PROPOSAL
oleh
Ertha Nabilah
NIM: 06021181823015
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1.2.1 Untuk mengetahui analisis kebutuhan (need assessment) siswa dan guru
terhadap pengembangan media Webtoon dalam pembelajaran menulis cerita
fantasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 46 Palembang.
1.2.2 Untuk merancang pengembangan media dengan Webtoon pada
pembelajaran cerita fantasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 46 Palembang
1.2.3 Untuk mengetahui kevalidan pengembangan media Webtoon dalam
pembelajaran menulis cerita fantasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 46
Palembang.
2.2.2
Menurut Asyhar (2011: 44-45), media pembelajaran dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Media Visual
Merupakan jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan semata mata dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar
yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatan.
b) Media Audio
Jenis media yang hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.
Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah mengandalkan kemampuan
indera pendengaran.
c) Media Audio Visual
Merupakan jenis media pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan
penglihatan dalam satu proses kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang
mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
d) Multimedia
Merupakan media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara
terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media
teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis , dan
teknologi komunikasi dan informasi.
2.3 Webtoon
2.3.1 Definisi dan Karakteristik Webtoon
Menurut kamus Oxford, (dalam Nuratikah dan Sumardi, 2018: 139)
Webtoon is Ananimated cartoon or series of comic strips published online.
Artinya Webtoon adalah sebuah kartun animasi atau serangkaian strip komik
yang diterbitkan secara online. Secara sederhana, Webtoon dapat diartikan
sebagai komik digital. Webtoon merupakan komik digital yang dikeluarkan
oleh aplikasi Line untuk memenuhi kebutuhan dan kemudahan bagi para
pecinta komik.
Najih (2019: 20) mengemukakan, Webtoon memiliki fitur Jadwal
Harian, Ranking, Genre (10 genre komik), dan Fan Translation. Webtoon
disajikan dalam satu halaman panjang dengan pada setiap chapter/strip.
Penyajian Webtoon juga cenderung colourful, bahkan disertai efek
multimedia berupa cahaya, suara, dan gerak (flash, sound, and movement).
2. Ide Cerita
Karena sifatnya yang imajinatif, ide cerita tidak dibatasi oleh
kehidupan nyata. Ide cerita yang dituangkan dapat berupa irisan
dunia nyata dan dunia imajinasi. Misalnya, cerita mengenai
pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk
mempertahankan tanah leluhurnya dan cerita kehidupan saling
cuek dalam teknologi canggih 100 tahun mendatang.
5. Bersifat Fiktif
Karena ceritanya dibangun dari imajinasi pengarang/penulis,
makan cerita fiksi bukan tergolong kejadian nyata.
6. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam cerita fantasi cenderung variatif,
ekspresif, dan tidak menggunakan bahasa formal.
Selain itu perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah berbeda
materi pembelajaran. Penelitian tersebut mengembangkan Webtoon untuk
membantu siswa dalam belajar Ekonomi, sedangkan penelitian akan
mengembangkan media Webtoon untuk membantu siswa menulis cerita fantasi.
Data dalam penelitian ini akan menggunakan skor persentase angket analisis
kebutuhan peserta didik dan guru, skor angket validasi ahli, dan nilai tes awal dan
tes akhir menulis cerita fantasi peserta didik
Kemudian sumber data penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan peserta
didik dan guru, angket validasi ahli, dan tes awal serta tes akhir cerita fantasi peserta
didik.
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 46 Palembang dengan
total siswa dalam satu kelas yaitu empat puluh orang dengan satu guru Bahasa
Indonesia.
Media yang telah didesain sebelum dilakukan uji coba kepada siswa
kelas VII SMP Negeri 46, akan divalidasi terlebih dahulu. Melalui tahap
validasi, peneliti akan mendapatkan pendapat, komentar, kritik, dan saran dari
validator melalui pengisian angket. Setelah dilakukan validasi, akan
dilakukan revisi produk.
Berikut ini lembar validasi ahli untuk ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
media.
