Dasar Teori Leininger
Dasar Teori Leininger
Tahun 1940an
caring penting dalam keperawatan dan care adalah etos dominan keperawatan.
Tahun 1950an
cultural shock : adanya recurrent behavioral differences à perbedaan ini punya dasar kultural .
Kurangnya pengetahuan tentang kultural anak sebagai missing link dalam keperawatan untuk
memahami variasi dalam perawatan klien .
Tujuan
menyediakan/memberikan pelayanan asuhan perawatan yang bermutu dan efektif kepada orang lain
berdasarkan nilai-nilai kultural mereka dan konteks sehat – sakit.
Dibangun dari pemikiran bahwa manusia dari tiap kebudayaan tidak hanya dapat mengetahui dan
mendefinisikan pengalaman dan perasaan dunia keperawatan mereka tetapi juga dapat
menghubungkan pengalaman dan perasaan itu ke kepercayaan dan praktek kesehatan umum mereka
culture, cultural care, cultural care diversity, cultural care universality, nursing, worldview, dimensi
struktur budaya dan social, konteks lingkungan, ethnohistory, generic (folk or lay) care system, sistim
perawatan profesional, kesehatan, care/caring, culture care preservation, accommodation dan
repatterning
Budaya : keseluruhan nilai, kepercayaan, norma, dan cara hidup yang dipelajari, dibagi dan
ditransmisikan dalam kelompok tertentu yang menuntun mereka dalam berpikir, mengambil keputusan
dan bertindak dalam pola tertentu.
Melekat dalam : bahasa, agama, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi, lingkungan.
Lingkungan tidak didefinisikan secara khusus, namun jika dilihat bahwa telah terwakili dalam
kebudayaan, maka lingkungan adalah inti utama dari teori M. Leininger
Keperawatan. Beliau menyajikan 3 tindakan yang sebangun dengan kebudayaan klien yaitu Cultural care
preservation, accomodation dan repatterning
Kasus
Seorang wanita bersuku jawa, bernama Ny M berumur 61 tahun, pendidikan terakhir S1 dengan gelar
Spd, masuk rumah sakit 3 hari yang lalu karena stroke dan sedang dalam masa pemulihan. Sekarang dia
menderita kelemahan pada tubuh bagian kiri. Dia dirawat di RS B dikelas 1 dengan 1 orang pasien
lainnya.
Sebelum dia masuk rumah sakit karena stroke Ny M memelihara rumahnya sendiri dan cukup mandiri.
Dia merupakan wanita yang ulet dan mandiri serta percaya dengan kemampuannya sendiri. Dia
mengatakan bahwa dia juga aktif dalam berpolitik. Rumahnya berada di lingkungan tempat tinggal yang
masih memegang kepercayaan tradisional yaitu tidak boleh merubah bentuk rumah sehingga daerah itu
mempunyai nilai historis.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Dikaji berdasar aspek-aspek yang biasanya melekat dalam budaya antara lain:
- Kinship dan struktur sosial: janda dengan dua anak, aktif dalam kelompok lansia dan menjadi tenaga
sukarela bagian administrasi ditempatnya bekerja 1x seminggu
Professional: dokter merupakan kepala tim dan profesi lainnya juga merupakan bagian dari tim.
Keperawatan: juga bagian dari tim, mengidentifikasi kebutuhan perawatan makan yaitu kebutuhan ADL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan dari area Diversity dan Universality yang belum terpenuhi, termasuk kebutuhan akan
kemandirian akan mobilitas, makan, BAB, BAK dan kebutuhan interaksi dengan orang lain dalam
kelompok lansia
PERENCANAAN
Pemberian perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care preservation), pengakomodasian
perawatan berdasarkan kebudayaan, restrukturisasi perawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care
repatterning) atau kombinasi dari ketiga-tiganya
IMPLEMENTASI
1. Pemeliharaan (preservation): membantu Ny M melakukan hubungan dengan anggota kelompok lansia
yang lain.
2. Akomodasi: membantunya dalam belajar menggunakan alat bantu jalan.
3. Repatterning: menemaninya makan dengan menggunakan tangan k
EVALUASI
Apakah sudah terpenuhi cultural diversity dan universality?
Apakah Ny M bisa memandang dirinya untuk melanjutkan kemandirian?
KESIMPULAN
1. Teori Leininger pada intinya menitik beratkan pada kebudayaan seseorang.
2. Teori Leininger telah diusahakan untuk dapat diaplikasikan ke dalam berbagai budaya oleh
penemunya yaitu Madeleine M. Leininger.
3. Kekuatan utama dari teori ini adalah pentingnya pengenalan budaya dan pengaruhnya terhadap
perawatan pasien.
4. Teori Leininger sangat diperlukan dan membantu dalam praktek keperawatan, serta mendukung
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat perlu memahami norma-norma, dan cara hidup
budaya dari klien sehingga klien dapat mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki cara hidupnya
atau kondisinya.
6. Pemberian informasi mengenai penyakit dan prosedur pengobatan kepada klien/ keluarga klien akan
membantu kelancaran pengobatan.
SARAN :
1. Hendaknya ada pemberian informasi yang jelas dari perawat kepada klien, sehingga tidak ada suatu
penolakan klien dalam pengobatannya.
2. Walaupun klien termasuk orang yang berpendidikan dalam medis, hendaknya klien menerima anjuran
yang diberikan dokter yang menanganinya.
3. Seharusnya perawat lebih memperhatikan kebutuhan klien.
References :
o www.madeleine-leininger.com
o www.fik.ui.edu
o matsum.blogspot.com/2008/05/penerapan-teori-madeleine-leininger
o nursingart.blogspot.com/2008/07/nursing-theory
http://keperawatan-elkiu.blogspot.com/2008/12/model-keperawatan-menurut-medeleine.html