Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pel
Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pel
Ni Putu Raka Wirati1, Ni Made Nopita Wati2, Ni Luh Gede Intan Saraswati3
1 RSUD Wangaya Denpasar, Bali
2,3 Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Wiramedika Bali
Corresponding author:
Ni Made Nopita Wati
ners.pita@gmail.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020
DOI: http://dx.doi.org/10.26594/jkmk.v3.i1.468
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 9
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 10
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 11
yang dialami oleh individu akan berinteraksi dengan orang lain(Asi, 2013).
mempengaruhi pelayanan keperawatan Ketika mengalami exchaution, mereka akan
yang diberikan kepada pasien (Pangastiti, merasakan energinya terkuras habis dan
2011). Hasil penelitian didapatkan sejalan ada perasaan “kosong” yang tidak dapat
tentang burnout di RSUD Wangaya oleh diatasi lagi (Hardiyanti, 2013).
(Topan, 2018) menunjukkan perawat yang
mengalami burnout pada tingkat sedang Dimensi Depersonalization
sebanyak 75 orang (56,8%) dari 132 (Depersonalisasi) burnout, yang paling
responden. banyak jawaban responden “selalu”
didapatkan adalah pada item pertanyaan
Hasil penelitian berdasarkan dimensi yaitu bekerja dengan tidak sepenuh hati,
burnout, yaitu pada dimensi Exhaustion sebanyak 8 orang (4,8%) Hal tersebut
(Kelelahan) burnout, yang paling banyak menunjukkan bahwa pada
jawaban responden “selalu” didapatkan depersonalization atau sinis, yang banyak
adalah pada item pertanyaan yaitu stress diungkapkan dengan perasaan bekerja
dengan pekerjaan saya, sebanyak 52 orang dengan tidak sepenuh hati. Responden yang
(31,5%). Stress merupakan gejala dari menjawab “sering” yaitu pada pertanyaan
burnout yang berhubungan dengan dimensi pasien selalu minta untuk diperhatikan
exhaustion. Stress kerja banyak terjadi pada sebanyak 80 orang ( 48,5%), tidak peduli
para pekerja disektor kesehatan seperti dengan apa yang terjadi pada pasien saya
perawat, karena tanggung jawab tehadap sebanyak 44 orang ( 26,7%), bekerja
manusia dan tingginya tuntutan terhadap dengan tidak sepenuh hati sebanyak 30
pekerjaan, inilah yang menyebabkan orang (18,2%), memperlakukan pasien
perawat rentan mengalami stress sebagai objek yang tidak perlu dipahami
(Prestiana & Purbandini, 2012). Hal ini secara personal sebanyak 28 orang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan (17,0%). Perilaku tersebut diperlihatkan
oleh Yana, dimana sebanyak 45, 8% sebagai upaya melindungi diri dari
perawat di RSUD Pasar Rebo mengalami perasaan kecewa, karena penderitaannya
stress tinggi. National Safety Council (NSC) menganggap bahwa dengan berprilaku
mengatakan bahwa burnout akibat stress seperti itu maka mereka akan aman dan
kerja dan beban kerja yang paling umum, terhindar dari ketidakpastian dalam
gejala khusus pada burnout ini antara lain pekerjaan (Hardiyanti, 2013). Hasil
kebosanan, depresi, pesimisme, kurang penelitian tentang dimensi depersonalisasi
kosentrasi, kualitas kerja buruk, pada burnout diungkapkan oleh (Saputri,
ketidakpuasan, keabsenan dan kesakitan 2017) yang mengungkapkan bahwa
atau penyakit (Dale, 2011). Responden yang burnout dimensi depersonalisasi pada
menjawab ”sering” yaitu pada item pekerja gudang dan lapangan di rumah sakit
pertanyaan lelah saat bangun pagi hari dari 70 responden sebanyak 32 orang
sebanyak 85 orang (51,5%), otot leher (45,7%) yang mengungkapkan
terasa tegang sebanyak 90 orang (54,5%), depersonalisasi dan sebanyak 38 orang
kurang beristirahat sebanyak 96 orang (54,3%) yang tidak.