Catatan:
Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju =4
Ragu-Ragu =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju = 1
No. Pernyataan SS S R TS STS
Materi
1. Media sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan materi
2. Materi media sesuai dengan KI dan
KD
3. Materi terkini
4. Media bersifat edukatif
5. Materi media mudah dipahami
6. Materi media mendorong minta baca
Bahasa
7. Bahasa yang digunakan dalam media
mudah dipahami
8. Kalimat singkat, jelas, dan padat
9. Tidak ada kerancuan kalimat
10. Bahasa dalam media bersifat
komunikatif
11. Ketepatan ejaan dan penulisan istilah
12. Ketetapan tanda baca
Media
13. Tampilan media tidak terlalu ramai
14. Tampilan media memudahkan
pembaca untuk menggunakannya
15. Ketepatan tata letak media
16. Gaya huruf mudah dibaca
17. Huruf tidak terlalu beragam
18. Pemilihan warna dan desain tepat
Draf media yang digunakan oleh siswa dan guru, perlu dilakukan penilaian
untuk dijadikan acuan untuk merevisi produk.
Berikut adalah tabel angket untuk respons dari guru dan siswa terhadap media:
Skor
No. Aspek
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian judul dengan isi cerita fantasi
2. Kesesuaian alur dengan komik
3. Pengenalan tokoh, peristiwa yang dialami
tokoh, dan latar peristiwa itu terjadi sesuai
cerita komik (orientasi)
4. Pemunculan konflik, peningkatan konflik,
klimaks sesuai cerita komik, kemenarikan
(komplikasi)
5. Penyelesaian konflik, akhir cerita dari
pengarang atau pembaca menebak sendiri,
kemenarikan penyelesaian (resolusi)
6. Amanat (tersurat atau tersirat)
7. Penulisan ejaan dan huruf kapital
8. Diksi
5= Sangat Baik
4= Baik
3= Cukup
2= Kurang
1= Sangat Kurang
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Teknik Analisis Data Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik dan
Guru
Jawaban angket analisis kebutuhan peserta didik dan guru Bahasa Indonesia
akan dikonversikan dalam bentuk persentase untuk dijadikan pertimbangan
peneliti, seperti berikut:
Data angket validasi ahli dengan skala Likert 1-5, kemudian akan
dikonversikan dalam ukuran kelayakan yang dikemukakan Widyoko (dalam
Hakim, 2017: 51-52) seperti di bawah ini:
Skor tertinggi: 5
Skor terendah: 1
Jumlah klasifikasi: 5
Jarak interval: (5-1)/5= 0,8
Skor tertinggi: 5
Skor terendah: 1
Jumlah klasifikasi: 5
Jarak interval: (5-1)/5= 0,8
Rentang Skor Rata-Rata Klasifikasi
>4,2 – 5 Sangat Baik
>3,4 – 4,2 Baik
>2,6 –3,4 Kurang Baik
>1,8 – 2,6 Tidak Baik
1 – 1,8 Sangat Tidak Baik
Setelah didapat data kualitatif ukuran sangat baik sampai sangat tidak baik,
peneliti akan memberikan deskripsi dan menarik kesimpulan. Untuk data kualitatif
berupa saran dan komentar dari guru dan peserta didik, peneliti akan
mengklasifikasikan saran dan/atau komentar yang mirip, mendeskripsikan, lalu
menarik kesimpulan.
40
Setelah nilai siswa terkumpul, kemudian nilai siswa dimasukkan dalam perhitungan
SPSS Descriptive Statistics untuk mengetahui nilai rata-rata siswa pada tes awal
dan nilai rata-rata tes akhir setelah menggunakan media Webtoon. Tahap ini
dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan peserta didik dalam
menulis cerita fantasi.
Harsiati, Titik. Agus Trianto, dan E. Kosasih. 2017. Bahasa Indonesia Kelas VII
SMP/MTS Edisi Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
Najih, Ahmad. (2019). Media Komik Digital Berbasis Webtoon Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Perancis untuk Keterampilan Membaca Siswa Kelas
XI dengan Tema La Vie Quotidienne. Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
2009.. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/39942/