Anda di halaman 1dari 16

PARADIGMA BARU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

KONSEP, PRAKTEK, DAN PERMASALAHANNYA

Anung Haryono
pakanung@yahoo.com

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 2015
Jakarta 13630, Indonesia

A. PENDAHULUAN pengetahuan dalam abad teknologi ini


sekarang masih berlaku? Kalau seorang
1. Latar Belakang Masalah
guru tidak berhasil dalam menanamkan
Banyak kritik dilakukan oleh orang tua, pengetahuan kepada siswa apakah guru itu
masyarakat, dan para pakar pendidikan sudah dianggap menyelesaikan tugasnya
mengenai proses belajar dan mengajar yang mengajar?Apakah kriteria keberhasilan
terjadi di sekolah. Misalnya selama mengajar?Pandangan bahwa mengajar yang
mengikuti pelajaran di sekolah, menurut hanya terbatas pada menyampaikan ilmu
mereka siswa menjadi bosan karena siswa pengetahuan itu, dianggap sudah tidak
hanya diminta duduk manis sebagai sesuai lagi dengan keadaan.
pendengar, siswa harus mendengarkan Berikut adalah perbandingan
materi pelajaran yang bersifat hafalan. kecenderungan belajar menurut paradigma
Tugas siswa hanya mendengar, berusaha (pola pikir) lama dan baru.
memahami, menginat, dan menggunakan
yang pernah dijelaskan oleh gurunya bila Paradigma lama berbasis Paradigma baru berbasis
content (isi pelajaran) activity (aktivitas)
diperlukan. Kemampuan yang diperoleh * Mementingkan segi * Mementingkan segi
siswa dengan mengikuti pelajaran di sekolah kognitif/hafalan kognitif, fisik dan
hanyalah kemampuan mengungkapkan * Tidak bersemangat dan emosional
muram * Antusias dan hidup
kembali (mereproduksi) sesuatu * Guru memberi, siswa * Guru adalahfasilitator,
pengetahuan yang pernah diterima dari menerima pendamping siswa
orang lain.Seorang siswa yang saat diberi * Guru bersifat otoriter * Suasana demokratis
* Verbal * Multiinderawi
penjelasan mengenai sesuatu konsep, * Hasil belajar diukur * Hasil belajar diuku
procedure, atau prinsip dapat dengan tes dengan tes dan non-tes
memahaminya, kemudian dapat * Proses belajar bersifat * Proses belajar bersifat
individualistis bekerja sama
mengingatnya dengan baik, dan bila (Sumber: Metode pembelajaran dengan pendekatan
sewaktu-waktu diperlukan anak tersebut kontestual, Buku Penatar, 2005).
dapat mengungkapkannya kembali atau
menggunakannnya dalam kehidupan sehari- Perubahan proses pembelajaran yang
hari, anak itu dipandang sebagai anak yang diharapkan oleh paradigm baru: Proses
pandai. Banyak pakar pendidikan yang pembelajaran harus berorientasi kepada
menyarankan supaya diadakan perubahan siswa. Fokus pembelajaran diletakkan pada
penekanandalam proses pembelajaran dari proses pembentukan pengetahuan dan
proses mendengarkan penjelasan pemahaman arti oleh siswa sendiri, siswa
gurumenjadi proses belajar secara aktif. diberi kesempatan untuk menemukan
Tugas guru perlu diubah dari mengajar pengetahuan sendiri, memahami makna dari
menjadi mengelola proses pembelajaran. H gejala-gejala yang ada dilingkungan
Wina Sanjaya (2006) bertanya apakah hidupnya sendiri dan menyimpannya
mengajar sebagai proses menanamkan sebagai pengetahuan, dan sewaktu-waktu

171
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

diperlukan dapat menggunakan B. Tinjauan Pustaka


pengetahuannya itu dalam menghadapi
A. Teori Belajar yang Melandasi Paradigma
persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.
Baru Strategi Pembelajaran
Menurut Tim Penatar Metodologi
Menurut Rothwell dan Khazanah (1992)
Pembelajaran Dengan Pendekatan
ada dua teori belajar yang berbeda yang
Kontekstual, pembelajaran harus dikemas
mempengaruhi proses pembelajaran,
menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
Reception Learning Theory dari Aussuble
“menerima“ pengetahuan. Dalam proses
dan teori discovery learning/inquiry
pembelajaran siswa diharapkan membangun
learning/inductive learning yang di landasi
sendiri pengetahuan mereka melalui
Constructivism Learning Theory dari Piaget
keterlibatan aktif dalam proses
dan Bruner
pembelajaran. Senada dengan hal tersebut,
1. Teori reception learning dari Ausubel
menurut Lestari (2014-2015) salah satu
Teori belajar Ausubel
alasan pengembangan kurikulum 2013
(http://www.indiana.edu/p540)O/p540su
adalah perlunya perubahan proses
mmer2004/540summer2004online/unit4.
pembelajaran dari siswa diberitahu menjadi
html Comment:joalxan@indiana.edu)
siswa mencari tahu.
menyatakan bagaimana guru dan
Menurut paradigma baru, dalam proses
pengembang pembelajaran dapat
pembelajaran guru harus menyediakan atau
menggunakan cara terbaik dalam
dapat menciptakan kegiatan yang
mengatur kondisi yang dapat membantu
memberikan kesempatan kepada siswa
proses belajar siswa. Menurut Ausubel
untuk menemukan sendiri atau memahami
pengetahuan itu diatur secara hirarchis
sendiri pengetahuan atau informasi yang
sehingga informasi baru yang diperoleh
dijumpai dari lingkungannya.
siswa akan bermakna kalau dia dapat
Berdasarkan uraian di atas penulis
dihubungkan (ditempelkan, dilampirkan,
sebagai orang yang pekerjaannya mengajar
digantungkan) pada sesuatu yang telah
atau mengelola proses pembelajaran
diketahui siswa.
berkeinginan membahas mengenai
Ausubel menekankan bahwa meaningful
perobahan pandangan tersebut dan
learning itu bukan belajar dengan
penerapannya dalam proses pembelajaran
menghapal atau mengingat-ingat;
yang harus kita lakukan.
menurut Ausubel reception learning
atau belajar melalui informasi yang
2. Rumusan Masalah
diterima oleh learner itu berbeda dengan
1. Apakah teori belajar yang melandasi discovery learning.Dalam hal ini
strategi pembelajaran yang berpusat Ausubel berpendapat bahwa discovery
pada guru dan yang berpusat pada learning itu benar, tetapi teori ini
siswa? (discovery learning) tidak efficient.
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang Process belajar bermakna.(The process
berpusat pada siswa dilakukan? of meaningful learning).
3. Adakah persoalan yang dihadapi dalam
melaksanakan strategi pembelajaran Ausubel1960(http//steinhardtapps.es.its.
yang berpusat pada siswa? nyu.edu./create/courses/2174/slides/217
4. Bagaimana mengatasi persoalan- 4/slides/2174-07.pdf) berpendapat
persoalan tersebut supaya pelaksanaan bahwa ada empat langkah belajar yang
pendidikan di Indonesia berjalan lebih harus dilalui supaya belajar bermakna.
baik? a. Derivative subsumption. Hal ini
menjelaskan suatu situasi yang
mengandung pengertian bahwa

172
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

informasi baru yang sedang kita hal ini memperkaya konsep dengan
pelajari merupakan suatu contoh dari konsep yang lebih tinggi.
suatu konsep yang telah kita pelajari. c. Superordinate learning. Marilah kita
Marilah kita buat sebuah contoh bayangkan bahwa kita mengenal
bahwa kita mendapat konsep dasar dengan baik pohon maple, pohon
seperti”pohon”. Kita mengetahui oak, pohon apel, dan selajutnya,
bahwa sebuah pohon mempunyai tetapi kita tidak tahu, bahwa semua
akar, batang, cabang, daun hijau, dan pohon tadi merupakan contoh dari
mungkin memiliki buah, pohon deciduous trees. Kita baru
tersebut setelah dewasa mengetahui hal tersebut setelah
kemungkinan tingginya sekitar 12 diberi tahu orang. Dalam hal ini, kita
inci. Sekarang kita akan mempelajari sudah mengenali banyak contoh dari
sebuah pohon yang belum pernah konsepnya, tetapi kita tidak
kita lihat, misalnya pohon kesemek mengetahui konsep itu sampai
(persimmon) yang sesuai dengan konsep tersebut diajarkan kepada
pengertian kita sebelumnya tentang kita. Ini disebut superordinate
pohon. Pengetahuan kita yang baru learning.
mengenai pohon kesemek kita d. Combinatorial learning. Tiga proses
lampirkan pada pengertian pohon belajar yang pertama semuanya
tanpa mengubah secara subsantstial melibatkan informasi yang
dengan cara apapun. Pohon kesemek “dilekatkan” pada hirarkhi yang ada
tentu juga mempunyai akar, batang, diatas atau dibawah pengetahuan
cabang, daun hijau, memiliki buah, yang telah diperoleh sebelumnya.
tingginya mungkin 12 inci. Cara Combinatorial learning itu berbeda,
belajar seperti ini oleh pengikut teori teori ini menggambarkan suatu
Ausubel dikatakan bahwa kita telah proses yang menunjukkan bahwa
belajar mengenai pohon kesemek gagasan baru berasal dari gagasan
melalui proses derivative lain yang tidak lebih tinggi maupun
subsumption. lebih rendah dalam urutan hirarkhi,
b. Correlative subsumption. Sekarang tetapi ada di tingkat yang sama (pada
marilah kita misalkan kita “cabang yang berbeda” tetapi
dihadapkan pada jenis pohon baru berkaitan). Kita dapat menamainya
yang mempunyai daun berwarna belajar sebagai analogi. Sebagai
merah, bukannya hijau seperti contoh, untuk mengajar seseorang
biasanya. Supaya kita dapat mengenai penyerbukan (pollination)
mewadahi (memberikan tempat) dalam tumbuhan, kita dapat
pada informasi ini, kita harus menghubungkannya dengan
mengubah atau memperluas konsep pengetahuan yang siswa peroleh
kita tentang pohon dengan sebelumnya yaitu bagaimana telur
memasukkan kemungkinan adanya ikan dibuahi.
pohon yang daunnya tidak selalu Implikasi teori belajar Ausubel
hijau tetapi ada juga pohon berdaun terhadap proses pembelajaran
merah. Kita telah mempelajari jenis Teori belajar Ausubel pada saat ini
baru dari pohon melalui proses yang kurang digemari orang, mungkin
disebut correlative subsumption. yang menjadi penyebabnya adalah
Proses belajar correlative karena teorinya merupakan cara
subsumption ini lebih “bernilai”dari belajar yang menyebabkan siswa
pada derivative subsumption, karena berperan pasif, yang terbiasa

173
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

menerima terutama pengetahuan aliran konstruktivisme ini, maka kita


secara verbal yang telah perlu percaya bahwa tidak ada
direncanakan oleh guru tanpa banyak pengetahuan “di luar sana” yang
memberi kesempatan siwa supaya terlepas dari penggagasnya
memahami sendiri yang dipelajari. (independent of the knower), yang ada
hanyalah pengetahuan (knowledge)
2. Teori Belajar Konstruktivisme yang dikonstruksi untuk si belajar
(Constructivism Learning Theory). sendiri pada saat dia mempelajarinya.
Teori belajar konstrutivisme ini diangga Serupa dengan pendapat Hein, Giesen
pdapat mengubah pandangan yang (2004) mengatakan bahwa orang belajar
mengatakan bahwa belajar itu itu mengkonstruksi pemahaman dan
merupakan proses menerima pengetahuan mengenai dunia melalui
pengetahuan yang dijelaskan oleh guru pengalamannya dan perenungannya
kepada siswa menjadi pandangan bahwa (reflecting) terhadap pengalamannya itu.
belajar itu suatu proses yang dilakukan Dia juga menambahkan bahwa
siswa secara aktif untuk membangun belajar adalah proses aktif, pengetahuan
pemahaman sendiri atau membangun dibangun dari pengalaman, belajar
pengetahuannya sendiri? Menurut adalah penafsiran personal (personal
Bruner (http://carbon.cudenver.edu/- interpretation) mengenai dunia.
mryder/ict/construtuvism.html) belajar Menurut Gray (2007), pembelajaran
terjadi bila siswa memilih dan konstruktivisme dilandasi kepercayaan
mentransformasi informasi, menyusun bahwa proses belajar terjadi pada saat
hypothesis, dan membuat keputusan, dan siswa secara aktif terlibat dalam
pemahaman mengenai makna dari pembentukan arti/ makna (meaning) dan
sesuatu atau pengalaman yang dijumpai pembentukan pengetahuan (knowledge)
dalam hidupnya. bukannya pada saat siswa secara pasif
menerima informasi. Pembelajaran
Menurut Hein (1991) konstruktivisme mendorong kemampuan
http://www.exploratorium.edu/ifiarchiev berpikir kritis dan menimbulkan
e/research/- motivasi dan terciptanya sikap
construtuvistlearning.htmlbelajar kemandirian belajar pada diri
menurut teori konstruktivisme adalah siswa.Siswa menjadi mandiri dalam
belajar dengan mengkonstruksi sendiri belajar(independent learners).
pengertian atau pemahaman mengenai Piaget (1977) dalam Gray
lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain (2007)menekankan bahwa belajar terjadi
dalam belajar siswa membangun melalui pembentukan arti secara aktif,
pengertian dan pengetahuannya sendiri. bukannya dengan cara menerima
Akibat yang dramatis dari pandangan ini pengetahuaan dari orang lain. Menurut
ada dua hal: dia, bila kita sebagai orang yang sedang
a. Kita sebagai pendidik dalam belajar, menjumpai pengalaman atau
mengelola pembelajaran harus situasi yang bertentangan dengan pola
terfokus kepada siswa, bukan pada pikir kita saat ini, terjadilah suatu
materi pelajaran yang harus keadaan yang disebut disequilibrium
disampaikan atau diajarkan. atau ketidak seimbangan dalam pikiran
b. Tidak ada pengetahuan yang terlepas kita. Dalam keadaan seperti itu, kita
dari arti yang dikonstruksi oleh siswa harus mengubah pola pikir kita untuk
atau kelompok siswa dari pengalaman mengembalikan kondisi keseimbangan
mereka.Menurut Hein, kalau kita ikuti atau equilibrium dalam diri kita.Dalam

174
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

mengembalikan keseimbangan itu kita persepsi yang sesuai dengan pola


berusaha memberi makna pengalaman yang serupa.
baru itu dengan mengasosiasikannya c. Tindakan yang paling krusial dalam
dengan pengetahuan atau pengalaman mengkonstruksi pengertian adalah
yang telah kita miliki, yaitu dengan aktivitas mental: belajar terjadi
berusaha untuk mengasimilasikan dalamn pikiran siswa. Tindakan
pengetahuan baru dengan pengetahuan phisik, pengalaman menggunakan
yang telah kita miliki. keterampilan itu perlu dalam proses
Bila kita tidak dapat melakukannya, belajar terutama bagi anak tetapi itu
menurut Piaget, kita harus belum cukup; kita sebagai guru perlu
mengakomodasikan informasi atau menyediakan kegiatan yang
pengalaman baru itu dengan pola pikir melibatkan pikiran maupun tangan
kita yang lama dengan menyusun (menurut Hein kegiatan yang
kembali pengetahuan kita sekarang ke melibatkan pikiran itu oleh Dewey
tingkat kemampuan berpikir yang lebih disebut kegiatan reflektif).
tinggi. d. Belajar itu melibatkan bahasa:
Hein (1991) memberikan sejumlah) bahasa yang kita gunakan
prinsip belajar yang perlu selalu kita mempengaruhi proses belajar itu.
ingat dalam kita menjalankan tugas kita Pada tingkat empiris para peneliti
sebagai guru. telah mencatat bahwa orang
a. Belajar adalah proses yang aktif berbicara pada dirinya sendiri pada
yang dilakukan siswa yang saat sedang belajar. Pada tingkat
menggunakan masukan sensoris yang lebih umum, terdapat
(persepsi yang diperoleh melalui kumpulan argument dan argument
indera) dan kemudian yang paling kuat diberikan oleh
mengkonstruksi atau memberikan Vigotsky, bahwa bahasa dan belajar
makna padanya. Siswa yang aktif itu merupakan jalinan yang tak
(menurut istilah Dewey) akan terpisahkan.
melakukan sesuatu dalam e. Belajar adalah aktifitas social: apa
memberikan makna itu; bahwa yang kita pelajari berhubungan
belajar bukan hanya menerima sangat erat dengan hubungan kita
sacara pasif pengetahuan “yang ada dengan orang lain, dengan guru kita,
di luar diri siswa”, tetapi belajar itu teman kita, keluarga kita, maupun
perlu melibatkan diri siwa dalam kenalan-kenalan yang bertemu
mengenali dunia. secara kebetulan, termasuk juga
b. Siswa belajar bagaimana cara belajar orang-orang yang kebetulan
(learn how to learn) pada saat dia berdekatan dengan kita. Kita
belajar: belajar itu mengkonstruksi nampaknya akan lebih berhasil
pengertian dan juga mengkonstruksi dalam usaha kita mendidik bila kita
sistem pengertian. Contohnya, bila mengenali prinsip ini. Menurut Hein
siswa mempelajari urutan (1991), Dewey mengatakan bahwa
(chronology) tanggal terjadinya banyak pendidikan tradisional
peristiwa sejarah, secara simultan mengarah pada usaha untuk
siswa mempelajari juga arti ururtan memisahkan siswa dari semua
atau chronology itu. Setiap arti yang interaksi social, dan berusaha
dikonstruksi siswa akan melihat pendidikan sebagai
menyebabkan siswa itu lebih mampu hubungan antara siswa dengan obyek
memberikan makna terhadap yang dipelajarinya. Sebaliknya

175
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

pendidikan progressive (menurut melihat kembali gagasan-gagasan


istilah Dewey) mengakui aspek yang lalu, memikirkan dengan hati-
social dari proses belajar dan hati, menguji cobakan, bermain
menggunakan percakapan, interaksi dengannya dan menggunakannya.
dengan orang lain, dan penerapan Proses itu tidak dapat berlangsung
pengetahuan sebagai aspek integral selama 5-10 menit. Kalau kita
dari belajar. merenungkan (reflect) sesuatu yang
f. Belajar bersifat kontekstual: kita telah kita pelajari kita akan
tidak mempelajari fakta dan teori menyadari atau merasakan bahwa
yang hanya ada dalam pikiran kita hal tersebut merupakan produk dari
yang bersifat abstrak dan terpisah pemaparan (exposure) dan pemikiran
dengan bagian lain dari kehidupan ulang yang pernah kita lakukan.
kita: kita belajar dari lingkungan kita Bahkan atau terutama, pada saat kita
yang ada hubungannya dengan hal- merenungkan pengetahuan yang
hal lain yang kita ketahui, yaitu dalam, hal tersebut perlu melacaknya
berhubungan dengan apa yang kita kembali melalui persiapan yang
percayai, dengan apa yang kita lebih lama.
curigai, dan dengan apa yang kita i. Motivasi merupakan komponen
takuti.Kalau kita renungkan, penting (key component) dalam
semuanya menjadi jelas bahwa point belajar. Hal tersebut bukan hanya
ini sesungguhnya merupakan akibat berarti bahwa motivasi itu membantu
wajar dari gagasan bahwa belajar itu dalam proses belajar, tetapi motivasi
aktif dan bersifat social. Kita tidak itu sangat diperlukan dalam proses
dapat memisahkan apa yang kita belajar.
pelajari dari hidup kita.
g. Orang perlu memiliki pengetahuan B. Teori Belajar dalam Proses
untuk belajar: kita tidak mungkin Pembelajaran
mengasimilasikan pengetahuan baru Strategi pembbelajaran dipilih untuk
tanpa mempunyai struktur yang merancang proses pembelajaran yang
dikembangkan dari pengetahuan efektif. Strategi pembelajaran
sebelumnya sebagai landasannya. berhubungan erat dengan teori belajar.
Makin banyak kita memiliki Menurut Rothwell dan Kazanas (1992)
pengetahuan makin banyak kita teori reception learning dan teori
dapat belajar. Karena itu setiap usaha constructivism learning mendorong
untuk mengajar harus dihubungkan timbulnya strategi pembelajaran yang
dengan kondisi siswa yang belajar, berbeda.
waktu mengajar kita harus Strategi pembelajaran memikirkan
menyediakan jalan supaya siswa mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dapat memahami hal baru dicapai, isi pelajaran yang perlu dipelajari
berdasarkan pengetahuan yang telah siswa, dan bagaimana cara siswa
dimiliki sebelumnya. Karena itu mempelajarinya.
guru saat mengajar perlu mengetahui Kalau kita menyusun strategi
pengetahuan atau kemampuan awal pembelajaran hasilnya meliputi tujuan
siswa. pembelajaran (kompetensi) yang akan
h. Belajar itu memerlukan waktu: dicapai dan isi pelajaran yang perlu
belajar bukan proses yang bersifat dipelajari, metode pembelajaran yang akan
instant. Dalam mempelajari sesuatu digunakan, kegiatan atau pengalaman
yang penting (significant) kita perlu belajar siswa yang perlu dialami, media

176
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

pembelajaran yang digunakan, dan alokasi menengah sebagian besar pertanyaan


waktu untuk setiap langkah pembelajaran. berkisar pada tingkat kemampuan
1. Teori reception learning mendorong berpikir C1, C2, dan C3.Pertanyaan
timbulnya proses teacher centered yang menguji tingkat kemampuan
instruction. Guru aktif merancang dan berpikir lebih tinggi (C4, C5, dan C6)
menyampaikan pengetahuan kepada jumlahnya lebih sedikit.
siswa. Siswa menerima pengetahuan
secara pasif. 2. Teori belajar konstruktivisme
Strategi pembelajaran berdasarkan teori (constructivism learning theory)
reception learning adalah sebagai mendorong timbulnya proses students
berikut: centered instruction. Dalam proses
a. Belajar berpusat pada proses pembelajaran ini siswa aktif membangun
komunikasi. pengetahuannya sendiri, kalau
b. Belajar terjadi bila siswa mendapatkan informasi atau
diperkenalkan dengan benda atau pengetahuan baru siswa berusaha untuk
peristiwa yang ada di menemukan sendiri maknanya. Dengan
lingkungannya: fakta, konsep, kata lain siswa belajar secara aktif
procedure, atau prinsip-prinsip. bukan sekedar menerima pengetahuan
c. Belajar terjadi melalui proses yang dijelaskan oleh guru.
menerima informasi, memahami, Proses belajar terjadi dalam pikiran
dan menggunakannya. siswa, pengetahuan dan pengertian
d. Proses pembelajaran dapat dilakukan dibentuk dengan mengasimilasikan
melalui empat langkah sebagai pengetahuan baru dengan pengetahuan
berikut: lama yang telah dimiliki siswa. Dalam
1) Memberikan informasi prosess pembelajaran seperti ini siswa
(menjelaskan) dan memberi diberi kesempatan untuk membangun
contoh. sendiri pengetahuannya.
2) Menjajagi apakah siswa mengerti
dan ingat mengenai informasi Dalam tulisan yang berjudul active-
yang diperolehnya. learning theory (Bonwell dan Elison dalam
3) Memberikan kesempatan kepada Moore, 1991)
siswa untuk mempraktekkannya http://www.asa3.org/ASA/education/teach.h
atau menggunakannya. tm dipertanyakan kegiatan seperti apakah
4) Memberikan kesempatan kepada yang dapat disebut belajar aktif itu dan
siswa untuk menggunakannya kapan terjadinya? Jawabannya, bilamana
dalam situasi kehidupan nyata siswa mendapat pengalaman yang
atau untuk memecahkan merangsang aktifitas mental yang mengarah
persoalan dalam kehidupan terjadinya belajar bermakna,maka
nyata. pengalaman itu telah membuat siswa
Dalam proses pembelajaran seperti belajar secara aktif. Belajar aktif secara
ini tingkat kemampuan berpikir siswa mental dapat terjadi dalam berbagai
yang dikembangkan, kalau dilihat dari aktivitas pikiran yang luas, yang terentang
taksonomi Bloom, terutama adalah mulai dari belajar langsung (berkaitan
tingkat kemampuan mengetahui (C1), dengan gagasan yang disajikan dalam web,
kemampuan memahami (C2), dan buku, bahan kuliah, video, tv atau siaran
kemampuan menggunakan atau radio) sampai belajar melalui penemuan
mengaplikasikan (C3).Karena itu dalam (seperti dalam percobaan dan kemudian
soal ujian tingkat pendidikan dasar dan peneliti mencari informasi mengenai yang

177
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

telah diamati dalam eksperimen itu), atau sendiri? Banyak guru yang berkata,
dalam suatu perancangan (design) proyek dijelaskan saja mereka sering kali tidak
atau hal lain yang berkaitan dengan dapat memahami dengan baik makna dari
pemecahan masalah yang sulit karena pengetahuan tersebut, dapatkah mereka
pelajaran sukar djelaskan baik secara menemukan sendiri pengetahuannya?
langsung maupun melalui penemuan Untuk menjawa pertanyaan-pertanyaan
(discovery).Semua aktifitas yang seperti itu penulis mencoba mencari
merangsang pikiran (all thought stimulating jawaban dari contoh yang sederhana.
activities) dapat menimbulkan belajar aktif, 1. Dapatkah siswa SD mengkonstruksi atau
baik aktifitas itu melibatkan aktifitas fisik membangun pemahaman atau
maupun tidak. pengetahuannya sendiri? Pengikut aliran
Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) konstruktivisme percaya sepenuhnya
strategi pembelajaran berdasarkan teori mengenai hal itu. Tugas guru adalah
belajar konstruktivisme (constructivism membantu siswa dengan menciptakan
learning theory) dapat berlangsung sebagai kegiatan yang dapat merintis jalan
berikut: kearah penemuan pengetahuan itu
a. Belajar itu merupakan proses penemuan sendiri. Penulis ingin mencoba memberi
pengetahuan oleh siswa sendiri. contoh sederhana mengenai dapat
b. Pendapat ini mendorong timbulnya tidaknya anak kecil menemukan atau
strategi pembelajaran eksperimental. mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
c. Anak didorong untuk menemukan Kegiatan pembelajaran ini dirancang
sendiri pengetahuannya melalui supaya siswa dapat menjawab
pengamatan, percobaan, dan penelitian. pertanyaan:Dari manakah asalnya kupu-
d. Belajar itu bersifat personal, tergantung kupu?
pada masing-masing orang.
e. Belajar terjadi dalam pikiran siswa Kegiatan 1: Pendekatan Tradisional
melalui pemahaman yang mendalam Untuk menjawab pertanyaan itu, guru
(internalized), perenungan (reflection), secara mudah dapat menjelaskan dengan
pengalaman (experience). pendekatan tradisional. Yaitu
f. Pengetahuan terbentuk bila terjadi menjelaskan bahwa kupu-kupu bertelur,
asimilasi antara pengetahuan lama dan telur tersebut menetas menjadi ulat, ulat
pengetahuan baru dalam pikiran siswa. kalau mendapat makanan yang cukup
g. Perancang pembelajaran yang percaya berubah menjadi kepompong. Setelah
bahwa belajar terjadi melalui proses beberapa hari kepompong akan
yang berorientasi kepada pengalaman, membuka diri dan mengeluarkan kupu-
akan menggunakan strategi kupu. Jadi kupu-kupu asalnya dari ulat.
pembelajaran penemuan sendiri Sedangkan ulat itu asalnya dari telur
kupu-kupu.Dengan cara ini siswa
C. Implementasi Teori Konstruktivisme dengan cepat memperoleh jawaban dari
Dalam Proses Pembelajaran pertanyaan itu. Tetapi dengan cara ini
siswa tidak menciptakan sendiri
Berkaitan dengan belajar adalah proses pengetahuannya. Siswa tahu bahwa
menemukan pengetahuan sendiri ada kupu-kupu asalnya dari ulat karena
beberapa pertanyaan yang sering muncul. diberi tahu gurunya. Dengan cara ini
Bagaimana menerapkan teori belajar tingkat kemampuan berpikir siswa yang
tersebut dalam proses pembelajaran di berkembang, kalau ditinjau dari
kelas? Dapatkah anak-anak menemukan taxonomy Bloom, hanya sampai tingkat
pengetahuan dan membangun pengertiannya mengetahui (C1), memahami (C2), dan

178
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

kalau dia ditanya orang dapat menjawab ulatnya hilang tetapi tidak ada yang
dengan benar, yaitu kupu-kupu asalnya membuangnya, kepompongnya ada di
dari ulat, kemampuan berpikirnya situ tidak ada orang yg meletakkannya,
sampai applikasi (C3). dan jumlah ulat yg hilang dan
kepompong yg ada di kandang itu sama,
Kegiatan ke 2: Pendekatan Siswa secara tentulah ulatnya telah berubah menjadi
aktif Menemukan Pengetahuannya kepompong.
Sendiri (Constructivism)
Cara kedua yaitu dengan menggunakan Beberapa hari kemudian kepompongnya
pendekatan siswa belajar aktif pada pecah. Di ruangan tempat
menemukan pengetahuannya meletakkan kotak yang berisi ulat yang
sendiri.Supaya siswa belajar telah berubah menjadi kepompong itu
menemukan sendiri pengetahuannya, banyak kupu-kupu. Kembali si anak
guru merancang suatu kegiatan sebagai bertanya kepada seisi rumah mengenai
berikut. siapa yang meletakkan kupu-kupu di
Kepada setiap siswa dibagikan sepuluh situ. Dan siapa yang telah memecahkan
ekor ulat.Dalam hal ini dipilih ulat yang kepompongnya. Kalau ternyata tidak ada
tidak menyebabkan gatal-gatal pada yang memecahkan kepompong dan tidak
anak, misalnya ulat sutera.Tugas siswa ada yang meletakkan kupu-kupu di
adalah memelihara ulat itu dengan ruangan itu, si anak akan membuat
memberikan makan yang cukup setiap analisis lagi. Dia akhinya membuat
hari.Ulat itu harus ditempatkan di kotak kesimpulan bahwa kepompong telah
terbuka yang aman sehingga si ulat tidak membuka dirinya untuk keluar kupu.
dapat lari atau pergi ke mana- Jadi kupu-kupu asalnya dari
mana.Siswa diminta untuk mengamati kepompong, kepompong asalnya dari
ulat itu setiap hari. ulat, kalau begitu kupu-kupu asalnya
dari ulat.
Pada suatu saat si anak kehilangan
ulatnya.Mereka tidak ada di Dengan cara ini siswa telah menemukan
kandangnya. Si anak bertanya kepada sendiri pengetahuan bahwa kupu-kupu
seluruh anggota keluarga, siapa yang asalnya dari ulat tanpa ada yang
membuang ulatnya. Tentu saja tidak ada memberi tahunya. Dia tahu melalui
yang membuang ulatnya, anak itu tentu pengamatan, penelitian, dan melalui
akan memeriksa kandangnya lagi. proses menganalisis dan menarik
Terlihat olehnya di sana banyak kesimpulan. Dengan cara ini siswa dapat
kepompong. Si anak bertanya-tanya lagi menemukan pengetahuan bahwa kupu-
siapa yang meletakkan kepompong itu di kupu itu asalnya dari ulat melalui proses
kandang ulatnya. Tentu tidak ada pengamatan, penelitian, analisis dan
anggota keluarga yg merasa meletakkan sintesis. Itu berarti bahwa tingkat
kepompong itu di sana. kemampuan berpikir siswa yang
dikembangkan sudah cukup tinggi yaitu
Anak mulai membuat analisa, ulatnya sampai C4 (analisis) dan C5 (synthesis)
hilang tidak ada yg membuang,
kepompongnya ada di kandang tetapi Dari contoh yang sederhana tersebut
tidak ada yang meletakkan di situ. terdapat pelajaran yang kita peroleh: (1)
Ternyata waktu diamati lebih jeli jumlah anak-anakpun dapat mengkonstrusi
kepompongnya sama dengan jumlah ulat pengetahuannya sendiri; (2) supaya
yang hilang. Dia mulai berpikir: kalau siswa dapat menemukan pengetahuan

179
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

sendiri, guru harus kreatif dalam penemuan definisi kebebasan yang lebih
menciptakan kegiatan yang dapat baik.
menuntun ditemukannnya sendiri
pengetahuan itu; (3) dalam proses Tugas 1.
penemuan itu siswa belajar berpikir Siswa diminta bernyanyi-nyanyi,
kritis. Anak belajar menggunakan tertawa-tawa, berbicara keras, berdebat
kemampuuan berpikir yang lebih tinggi. di depan kelas yang siswanya sedang
ujian. Apa yang terjadi? Guru yang
2. Contoh lain. Menurut teori mengawasi ujian keluar ruangan dan
konstruktivisme, siswa belajar dari marah karena suara mereka mengganggu
pengelaman siswa sendiri. Pengetahuan yang sedang ujian. Dari kejadian itu
dibangun dalam pikiran siswa sendiri siswa belajar bahwa bebas itu boleh
dengan pengasimilasikan informasi baru berbuat apa saja asal tidak mengganggu
dari luar dengan pengetahuan yang telah orang lain.
dimiliki siswa sebelumnya. Asimilasi
pengetahuan lama dengan informasi Tugas 2.
baru membentuk pengetahuan baru atau Siswa diminta untuk berdiri di dekat
menyempurnakan pengetahuan lama perempatan yang ada lampu merah dan
menjadi pengetahuan yang lebih hijaunya. Siswa diminta mengamati apa
sempurna. yang terjadi ditempat itu. Mereka
melihat bahwa sebagian besar
Belajar melalui pengalaman itu dapat pengendara kendaraan bermotor patuh
dilakukan dengan menggunakan pada peraturan lalu lintas, kalau lampu
pendekatan dialogis atau percakapan menyala merah orang-orang berhenti,
antara guru dan siswa. Misalnya guru kalau lampu hijau mereka berjalan.Satu
ingin supaya siswa belajar mengenai atau dua orang yang melanggar
arti kebebasan. Apakah arti kebebasan peraturan lalu lintas itu ditangkap polisi
itu? Anak SMA tentu sudah memiliki dan didenda atau kendaraannya di tahan.
konsep mengenai arti kebebasan itu. Dari peristiwa itu mereka mendapatkan
Waktu arti kebebasan itu ditanyakan pengetahuan bahwa orang boleh berbuat
pada siswa di kelas 2 SMA sebagian bebas asalkan tidak melanggar peraturan
besar siswa menjawab kebebasan berati atau undang-undang.
boleh berbuat apa saja tanpa ada yang Tugas 3:
melarang, membatasi, atau mengatur. Siswa diminta membaca berita dari
Itulah pemahaman awal siswa mengenai guntingan surat kabar yang telah
kebebasan Dalam hidup bermasyarakat disediakan oleh guru. Dalam berita itu
batasan siswa tadi tentu tidak diceritakan bahwa ada dua orang remaja
sepenuhnya benar. Tetapi guru yang yang sedang berpacaran digerebeg
berjiwa konstruktivist dapat warga kampung karena sang pemuda
menerimanya sebagai pengetahuan awal bertandang di rumah pacarnya sampai
siswa. larut malam. Muda mudi tersebut
Guru berusaha supaya siswa dapat disalahkan oleh warga kampung karena
membuat definisi yang betul mengenai dianggap melanggar norma yang berlaku
kebebasan itu oleh mereka sendiri. Guru di kampung itu.
memberikan tugas-tugas yang
memberikan pengalaman baru kepada Dari ketiga pengalaman tadi siswa
siswa yang dapat membimbing kearah belajar menemukan sendiri pengetahuan
mengenai kebebasan. Siswa merevisi

180
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

pengertian pengetahuan awal tentang pendekatan konstruktivisme interaksi antara


kebebasan itu menjadi: bebas itu boleh siswa dengan guru, serta interaksi antar
berbuat apa saja asal tidak mengganggu siswa sangat penting dalam upaya
orang lain, tidak melanggar hukum, dan membangun pengetahuan. Ketiga, siswa
tidak melanggar norma masyarakat. perlu diberi kesempatan melakukan
Definisi tersebut makin lama akan kegiatan pengaturan diri yang meliputi
semakin lengkap sejalan dengan perencanaan, penetapan tujuan, strategi
bertambahnya pengalaman siswa. memilih dan koordinasi, dan pemantauan
diri sendiri. Keempat, bahwa penggunaan
Kedua contoh di atas sangat sederhana tugas-tugas pembelajaran yang otentik di
namun dapat menunjukkan bahwa siswa dalam kelas mencerminkan upaya agar
dapat membangun pengetahuannya pengetahuan dan keterampilan dapat
sendiri atau memberi makna terhadap dibangun oleh siswa baik di dalam maupun
pengalaman yang yang dijumpainya. di luar kelas.
Supaya siswa mempunyai kesempatan Penerapan teori siswa belajar secara
untuk menemukan sendiri aktif membangun pemahaman dan
pengetahuananya, guru harus dapat pengetahuannya sendiri.
menciptakan kegiatan yang dapat 1. Ada beberapa metode pembelajaran
memberi peluang kepada siswa untuk yang disarankan untuk digunakan dalam
secara aktif menemukan pelaksanaan pembelajaran siswa aktif
pengetahuannya sendiri. membangun pengetahuannya sendiri:
a. Tim Penatar Pusat Pengembangan
Penulis menyadari bahwa kedua contoh Penataran Guru IPS-PMP Malang
di atas adalah contoh yang terlalu (2005), Mulyasa (2013), Yamin
sederhana untuk menjelaskan persoalan (2012), dan Moore (2005)
proses pembelajaran yang pada menyatakan bahwa metode
hakekatnya sangat kompleks dan luas. pembelajaran yang cocok untuk
Banyak metode dan strategi menerapkan teori pembelajaran
pembelajaran yang disarankan oleh para siswa belajar aktif menemukan
ahli mengenai bagaimana cara pengetahuannya sendiri antara lain
melaksanakan pembelajaran yang adalah:
berorientasi kepada siswa. 1) Metode pembelajaran
Berkaitan dengan bagaimana siswa kontekstual
dapat menemukan pengetahuannya sendiri, a) Konstruktivisme
menurut Surya (2015) para pakar (Constructivism),
pendidikan mengatakan bahwa ada empat membangun pengetahuaan
karakteristik utama dalam pendekatan sendiri
konstruktivisme. Pertama, bahwa dalam b) Inkuiri(Inquiry), menemukan
proses pembelajaran siswa perlu diberi sendiri
kesempatan berperan aktif dalam menata c) Bertanya (Questioning),
pengetahuannya (sendiri) dengan d) Masyarakat Belajar
menemukan dan menstransformasikan (Learning Society)
pengetahuan dan pengalaman yang telah ada e) Pemodelan (Modelling)
kedalam pengalaman baru. Kedua, bahwa f) Refleksi (Reflection),
dalam proses pembelajaran interaksi sosial pemikiraan yang mendalam
memegang peran penting dalam 2) Metode pembelajaran kooperatif
membangun pengetahuan dan pikiran. 3) Belajar tuntas
Dalam ruang kelas yang menggunakan 4) Belajar Mandiri

181
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

5) Bermain Peran pemahamannya dan


6) Pembelajaran partisipatif pengetahuannya berkaitan
dengan materi yang dibahas.
b. Pelaksanaan Pembelajaran menurut Pembentukan kompetensi dan
Mulyasa (2013) karakter ini ditandai dengan
Menurut Mulyasa (2013) keikut sertaan siswa secara aktif
pelaksanaan pembelajaran meliputi dalam pengelolaan pembelajaran.
pembentukan kompetensi dan Dalam proses pembelajaran ini
karakter peserta didik yang guru dapat menggunakan teknik
direncanakan.Untuk kepentingan itu, ceramah bervariasi, studi kasus,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan simulasi.Dalam hal ini
materi standar, indikator hasil interaksi antara siswa dan guru
belajar, dan waktu yang diperlukan sangat penting.
harus ditetapkan sesuai dengan Ada beberapa langkah dalam
kepentingan pembelajaran sehingga pembentukan kompetensi dan
peserta didik diharapkan karakter:
memperoleh kesempatan dan a) Guru menjelaskan
pengalaman belajar yang optimal. kompetensi yang harus
Proses pembelajaran tersebut dapat dicapai siswa.
dikelola sebagai berikut: b) Guru menjelaskan materi
1) Pembukaan standar.
a) Pembinaan keakraban, c) Guru membagikan materi
bertujuan untuk standar dan/atau hand out.
menkondisikan siswa supaya d) Guru membagikan lembar
mereka siap mengikuti kegiatan.
kegiatan pembelajaran. e) Guru memantau dan
Pembinaan keakrapan ini memeriksa pekerjaan siswa.
dilakukan antara lain melalui f) Guru menjelaskan jawaban
perkenalan. yang benar dari lembar
b) Pretes (tes awal), untuk jawaban tersebut.
mengetahui kemampuan awal g) Siswa memperbaiki
siswa. kesalahan masing-masing.
2) Kegiatan Inti 3) Penutup
Kegiatan inti mencakup Kegiatan akhir dapat berupa
penyampaian informasi, pemberian tugas atau pemberian
membahas materi standar untuk post test. Siswa dianggap tuntas
membentuk kompetensi dan belajarnya kalau nilai post-
karakter siswa, serta melakukan testnya minimal 65.Siswa yang
tukar pengalaman dan pendapat belum tuntas perlu diberi
dalam membahas materi standar pembelajaran
atau memecahkan masalah yang remedial.Pembelajaran dinilai
dihadapi bersama. Dalam berhasil kalau 85% dari seluruh
pembelajaran, siswa dibantu oleh peserta tuntas belajarnya.
guru dalam melibatkan diri untuk Kemajuan belajar siswa dapat
membentuk kompetensi dan dilihat dari selisih hasil post test
karakter. Dalam hal ini siswa dan hasil pre-test.
harus aktif secara mentalnya
untuk membangun

