapi


Kedala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran STEAM dengan
memanfaatkan Monorel Udara 009 ini diantaranya adalah masih adanya faktor
gaya gesek dalam pelaksanaan peluncuran walaupun kecil sehingga didapatkan
beberapa data yang berbeda walaupun dengan variasi variable yang sama.

D. Faktor-Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran diantaranya
adalah:
a. Alat dan bahan untuk membuat media yang dilakukan anak mudah didapat
b. Pembelajaran terasa lebih menyenangkan karena anak dapat mempraktekkan
karya mereka sendiri dalam pembelajaran.

E. Alternatif Pengembangan
Adapun Alternatif pengembangan kedepan dari karya tulis ini adalah:
1. Pengembangan model tetesan oli pada bodi monorel
Dengan penambahan tabung oli dapat digunakan untuk menunjukan diagram
gerak tetesan oli untuk GLB, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat.
2. Model Pengukuran kecepatan dengan infrared
Dengan penambahan sensor infrared untuk mengukur keceparan gerak benda

14
3. Model roller kloster
Dengan model pengembangan system Monorel Udara 009 ini harapan kedepan
bisa menggantikan mesin / penggunaan listrik yang masih digunakan pada
roller kloster yang telah ada.
4. Model monorel udara sesungguhnya
Dengan volume udara, jarak antar setasiun di dalam kota, gaya dorong,
tekanan, massa, usaha, daya dan energi terukur bukan tidak mungkin dibuat
Monorel Udara 009 sungguhan. Sekaligus dapat andil dalam program
pemerintah dalam pembangunan moda transportasi masal.

F. Diseminasi
Hasil karya inovasi pembelajaran ini telah penulis deseminasikan kepada:
1. Rekan sejawat di sekolah tempat mengajar
2. Dalam forum deseminasi hasil karya pada pertemuan Ikatan Guru Peneliti
Indonesia (IGPI) Jawa Tengah 2015
3. Dalam pelatihan dan demo sains bagi guru SD se Kab. Purwodadi di Master
Park Porwodadi 2016
4. Work Shop ilmu Roket Air dan pengembangannya untuk anak dan Guru di
PRPP Jawa Tengah 2016
5. Work Shop ilmu Roket Air dan pengembangannya untuk Guru dalam acara
Puspiptek Inovation Festival dan Kompetisi Roket Air Nasional 2017
6. Pelatihan Penumbuhan Sikap Ilmiah Bagi Guru di Yayasan Karangturi 2018
7. Deseminasi di depan finalis lomba Inobel kota Semarang 2018

Gambar. 3.11 Dokumentasi Diseminasi di SMA N 3 Salatiga

15
Gambar. 3.12 Dokumentasi Diseminasi di pelatihan dan demo sains bagi guru SD
di Porwodadi 2016 dan saat lomba Inobel kota Semarang 2018

8. Beberapa inovasi dari karya ini juga telah dipubikasikan di Blog dan Youtube

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari pemanfaatan alat peraga IPA inovatif Monorel Udara 009 yang
telah dibuat siswa dalam pembelajaran bervisi STEAM, dapat disimpulkan
bahwa alat peraga ini sangat efektif untuk pembelajaran pada materi gerak dan
gaya, khususnya Sebagai alat peraga dalam percobaan percepatan pada materi
gerak (GLBB dipercepat) dan gaya kelas 8 semester 1 Kurikulum 2013.

16
Terlihat dari pelaksanaan pembelajaran anak jauh lebih semangat disbanding
dengan menggunakan media yang ada sebelumnya adapun hasil keseluruhan
secara klasikal menunjukan bahwa tingkat ketuntasan pada materi gerak di
kelas yang kita ajarkan dengan menggunakan media ini jauh lebih tinggi
(89,66 %) jika dibandingkan dengan media yang ada sebelumnya (tiker timer /
tetesan oli) yang hanya 65,52 %. Selain hal tersebut dari berbagai inovasi
pemanfaatan monorel udara 009 dalam pembelajaran telah memberikan hasil
prestasi selain dalam pembelajaran dan dampak prestasi pada diri penulis,
peserta didik dan sekolah tempat penulis bekerja.

B. Rekomendasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran ujicoba Monorel 009 dalam ruangan
menggunakan jarak tempuh 1 m mengingat keterbatasan ruang dan di luar
ruangan 2-5 m jika menginginkan jarak yang lebih dapat dilakukan:
1. Menambah air, tekanan dan dengan menggunakan botol yang lebih besar
untuk kapasitas tekanan lebih
2. Sedangkan untuk mengurangi besarnya gaya gesek bisa ditambahkan
paslin pada trek Monorel / slink.
3. Tambahkan dengan model perhitungan grafik untuk pembuktian perolehan
rumus yang disampaikan sehingga metode inkuiri dapat dimasukan (untuk
jenjang yang lebih tinggi).
4. Dapat dilakukan inovasi pengembangan lebih lanjut lagi.

Daftar Pustaka
1. Stemtosteam.org. (2018). STEM to STEAM, http://stemtosteam.org. diunduh di
Semarang, 23 Maret 2018.
2. Mundilarto, dkk. 2011. IPA Terpadu 2. Bogor : Quadra.
3. Purwanto, Budi dan Nugroho, Arinto. 2015. Eksplorasi Ilmu Alam 1. Solo :
Platinum.
4. Detik.com. (2015). Target 2030 Indonesia Menguasai Ilmu Teknologi
Perkeretaapian, www.detik.com , diakses di Semarang, 25 November 2015.

17
Lampiran 1:
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP )

Sekolah : SMP IT PAPB SEMARANG


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Materi Pokok : Gerak dan Gaya

18
Sub Pokok : Gerak dan Gaya
Alokasi Waktu : 90 menit (3 JP)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.Memahami konsep gerak, 3.3.1. Menjelaskan kosep gerak dan gaya
gaya, dan penerapannya 3.3.2. Menentukan hubungan besaran, gaya dan
dalam kehidupan sehari- perpindahan dalam suatu rumus
hari, serta hubungannya 3.3.3. Menerapkan rumus Gerak dan Gaya
dengan kerja otot pada untuk menyelesaikan persoalan yang
struktur rangka manusia berkaitan dengan Gerak dan Gaya

4.3. Menyajikan hasil 4.3.1. Menyajikan laporan hasil kerja setelah


penyelidikan atau melakukan percobaan dengan
pemecahan masalah menggunakan Monorel Udara 009
tentang gerak dan dalam
kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dengan kritis mampu menjelaskan konsep gerak dan gaya dengan benar
Seteleh mengamati percobaan sederhana dengan Monorel Udara 009.
2. Siswa dengan berpikir logis mampu menentukan hubungan besaran gerak, gaya
dan perpindahan dalam suatu rumus setelah mendapatkan rumusan gaya.
3. Siswa dengan penuh tanggung jawab mampu menerapkan rumus gerak dan gaya
untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan gerak dan gaya setelah
mendapatkan hubungan antara gerak, gaya dan perpindahan.
4. Siswa dengan penuh tanggung jawab mampu menyajikan laporan hasil kerja
setelah melakukan percobaan dengan menggunakan Monorel Udara 009.

19
D. Materi Pembelajaran
Gerak dan Gaya
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Scientific dengan pembelajaran STEAM, pengamatan langsung dan
eksperiment
F. Media Pembelajaran
Media : Monorel Udara 009

G. SumberBelajar
1. Wahono, Fida Rachmadiarti, dan Siti
Nurul hidayati 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Wahono, Fida Rachmadiarti, dan Siti
Nurul hidayati 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
3. Lembar kerja siswa percobaan Gerak
dan Gaya menggunakan Monorel Udara 009.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 40 menit )

No Kegiatan Langkah-langkah Diskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu
STEAM
1. 1 2. Pendahuluan 4. 6. 10 menit
3. Rangsangan menunjuk salah satu siswa untuk
5. berdoa dilanjut mengecek
kehadiran.
7.
memberikan stimulus tentang hal
apa saja yang berpengaruh terhadap
besarnya Gerak dan Gaya yang
bekerja pada Monorel Udara 009
8.
9.
dan Gaya dengan Monorel Udara
009”
2 Kegiatan Inti Identifikasi Guru menjelaskan tentang materi 70 menit
Masalah gerak dan gaya

Guru menunjukkan contoh monorel

20
yang sudah jadi

Guru bersama siswa mengidentifikasi


contoh monorel dan cara kerja serta
fungsi masing-masing bagian.

Diskusi dan Tanya – Jawab tentang


bagaimanakah cara menemukan
besarnya Gerak dan Gaya pada
Monorel Udara 009?

Guru membimbing siswa membuat


dan mendesain kereta udara pada
monorel sesuai kreatifitas dan
imajinasi anak.

Guru memberikan kesempatan pada


siswa untuk bertanya.
Guru memberikan lembar evaluasi
pada siswa berupa LKS
Pengumpulan
Data Melakukan percobaan Gerak dan Gaya
dengan Monorel Udara 009.

Melakukan percobaan Gerak dan Gaya


dengan menggunakan Monorel Udara
Pengolahan Data 009.

Guru mengarahkan siswa


Verifikasi /
mengupulkan data besarnya percepatan
Pembuktian gaya, jarak luncur dan monorel udara,
untuk menentukan besarnya Gerak dan
Gaya pada Monorel Udara 009 .

Siswa mengolah data yang telah


Menarik diidentifikasi untuk menghasilkan
hipotesis
Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk
menyusun hipotesis dan mengarahkan
siswa dalam pengolahan data besarnya
percepatan gaya, jarak luncur dan
mobil udara, untuk menentukan
besarnya Gerak dan Gaya pada
Monorel Udara 009.
Siswa diskusi dan Tanya – Jawab
tentang apa hubunganya Gerak dan

21
Gaya dengan gaya dan perpindahan.

Siswa mengasosiasi hipotesis


berdasarkan temuan yang didapatkan
Guru membimbing Siswa untuk
membuktikan hipotesis yang dibangun
Siswa
Siswa mempresentasikan hasil
percobaan Gerak dan Gaya, serta
menyimpulkan hasil percobaan yang
telah dilakukan sebagai rumusan
materi Gerak dan Gaya.
Penutup Guru melakukan penguatan hasil a.
kesimpulan dari siswa serta
memberikan tugas sesuai yang tertera
pada LKS sebelum mengakhiri
pembelajaran.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik penilaian
a. Pengetahuan
1). Tes tertulis
c. Keterampilan
1). Lembar observasi untuk menilai kinerja siswa.
2. Instrumen penilaian (terlampir)

Semarang, Juli 2018


Mengetahui: Peneliti,
Kepala SMP IT PAPB Semarang,

Drs. Ramelan, S.H., M.H. Mulyono, S.Si

Lampiran 2:
Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)

1. Untuk percobaan GLBB dipercepat dengan tujuan praktikum


menentukan percepatan gerak benda (a).
Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)
A. Judul Praktikum
Percobaan Percepatan dengan Monorel Udara 009

22
B. Tujuan Praktikum
Menentukan besarnya percepatan (a) pada GLBB dipercepat dengan
menggunakan Monorel Udara 009.

C. Alat dan Bahan


d. Alat :
1. Set Monorel Udara 009
2. Rol Meter
3. Stop wacth
4. Pompa / kompresor
e. Bahan :
-

D. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktikum (set alat percobaan percepatan pada
GLBB dipercepat)
2. Lakukan percobaan sebagai berikut :
a. Saat jarak dan tekanan dibuat tetap
1. Seting alat Monorel Udara seperti gambar berikut :

2. Tentukan jarak luncur Kereta Udara dengan mengukur panjang


lintasan telebih dahulu dengan menggunakan rol meter (1 m).
3. Pompakan Udara kedalam Kereta Udara hingga tekanan sebesar 20
Psi
4. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Kereta Udara
5. Catat waktu yang dibutuhkan Kereta Udara untuk menempuh jarak
lintasan dengan menggunakan stop watch .
6. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).

b. Saat jarak dibuat tetap dan tekanan dibuat variasi


1. Lakukan sama seperti langkah 1- 2 pada percobaan point a.
2. Pompakan Udara kedalam botol dengan 3 fariasi tekanan masing-
masing 20, 30 dan 40 Psi.
3. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Kereta Udara

23
4. Catat waktu yang dibutuhkan Kereta Udara untuk menempuh jarak
lintasan pada masing masing variasi tekanan dengan menggunakan
stop watch .
5. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).

E. Lembar Pengamatan
Berikut lembar pengamatan :
a. Saat jarak dan tekanan dibuat tetap
No Jarak S (m) Tekanan P Waktu t (s) Percepatan a (m/s2)
(Psi)
1
2 1,5 m 20 Psi
3

Hitung rata-rata dari percepatan!

b. Saat jarak dibuat tetap dan tekanan dibuat variasi


No Jarak S (m) Tekanan P Waktu t (s) Percepatan a (m/s2)
(Psi)
1 20 Psi
2 1,5 m 30 Psi
3 40 Psi

F. Daftar Pertanyaan
1. Simpulkan pengaruh tekanan terhadap percepatan yang terjadi pada
Kereta Udara!
2. Sebutkan factor apa saja yang mempengaruhi besarnya percepatan pada
benda!

2. Untuk percobaan Hukum Newton II dengan tujuan menentukan


besarnya gaya dorong pada benda (F).
Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2)
A. Judul Praktikum
Percobaan Hukum Newton II dengan Monorel Udara 009
B. Tujuan Praktikum
Menentukan besarnya gaya dorong (F) pada benda yang ber-GLBB dipercepat
dengan menggunakan Monorel Udara 009.

C. Alat dan Bahan


a. Alat :

24
1. Set Monorel Udara 009
2. Rol Meter
3. Stop wacth
4. Pompa / kompresor
5. Neraca / Timbangan
b. Bahan :
- malam atau plastisin

D. Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktikum (set alat percobaan Hukum Newton
II dengan Monorel Udara 009 pada benda yang ber-GLBB dipercepat)
2. Lakukan percobaan sebagai berikut :
a. Saat jarak, tekanan dan massa dibuat tetap
1. Timbang massa Kereta Udara dengan neraca / timbangan
2. Seting alat Monorel Udara seperti gambar berikut :

3. Tentukan jarak luncur Kereta Udara dengan mengukur panjang


lintasan telebih dahulu dengan menggunakan rol meter (1 m).
4. Pompakan Udara kedalam Kereta Udara hingga tekanan sebesar 30
l Psi
5. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Kereta Udara
6. Catat waktu yang dibutuhkan Kereta Udara untuk menempuh jarak
lintasan dengan menggunakan stop watch .
7. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).
8. Terakhir gunakan rumus F = m.a hitunglah besar gaya dorong yang
dialami Kereta Udara.

b. Saat jarak dibuat tetap dan tekanan dibuat variasi


1. Lakukan sama seperti langkah 2 pada percobaan point a.
2. Pompakan Udara kedalam botol dengan 3 fariasi tekanan masing-
masing 20, 30 dan 40 Psi.
3. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Kereta Udara
4. Catat waktu yang dibutuhkan Kereta Udara untuk menempuh jarak
lintasan pada masing masing variasi tekanan dengan menggunakan
stop watch .

25
5. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Kereta Udara (dengan catatan gaya gesek diabaikan).
6. Terakhir gunakan rumus F = m.a hitunglah besar gaya dorong yang
dialami Kereta Udara.
c. Saat jarak, tekanan dibuat tetap dan massa dibuat variasi
1. Lakukan sama seperti langkah 1- 2 pada percobaan point a.
2. Tentukan jarak luncur Kereta Udara dengan mengukur panjang
lintasan telebih dahulu dengan menggunakan rol meter (1,5 m).
3. Pompakan Udara kedalam Kereta Udara hingga tekanan sebesar
30 Psi
4. Buat variasi massa Monorel Udara dengan menambahkan malam /
plastisin dibagian bawah bodi Monorel hingga didapat variasi
massa 0,2, 0,3 dan 0,4 Kg saat ditimbang dengan neraca /
timbangan.
5. Lepas pematik pada neple untuk meluncurkan Monorel Udara
6. Catat waktu yang dibutuhkan Monorel Udara untuk menempuh
jarak lintasan pada masing masing variasi tekanan dengan
menggunakan stop watch .
7. Dengan menggunakan rumus a = 2s / t 2 hitunglah besar percepatan
yang dialami Monorel Udara (dengan catatan gaya gesek
diabaikan).
8. Terakhir gunakan rumus F = m.a hitunglah besar gaya dorong
yang dialami Monorel Udara.
E. Lembar Pengamatan
Berikut lembar pengamatan :
a. Saat jarak, tekanan dan massa dibuat tetap
No Jarak S Tekanan P Waktu t Percepatan a Massa m Gaya F
(m) (Psi) (s) (m/s2) (kg) (N)
1
2 1,5 m 20 Psi
3
Hitung rata-rata dari gaya F!

b. Saat jarak, massa dibuat tetap dan tekanan dibuat variasi


No Jarak S Tekanan P Waktu t Percepatan a Massa m Gaya F
(m) (Psi) (s) (m/s2) (kg) (N)
1 20 Psi
2 1,5 m 30 Psi
3 40 Psi

c. Saat jarak, tekanan dibuat tetap dan massa dibuat variasi


No Jarak S Tekanan P Waktu t Percepatan a Massa m Gaya F
(m) (Psi) (s) (m/s2) (kg) (N)

26
1 0,1
2 1,5 m 20 Psi 0,2
3 0,3

F. Daftar Pertanyaan

1. Simpulkan pengaruh tekanan terhadap percepatan yang terjadi pada


Kereta Udara!
3. Simpulkan pengaruh tekanan terhadap gaya dorong yang terjadi pada
Kereta Udara!

Lampiran 3
Instrumen Penilaian

No Indikator Soal Bentuk Instrumen soal


Soal
1 Siswa dapat Uraian Apa yang dimaksud dengan
menyebutkan definisi Gerak dan Gaya ?
Gerak dan Gaya / kerja
2 Siswa dapat Uraian Sebuah benda didorong dengan
menerapkan rumus gaya sebesar 20 N sehingga
Gerak dan Gaya untuk benda berpindah sejauh 180 cm.
menyelesaikan soal-soal Tentukan besar Gerak dan Gaya
berkaitan dengan Gerak yang dilakukan !
dan Gaya
3 Siswa dapat mengaitkan Uraian Seorang anak mengangkat tas
hubungan antara gaya yang massanya 3 kg dari kursi
dan Gerak dan Gaya yang tingginya 50 cm ke atas
dalam menyelesaikan meja yang tingginya 150 cm.
soal-soal berkaitan Jika g = 10 m/s2, tentukan Gerak
dengan Gerak dan Gaya dan Gaya yang dilakukan anak
tersebut !
4 Siswa dapat mengaitkan Ur` aian Seorang pemain sepak bola
hubungan antara energi menerima umpan dari temannya.
kinetik dan Gerak dan Bola melaju ke arahnya dengan
Gaya dalam kecepatan 2 m/s. Kemudian bola
menyelesaikan soal-soal di teruskan oleh pemain tersebut
berkaitan dengan Gerak sehingga melaju dengan
dan Gaya kecepatan 3 m/s. Jika massa bola
2 kg, tentukan Gerak dan Gaya
yang dilakukan pemain bola
tersebut !

27
Norma Penilaian
No Soal Skor
1 5
2 5
3 5
4 5
Jumlah 20

Nilai = (Jumlah Skor/20) x 100

RUBRIK PENILAIAN

Materi : Gerak dan Gaya


Kegiatan : Praktikum Monorel Udara 009
Nama Siswa : .................
No Absen : ..................
Rubrik Penilaian berkaitan dengan kegiatan pada Lembar Kerja Siswa
No Aspek penilaian Skor ( 1- 3 )
1 Melakukan percobaan dengan penuh tanggung jawab
dengan kriteria :
- Kesungguhan dalam mempersiapkan percobaan
- Kesungguhan dalam melakukan percobaan
2. Kelengkapan dalam menampilkan data
3 Kecermatan dalam menginterpretasikan hasil percobaan
Jumlah
Diskripsi Indikator 1
1 = tidak melakukan kedua kriteria
2 = melakukan salah satu kriteria
3 = melaksanakan kedua kriteria
Diskripsi indikator 2
1 = 0 % - 30 % data percobaan ditampilkan dalam tabel percobaan
2 = 30 % - 60 % data percobaan ditampilkan dalam tabel percobaan
3 = 60 % - 100 % data percobaan ditampilkan dalam tabel percobaan
Diskripsi indikator
1 = 0 % - 30 % data percobaan didiskripsikan dengan baik
2 = 30 % - 60 % data percobaan didiskripsikan dengan baik
3 = 60 % - 100 % percobaan didiskripsikan dengan baik

Norma Penilaian

Skor yang di peroleh

28
Nilai = ------------------------------ x 12
Skor maksimum

Skor maksimum 4 x 3 = 12

Lampiran 4
Daftar Nilai Anak

DAFTAR NILAI MATERI GERAK DAN GAYA VIIIB


SMP ISLAM TERPADU PAPB SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018-2019

         
ASPEK PENILAIAN
NO NAMA SISWA
Nilai Tuntas Tidak
1 AHMAD NADIFA AL AGUNG 100 √  
2 AHMAD RAFI ATHALLAH WIBISONO 98 √  
3 AHMADANA ELEVENTIO ZANI I K 50   √
4 ALLIFIYA NAILA MARSHANDA 100 √  
5 ANANDITA DIMAS PRADIPTA 80 √  
6 ARDHEVI ANGGITA PUTRI CAHYANI 100 √  
7 FADRIN NAJMA GHAIDA 98 √  
8 FARCHAN NOORAIDY AMANSHA 98 √  
9 HANIF IKHSAN 95 √  
10 HANIFAH NUR JANAH 100 √  
11 JULYANNO AQILLA IBRAHIM 50   √
12 KARUNIA ILHAM 90 √  
13 KEMAL YAZID PRAKOSA 98 √  
14 KRISNA YUDHA 100 √  
15 LUTHFI GOSAN ALI 99 √  
16 MAYADA ARIFIN 100 √  

29
17 MUHAMMAD RIZKY 95 √  
18 MUHAMMAD ZAIDAN MUSTHOFA 100 √  
19 MUTIARA NADYA PUTRI SITEPU 50   √
20 NABILLA RAJWA NANDIZA 98 √  
21 NEVA CALLYSTA TANAYA SULLIVAN 85 √  
22 PRASTAKA IQBAL NANGGROE W 98 √  
23 REYHAN RADITYA SOEPRIANTO 95 √  
24 RR. UNTSA ADILLA AYYA AQOLIMA 100 √  
25 SALMA LABIBAH ISKANDAR 99 √  
26 SUPA WIJAYA 80 √  
27 TEGAR HERENDRA PUTRA 100 √  
28 VARREL NOVALDIANTO 100 √  
29 ZHAFIRAH MAHARANI AZZAH 90 √  

Daftar Niali
Postes
Jumlah
No Nilai No Score Siswa Persentase
1 100 1 70-75 3 10,34 % 0.10344828
2 80 2 76-80 7 24,14 % 0.24137931
3 90 3 81-85 0 0% 0
4 90 4 86-90 8 27,59 % 0.27586207
5 80 5 91-95 0 0% 0
6 70 6 96-100 11 17,24 % 0.37931034
7 100 Jumlah 29 100%
8 90
9 80
10 90
11 100
12 80
13 100
14 100
15 80
16 90
17 70
18 90
19 80

30
20 90
21 100
22 80
23 100
24 70
25 100
26 100
27 100
28 90
29 100
89.31034
100

31

Anda mungkin juga menyukai