Anda di halaman 1dari 7

Realitas Moral Nilai Pancasila Terhadap Era Globalisasi di Kehidupan bermedsos

dengan Sistem Demokrasi

Penulisan Makalah ini Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Diskursus Filsafat Pancasila

Fatdhilah Febyari

Abstrak :

Pancasila merupakan filsafat bangsa serta Negara Republik Indonesia yang mengandung aspek
sebuah kehidupan bangsa, Negara, dan masyarakat pada dasarnya memiliki nilai-nilai di
dalamnya terkandung tujuan. Pada era globalisasi, bagaimana anak-anak hingga orang dewasa
menanamkan moral nilai sila pancasila di kehidupan media sosial dan sudahkah tujuannya
bermedsos untuk hal positif bagi diri kita maupun berbangsa. Pada zaman ini yang pastinya
Negara lebih maju dari era zaman sebelumnya yang salah satunya teknologi berkembang secara
pesat di era globalisasi termasuk media sosial saat ini karena sulit dipisahkan dari kehidupan
masyarakat, dengan adanya media sosial sekarang apakah kita sudah bijak menggunakan saat
ini? Salah satunya tidak menyebar luaskan berita hoax, bullying, ujaran kebencian, mengunggah
foto maupun video yang dianggap akan viral padahal tidak bermanfaat, mencontohkan video
yang jelek kepada anak dibawah umur. Karena sekarang banyak saat ini menggunakan medianya
tanpa harus memperhatikan tindakan sosial dari pengguna saat ini.

Kewords: Moral, Nilai Pancasila, Kehidupan bermedsos, Sistem Demokrasi

I. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan sebagai filsafat Negara, Filsafat itu sendiri sebagai tata cara
hidup, pandangan hidup, ajaran tentang moral dan etika. Pemikiran filsafat mengandung
makna bahwa aspek dari kehidupan dan kemasyrakatan harus didasari nilai-nilai pancasila.
(Dewagantara.2019:13)
Indonesia saat ini, di era globalisasi perkembangan teknologi sangat pesat, dimana
dari anak kecil sampai dewasa, artis hingga presiden memiliki media sosial, jika
dibandingkan dengan zaman dahulu belum ada namanya media sosial. Pengguna dari media
sosial saat ini apakah bijak menggunakannya dan melihat nilai-nilai yang terkandung pada
pancasila. Moral nilai pancasila kita terhadap bersosmed inilah cerminan kita terhadap
Indonesia sendiri. Media sosial sekarang ini sangatlah luas hingga mencakup seluruh dunia
dan telah menjadi trend dalam komunikasi untuk pemasaran, semua orang pasti
berkeinginan untuk berbagi motivasi dalam penggunaan media sosial, untuk berbagi
informasi, mengikuti trend kekinian, saling berkomentar, saling menyapa, saling berteman
hingga menjadi eksistensi diri, misalnya akun media sosial seperti Instagram, Facebook,
Line, Twitter, atau Youtube karena media sosial inilah tempat kita bebas melakukan hal apa
saja dan bersifat terbuka.
Perngguna internet di Indonesia sebanyak 63 juta dan kini bertambah menjadi 132
juta, sebanyak 95% pengguna internet di Indonesia adalah pengguna media sosial.
(Lesmana,2012)
Sekarang dengan adanya sosial media tidak luput dari wartawan, pertelevisian, di
Indonesia sendiri kita bebas untuk memberi komentar, bahkan untuk membuat persetujuan,
membuat petisi bisa dengan cara sosial media, inilah Indonesia dengan sistem demokrasi
yaitu kebebasan. (Dewantara,2019:21)
II : PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara mempunyai makna bahwa setiap aspek
kehidupan bangsa, negara dan masyarakat harus didasarkan nilia-nilai ketuhanan,
kemanusian persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila merumuskan realitas manusia
jika dilihat sebagai filsafat, artinya sebagai hakikat dan pemahaman tentang Indonesia.
(Dewantara,2019:21)
Indonesia merupakan sistem politik negara Demokrasi “kebebasan” atau memuja
kebebasan, penyalahgunaan paham demokrasi inilah yang salah satu konsekuensinya yaitu
“anarkisme rakyat” seperti kesimpangsiuran informasi, provakasi, bullying, dst.
(Dewantara,2019:23)
Media sosial merupakan media online, dimana para penggunanya bisa mengakses,
berpartisipasi, berbagi bahkan membuat blog, jejaring sosial, forum, petisi dll. Saat ini,
media penyebar berita pun sudah memiliki akun bersifat pribadi seperti Detik.com, Kompas
Online, Tempo, Pikiran Rakyat dan masih banyak lagi, bisakah kita mempergunakan media
sosial dengan nilai moral dari pancasila dan bebas kah kita berpendapat beralasankan hidup
di negara Indonesia dengan notabennya sistem demokrasi yang malah membuat kita tidak
mau diatur dan tidak tunduk pada peraturan.
2.2 Realitas Moral Nilai Pancasila Terhadap Era Globalisasi di Bermedsos
Media sosial seharusnya menjadikan hal positif dimasa sekarang baik sebagai sumber
informasi, liputan berita dan sebagainya. Namun disisi lainnya bermedsos memiliki hal yang
negative bahkan disalahgunakan di era globalisasi saat ini, sebagai salah satunya
menyebarkan konten hoax, asusila, bullying, saling provokasi, serta paham radikalisme dan
bahkan sampai pembunuhan secara psikis. Moral yang seperti ini tidak tertanam pada nilai-
nilai pancasila. Generasi milenial saat ini banyak minimya kurang edukasi bahkan
menghiraukan nilai-nilai pancasila padahal amat disayangkan seharusnya media sosial ini
yang sebagai simbol kebebasan berkomunikasi dan mengakses informasi justru harus
menjadi senjata makan tuan bagi persatuan bangsa Indonesia ini. Pengaruh salah satu faktor
seorang anak adalah lingkungan dan berperilaku, sebelum adanya media sosial faktor
perilaku yang dipengaruhi lingkungan masih bisa dipantau oleh orang tua tetapi tidak
dengan era gobalisasi saat ini, anak kecilpun sudah mempunyai gadget sendiri.
Dunia media sosial pun seperti sistem politik di Indonesia yaitu demokrasi, mengapa?
Karena bebas untuk melakukan hal apa saja dan berbicara apa saja. Meskipun di Indonesia
memiliki undang-undang ITE Nomor 11 Tahun 2008 bahwa pelanggaran terhadap
penyalahgunaan media sosial, penyebaran kebencian dan berita bohong, tetap saja masih ada
pengguna media sosial yang mengabaikannya. Pentingnya nilai-nilai pancasila sendiri
sebagai cerminan kita terhadap Indonesia, padahal tidak hanya untuk dijadikan fondasi
negara saja tetapi untuk kita tuangkan dalam kehidupan baik secara nyata maupun tidak
nyata. Bahkan generasi saat ini menyukai semua konten yang berisikan hal-hal yang berbau
porno.
Media sosial juga ada kurang pandai dalam penggunaanya dan melanggar nilai moral
dari pancasila seperti unggahan yang memancing emosi masyarakat, menjelek-jelekan
individu, organisasi bahkan pemerintahan tak sedikit juga pengguna sosial media
mengunggah hal yang kurang pantas seperti memamerkan kekayaan di akun media sosial
yang akan berdampak pada anak-anak yang melihatnya, anak-anak akan cenderung
merengek kepada orang tua meminta dibelikan barang yang tidak rasional dan tidak sesuai
dengan umurnya bahkan sering menonton youtube hingga tidak mau belajar, dan juga artis
yang disoroti banyak masyarakat/ generasi saat ini telah bunuh diri akibat bullying dari
sosial media, sehingga terjadi tekanan secara psikis dan mental, moral nilai-nilai pancasila
ini lah yang harus kita tanamkan pada diri kita.
Youtube media sosial yang saat ini sedang ramai dipertontonkan memmbuat konten
konten yang merusak bangsa seperti mengunggah video porno, video prank ke pacar minta
wik-wik konten yang seperti ini justru mendapat viewers lebih banyak dan menjadi tranding
dibanding konten-konten berbau ilmu/pengetahuan.
Terjadi di Indonesia seorang istri dari Dandim Angkatan Darat mengomentari
penusukan Ketua Menteri HAM di salah satu sosial medianya, sehingga mengakibatkan
suami dari orang tersebut dicopot jabatannya sebagai ketua dandim, seharusnya sebagai
seorang istri dari perwira/ abdi negara harus dijaga moralnya. Inilah pentingnya nilai-nilai
pancasila di kehidupan bermedsos maupun di kehidupan nyata.
Ahmad dhani, yang dulu seorang musisi lalu berpindah ke dunia politik kini ditahan
dipenjara karena ujaran kebencian terhadap penistaan agama di akun media sosialnya
“twitter” padahal ia dulu seorang musisi yang sangat hebat dan mencetak banyak karya pada
bidang musik. Percuma saja jika punya banyak karya tetapi moralnya tidak dipakai saat
berpindah menjadi seorang politikus.
Roy Kiyoshi melaporkan sebuah akun youtube yang melakukan pengeditan video
sehingga menimbulkan fitnah demi mengejar subscriber/ pengikut, tindakan seperti inilah
yang tidak memandang nilai moral pancasila.
Seorang satpam bekerja di sebuah bank Sumatra Utara, diamankan pihak kepolisian
karena status yang diunggah melalui akun facebook miliknya bertuliskan “Di Indonesia
tidak ada teroris, itu hanya fiksi, pengalihan isu..” hal seperti ini saja menjadi pemicu kalian
untuk berbaris ditahanan, berbijaklah menggunakan jari-jari manismu ketika bermain
dengan media sosial.
2.3 Sistem Demokrasi
Demokrasi merupakan sistem sistem politik, dimana sistem politik adalah tatanan
hidup bersama. Sama halnya dengan dunia sosial media dimana tempat berkumpulnya anak
muda hingga orang tua. Kita bisa melihat adanya dunia media sosial ini menjadikan
pemersatu bangsa Indonesia berkumpul, memiliki akun lebih dari satu media sosial saling
berteman, saling berfollow, saling berkomentar dari kenal hingga tidak dikenal, saling
membagikan informasi dll. Tatanan hidup bersama seperti inilah yang menyebabkan
“anarkisme rakyat”. (Dewantara,2019:23). Dalam sosialisasi politik media sosial di
manfaatkan sebagai propaganda politik, wadah untuk mencari pendukung.
Perkembangan demokrasi saat ini bisa dibilang diapresiasi karena orang yang tidak
tahu akan kinerja pemerintah bisa menyampaikan pendapat terbukanya melalui wadah media
sosial ini yang semakin mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia dan dalam
demokrasi seperti saat ini jika dilihat dari sisi pandang media sosial seharusnya menciptakan
rasa religi, rasa penghargaan, toleransi, serta solidaritas.
Lembaga pemerintah di Indonesia pun sekarang semakin gencar menggunakan media
sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat, tetapi hal yang perlu dikhawatirkan saat ini
