Anda di halaman 1dari 17

TRIPLOIDISASI PADA SPESIES

BUDIDAYA

Prof.Dr.Ir.Yushinta Fujaya
Triploidisasi

• adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


memproduksi individu triploid, yakni individu
yang memiliki 3 set kromosom.
• dilakukan melalui pencegahan pelepasan polar
bodi II
• Dengan perlakuan kejutan suhu, kejutan tekanan
hidrostatik atau dengan merendam telur yang
sudah terbuahi dalam bahan kimia tertentu,
seperti: toluidine blue, ethyleneura,
dimethylsulfate, colchisin, dan cytochalasin.
Tujuan Triploidisasi

• untuk menghasilkan
individu yang steril.
• Individu yang tidak
bereproduksi akan
menggunakan energi
semata-mata untuk
metabolisme dan
pertumbuhan
Oyster (Crasostrea gigas)
Triploid dan diploid

• Triploidisasi pada kekerangan


dilakukan untuk mengatasi
perkembangan yang lambat pada
budidaya.
• oyster triploid ini secara konsisten
memiliki pertumbuhan yang lebih
cepat dan lebih besar.
• Oyster triploid juga memiliki
gonad yang steril, kondisi ini
menguntungkan karena produksi
oyster untuk pasar dapat
dilakukan sepanjang tahun.
Oyster pada masa reproduksi
tidak dipasarkan karena
mengandung banyak telur dan
sperma yang menyebabkan taste
oyster kurang diminati.
Triploid Scallop

• Triploid scallop (atas)


tumbuh lebih besar dan
memiliki indeks otot
adductor lebih besar
dibanding diploid
(bawah).
• Nampak gonad scallop
diploid yang lebih besar
Proses Induksi Triploidisasi
Proses induksi tetraploidisasi
Pembentukan individu triploid melalui perkawinan
antar induk tetraploid dengan diploid
keberhasilan pembentukan individu triploid
ditentukan oleh tiga hal pokok

• yaitu: waktu awal kejutan, suhu kejutan dan


lama waktu kejutan.
• Pemilihan waktu awal, lama waktu dan suhu
kejutan yang tepat adalah spesifik untuk
masing-masing species.
Pemilihan jenis kejutan

• Cytochalasin B digunakan untuk kejutan kimia,


khususnya pada kerang (Lutz 1998),
• sedangkan kejutan tekanan (5000-10000 psi) lebih
umum digunakan untuk ikan.
• Kejutan suhu danggap merupakan metode induksi
triploidisasi yang lebih mudah, murah dan aman oleh
sebagian besar akuakulturis.
• Kejutan dengan suhu tinggi digunakan untuk spesies
ikan dari perairan dingin seperti salmonid,
• sedangkan kejutan suhu dingin (2oC – 6oC) lebih efektif
digunakan untuk spesies dari perairan hangat seperti
catfish.
Metode kejutan temperatur pada
Chinese catfish (C. Fuscus)
sebagai berikut:
• Telur di stripping dari satu atau lebih betina ke dalam mangkuk plastik atau gelas tanpa
penambahan air. Sebelumnya si betina disuntik HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
untuk menginduksi ovulasi

• Testis diambil dari satu atau lebih jantan, dicacah dan dibilas dengan air tawar untuk
memulai fertilisasi

• Telur dan sperma dicampur dan dihomogenkan selama 2.5 menit, dan telur terbuahi
ditempatkan dalam wadah silinder (diameter 12 cm dan tinggi 18 cm) dengan ukuran jala
<0.5 mm dan terkait dari bawah

• Telur dalam wadah silinder di celupkan ke dalam peti es yang berisi air 4oC – 5oC (sekitar
3-4 menit setelah fertilisasi mulai) selama 20-30 menit. Air dingin disirkulasikan
menggunakan aerator atau car lain dan es ditambahkan sesuai kebutuhan untuk menjaga
suhu tetap stabil

• Setelah 20-30 menit, telur diangkat dan ditempatkan dalam inkubator pada temperatur (25-
30oC)

• Normalnya akan dihasilkan 90-100% individu triploid


Setelah 175 hari pemeliharaan
• Catfish triploid telah mencapai berat 312 gram sedangkan yang diploid
hanya 276 gram . Ikan-ikan ini berasal dari pemijahan yang sama.
• Ikan jantan memiliki ukuran lebih besar di banding betina dan jantan
triploid seluruhnya paling besar mencapai 331 gram.
• Perkembangan gonad seharusnya tereduksi pada triploid, meskipun pada
betina triploid terjadi perkembangan ovaries yang tidak normal.
• Karkas pada triploid mencapai 91% dibandingkan diploid hanya 88%.
• Feed convertion ratio pada triploid yang dipelihara pada temperatur air
25oC adalah 1.6 (menggunakan Moore-Clark, New Age Pacific pelleted
feed) dibandingkan 2.1 pada diploid.
• Demikian pula profil asam lemak ditemukan lebih besar pada triploid
yakni rata-rata 12.1 % dibandingkan 8.7% pada diploid. Banyaknya
kandungan asam lemak pada individu triploid ini mengindikasikan manfaat
yang lebih besar bagi kesehatan manusia yang memakannya (Fast, 1998).
Prosedur induksi triploidisasi pada scallop
• Telur scallop dikoleksi melalui spawning secara alami
dengan stimulasi kejutan panas (tidak seperti spesies lain
yang dapat distriping). Scallop adalah hermaphrodite
sinkroni sehingga perlu cara khusus untuk memisahkan
telur dari kontaminasi sperma sebelum jadwal yang telah
ditentukan.

• Induk matang ditempatkan dalam cawan kaca yang diisi


air laut yang telah disaring. Air tawar di dalam bak
digunakan untuk menjaga temperatur di atas 30-32oC .
Scallop ditempatkan dalam cawan secara individu agar
fertilisasi dapat dikontrol dengan baik (Sumber: Surier, 2005) • Segera setelah telur dilepaskan, mereka dikoleksi dan
diamati adanya kontaminasi sperma. Jika sperma atau
polar bodi teramati (terlihat pada awal perkembangan)
maka telur tersebut tidak digunakan.

• Jika telur dilepaskan pertama, mereka biasanya bebas dari


sperma dan lebih mudah dikumpulkan dan ditempatkan
dalam container untuk difertilisasi dan diinduksi.

• Pada banyak kasus jika sperma lebih dulu dilepaskan,


induk dibilas untuk menghilangkan sperma.

• Induksi triploidi menggunakan perlakuan kimiawi, yakni


Telur direndam dalam 400 µm larutan 6-DMAP kemudidan
dengan menempatkan telur (15-25 menit setelah terbuahi)
dibilas dengan air laut (Sumber: Surier, 2005) ke dalam 400 µm larutan 6-DMAP selama 11 menit,
selanjutnya telur dibilas dengan air laut dan di transfer ke
wadah penetasan
Identifikasi poliploidi

• Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan tingkat ploidi pada
ikan, yaitu: metode langsung dan tidak langsung.
• Pada metode langsung, dilakukan melalui penghitungan jumlah kromosom.
• Untuk metode tidak langsung dilakukan melalui pemeriksaan morfologi, protein
elektroforesis, pengukuran volume sel dan menghitung jumlah nukleolus.
• Penghitungan jumlah kromosom lebih akurat untuk menentukan tingkat ploidi di
antara metode yang ada, tetapi metode ini membutuhkan waktu yang banyak
(Thorgaard dan Allen, 1987).
• Metode yang mudah dan relatif murah serta mempunyai peluang yang besar
untuk diterapkan pada berbagai species ikan adalah dengan penghitungan jumlah
nukleolus.
Perbandingan ukuran sel dan nukleus pada eritrosit Stinging
Catfish (Heteropneustes fossilis);

A : diploid B : triploid
Jumlah kromosom pada ikan diploid
dan triploid

Species Jumlah Kromosom Sumber

Diploid Triploid

Carassius auratus 100 150 Carman, 1990

Clarias batrachus 98 147 Carman, 1990

Clarias gariepinus 54 82 Richter et al. 1987

Clarias macrocephalus 54 81 Vejaratpimol dan Pewnim 1990


Kromosom

Anda mungkin juga menyukai