182
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

Dahar (2011) memberikan contoh guru dan dengan menggunakan


demonstrasi, kerja kelompok, dan
Struktur Materi untuk pembelajaran dengan diskusi diusahakan pencapaian
menggunakan metode Konstruktivisme persetujuan pendapt.
untuk mata pelajaraan science sebagai a. Partikel-partikel tetap
merupakan dasar model
berikut : para siswa.
b. Sifat partikel digunakan
Orientasi DEMONSTRASI GURU tentang sebagai penyebab sifat
beberapa sifat materi mencolok materi, misalnya udara
Elitasitasi SIRKUS. Para siswa bekerja molekul-molekul dapat
berpasangan mempelajari ditekan.
beberapa fenomena sehari-hari c. Apakah yang terdapat
dan menerangkan fenomena yang antara pertikel-pertikel?
dibahas menurut pemahaman Dengan memperhatikan
mereka sendiri. kontinuitas materi
Misalnya: dipertahankan, disarankan
bagaimana bau sampai terdapat udara antara
hidung pertikel-partikel.
bagaimana udara dalam d. Apakah yang menyebabkan
tabung penyemprot dapat partikel-partikel bergerak.
ditekan e. Apakah yang menyebabkan
bagaimana pegas dapat partikel-partikel saling
diregang mengikat?
Umpan balik. Pasangan APPLIKASI Sirkus: Para siswa diberi
bergabung menjadi empat orang kesempatan untuk mencoba
untuk menghasilkan suatu poster model partikel mereka untuk
yang memberikan keterangan. menerangkan situasi-situasi baru.
Poster-poster disajikan dan Review Bekerja kelompok dan review
didiskusikan kelas.
Para siswa memperhatikan
Restrukturisasi Bekerja Kelompok. Para siswa kembali poster-poster sebelumnya
dilibatkan dalam simulasi untuk dan mengomentari perubahan-
Penyusunan menyusun teori dan perubahan dalam keterangan-
Teori pengujiannya. keterangan mereka.
Review kelas. Proses-proses di
review untuk mengetahui
bagaimana kenyataan digunakan,
bagaimana kesimpulan diambil d. Rentang Strategi Pembelajaran
Pola-pola sifat dan diuji.
Review Kelas. Para siswa Menurut Rothwell dan Kasanaz (1992)
mendiskusikan strategi pembelajaran ekspositori
Sirkus. Para siswa bekerja
berpasangan untuk mereview
(expository) dan penemuan/diskoveri
sifat-sifat berbagai zat padat, zat (discovery) sangat berbeda sehingga
Perkembangan cair, dan gas.Poster-poster keduanya dapat diletakkan diujung sebuah
teori dihasilkan, disajikan, dan
didiskusikan.
continuum yang berseberangan. Di antara
Review kelas. Persetujuan pola- kedua ujung tersebut terdapat strategi-
Pembentukan pola sifat zat padat, zat cair, dan strategi pembelajaran lain. Ada sejumlah
teori gas dihasilkan.
Bekerja kelompok. Para siswa
strategi pembelajaran untuk mata pelajaraan
mendiskusikan bagaimana kira- science yang condong mendekati
kira rupa bagian dalam es, air, ekspositori; letaknya di sebelah kiri.Ada
dan uap. Poster-poster dihasilkan,
dan dididiskusikan
sejumlah strategi pembelajaran yang lebih
Isu-isu yang timbul dari model- condong ke diskoveri; letaknya di rentang
model para siswa diperhatikan sebelah kanan.untuk mata pelajaraan science
guru dan dengan menggunakan
demonstrasi, kerjakelompok, dan
diskusi diusahakan pencapaian
persetujuan pendapat.
Isu-isu yang timbul dari model-
model para siswa diperhatikan

183
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

Ekspositori Diskoveri pendekatan baru dengan sempurna,


tetapi mereka menyadari bahwa
1 2 3 4 5 6 7 8
pendekatan yang lama saat ini
sudah tidak diterima lagi.
1. Drill & practice 1. Pelajaran hapalan 2. Untuk menggunakan pendekatan
2. Deductive expository 2. Ceramah
3. Inductive exposit 3. Guru bebicara untuk untuk pembelajaran siswa belajar aktif
4. Intrinsically membimbing proses menemukan pengetahuannya
Programmed penemuan
Discovery 4. Bimbingan dan pemberian sendiri, diperlukan waktu yang
5. Adaptively umpan balik dalam proses lebih lama. Kalau siswa harus
Programmed penemuan
Discovery 5. Bimbingan dan umpan menemukan pengetahuannya
6. Guided Discovery balik diberikan secara sendiri siswa harus melakukan
7. Free Exploratory individual
Discovery 6. Tujuan ditentukan; siswa pengamatan, percobaan, penelitian,
8. Inpromptu Discovery dibimbing untuk berdiskusi, membaca dan
menemukan metode yang
cocok mempelajari berbagai sumber
7. Tujuan yang luas disusun. belajar. Tetapi ternyata tidak selalu
Dapat juga Siswa diberi
kebebasan untuk menentu- mudah bagi guru untuk dapat
kan dan mencapai melaksanakan hal tersebut kalau
tujusenddiri
8. Belajar tidak pengelolaan sekolah belum
direncanakan; tidak ada disesuaikan dengan prosess
proses pembela dari guru
pembelajaran itu. Misalnya jadwal
C. Pembahasan belajar yang setiap jam pelajaran
kurang lebih 40 menit tidak
A. Secara teoritis strategi pembelajaran memberi waktu yang cukup bagi
konstrutivisme adalah baik. Melalui siswa untuk menemukan
strategi pembelajaran ini siswa dididik pengetahuan sendiri.
untuk belajar secara aktif menemukan 3. Proses pembelajaran menggunakan
pemahaman dan pengetahuan sendiri. Di pendekatan siswa belajar
samping itu siswa dilatih untuk berpikir menemukan pengetahuan sendiri
pada level berpikir yang lebih tinggi. memerlukan fasilitas dan sumber
belajar yang memadai. Buku,
Tetapi dalam implemantasi media, laboratorium, perpustakaan.
pembelajaran konstruktivisme ini ada 4. Proses pembelajaran yang
berbagai persoalan yang kita hadapi: menggunakan pendekatan siswa
1. Guru yang harus mengelola belajar aktif menemukan
pembelajaran itu belum semuanya pengetahuan sendiri memerlukan
siap. Sebagian besar guru yang belajar kelompok, diskusi, bemain
telah terdidik, mempunyai peran, belajar kooperatif. Dapatkah
pengalaman, dan terbiasa mengajar hal tersebut dilakukan dengan
dengan pendekatan ekspository efisien dan efektif kalau jumlah
sekarang mendapat tekanan untuk siswa dalam kelas 40 orang atau
mengajar dengan pendekatan baru lebih?
yang sangat berbeda. Kalau kita B. Beberapa kritik dari para ahli
boleh meminjam istilah Piaget Pendekatan pembelajaran
sebagian besar guru pada saat ini kontruktivisme ini bagus tetapi ada juga
sedang mengalami disequilibrium pakar pendidikan yang mengkritiknya.
atau dalam kondisi tidak seimbang. 1. Regeluth dalam Duffy dan Jonassen
Mereka belum menguasai dan (1992) mengatakan bahwa
belum mampu menggunakan pembelajaran konstruktivisme tidak

184
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya

selalu sesuai dengan situasi Penerapan pendekatan pembelajaran


pembelajaran tertentu. Mengacu dari baru ini tidak selalu mudah karena belum
pendapat Regeluth itu, kita dapat semua guru siap, situasi sekolah belum tentu
melihat bahwa bila jumlah siswa mendukung, jumlah siswa di sekolah kita
dalam kelas besar (lebih dari 40 banyak yang terlalu besar (40 orang atau
orang), kalau sekolahnya tidak lebih), dan fasilitas serta sumber belajar
memiliki berbagai sumber belajar, yang tersedia di banyak sekolah masih
kalau waktu belajarnya pendek, kurang memadai.
pendekatan belajar siswa aktif Sesuatu yang baik belum tentu baik
menemukan pengetahuannya sendiri kalau pelaksanaannya dipaksakan. Inilah
tidak cocok. tantangan dunia pendidikan kita, bagaimana
2. Ausuble kita menyiapkan diri kita supaya kita dapat
(http//steinhardtapps.es.its.nyu.edu./c melaksanakan paradigma baru pembelajaran
reate/courses/2174/slides/2174/slides kita dengan baik supaya hasilnya baik
/2174-07.pdf) berpendapat bahwa seperti yang kita harapkan bersama. Marilah
pembelajaran konstrutivisme tidak tantangan ini kita jadikan sumber semangat
evisien. Mengacu pendapat Ausuble bekerja untuk kemajuan pendidikan kita.
ini kita dapat melihat dari fakta di
lapangan bahwa penerapan DAFTAR PUSTAKA
pendekatan ini memang memakan
waktu dan biayanya mahal, serta [1] Direktorat Pendidikan Lanjutan
memerlukan fasilitas dan sumber Pertama, 2002. Pendekatan
belajar yang memadai. Kontekstual (Contextual Teaching
And Learning. Jakarta: DJPDDM,
D. Penutup Depdiknas.
[2] Direktorat Pendidikan Lanjutan
Paradigma pembelajaran baru menuntut
Pertama. 2005. Metodologi
supaya dalam mengajar guru memberikan
Pembelajaran Dengan Pendekatan
kesempatan atau mendorong supaya siswa
Kontekstual. Malang: Pusat
membangun pengetahuannya sendiri.
Pengembangan Penataran Guru IPS-
Metode atau pendekatan pembelajaran
PMP Malang
mengikuti paradigma baru (yg didasarkan
[3] Duffy, Thomas M.dan Jonassen, David
pada teory konstrutivisme) ini memang
H,.1992, Constructivism and the
bagus karena dapat mengembangkan
Technology of Instruction: S
kemampuan tingkat berpikir yang lebih
Conversation. Hove and London:
tinggi, kalau ditinjau dari taksonomi Bloom,
Lawrence Erlbaum Associate.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
[4] Giesen, Janet, Constructivism: A
teori konstrutivisme ini baik, tetapi juga
Holistic Approach to Teaching and
bukan pendekatan pembelajaran terbaik.
Learning. Instructional Design Center
Pemilihan pendekatan ataupun metode
Nothern Illinois University.
pembelajaran harus selalu disesuaikan
[5] Gray, Audrey. Constructivist Teaching
dengan kondisi dan situasi pembelajaran
and Learning. SSTA Research Centre
tertentu. Sebuah metode pembelajaran yang
Report #97-07.
berhasil digunakan untuk mencapai tujuan
[6] Hein, George E, 1991, Constructivist
pembelajaran tertentu dalam situasi
Learning Theory. Yerusalem Israel:
pembelajaran tertentu, belum tentu bagus
CECA (International Committee of
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
Museum Educators) Conference.
berbeda dalam situasi pembelajaran yang
berbeda pula.

185
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015

[7] Lestari, Sudi. 2014/2015. Kurikulum [13] Rusman, 2012. Model-Model


2013. Jakarta: Program Stdui Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja
Pendidikan IPS, PPS-UNINDRA Grafindo Persada.
PGRI [14] Yamin, Martinis 2012,
[8] Moore, Keneth D. Moore. (2005) DesainBaruPembelajaranKonstruktivi
Effective Instructional Strategies From stik.Ciputat Tangeraang Selatan:
Theory to Practice. Referensi
[9] Sanjaya, Wina. 2006. Strategi [15] Ausuble, (2004).Meaningful reception
Pembelajaran Berorientasi Standar learning & schema theory.
Proses Pendidikan. http//www.Indiana
[10] Surya, Muhamad, 2015, Strategi edu/P540summer2004online/unit4.ht
Kognitif Dalam Proses Pembelajaran. ml
Bandung: ALFABETA [16] Ausuble. Cognitive Science.
[11] Tam, Maureen. mtam@In.edu.hk. http://steinhardtapps.es.its.nyu.edu/cre
Constructivism, Instructional Design, ate/courses/2174/slides/2174-07-
and Technology:Implications for 07.pdf
Transforming Distance Learning. [17] Constructivism in Practice: The case
[12] Rothwell, William J. danKazanas, H. of Meaning-Making in the Virtual
C., 1992, Maseringth Instrautional Word
Design Process. A Systematic http://www.hitl.washinton.edu/publica
Approach.San Fransisco: Jossey-Bass. tion/r-94-47/two.htmlf

186

Anda mungkin juga menyukai