Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(ASMA)
DI STIKES HANG TUAH SURABAYA

Disusun Oleh:

1. ALIFIA LAILA SYAHRI R (1810007)


2. BELLA BETRIXIANA (1810019)
3. DINDA AINIYYA (1810031)
4. HANIFA SARI (1810045)
5. MELLIENIA BUNGA C (1810057)
6. NIKEN DWI YAYANG S (1810069)
7. RAHMA NUR AZIZAH (1810081)
8. SITI RACHMAWATI (1810097)
9. VIRA SERLISA F (1810105)
10. WANDA RYZKI D (1810109)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(ASMA)
DI STIKES HANG TUAH SURABAYA

Surabaya,

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruang


SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASMA

Pokok Bahasan : Asma


Sub Pokok Bahasan : Pengertian asma
faktor penyebab terjadinya asma
tanda dan gejala asma
cara penatalaksanaan atau penanganan asma
cara pencegahan dari asma

Sasaran : Mahasiswa stikes hang tuah surabaya


Tempat : Ruang kelas M Stikes hang tuah surabaya
Hari dan Tanggal :Senin, 2 desember 2019
Pukul : 08.00 – 08.30 WIB

1. Tujuan Penyuluhan:
a. Tujuan Umum:
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan mahasiswa hang tuah
Surabaya mengetahui dan mengerti tentang penyakit asma dan cara
penangananya.
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga sekitar,
mahasiswa hang tuah Surabaya mampu:
1. Menyebutkan pengertian dari asma
2. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya asma
3. Menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Menjelaskan cara penatalaksanaan atau penanganan asma
5. Menyebutkan cara pencegahan dari asma

2. Media
a. Leaflat
3. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab

4. Setting tempat

5. Keterangan :
Penyuluh Fasilitator
Moderator
Observer
Audience

6. Pengorganisasian
a. Moderator : 1. Wanda ryzki D
2. Mellienia bunga C
b. Penyuluh : 1. Niken dwi yayang S
2. Siti rachmawati
3. Bella betrixiana
c. Dokumentasi : 1. Alifia laila syahri R
2. Hanifa sari
d. Observer : 1. Dinda ainiyya
2. Vira serlisa F
3. Rahma nur azizah

7. Pembagian Tugas
a. Moderator : Mengarahan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
b. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
c. Dokumentasi :Menulis kesimpulan dari jalannya penyuluhan dan
mengabadikan jalannya penyuluhan
d. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 5 menit Pembukaan a. Menjawab salam
a. Memberi salam dan
memperkenalkan diri
b. Mendengarkan
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan tema
penyuluhan
c. Mendengarkan
c. Menyebutkan materi
pokok bahasan yang
akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan a-f. Memperhatikan dan
a. Menjelaskan pengertian mendengarkan materi
asma
b. Menjelaskan faktor
penyebab terjadinya
asma
c. Menyebutkan tanda dan
gejala asma
d. Menjelaskan cara
penatalaksanaan atau
penanganan asma
e. Menyebutkan cara
pencegahan dari asma
f. Memberikan kesempatan
pada audient untuk g. Aktif bertanya
bertanya
g. Menjawab pertanyaan
dari audient h. Mendengarkan
3. 10 menit Penutup
a. Memberikan pertanyaan a. Aktif menjawab
akhir sebagai evaluasi
b. Menyimpulkan bersama- b. Mendengarkan dan
sama hasil kegiatan memperhatikan
penyuluhan
c. Menutup penyuluhan c. Menjawab salam
dan mengucapkan salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi formatif
Respon dari audience saat diberikan penyuluhan tentang materi asma
adalah audience tetap fokus ke pemateri, audience cenderung pasif saat
penyuluhan disampaikan.
b. Evaluasi sumatif
Hasil penyuluhan dapat dinilai dari seberapa banyak materi yang diterima
oleh audience, saat evaluasi audience mampu menjelaskan kembali.

Materi
A. Pengertian asma
Jenis penyakit jangka panjang atau
kronik pada saluran pernafasan yang ditandai dengan peradangan dan
penyempitan saluran nafas yang menimbulkan sesak atau sulit bernafas.
Selain sulit bernafas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti
nyeri dada, batuk – batuk dan mengi.

B. Faktor penyebab terjadinya asma


Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma perlu diketahui
dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
Karena tubuh sangat responsive terhadap allergen ini sehingga terjadi
pembengkakkan pada membran yang melapisi bronkus yang
menyebabkan sesak nafas. Sama halnya dengan iritan seperti asap, bau-
bauan, polutan yang mengiritasi membran bronkus sehingga terjadi
produksi sekret yang berlebih oleh reaksi imunitas yang memfagosit
bakteri-bakteri atau virus yang masuk kedalam saluran pernafasan (Cris
Sinclair, 1990 : 94)
b. Perubahan cuaca yang ekstrim seperti udara yang dingin, emosi dan
olahraga yang berlebihan memicu terlepasnya histamine dan leukotrien
sehingga terjadi kontraksi otot polos yang menyebabkan penyempitan
saluran udara.
c. Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab
terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas karena bulu binatang, serat kain, serbuk
dan debu jalanan merupakan faktor pencetus serangan asma

C. tanda dan gejala asma


1. Gejala asma terdiri atas :
a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan
leukotrien yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga saluran
nafas menjadi sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi
atau benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat penyempitan
bronkus.
2. Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
a. Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing.
b. Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan.
c. Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
d. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus paradoksus.
e. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing (di afek dan hilus)
Gambaran subjektif adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas, sesak dan
anoreksia. Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung
dan kurang pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.

D. Penatalaksanaan
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
 Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi
pada tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang
ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup
bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus.
Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi
dada.
 Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4 kali semprot dan
jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang
termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 4 x 125-200 mg sehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik,
harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol
( beclometason dipropinate ) dengan dosis 4 x 800 mg semprot tiap
hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping
maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asma, khususnya anak-anak .
Dosisnya berkisar 4 x 1-2 kapsul sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan
bersifat bronkodilator. (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen
baratawijaja, 1994 ).

E. Pencegahan
1. Menghindari faktor pencetus atau allergen.
2. Tidak beraktivitas terlalu berat
3. Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
4. Latihan napsa dalam
5. Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang dahak
6. Hindari stress berlebihan
7. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan
(bersifat individual).
8. Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
9. Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
10. Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara dingin dan
lembab).
11. Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan batuk
dan pilek.
12. Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus
atau dahak.
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN
ASMA
DI STIKES HANG TUAH SURABAYA

No Nama Tanda Tangan


1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

16. 16.

17. 17.

18. 18.

19. 19.

20. 20.

21. 21.

22. 22.

23. 23.

24. 24.

25. 25.
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN
ASMA
DI STIKES HANG TUAH SURABAYA

No Nama Tanda Tangan


26. 26.
27. 27.
28. 28.
29. 29.
30. 30.
31. 31.
32. 32.
33. 33.
34. 34.
35. 35.
36. 36.
37. 37.
38. 38.
39. 39.
40. 40.
41. 41.
42. 42.
43. 43.
44. 44.
45. 45.
46. 46.
47. 47.
48. 48.
49. 49.
50. 50.
Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif m. 20011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Smeltzer, Suzanne C dan Bare , Brenda. G.2010. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Vol.2. Jakarta :EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai