Anda di halaman 1dari 6

RESUME TEORI PERMINTAAN UANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ekonomi moneter

Disusun oleh : Irfandi

(A1B018066)
Teory Permintaan Terbagi Menjadi Tiga, Yaitu :

1) Teori klasik.
Teori klasik ini membahas tentang hubungan antara penawaran dan permintaan,
menitikberatkan uang dari sudut pandang kuantitas.
 Menurut Ricardo

David Ricardo melakukan analisis terhadap hubungan khusus antara jumlah uang dengan nilai uang.
Pernyataan yang dikemukakan oleh David Ricardo dikenal sebagai Teori Kuantitas, dengan bunyi
sebagai berikut :

 Jumlah uang berbanding terbalik dengan nilai uang

Apabila jumlah uang bertambah menjadi dua kali lipat dari jumlahnya semula maka nilai
uang akan mengalami penurunan menjadi setengah dari nilai semula. Sebaliknya, apabila
jumlah uang berkurang menjadi setengah dari jumlah semula, maka nilai uang akan
mengalami kenaikan menjadi dua kali lipat dari nilai semula

 Harga barang berbanding lurus dengan banyaknya uang yang beredar.

Apabila jumlah uang ditambah dua kali lipat sedangkan jumlah barang yang
diperdagangkan tetap, maka harga barang tersebut akan cenderung mengalami kenaikan
sebesar dua kali lipat.

M : Kp atau P = 1 M

Keterangan :

M : the quantity of money (jumlah uang yang beredar)

P : price (tingkat harga)

K : konstanta atau faktor tetap

Teori kuantitas Ricardo tersebut dapat berlaku jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

 Harga-harga menunjukkan perubahan perbandingan yang sama terhadap jumlah uang


yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang yang beredar di masyarakat mengalami
kenaikan sebesar dua kali lipat, maka harga barang juga akan mengalami kenaikan dua
kali lipat. Sebaliknya apabila jumlah uang yang beredar berkurang menjadi setengah dari
jumlah semula, maka harga barang akan turun menjadi setengah dari harga semula.
 Jumlah uang seluruhnya sebanding dengan pengeluaran masyarakat. Misal jumlah uang
yang beredar di masyarakat adalah Rp. 20.000.000,00, berarti pengeluarna masyarakat
seluruhnya adalah Rp. 20.000.000,00 juga

 Menurut Alfred Marshall


Alfred Marshall memasukan unsur pendapatan nasional dalam merumuskan teori nilai uang .
Teori Marshall dinyatakan dalam sebuah rumus sebagai berikut :

Y > PT atau O > T

M = KPO di mana PO = Y

Sehingga M = Ky

Keterangan :
M : the quantity of money (jumlah uang yang beredar)
Y : yearly income (pendapatan tahunan)
K : koefisien yang mengatur keseimbangan antara kedua sisi persamaan tersebut.
 
 Menurut Irving Fisher

Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar
dengan kenaikan harga-harga umum (inflasi) dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan
penyebab utama inflasi. Penjelasan ini relevan dengan pandangan monetarist (Milton Friedman)
bahwa inflasi, dimana dan kapanpun terjadinya, selalu merupakan sebuah fenomena moneter.
            Teori kuantitas uang menggambarkan kerangka yang jelas mengenai hubungan langsung yang
sistematis antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi. Analisis Fisher dalam teori ini
mengacu pada persamaan pertukaran (equation of exchange) yang dirumuskan sebagai :
           MV = PT
keterangan:
M = jumlah uang beredar
V = perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = harga barang dan jasa
T = volume transaksi
          Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah uang beredar dikalikan dengan
velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. Persamaan 1.1 dapat dikembangkan menjadi teori
tentang peranan uang dalam perekonomian dengan cara melihat perilaku setiap variabel-variabel
dalam persamaan berikut:
1. mlah uang beredar merupakan variabel eksogen yang jumlahnya ditentukan oleh
pemerintah dan bank sentral sebagai otoritas moneter.
2. variabel tingkat harga merupakan variabel residu yang nilainya ditentukan oleh hasil
interaksi ketiga variabel lainnya. Harga diasumsikan fleksibel, sehingga harga dapat
menyesuaikan atau bergerak naik atau turun
3. variabel velositas menunjukkan berapa kali uang berpindah tangan dalam suatu periode
tertentu.
4. variabel transaksi merupakan jumlah keseluruhan transaksi pada suatu selang waktu
tertentu.Baik dalam perilaku jangka pendek maupun jangka panjang.
      

Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama dari satu-satunya yang
memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah
uang beredar di masyrakat. inflasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan
indeks harga umum hanya diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank Sentral ingin
mencapai dan memelihara tingkat inflasi yang rendah dan stabil, maka yang harus dilakukan adalah
mengendalikan atau mengontrol jumlah uang beredar.

2) Teori Permintaan Uang Keynes


 Motif permintaan uang
Menurut Teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi,
berjaga-jaga, dan memperoleh keuntungan.
 Motif Transaksi 
Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan (MDt = f(Y), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan,
maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian
sebaliknya.
MD = k . P . Q
 Motif Berjaga-jaga
Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya tingkat
pendapatan pula. Semakin besar tingkat pendapatan permintaan uang untuk berjaga-
jaga pun semakin besar. MDp = f(Y)
arti dari berjaga-jaga disini adalah untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak
diinginkan atau yang tidak terduga.
 Motif spekulasi
Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah
besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi
permintaannya adalah MDs = f(i).

Teori preferensi liquiditas Keynes menyatakan bahwa permintaan uang dalam arti Md/P
tergantung pada pendapatan Y (Output Agregat) dan suku bunga i. Permintaan uang
berhubungan positif dengan pendapatan karena dua alasan : (1)Kenaikan pendapatan
meningkatkan transaksi dalam perekonomian, yang selanjutnya meningkatkan permintaan
atas uang karena pendapatan digunakan untukmelakukan transaksi-transaksi ini
(2)Kenaikan pendapat meningkatkan permintaan uang karena kenaikan pendapatan
meningkatkan kekayaan individu yang ingin memegang lebih banyak aset,salah satunya
adalah uang.
 
Biaya peluang memegang uang adalah suku bunga. Sejalan dengan kenaikan suku bunga ,
biaya peluang dari memegang uang meningkat, dan permintaan uang menurun. Menurut teori
preferensi liquiditas, permintaan uang nerhubungan positif dengan output agregat dan
berhubungan negatif dengan suku bunga.
Kelemahan teori irving fisher kuantitas uang yaitu sulit untuk menentukan unit transaksi
sebenarnya yang terjadi (T) karena dalam perekonomian tidak hanya dihasilkan satu produk,
tetapi lebih dari itu. Untuk itu, maka nilai T yang digunakan adalah nilai output riil atau PDB
riil sehingga persamaannya menjadi 
                                            M x V = P x T
 

 Penawaran Uang
Penawaran dalah jumlah semua yang bredar dalam suatu perekonomian.Menurut ekonom kklasik
mengartikan uang sebagai uang kertas dan uang logam yang di tangan masyarakat(uang kartal)karean
hnaya uang inilah yang benar benar merupakan daya beli yang langsung bisa digunakan serta
mempengaruhi harga barang.

3) Teori Permintaan Uang Modern (Pemikiran Milton Friedman).


Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa
permintaan uang itu sejalan dan identik dengan permintaan untuk komoditi tahan lama.
Dua tema pokok dalam karya Friedman adalah pentingnya arti uang dan kebebasan.

Tiga aspek pemikiran Friedman adalah:


 Study tentang fungsi konsumsi.
 Argumennya tentang kesulitan dan permasalahan dalam penerapan kebijakan
stabilitas.
 Konstribusinya pada teori dan sejarah moneter.
Teori konsumsi sederhana menurut Friedman, yang dikemukakan dikenal dengan hipotesa
pendapatan permanen, berpendapat bahwa konsumsi menyesuaikan pengeluaran mereka
dengan ekspektasinya tentang pendapatan selama periode yang lebih lama.
Berlawanan dengan penekanan kebijakan fiscal yang dilakukan oleh ahli ekonomi Keynesian,
Friedman menyatakan bahwa uang dan kebijakan moneter berperan penting dalam
menentukan aktifitas ekonomi. Argumennya tentang pentingnya arti uang berasal dari teori
uang kuantitatif (MV=PQ), yang berarti bahwa jumlah uang dalam perekonomian (M)
dikalikan jumlah waktu yang digunakan tiap dolar dalam satu tahun untuk membeli barang
(V) harus sama dengan output ekonomi yang terjual tahun itu (PQ).

Friedman menyatakan bahwa ketika mungkin uang berpengaruh pada aktivitas ekonomi
dalam jangka pendek, dalam jangka panjang uang bisa nertal dan bisa tidak memiliki dampak
ekonomis.

Ketika ahli ekonomi secara tradisional membedakan inflasi karana dorongan biaya dengan
inflasi karena dorongan permintaan, Friedman justru menyatakan bahwa semua inflasi berasal
dari terlalu banyaknya permintaan barang ketika terlalu banyak uang yang diciptakan.

Karena inflasi menurut Friedman adalah semata-mata fenomena moneter, satu-satunya solusi
masalah inflasi adalah harus mengendalikan pertumbuhan persediaan uang.

Friedman menunjukan bahwa otoritas moneter dapat menciptakan depresi, inflasi dan hasil-
hasil ekonomi yang tidak diharapkan melalui kesalahan mereka dalam mengelola persediaan
uang.

Menurut Friedman, karena bank sentral tidak dapat dipercaya untuk mengambil kebijakan
yang tepat, maka bank sentral seharusnya dipaksa mengikuti aturan moneter daripada
dibiarkan melakukan mismanajemen dalam persediaan uang.

Kebijakan moneter sering salah, kata Friedman, karena penjangnya variable penundaan atau
kelambanan atar masalah ekonomi saat ini dan ketika perubahan dalam persediaan uang akan
mempengaruhai persediaan uang. Frieaman mengidentifikasi ketiga penundaan tersebut.

Friedman menyatakan bahwa otoritas moneter terlalu dipengaruhi oleh otoritas fiskal dan
Departemen Keuangan Negara.

Menurut milton friedman, faktor yang mempengaruhi permintaan uang dalah


a. motif transaksi
b. struktur ekonomi masyarakat
c. pendapatan perkapita penduduk
d. motif berspekulasi
e. tingkat suku bunga, saham dan obligasi

Anda mungkin juga menyukai