(58,2&), tegang pada daerah bahu sebanyak
80 orang (48,5%), tertekan setiap hari Dimensi Dismished personal
terhadap pekerjaan saya sebanyak 66 orang accomplishment (Rendahnya penghargaan
(40,0%). Hal ini menunjukkan bahwa terhadap diri sendiri) burnout, yang paling
perawat mengalami kelelahan fisik dan banyak jawaban responden “selalu”
emosional karena perasaan lelah didapatkan tidak ada yang menjawab selalu,
mengakibatkan perawat merasa kehabisan sedangkan yang paling banyak menjawab
energi dalam bekerja sehingga timbul “sering” pada item pertanyaan yaitu belum
perasaan enggan untuk melakukan mampu memberikan pengaruh positif
pekerjaan baru dan enggan untuk terhadap kehidupan orang lain, sebanyak
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 12
47 orang (28,5%), kurang memiliki Hal ini sesuai dengan penelitian (Winardi,
kemampuan cukup dalam merawat pasien 2011) yang menyatakan bahwa motivasi
sebanyak 37 orang ( 22,4%), tidak percaya merupakan proses psikologis yang
dalam bekerja sebanyak 33 orang ( 20,0%). mencerminkan interaksi antar sikap,
Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang
rendahnya penghargaan terhadap diri terjadi pada diri seseorang. Motivasi
sendiri paling banyak diungkapkan oleh sebagai proses psikologi timbul diakibatkan
responden berupa belum mampu oleh faktor intrinsik atau dalam diri sendiri
memberikan pengaruh positif terhadap dan faktor ekstrinsik atau dari luar
kehidupan orang lain. Perawat cenderung seseorang. Faktor- faktor yang
memberikan evaluasi negatif terhadap diri mempengaruhi tinggi dan rendahnya
sendiri. Perasaan tidak berdaya, tidak lagi motivasi kerja perawat, yaitu faktor internal
mampu melakukan tugas dan menganggap dan eksternal. Faktor internal meliputi
tugas-tugas yang dibebankan terlalu kematangan pribadi, tingkat pendidikan,
berlebihan sehingga tidak sanggup lagi kebutuhan, kelelahan dan kebosanan,
menerima tugas yang baru muncul sedangkan faktor eksternal, antara lain
(Hardiyanti, 2013). Hasil penelitian kondisi lingkungan, kompensasi, supervisi,
(Andarini, 2018) tentang analisis faktor karir, status dan tanggung jawab, serta
penyebab burnout syndrome perawat di peraturan yang ada di instansi tempat
Rumah Sakit Petrokimia Gresik pada bekerja
dimensi Dismished personal accomplishment
(Rendahnya penghargaan terhadap diri Kinerja seorang perawat yang bekerja di
sendiri) didapatkan rata-rata adalah rumah sakit, akan dipengaruhi oleh
sedang, sehingga pada akhirnya memicu motivasi kerjanya. Menurut (Nursalam,
timbulnya penilaian rendah terhadap 2011) motivasi dan kemampuan
kompetensi diri dan pencapaian melaksanakan tugas merupakan unsur
keberhasilan diri. utama didalam kinerja seorang perawat,
penampilan kerja adalah akibat interaksi
Hasil penelitian didapatkan sejalan tentang antara kemampuan melaksanakan tugas
burnout oleh penelitian (Wantara, 2017) di merupakan unsur tugas dan motivasi.
IGD RSUD Buleleng menyebutkan bahwa Kemampuan melaksanakan tugas
burnout perawat pada tingkat sedang merupakan unsur utama didalam menilai
sebanyak 27 orang (73%). kinerja seseorang tetapi tanpa didukung
oleh adanya suatu kemauan dan motivasi,
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan maka tugas tidak akan dapat diselesaikan.
bahwa motivasi kerja perawat pelaksana,
didapatkan sebanyak 3 orang (1,8%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila
dengan motivasi lemah, sebanyak 67 orang burnout perawat rendah, maka motivasi
(40,6%) dengan motivasi sedang dan kerja perawat kuat dengan kekuatan
sebanyak 95 orang (57,6%) dengan korelasi sedang. Hasil penelitian ini sejalan
motivasi kuat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penelitian(Suharti & Daulima,
sebagian besar motivasi kerja perawat 2013) mengungkapkan bahwa ada
pelaksana dikategorikan motivasi kuat. hubungan antara burnout dengan kinerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil perawat di Rumah Sakit Metropolita
penelitian yang dilakukan oleh Pitasari Medical Centre Jakarta (p=0,018). Didukung
(2017), menunjukkan bahwa dari 34 oleh penelitian (Tawale, Budi, & Nurcholis,
responden perawat, didapatkan sebanyak 2011) menunjukkan bahwa ada hubungan
15 responden (44,1%) dengan motivasi yang negatif antara motivasi kerja perawat
kerja yang dikategorikan tinggi. dengan kecenderungan mengalami burnout
pada perawat di RSUD Serui Papua
(p=0,000, r=0,526).
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 13
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 3 No 1, Mei 2020/ page 8-14 14
Ni Made Nopita Wati / Hubungan Burnout Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana