Anung Haryono
pakanung@yahoo.com
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 2015
Jakarta 13630, Indonesia
171
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
172
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
informasi baru yang sedang kita hal ini memperkaya konsep dengan
pelajari merupakan suatu contoh dari konsep yang lebih tinggi.
suatu konsep yang telah kita pelajari. c. Superordinate learning. Marilah kita
Marilah kita buat sebuah contoh bayangkan bahwa kita mengenal
bahwa kita mendapat konsep dasar dengan baik pohon maple, pohon
seperti”pohon”. Kita mengetahui oak, pohon apel, dan selajutnya,
bahwa sebuah pohon mempunyai tetapi kita tidak tahu, bahwa semua
akar, batang, cabang, daun hijau, dan pohon tadi merupakan contoh dari
mungkin memiliki buah, pohon deciduous trees. Kita baru
tersebut setelah dewasa mengetahui hal tersebut setelah
kemungkinan tingginya sekitar 12 diberi tahu orang. Dalam hal ini, kita
inci. Sekarang kita akan mempelajari sudah mengenali banyak contoh dari
sebuah pohon yang belum pernah konsepnya, tetapi kita tidak
kita lihat, misalnya pohon kesemek mengetahui konsep itu sampai
(persimmon) yang sesuai dengan konsep tersebut diajarkan kepada
pengertian kita sebelumnya tentang kita. Ini disebut superordinate
pohon. Pengetahuan kita yang baru learning.
mengenai pohon kesemek kita d. Combinatorial learning. Tiga proses
lampirkan pada pengertian pohon belajar yang pertama semuanya
tanpa mengubah secara subsantstial melibatkan informasi yang
dengan cara apapun. Pohon kesemek “dilekatkan” pada hirarkhi yang ada
tentu juga mempunyai akar, batang, diatas atau dibawah pengetahuan
cabang, daun hijau, memiliki buah, yang telah diperoleh sebelumnya.
tingginya mungkin 12 inci. Cara Combinatorial learning itu berbeda,
belajar seperti ini oleh pengikut teori teori ini menggambarkan suatu
Ausubel dikatakan bahwa kita telah proses yang menunjukkan bahwa
belajar mengenai pohon kesemek gagasan baru berasal dari gagasan
melalui proses derivative lain yang tidak lebih tinggi maupun
subsumption. lebih rendah dalam urutan hirarkhi,
b. Correlative subsumption. Sekarang tetapi ada di tingkat yang sama (pada
marilah kita misalkan kita “cabang yang berbeda” tetapi
dihadapkan pada jenis pohon baru berkaitan). Kita dapat menamainya
yang mempunyai daun berwarna belajar sebagai analogi. Sebagai
merah, bukannya hijau seperti contoh, untuk mengajar seseorang
biasanya. Supaya kita dapat mengenai penyerbukan (pollination)
mewadahi (memberikan tempat) dalam tumbuhan, kita dapat
pada informasi ini, kita harus menghubungkannya dengan
mengubah atau memperluas konsep pengetahuan yang siswa peroleh
kita tentang pohon dengan sebelumnya yaitu bagaimana telur
memasukkan kemungkinan adanya ikan dibuahi.
pohon yang daunnya tidak selalu Implikasi teori belajar Ausubel
hijau tetapi ada juga pohon berdaun terhadap proses pembelajaran
merah. Kita telah mempelajari jenis Teori belajar Ausubel pada saat ini
baru dari pohon melalui proses yang kurang digemari orang, mungkin
disebut correlative subsumption. yang menjadi penyebabnya adalah
Proses belajar correlative karena teorinya merupakan cara
subsumption ini lebih “bernilai”dari belajar yang menyebabkan siswa
pada derivative subsumption, karena berperan pasif, yang terbiasa
173
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
174
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
175
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
176
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
177
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
telah diamati dalam eksperimen itu), atau sendiri? Banyak guru yang berkata,
dalam suatu perancangan (design) proyek dijelaskan saja mereka sering kali tidak
atau hal lain yang berkaitan dengan dapat memahami dengan baik makna dari
pemecahan masalah yang sulit karena pengetahuan tersebut, dapatkah mereka
pelajaran sukar djelaskan baik secara menemukan sendiri pengetahuannya?
langsung maupun melalui penemuan Untuk menjawa pertanyaan-pertanyaan
(discovery).Semua aktifitas yang seperti itu penulis mencoba mencari
merangsang pikiran (all thought stimulating jawaban dari contoh yang sederhana.
activities) dapat menimbulkan belajar aktif, 1. Dapatkah siswa SD mengkonstruksi atau
baik aktifitas itu melibatkan aktifitas fisik membangun pemahaman atau
maupun tidak. pengetahuannya sendiri? Pengikut aliran
Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) konstruktivisme percaya sepenuhnya
strategi pembelajaran berdasarkan teori mengenai hal itu. Tugas guru adalah
belajar konstruktivisme (constructivism membantu siswa dengan menciptakan
learning theory) dapat berlangsung sebagai kegiatan yang dapat merintis jalan
berikut: kearah penemuan pengetahuan itu
a. Belajar itu merupakan proses penemuan sendiri. Penulis ingin mencoba memberi
pengetahuan oleh siswa sendiri. contoh sederhana mengenai dapat
b. Pendapat ini mendorong timbulnya tidaknya anak kecil menemukan atau
strategi pembelajaran eksperimental. mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
c. Anak didorong untuk menemukan Kegiatan pembelajaran ini dirancang
sendiri pengetahuannya melalui supaya siswa dapat menjawab
pengamatan, percobaan, dan penelitian. pertanyaan:Dari manakah asalnya kupu-
d. Belajar itu bersifat personal, tergantung kupu?
pada masing-masing orang.
e. Belajar terjadi dalam pikiran siswa Kegiatan 1: Pendekatan Tradisional
melalui pemahaman yang mendalam Untuk menjawab pertanyaan itu, guru
(internalized), perenungan (reflection), secara mudah dapat menjelaskan dengan
pengalaman (experience). pendekatan tradisional. Yaitu
f. Pengetahuan terbentuk bila terjadi menjelaskan bahwa kupu-kupu bertelur,
asimilasi antara pengetahuan lama dan telur tersebut menetas menjadi ulat, ulat
pengetahuan baru dalam pikiran siswa. kalau mendapat makanan yang cukup
g. Perancang pembelajaran yang percaya berubah menjadi kepompong. Setelah
bahwa belajar terjadi melalui proses beberapa hari kepompong akan
yang berorientasi kepada pengalaman, membuka diri dan mengeluarkan kupu-
akan menggunakan strategi kupu. Jadi kupu-kupu asalnya dari ulat.
pembelajaran penemuan sendiri Sedangkan ulat itu asalnya dari telur
kupu-kupu.Dengan cara ini siswa
C. Implementasi Teori Konstruktivisme dengan cepat memperoleh jawaban dari
Dalam Proses Pembelajaran pertanyaan itu. Tetapi dengan cara ini
siswa tidak menciptakan sendiri
Berkaitan dengan belajar adalah proses pengetahuannya. Siswa tahu bahwa
menemukan pengetahuan sendiri ada kupu-kupu asalnya dari ulat karena
beberapa pertanyaan yang sering muncul. diberi tahu gurunya. Dengan cara ini
Bagaimana menerapkan teori belajar tingkat kemampuan berpikir siswa yang
tersebut dalam proses pembelajaran di berkembang, kalau ditinjau dari
kelas? Dapatkah anak-anak menemukan taxonomy Bloom, hanya sampai tingkat
pengetahuan dan membangun pengertiannya mengetahui (C1), memahami (C2), dan
178
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
kalau dia ditanya orang dapat menjawab ulatnya hilang tetapi tidak ada yang
dengan benar, yaitu kupu-kupu asalnya membuangnya, kepompongnya ada di
dari ulat, kemampuan berpikirnya situ tidak ada orang yg meletakkannya,
sampai applikasi (C3). dan jumlah ulat yg hilang dan
kepompong yg ada di kandang itu sama,
Kegiatan ke 2: Pendekatan Siswa secara tentulah ulatnya telah berubah menjadi
aktif Menemukan Pengetahuannya kepompong.
Sendiri (Constructivism)
Cara kedua yaitu dengan menggunakan Beberapa hari kemudian kepompongnya
pendekatan siswa belajar aktif pada pecah. Di ruangan tempat
menemukan pengetahuannya meletakkan kotak yang berisi ulat yang
sendiri.Supaya siswa belajar telah berubah menjadi kepompong itu
menemukan sendiri pengetahuannya, banyak kupu-kupu. Kembali si anak
guru merancang suatu kegiatan sebagai bertanya kepada seisi rumah mengenai
berikut. siapa yang meletakkan kupu-kupu di
Kepada setiap siswa dibagikan sepuluh situ. Dan siapa yang telah memecahkan
ekor ulat.Dalam hal ini dipilih ulat yang kepompongnya. Kalau ternyata tidak ada
tidak menyebabkan gatal-gatal pada yang memecahkan kepompong dan tidak
anak, misalnya ulat sutera.Tugas siswa ada yang meletakkan kupu-kupu di
adalah memelihara ulat itu dengan ruangan itu, si anak akan membuat
memberikan makan yang cukup setiap analisis lagi. Dia akhinya membuat
hari.Ulat itu harus ditempatkan di kotak kesimpulan bahwa kepompong telah
terbuka yang aman sehingga si ulat tidak membuka dirinya untuk keluar kupu.
dapat lari atau pergi ke mana- Jadi kupu-kupu asalnya dari
mana.Siswa diminta untuk mengamati kepompong, kepompong asalnya dari
ulat itu setiap hari. ulat, kalau begitu kupu-kupu asalnya
dari ulat.
Pada suatu saat si anak kehilangan
ulatnya.Mereka tidak ada di Dengan cara ini siswa telah menemukan
kandangnya. Si anak bertanya kepada sendiri pengetahuan bahwa kupu-kupu
seluruh anggota keluarga, siapa yang asalnya dari ulat tanpa ada yang
membuang ulatnya. Tentu saja tidak ada memberi tahunya. Dia tahu melalui
yang membuang ulatnya, anak itu tentu pengamatan, penelitian, dan melalui
akan memeriksa kandangnya lagi. proses menganalisis dan menarik
Terlihat olehnya di sana banyak kesimpulan. Dengan cara ini siswa dapat
kepompong. Si anak bertanya-tanya lagi menemukan pengetahuan bahwa kupu-
siapa yang meletakkan kepompong itu di kupu itu asalnya dari ulat melalui proses
kandang ulatnya. Tentu tidak ada pengamatan, penelitian, analisis dan
anggota keluarga yg merasa meletakkan sintesis. Itu berarti bahwa tingkat
kepompong itu di sana. kemampuan berpikir siswa yang
dikembangkan sudah cukup tinggi yaitu
Anak mulai membuat analisa, ulatnya sampai C4 (analisis) dan C5 (synthesis)
hilang tidak ada yg membuang,
kepompongnya ada di kandang tetapi Dari contoh yang sederhana tersebut
tidak ada yang meletakkan di situ. terdapat pelajaran yang kita peroleh: (1)
Ternyata waktu diamati lebih jeli jumlah anak-anakpun dapat mengkonstrusi
kepompongnya sama dengan jumlah ulat pengetahuannya sendiri; (2) supaya
yang hilang. Dia mulai berpikir: kalau siswa dapat menemukan pengetahuan
179
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
sendiri, guru harus kreatif dalam penemuan definisi kebebasan yang lebih
menciptakan kegiatan yang dapat baik.
menuntun ditemukannnya sendiri
pengetahuan itu; (3) dalam proses Tugas 1.
penemuan itu siswa belajar berpikir Siswa diminta bernyanyi-nyanyi,
kritis. Anak belajar menggunakan tertawa-tawa, berbicara keras, berdebat
kemampuuan berpikir yang lebih tinggi. di depan kelas yang siswanya sedang
ujian. Apa yang terjadi? Guru yang
2. Contoh lain. Menurut teori mengawasi ujian keluar ruangan dan
konstruktivisme, siswa belajar dari marah karena suara mereka mengganggu
pengelaman siswa sendiri. Pengetahuan yang sedang ujian. Dari kejadian itu
dibangun dalam pikiran siswa sendiri siswa belajar bahwa bebas itu boleh
dengan pengasimilasikan informasi baru berbuat apa saja asal tidak mengganggu
dari luar dengan pengetahuan yang telah orang lain.
dimiliki siswa sebelumnya. Asimilasi
pengetahuan lama dengan informasi Tugas 2.
baru membentuk pengetahuan baru atau Siswa diminta untuk berdiri di dekat
menyempurnakan pengetahuan lama perempatan yang ada lampu merah dan
menjadi pengetahuan yang lebih hijaunya. Siswa diminta mengamati apa
sempurna. yang terjadi ditempat itu. Mereka
melihat bahwa sebagian besar
Belajar melalui pengalaman itu dapat pengendara kendaraan bermotor patuh
dilakukan dengan menggunakan pada peraturan lalu lintas, kalau lampu
pendekatan dialogis atau percakapan menyala merah orang-orang berhenti,
antara guru dan siswa. Misalnya guru kalau lampu hijau mereka berjalan.Satu
ingin supaya siswa belajar mengenai atau dua orang yang melanggar
arti kebebasan. Apakah arti kebebasan peraturan lalu lintas itu ditangkap polisi
itu? Anak SMA tentu sudah memiliki dan didenda atau kendaraannya di tahan.
konsep mengenai arti kebebasan itu. Dari peristiwa itu mereka mendapatkan
Waktu arti kebebasan itu ditanyakan pengetahuan bahwa orang boleh berbuat
pada siswa di kelas 2 SMA sebagian bebas asalkan tidak melanggar peraturan
besar siswa menjawab kebebasan berati atau undang-undang.
boleh berbuat apa saja tanpa ada yang Tugas 3:
melarang, membatasi, atau mengatur. Siswa diminta membaca berita dari
Itulah pemahaman awal siswa mengenai guntingan surat kabar yang telah
kebebasan Dalam hidup bermasyarakat disediakan oleh guru. Dalam berita itu
batasan siswa tadi tentu tidak diceritakan bahwa ada dua orang remaja
sepenuhnya benar. Tetapi guru yang yang sedang berpacaran digerebeg
berjiwa konstruktivist dapat warga kampung karena sang pemuda
menerimanya sebagai pengetahuan awal bertandang di rumah pacarnya sampai
siswa. larut malam. Muda mudi tersebut
Guru berusaha supaya siswa dapat disalahkan oleh warga kampung karena
membuat definisi yang betul mengenai dianggap melanggar norma yang berlaku
kebebasan itu oleh mereka sendiri. Guru di kampung itu.
memberikan tugas-tugas yang
memberikan pengalaman baru kepada Dari ketiga pengalaman tadi siswa
siswa yang dapat membimbing kearah belajar menemukan sendiri pengetahuan
mengenai kebebasan. Siswa merevisi
180
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
181
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
182
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
183
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
184
Anung Haryono, Paradigma Baru Dalam Proses Pembelajaran Konsep, Praktek, Dan Permasalahannya
185
Volume 4, Nomor 2, Juli 2015
186