banyak informasi hoax yang beredar dan membuat masyarakat diributkan dengan adanya
benar atau tidaknya berita, sehingga menjadi anarkis di media sosial, seharusnya kita
memerlukan adanya demokrasi yang bertanggung jawab, tidak ditekankan kepada siapa
penggunaanya melainkan keterlibatan dari pengguna media sosial ini agar tetap menjaga
nilai moral dari pancasila. (Dewantara,2019:29)
2.4 Pengaruh Realitas Moral Nilai Pancasila Terhadap Era Globalisasi Bermedsos
Era globalisasi saat ini mempengaruhi moral kita jika tidak digunakan secara bijak,
bahkan survey yang dilakukan Ditch The Label terhadap 10.000 orang berusia 12-20 tahun,
menunjukkan bahwa 70% pernah melakukan kekerasan terhadap orang lain di dunia media
sosial.
Nilai negative ini berdampak bagi seluruh bangsa, mulai dari anak kecil yang
berpacaran selayaknya orang dewasa melalui media sosial, bullying, penghinaan dan
pelecehan terhadap artis bahkan presiden RI yang di kritik secara dengan mudah, perkataan
yang tidak sopan, tidak ada rasa peri kemanusiaan dan dengan mudahnya banyak kita jumpai
akun-akun menyebar kebencian antar nama kelompok, golongan, agama. Bermedsos di era
globalisasi saat ini “ngeri” apabila tidak digunakan secara benar/ bijak, kebebasan di negara
demokrasi membuat kita merasa paling benar, paling hebat, dan paling tahu kebebasan yang
seperti ini bukan menimbulkan rasa diri akan persatuan bangsa, tetapi akan melahirkan sikap
fanatik yang sempit, apalagi anak kecil sekarang sudah bermain media sosial sehingga
mudah untuk di contoh, terlalu lama menggunakan media sosial juga dapat mengurangi
minat literasi masyarakat Indonesia terhadap buku, karena mereka lebih memilih melihat di
media sosial yang bahkan belum terjamin kebenarannya walaupun media sosial cepat
memberikan informasi meskipun belum tentu akurat dan mempengaruhi kehidupan
bernegara apabila mereka terprovokasi oleh oknum yang buruk di media sosial. Inilah
pentingnya sosialisasi digital dan pentingnya edukasi nilai moral pancasila terhadap media
sosial.
III. PENUTUP
Media sosial saat ini menjadi pusat di era globalisasi saat ini, menurut saya, media
sosial ini seperti halnya pada sila ke tiga yaitu “persatuan Indonesia” dimana media sosial
saat ini menjadi pemersatu bangsa Indonesia dan media sosial sekarang ini berelasi dengan
sistem demokrasi (sebagai tatanan hidup bersama/ kebebasan), seperti meng-upload foto
atau video yang tetap menjunjung nilai moral, oleh karena itu ada banyak orang yang ingin
menaikkan eksistensi. Alangkah baiknya kebebasan media sosial saat ini harus dibarengi
pengetahuan yang menjadi lahan subur dan moral yang pancasialis bermaksud sebagai
gotong-royong/ membantu orang yang terkena musibah, menyebarkan informasi yang
bermanfaat, menjadikan wadah pendidikan yang berguna, berteman tanpa harus
membedakan, meng-share lowongan kerja, sebagai sumber usaha/bisnis online, me-sharing
berita mana yang fakta ataupun hoax dan stop bullying terutama, karena bangsa Indonesia
punya nilai nilai seperti adat istiadat, budaya agama dan hukum, jadi kita semua jika
bertindak tidak melihat nilai-nilai seperti itu, akan menjadi dampak hal buruk bagi penerus
bangsa ini.
Sifat media sosial yang dapat dilihat oleh seluruh jutaan manusia jika tidak
diperlihatkan contoh mana yang baik mana yang buruk akan semena-mena, hal ini tidak
sesuai dengan nilai moral pancasila karena banyaknya update status atau postingan hal yang
tidak berguna kita akan akan menjadi gambaran diri kita dan bagaimana kita memposisikan
diri terhadap masyarakat luas.
Daftar Rujukan
Buku-buku
Dewantara, W.2017.Diskursus Filsafat Panacasila Dewasa
Ini.Yogyakarta:Kanisius
Dewantara, A. W. (2015). Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama Di Indonesia. CIVIS,
5(1/Januari).
DEWANTARA, A. W. (2016). GOTONG-ROYONG MENURUT SOEKARNO DALAM
PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN SUMBANGANNYA BAGI
NASIONALISME INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Dewantara, A. W. (2013). Merefleksikan Hubungan antara Etika Aristotelian dan Bisnis dengan
Studi Kasus Lumpur Lapindo. Arete, 2(1), 23-40.
Dewantara, A. (2018). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (indonesia Dalam Kacamata
Soekarno).
Internet
https://www.hipwee.com
kominfo.go.id

Anda mungkin juga menyukai